BAHAN DAN ALAT METODOLOGI
                                                                                14 Tabel 6. Formulasi Skin Lotion basis = 40 gram
Bahan Banyaknya  bb
Berat gr
Fase Minyak
Asam Stearat 4
1,6 Parafin Cair
3 1,2
Setil Alkohol 2
0,8
Fase Air
Gliserin 3
1,2 Triethanolamin TEA
2 0,8
Karagenan 0,1
0,04 Aquades
s.d. 100 s.d. 40
Kitosan 0,1
0,04 Metil paraben
0,1 0,04
Parfum Minyak Kenanga 0,16
0,064 Pada fase air ditambahkan pula siklodekstrin dengan 5 perlakuan konsentrasi yaitu 0;
0,2; 0,5; 0,8; dan 1 . Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan skin lotion dipisahkan dalam  dua  bagian  yaitu  bahan  yang  larut  minyak  fase  minyak  atau  sediaan  1  dan  bahan
yang larut dalam air fase air atau sediaan 2. Bahan-bahan yang termasuk fase minyak antara lain asam stearat, parafin cair, dan setil alkohol. Bahan-bahan  yang termasuk fase air antara
lain gliserin, TEA, karagenan, dan aquades. Sediaan  1 dan  2 dipanaskan  sambil  diaduk  pada  suhu  70-75
o
C, selama  ±10  menit untuk  sediaan  1  dan  ±25  menit  untuk  sediaan  2,  hingga masing-masing  sediaan  mencapai
kondisi  yang homogen.  Sediaan 1  dan  2 dicampur  dan  diaduk sampai  campuran  tersebut homogen, kemudian didinginkan sampai mencapai suhu 35
o
C sediaan 3. Setelah itu, metil paraben,  minyak  kenanga,  dan  kitosan  dicampurkan  dalam  sediaan  3 lalu
dilakukan pengadukan  dengan stirrer selama  kurang  lebih  satu  menit.  Diagram  alir  pembuatan skin
lotion disajikan pada Gambar 8.
15 Gambar 8. Diagram alir pembuatan skin lotion
Setelah  produk  jadi,  seluruh  sampel  disimpan  pada  kondisi  penyimpanan  yang  sama selama 30 hari pada suhu 50
o
C pada keadaan tertutup dan terbuka. Penyimpanan pada suhu ini ditujukan untuk mempercepat waktu analisis dalam menduga stabilitas skin lotion selama
masa  penyimpanan.  Pemilihan ini dikarenakan  pada  suhu  tersebut  merupakan  suhu  ekstrim bagi  produk  emulsi  sehingga  banyak  hal  yang  terjadi  terhadap  produk  emulsi.  Pada suhu
ruang, umumnya emulsi lebih stabil untuk jangka waktu yang lama. 3.2.2
Tahap II Untuk  mengetahui  bagaimana  karakteristik skin  lotion sebelum  dan  sesudah
penambahan  siklodekstrin  pada  berbagai perlakuan konsentrasi, dilakukan  beberapa analisis yang  merujuk  kepada  SNI 16-4399-1996
yang  telah  disebutkan  dalam  Bab  II.  Berikut beberapa analisis yang dilakukan :
a. Analisis pH Sudarmadji 1989 Uji  derajat  keasaman  ini  dilakukan  dengan  menggunakan  pH  meter  yang
sebelumnya telah dikalibrasi pada pH 4 dan pH 7. Sampel sebanyak 2 gram ditimbang dan dilarutkan dengan 20 ml air suling, lalu nilai pH dihitung dengan pH meter.
b. Analisis Viskositas Simanjuntak 2000 Sampel  sebanyak  100  gram  dimasukkan  dalam  wadah  kemudian  diukur
viskositasnya dengan menggunakan viscometer Brookfield Engineering Labs spindel
16 3 dengan kecepatan 30 rpm. Faktor koreksi untuk spindel 3 adalah 40. Viskositasnya
cP adalah angka hasil pengukuran x faktor konversi. c. Analisis Stabilitas Emulsi Benett 1947
Pengukuran sampel  bahan  emulsi  dimasukkan  dalam  wadah  dan  ditimbang beratnya.  Wadah  dan  bahan  tersebut  dimasukkan dalam  oven  dengan  suhu  45
o
C selama 1 jam kemudian dimasukkan dalam pendingin bersuhu di bawah 0
o
C selama 1 jam kemudian dikembalikan lagi ke oven pada suhu 45
o
C selama 1 jam. Pengamatan dilakukan  terhadap  kemungkinan  terjadinya  pemisahan  air  dari  emulsi.  Bila  terjadi
pemisahan,  emulsi  dikatakan  tidak  stabil  dan  tingkat  kestabilannya  dihitung berdasarkan  presentasi  fase  terpisahkan  terhadap  emulsi  keseluruhan  Mitsui 1997.
