X-Ray Diffraction XRD TINJAUAN PUSTAKA

bergantung pada derajat kimia reaktif yang tinggi gugus aminonya [20]. Kitosan memiliki karakter bioresorbabel, biokompatibel, non-toksik, non-antigenik, biofungsional, dan osteokonduktif. Karakter osteokonduktif yang dimiliki kitosan dapat mempercepat pertumbuhan osteoblas sehingga mempercepat pembentukkan sel-sel tulang [21]. Karakter lain yang dimiliki kitosan adalah tidak larut dalam air, alkali dan pelarut organic tetapi larut dalam larutan asam organikdan dapat terdegradasi oleh enzim dala tubuh. Komposit kitosan apatit dapat meningkatkan bioaktivitas.

2.6. X-Ray Diffraction XRD

Adanya struktur kristal dapat dibuktikan dengan percobaan difraksi sinar-X. Berkas gelombang elektromagnetik yang mengenai kristal mengalami difraksi sesuai dengan hukum fisika [22]. X-Ray Diffraction XRD digunakan untuk mengetahui nilai parameter kisi, struktur kristal dan derajat kekristalan. Derajat kekristalan adalah besaran yang menyatakan banyaknya kandungan kristal dalam suatu materi dengan membandingkan luasan kurva puncak dengan total luasan amorf dan kristal [23]. Gambar 3. Sinar-X Menumbuk Atom Sinar-X berinteraksi dengan elektron di dalam atom. Ketika foton sinar-X menumbuk elektron, beberapa foton akan dihamburkan dengan arah yang berbeda dari arah datangnya seperti halnya bola biliar yang saling bertumbukkan. Gelombang difraksi dari atom yang berbeda-beda dapat saling berinterferensi maksimal yang tajam puncak- puncak dengan kesimetrian sama yang menggambarkan distribusi atom-atom. Pengukuran pola difraksi akan menggambarkan distribusi atom di dalam bahan [24]. Puncak-puncak pola difraksi sinar-X berhubungan dengan jarak antar bidang. Jika sinar-X dilewatkan pada atom-atom yang tersusun secara teratur dan periodik seperti diilustrasikan pada gambar secara dua dimensi dimana jarak antar bidang adalah d, maka difraksi dapat dituliskan sebagai 2 d sin θ = n λ 1 Persamaan tersebut dikenal sebagai hukum Bragg. Pada persamaan, merupakan panjang gelombang sinar-x, θ adalah sudut hamburan dan n adalah orde difraksi. Parameter kisi HAp telah diketahui memiliki sistem heksagonal, yakni dengan menggunakan persamaan [24]: 2 2 2 2 2 2 3 4 1 c l a k hk h d           2 Ukuran kristal dihitung dengan menggunakan persamaan Scherrer sebagai berikut: k D C os     3 dimana β merupakan FWHM Full width at half maximum dari garis difraksi skala βθ, merupakan panjang gelombang yang digunakan pada alat XRD yaitu 0,15406 nm dan k adalah konstanta untuk material biologi yang nilainya adalah 0,94. 2.7. Spektroskopi Fourier Transform Infrared FTIR FTIR merupakan salah satu teknik spektroskopi inframerah yang dapat mengidentifikasi kandungan gugus kompleks No Parameter Ciri 1 Ukuran partikel Serbuk sampai bubuk 2 Warna Putih kelabu 3 Kelarutan 97 dalam 1 asam asetat 4 Kadar abu  2,0 5 Kadar air  10,0 6 Warna larutan Tak berwarna 7 N-deasetilasi  70,0 8 Ph 6,5 – 8,0 9 Viskositas cPs - rendah  200 - medium 200 – 799 - tinggi 800 – 2000 - sangat tinggi  2000 Gambar 2 Struktur kimia kitosan Tabel 3. Spesifikasi kitosan niaga dalam senyawa kalsium fosfat, tetapi tidak dapat digunakan untuk menentukan unsur- unsur penyusunnya. Pada spektroskopi inframerah, spektrum inframerah terletak pada daerah dengan panjang gelombang 0,78 sampai 1000 m atau bilangan gelombang dari 12800 sampai 1 cm -1 . FTIR termasuk ke dalam kategori radiasi inframerah pertengahan bilangan gelombang 4000-200 cm -1 . Plot antara presentase transmitansi dengan bilangan gelombang akan menghasilkan spektrum inframerah dan setiap tipe ikatan yang berbeda mempunyai frekuensi vibrasi yang sedikit berbeda, maka tidak ada dua molekul yang berbeda strukturnya akan mempunyai bentuk serapan