BAHAN DAN ALAT METODOLOGI PENELITIAN

16 3 dengan kecepatan 30 rpm. Faktor koreksi untuk spindel 3 adalah 40. Viskositasnya cP adalah angka hasil pengukuran x faktor konversi. c. Analisis Stabilitas Emulsi Benett 1947 Pengukuran sampel bahan emulsi dimasukkan dalam wadah dan ditimbang beratnya. Wadah dan bahan tersebut dimasukkan dalam oven dengan suhu 45 o C selama 1 jam kemudian dimasukkan dalam pendingin bersuhu di bawah 0 o C selama 1 jam kemudian dikembalikan lagi ke oven pada suhu 45 o C selama 1 jam. Pengamatan dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya pemisahan air dari emulsi. Bila terjadi pemisahan, emulsi dikatakan tidak stabil dan tingkat kestabilannya dihitung berdasarkan presentasi fase terpisahkan terhadap emulsi keseluruhan Mitsui 1997. Stabilitas emulsi dapat dihitung berdasarkan rumus berikut: = 100 − 100 d. Analisis Total Mikroba SNI 19-2897-1992 Pengukuran total mikroba berdasarkan SNI 19-2897-1992 adalah secara aseptis, lotion ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam larutan pengencer kemudian dihomogenkan. Pengenceran dilakukan sampai 10 -3 . Sebanyak 1 ml dari sampel, diinokulasikan pada cawan petri steril. Media Plate Count Agar PCA yang steril pada suhu 45 – 55 o C dituangkan pada cawan petri sebanyak 10 – 15 ml. Cawan petri digoyang dan dibiarkan memadat. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar selama 48 jam. Jumlah koloni yang tumbuh dilaporkan sebagai total mikroba. e. Uji Hedonik Rahayu 1998 Pada uji hedonik atau uji kesukaan, panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan, di samping itu, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaan atau ketidaksukaan. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut sebagai skala hedonik. Panelis yang digunakan sebanyak 30 orang panelis agak terlatih dengan 5 sampel yang diuji. Kelima sampel yang diuji merupakan produk-produk skin lotion yang baru dibuat. Contoh uji hedonik disajikan secara acak dan dalam memberikan penilaian, panelis tidak boleh mengulang-ulang penilaian atau membanding-bandingkan contoh yang disajikan. Karena panelis yang digunakan agak terlatih, maka penyajian contoh dilakukan sekaligus dengan formulir isian seperti pada Lampiran 1 . 3.2.3 Tahap III a. Uji Rangking Uji sensori merupakan identifikasi, pengukuran secara ilmiah, analisis, dan interpretasi dari elemen-elemen pada suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indera. Uji sensori pada penelitian ini menggunakan uji rangking yang digunakan untuk mengetahui penilaian 25 panelis agak terlatih terhadap intensitas kekuatan aroma dari 5 sampel. Formulir isian pada uji rangking disajikan pada Lampiran 2. Sampel yang paling tinggi intensitasnya diberi ranking 1, yang kedua rangking 2, sampai yang paling rendah diberi rangking 5. Uji sensori dilakukan setelah 1 bulan