Stabilitas emulsi dapat dihitung berdasarkan rumus berikut: = 100 −
100 d. Analisis Total Mikroba SNI 19-2897-1992
Pengukuran total  mikroba  berdasarkan  SNI  19-2897-1992  adalah  secara aseptis, lotion ditimbang  sebanyak  1  gram  dan  dimasukkan  ke  dalam  larutan
pengencer kemudian dihomogenkan. Pengenceran dilakukan sampai 10
-3
. Sebanyak 1 ml  dari  sampel,  diinokulasikan  pada  cawan  petri  steril. Media  Plate  Count  Agar
PCA yang steril pada suhu 45 – 55
o
C dituangkan pada cawan petri sebanyak 10 – 15 ml.  Cawan  petri  digoyang  dan  dibiarkan  memadat.  Inkubasi  dilakukan  pada  suhu
kamar selama 48 jam. Jumlah koloni yang tumbuh dilaporkan sebagai total mikroba. e. Uji Hedonik Rahayu 1998
Pada uji hedonik atau uji kesukaan, panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya  tentang  kesukaan  atau  sebaliknya ketidaksukaan,  di  samping  itu,  mereka
juga  mengemukakan  tingkat  kesukaan  atau  ketidaksukaan.  Tingkat-tingkat  kesukaan ini disebut sebagai skala hedonik. Panelis yang digunakan sebanyak 30 orang panelis
agak terlatih  dengan  5  sampel  yang  diuji. Kelima  sampel  yang  diuji  merupakan produk-produk skin lotion yang baru dibuat. Contoh uji hedonik disajikan secara acak
dan dalam memberikan penilaian, panelis tidak boleh mengulang-ulang penilaian atau membanding-bandingkan contoh yang disajikan. Karena panelis yang digunakan agak
terlatih, maka penyajian contoh dilakukan sekaligus dengan formulir isian seperti pada
Lampiran 1 .
3.2.3 Tahap III
a. Uji Rangking Uji  sensori  merupakan  identifikasi,  pengukuran  secara  ilmiah,  analisis,  dan
interpretasi  dari  elemen-elemen  pada  suatu  produk  yang  dapat  dirasakan  oleh  panca indera.  Uji  sensori  pada  penelitian  ini  menggunakan  uji  rangking  yang  digunakan
untuk  mengetahui  penilaian  25  panelis  agak  terlatih  terhadap  intensitas  kekuatan
aroma  dari  5  sampel.  Formulir  isian  pada  uji  rangking  disajikan  pada Lampiran 2.
Sampel  yang  paling  tinggi  intensitasnya  diberi  ranking  1,  yang  kedua  rangking  2, sampai  yang  paling  rendah  diberi  rangking  5.  Uji  sensori  dilakukan  setelah  1  bulan
17 penyimpanan  produk skin  lotion pada  suhu  50
o
C,  dilakukan  pada  produk  yang disimpan tertutup dan terbuka.
b. Uji Pyrolisis Chromatography Gas – Mass Spectrometry PyGC-MS Metode  ini menggunakan gabungan  antara  pirolisis,  kromatografi  gas,  dan
spektrometri  massa.  Sampel  diambil  untuk  terlebih  dahulu  dimasukkan  dalam  unit pirolisis. Sampel  dimasukkan  dalam  cawan  berukuran  kecil  kemudian  dimasukkan
dalam  unit  pirolisis  untuk  kemudian  dipanaskan  pada  suhu  400
o
C  selama  15  menit. Kemudian,  setelah  fase skin  lotion berubah  menjadi  fase gas,  maka  bahan
dihembuskan dalam kolom pada unit kromatografi gas oleh gas pengemban helium, dan berakhir pada unit spektrometri massa. Kondisi-kondisi yang digunakan pada alat
PyGC-MS terlampir pada Lampiran 3.
18