inframerah atau spektrum inframerah yang sama [25]. FTIR memanfaatkan energi vibrasi gugus fungsi penyusun senyawa hidroksiapatit, yaitu gugus PO 4 3- , gugus CO 3 2- , serta gugus OH - . Gugus PO 4 3- mempunyai empat mode vibrasi yaitu: 1. Vibrasi simetri stretching υ 1 dengan bilangan gelombang sekitar 956 cm -1 2. Vibrasi simetri bending υ 2 dengan bilangan gelombang sekitar 430-460 cm -1 3. Vibrasi asimetri stretching υ 3 dengan bilangan gelombang sekitar 1040-1090 cm -1 4. Vibrasi asimetri bending υ 4 dengan bilangan gelombang sekitar 575-610 cm -1 Bentuk pita υ 3 dan υ 4 yang tidak simetri merupakan tanda bahwa senyawa hidroksiapatit tidak seluruhnya dalam bentuk amorf. Spektrum hidroksiapatit dapat diteliti yaitu pada υ 4 dalam bentuk belah dengan maksimum 562 cm -1 dan 602 cm -1 . Pita absorpsi υ 3 mempunyai dua puncak maksimum yaitu pada bilangan gelombang 1090 cm -1 dan 1030 cm -1 . Pita absorpsi υ 1 dapat dilihat pada bilangan gelombang 960 cm -1 [26]. Puncak pada 633 cm -1 dan 3570 cm -1 menunjukkan vibrasi dari OH. Luas puncak pada 3500 cm -1 dan puncak pada 1660 cm -1 menunjukkan penyerapan air [15,17]. Ikatan karbonat teramati pada 870 dan 1430cm -1 [27]. Kitosan murni ditunjukkan pada puncak 1255 cm -1 dan 1040 cm -1 menunjukkan amino primer yang bebas -NH 2 pada posisi C 2 dari glucoseamine , kelompok utama pada kitosan. Puncak pada 1380, 1420, 2870 dan 2920 cm _1 berkaitan dengan C-H. Ikatan pada 280 dan 2920 cm -1 adalah aliphatic C-H stretching. Ada sebuah penyerapan ikatan amida pada 1565 cm -1 . Bilangan gelombang 1605cm -1 berkaitan dengan C=O. Gambar 4. Skema FTIR Puncak pada 3420 cm -1 menunjukkan –OH stretching . Ada sebuah amino asetil pada puncak 1650 cm -1 yang diindikasikan sebagai kitosan tidak mengalami deacetylated secara penuh.[28]. Spektra inframerah kitosan murni menginformasikan adanya pita serapan gugus fungsi –OH pada bilangan gelombang 3433,45 cm -1 . Pita serapan yang lebar dan kuat pada daerah 3450-3200 cm -1 tersebut tumpang tindih dengan gugus N-H amina. Pita serapan utama lainnya antara 1220-1020cm -1 menunjukkan gugus amino bebas primer - NH 2 , suatu gugus utama dalam kitosan serta mengindikasikan vibrasi regang C-O dari gugus alkohol. Serapan pada bilangan gelombang 2921,18 cm -1 mengindikasikan vibrasi regang -CH 2 - dari gugus –CH. Pita serapan antara 1640 –1560 cm -1 menunjukkan vibrasi bending N-H dari gugus amina yang merupakan serapan karakteristik kitosan. Selain itu, serapan dengan intensitas medium pada bilangan gelombang 1379,61 dan 1454,37cm -1 merupakan vibrasi bending -CH 3 dari gugus C-H [29]. 2.8. Scanning Electron Microscopy SEM Scanning Electron Microscopy SEM merupakan alat yang dapat membantu mengatasi permasalahan analisis struktur mikro dan morfologi dalam berbagai bidang. Pemercepat elektron electron gun menghasilkan pancaran elektron monokromatis. Lensa pemfokus pertama menghasilkan pancaran dan batas arus, pada celah lensa berfungsi untuk mengurangi pembelokkan sudut. Lensa pemfokus kedua membentuk pelemahan pancaran sinar koheren, celah lensa dikendalikan untuk mengurangi pembelokkan sudut dari pancaran lensa pertama. Pancaran yang dilewatkan lensa kedua akan mengalami proses scan oleh Gambar 5. Skema SEM koil penyearah untuk membentuk gambar dan diteruskan ke lensa akhir untuk difokuskan ke sampel. Interaksi pancaran elektron dengan sampel dan elektron yang dipantulkan diterima oleh detektor. Detektor akan menghitung elektron-elektron yang diterima dan menampilkan intensitasnya. Energy Dispersive X-Ray EDXA merupakan satu perangkat dengan dengan SEM. Pengukuran EDXA merupakan perangkat analisa sedara kuantitatif untuk menentukan kadar unsur dalam sampel.

3. BAHAN DAN METODE