Tujuan Pembelajaran Teori Dissosiasi Elektrolit

BAB II TEORI-TEORI DASAR DALAM KMIA ANALITIK

2.1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan terjadinya proses dissosiasi larutan elektrolit. 2. Menghitung besarnya derajat dissosiasi elektrolit dengan metrode titik beku. 3. Menghitung besarnya derajat dissosiasi elektrolit dengan metode daya hantar lisrik 4. Menjelaskan tentang teori asam-basa menurut teori Arhenius, Bronsted- Lowry dan Lewis. 5. Menghitung harga pH larutan asam dan basa. 6. Menjelaskan pengaruh ion sejenis terhadap pH suatu larutan larutan buffer. 7. Menghitung besarnya pH dari suatui larutan garam. 8. Menghitung besarnya derajat hidrolisa dari suatu larutan garam. 9. Menghitung kelarutan suatu zat dalam suatu larutan. 10. Menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan suatu zat. 11. Menjelaskan pengaruh ion senama dalam kelarutan suatu zat.

2.2. Teori Dissosiasi Elektrolit

Larutan adalah sutu sistem homogen yang tersusun atas zat pelarut solven dan zat terlarut solute. Dalam larutan zta terlarut bisa merupakan zat tunggal ataupun campuran. Jika ditinjau dari siaft hantaran listriknya, larutan dapat dibedakan menjadi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Berdasarkan sifatnya dikenal adanya larutan ideal dan larutan non ideal, dimana larutan ideal mesti merupakan larutan encer. Berdasarkan harga pH nya larutan dapat dibedakan menjadi larutan yang bersifat asam, bersifat basa dan bersifat netral. 5 Larutan elektrolit akan terdissosiasi menghasilkan ion-ion, sehingga dapat menghantarkan listrik, makin besar konsentrasi ion dalam larutan akan memperbesar sifat hantaran listriknya. Besarnya konsentrasi ion alam larutan sangat tergantung dari besar kecilnya derajat dissosiasi α . Harga derajat dissosiasi ini menyatakan perbandingan antara zat yang terdissosiasi dengan banyaknya zat mula-mula. Untuk larutan elektrolit kuat harga : α ~ 1, sedangkan untuk larutan elektrolit lemah harga: α ~ 0. Untuk setiap konsentrasi tertentu, di dalam larutan akan terjadi kesetimbangan antara molekul-molekul yang tidak terionisasi dengan ion-ionnya. Proses ionisasi dari beberapa senyawa e;lekltrolit dapat dinyatakan sebagai berikut: NaClaq Na + aq + Cl - aq HClaq H + aq + Cl-aq CaNO 3 2 aq Ca 2+ aq + 2 NO 3 – aq Seperti terlihat dari contoh di atas banyak ion + dan ion - yang dihasilkan dari dissosiasi tersebut selalu sama besar. Air murni, merupakan suatu elektrolit sangat lemah sehinggadisaebut sebagai penghantar listrik yang jelek, tetapi apabila ke dalam air tersebut ditambahkan senyawa-senyawa asam; basa; garam, maka sifat hantaranya akan berubah menjadi kuat, sehingga larutan yang diperoleh merupakan larutan elektrolit kuat. Hal ini disebabkan dengan adanya senyawa-senyawa yang terlarut tersebut akan mengakibatkan konsentrasi ion dalam larutan akan meningkat. α ~ 0 H 2 O l H + aq + OH - aq Hasil pad temperatur kamar besarnya [H + ] = [OH - ] = 10 -7 M, hal ini berarti untuk setiap 1 mol H 2 O pada kondisi tersebut yang terdissosiasi hanya sebesar 10 -7 mol. 6 2.3. Penentuan Harga α Dengan Metode Titik Beku Di dalam suatu larutan selalu terjadi gaya tarik menarik antar molekul: pelarut-pelarut; terlarut-pelarut; terlarut-terlarut. Volatilitas pelarut volatilitas terlarut, sehingga dengan adanya zat terlarut akan mengakibatkan volatilitas pelarut menurun, hal ini disebabkan partikel terlarut yang lebih besar dari partikel pelarut mengakibatkan partikel pelarut makin sulit meninggalkan fasa cair menjadi fasa uap. Dari kenyataan tersebut mengakibatkan titik beku larutan selalu lebih rendah dibanding titik beku pelarut murninya. Besarnya penurunan titik beku sangat tergantung pada jenis pelarut, jenis zat terlarut, dan konsentrasi partikel terlarut. Untuk larutan non elektrolit partikel terlarut yang ada dalam larutan berupa molekul-molekul zat terlarut, sedangkan untuk larutan elektrolit partikel yang ada dalam larutan berupa ion-ion sebagai hasil dissosiasi. Xaq molekul Xaq {non elektrolit} A x B y aq x A y+ aq + y B x- aq {elektrolit} Disini terlihat perbedaan jumlah partikel dalam larutan antara larutan non elektrolit dan larutan elektrolit. Untuk larutan elektrolit dari setiap mol A x B y akan menghasilkan partikel A y+ dan B x- yang jumlahnya sangat tergantung harga derajat dissosiasinya. Untuk larutan non elektrolit jumlah partikel terlarut sebelum dan sesudah pelarutan a tidak mengalami perubahan, karena disini hanya terjadi perubahan fasa dari padat menjadi larutan. A x B y aq x A y+ aq + y B x- aq m : a - - diss. : a α xa α ya α stb. : a - a α xa α ya α Jumlah partikel sebelum dissosiasi : a molekul Jumlah partikel ses. diss.: a - aα + xa α + ya α = a [1 + {x + y – 1] α 7 Jika x + y = n jumlah ion yang dihasilkan untuk setiap 1 mol zat maka, jumlah partikel dalam larutan elektrolit = a {1 + n - 1 α }. Sebelumnya telah disebutkan bahwa besarnya penurunan titik beku larutan sangat tergantung dengan jumlah partikel terlarut dalam larutan sehingga: perbandingan penurunan titik beku larutan non elektrolit dengan larutan elektrolit juga sebanding dengan jumlah partikelnya. non elektrolit teo a 1 = 1 i = = elektrolit obs a { 1 + n - 1 α} 1 + n - 1 α Hal ini berarti: i = 1 + n-1 α dan α = i – 1 n – 1. Berdasarkan persamaan di atas, maka harga α dari zat elektrolit dapat diketahui asalkan harga i dari larutan diketahui.

2.4. Penentuan Harga α Berdasarkan Daya Hantar Larutan.