3. Menjelaskan alur analisis kation 4. Menjelaskan prosedur analisis kation tunggal dalam larutan
5. Menjelaskan prosedur analisis campuran kation dalam larutan 6. Menjelaskan pengaruh pH dalam pengendapan senyawa sulfida
7. Menjelaskan peranan larutan buffer dalam pemisahan kation 8. Mengenali senyawa kimia berdasarkan warnanya
4.1. Analisis Anion
Analisis anion biasanya diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran tentang keberadaan suatu anion atau kelompok anion. Proses analisis
selanjutnya adalah melakukan uji spesifik terhadap jenis anion tertentu. Pemisahan secara fisik terhadap anion tidaklah begitupenting, karena uji spesifik terhadap anion
tertentu hanya peka untuk satu jenis anion, tetapi tidak peka terhadap jenis anion yang lain.
Jika sampel yang tidak diketahui analitnya sukar larut dalam air, maka sampel tersebut diberikan treatmen tertentu dengan suatu jenis pereaksi agar dapat dibuat
menjadi larutan. Seperti diketahui ada beberapa anion yang tidak stabil jika berada pada medium yang bersifat asam, atau dapat bereaksi antara anion yang satu dengan
lainnya. Adanya sampel yang sukar larut, biasanya sampel tersebut didihkan bersama-
sama dengan padatan natrium karbonat. Perlakuan ini dimaksudkan agar anion dalam analit dapat bereaksi dengan natrium karbonat membentuk garam natrium yang mudah
larut dalam air, dan menyisakan kationnya sebagai karbonat yang sukar larut atau produk hidrolisisnya.
MX s + Na
2
CO
3
s ------------- MCO
3
s + NaXs NaXs + H
2
Ol ------------- NaXaq Analisis anion yang sering dilakukan meliputi keberadaan 11 jenis anion yaitu:
sulfida S
2-
, sulfit SO
3 2-
, karbonat CO
3 2-
, nitrit NO
2 -
, iodida I
-
, bromida Br
-
, klorida Cl
-
, fosfat PO
4 3-
, kromat CrO
4 2-
, nitrat NO
3 -
, dan sulfat SO
4 2-
.
37
Uji Pendahuluan Untuk Anion
Kegiatan uji pendahuluan ini dimaksudkan untuk memisahkan adanya anion pereduksi dan anion pengoksidasi, dan sifat anion terhadap asam sulfat pekat.
a. Deteksi adanya ion pengoksidasi Kemungkinan adanya ion nitrit, nitrat, dan kromat ditandai oleh timbulnya
warna merah-coklat sampai hitam, jika beberapa tetes larutan sampel ditambahkan ke dalam larutan mangan klorida dalam asam klorida pekat.
Anion ini mampu mengoksidasi Mn
2+
menjadi Mn
3+
. Munculnya warna karena terbentuknya ion kompleks [MnCl
5
]
2-
. Dalam medium asam tidak mungkin keberadaan anion pereduksi terdapat bersama-sama anion pereduksi.
b. Deteksi adanya anion pereduksi Keberadaan anion sulfida, sulfit, iodida, dan nitrit sebagai anion pereduksi
dapat dideteksi jika sampel ditambahkan ke dalam larutan yang mrengandung FeCl
3
, K
3
[FeCN
6
] dan HCl encer akan mengakibatkan timbulnya suspensi atauy endapan yang berwartna biru. Warna ini timbul karena terbentuknya
KFe[FeCN
6
] sebagai hasil reduksi. c. Sifat Anion Terhadap Asam Sulfat Pekat
Penggunaan asam sulfat pekat 18 M dalam analisis anion tergantung pada kemampuan anion sebagai bahan pengoksidasi dan sifat keasamanya. Uji
dengan asam sulfat ini harus dilakukan pada sampel yang berupa padatan. Jika sampel yang diuji adalah campuran dari garam, hasil uji tidak selalu
mudah untuk diinterpretasi, karena gas yang terbentuk mungkin terperangkap.
Sifat-sifat anion jika ditreatmen dengan asam sulfat. Pengamatan
+ as. sulfat dingin + H
2
SO
4
panas
38
Tidak ada perubahan PO
4 3-
; NO
3 -
; SO
4 2-
PO
4 3-
; SO
4 2-
Perubahan warna CrO
4 2-
kuning
- Cr
2
O
7 2-
orange
Cr
2
O
7 2-
orange
- CrO
3 merah
sama Gas tak berwarna,
dan tak berbau CO
3 2-
- CO
2
sama Gas tak berwarna,
berbau menyengat S
2-
- H
2
S SO
3 2-
- SO
2
Cl
-
- HCl sama
Gas berwarna NO
2 -
- NO
2 coklat
Br
-
- Br
2 merah coklat
I
-
- I
2 ungu
NO
2 -
- NO
2
Sama uap panas
4.2. Tes Khusus Untuk Identifikasi Anion