TUJUAN PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

4 pemakaian asam stearat. Semakin besar pemakaian asam stearat, maka warna putih akan semakin berkilau Barnett 1972. Emulsi yang baik memiliki sifat tidak berubah menjadi lapisan-lapisan, tidak berubah warna, dan tidak berubah konsistensinya selama penyimpanan. Emulsi yang tidak stabil terjadi karena masing-masing fase cenderung bergabung dengan fase sesamanya membentuk suatu agregat yang akhirnya dapat mengakibatkan emulsi pecah Suryani et al. 2000. Minyak mineral parafin cair adalah campuran hidrokarbon cair yang berasal dari sari minyak tanah. Minyak ini merupakan cairan bening, tidak berwarna, tidak larut dalam alkohol atau air, jika dingin tidak berbau dan tidak berasa namun jika dipanaskan sedikit berbau minyak tanah. Minyak mineral berfungsi sebagai pelarut dan penambah viskositas dalam fase minyak Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1993. Pada kosmetik, minyak mineral luas digunakan pada eye shadow, lipstick, lip gloss, makeup wajah, produk pembersih, krim, dan lotion Nikitakis 1988 dalam Smolinske 1992. Aplikasi selaput tipis dari bahan oklusif seperti minyak atau lilin, membuat kulit terasa lembut dan halus. Bahan-bahan ini, umumnya dikenal dengan sebutan emollients, yang seringkali mengurangi TEWL Transepidermal Water Loss yang cenderung meningkatkan kandungan air pada stratum corneum. Perubahannya yang cepat pada gejala kulit yang kering dapat dihubungkan dengan kemampuannya untuk mengisi celah pada lapisan tanduk dan glue down cornecytes yang menonjol Butler 2000. Setil alkohol C 16 H 33 OH merupakan butiran yang berwarna putih, berbau khas lemak, rasa tawar, dan melebur pada suhu 45-50 o C. Setil alkohol larut dalam etanol dan eter, namun tidak larut dalam air. Bahan ini berfungsi sebagai pengemulsi, penstabil, dan pengental Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1993. Setil alkohol adalah alkohol dengan bobot molekul tinggi yang berasal dari minyak dan lemak alami atau diproduksi secara petrokimia. Bahan ini termasuk ke dalam fase minyak pada sediaan kosmetik. Pada formulasi produk, setil alkohol yang digunakan kurang dari 2. Setil alkohol merupakan lemak putih agak keras yang mengandung gugusan kelompok hidroksil dan digunakan sebagai penstabil emulsi pada produk emulsi seperti cream dan lotion Mitsui 1997. Setil alkohol digunakan sebagai emulsifier, agen opasitas, emollient, agen peningkat viskositas, dan penyokong busa pada kosmetik dan farmasi. Tipe produk yang menggunakan setil alkohol termasuk produk untuk mata, bedak wangi, kondisioner rambut, lipstick, makeup, krim dan lotion, serta produk pembersih Nikitakis 1988 dalam Smolinske 1992. Setil alkohol diketahui dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas alergi pada pasien dengan kulit stasis atau kaki ulcers yaitu 5,4 dari 116 kasus Van Ketel dan Wemer 1983 dalam Smolinske 1992. Reaksi hipersensitivitas pada setil alkohol disinyalir berhubungan dengan ketidakmurnian produk Hannuksela dan Salo 1986 dalam Smolinske 1992. Triethanolamin CH 2 OHCH 2 3 N atau TEA merupakan cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, jernih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, dan higroskopis. Cairan ini dapat larut dalam air dan etanol tetapi sukar larut dalam eter. TEA berfungsi sebagai pengatur pH dan pengemulsi pada fase air dalam sediaan skin lotion Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1993. TEA merupakan bahan kimia organik yang terdiri dari amina dan alkohol dan berfungsi sebagai penyeimbang pH pada formulasi skin lotion. TEA tergolong dalam basa lemah Frauenkron et al. 2002. Gliserin atau gliserol mengandung tidak kurang dari 95 dan tidak lebih dari 100 C 3 H 8 O 3 . Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1993, gliserin berupa cairan kental, tidak berwarna, berasa manis, dan higroskopis. Terbuat dari bahan-bahan lemak alami 5 tanaman dan hewan. Gliserin dapat digunakan sebagai pelarut maupun zat pelarut. Gliserin diklasifikasikan sebagai humektan, pemlastis, pelarut, dan agen tonik pada produk farmasi. Pada kosmetik, gliserin digunakan sebagai pendenaturisasi dan humektan pada berbagai macam produk, seperti kondisioner dan pewarna rambut, produk makeup, pencuci mulut, penyegar napas, lotion setelah bercukur, krim cukur, krim, lotion, dan lulur Smolinske 1992. Bahan higroskopis tertentu yang dikenal sebagai humektan, dapat menyeimbangkan air pada lapisan tanduk dan menjaganya pada matriks lemak interseluler. Air ini dapat datang dari air pada formulasi akhir dan lapisan epidermis bagian bawah bukannya dari lingkungan luar Butler 2000. Air murni merupakan komponen yang paling besar persentasenya dalam pembuatan skin lotion. Air murni hanya mengandung molekul air saja dan dideskripsikan sebagai cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, memiliki pH 5.0 dan 7.0, dan berfungsi sebagai pelarut Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1993. Air yang digunakan harus didestilasi atau dihilangkan garam-garamnya dengan ion exchanger. Sisa-sisa besi dan tembaga sangat berbahaya karena mempercepat terjadinya ketengikan. Karena kandungan minyak tumbuhannya yang tinggi, preparat pelembap ini mudah menjadi tengik. Kosmetik pelembap harus dilindungi dari mikroorganisme dan jamur dengan penambahan bahan pengawet Tranggono dan Latifah 2007. Manfaat air dalam produk kosmetik adalah membantu penyebaran produk dan pencampuran bahan-bahan lainnya dalam larutan kosmetik. Air dapat pula mengembalikan kelembapan kulit, ini merupakan hal yang penting, mengingat air merupakan bagian mayoritas dalam sel kulit manusia Edgar 2008. Metil paraben atau nipagin digunakan sebagai pengawet dalam kosmetik, produk makanan, dan formula farmasi. Metil paraben dapat digunakan sendiri ataupun dengan kombinasi paraben lainnya, atau zat antimikroba lain. Bentuk metil paraben adalah kristal tak berwarna, serbuk kristal putih, dan tidak berbau. Metil paraben merupakan metil ester dari asam p-hidroksibenzoat. Metil paraben mempunyai aktivitas antimikroba pada pH 4-8. Efek pengawetan akan menurun sebanding dengan meningkatnya pH. Metil paraben memiliki keaktifan paling lemah dari seluruh paraben. Aktivitasnya akan meningkat dengan bertambahnya panjang rantai dari alkil. Aktivitasnya dapat diperbaiki dengan mengombinasikan dengan paraben lain. Metil paraben larut dalam etanol, eter, propilen glikol dan metanol, tidak larut dalam parafin cair dan air, larut dalam air hangat, aktivitas antimikroba dari metil paraben menurun dengan keberadaan surfaktan non ionik seperti polisorbat 80 Wade dan Weller 1994. Sangat penting untuk menggunakan parfum yang stabil untuk tidak mengiritasi pada kondisi alkali dan tidak mudah teroksidasi atau menguap. Konsentrasi parfum yang digunakan pada produk beragam, tapi apabila konsentrasinya terlalu rendah, akan menyebabkan aromanya tidak nampak. Di sisi lainnya, bila konsentrasi terlalu tinggi, akan menghasilkan bau yang terlalu menyengat dan dapat menyebabkan gumpalan-gumpalan, terutama pada sediaan bedak. Dapat pula menyebabkan iritasi pada kulit. Biasanya konsentrasi parfum kisaran 0,2 dan 1 masih dapat diterima Singh 2010. Bahan lain yang digunakan pada pembuatan skin lotion adalah karagenan dan kitosan. Karagenan adalah nama umum dari golongan polisakarida yang diperoleh secara komersial melalui proses ekstraksi dari spesies alga merah Rhodophyceae tertentu, antara lain Gigartina, Chondrus, Iridaea, dan Euchema. Karagenan terdiri dari galaktosa linier dengan kandungan sulfat yang bervariasi antara 15 dan 40. Karagenan telah digunakan secara komersial sebagai pembuat gel, pengental, dan penstabil terutama pada makanan seperti susu coklat, keju, produk instan, yoghurt, jelly, makanan ternak, dan saus. Selain itu, karagenan juga digunakan pada