c. Teori Lewis: asam ádalah suatu spesies yang dapat menerima pasangan elektron bebas, sedangkan basa adalah suatu spesies yang dapat memberikan pasangan
electrón bebas. Jika kedua spesies tersebut berikatan maka terbentuklah ikatan kovalen koordinasi.
Dalam bahasan lebih lanjut kita akan lebih banyak menganut teori asam-basa Arrhenius dan Bronsted-Lowry, yakni tinjauan tentang keadaan zat dalam bentuk
larutannya, khususnya sebagai larutan encer dan ideal. Dalam larutan asam maupun basa yang ditandai oleh adanya tranfer ion, maka larutan asam dan basa adalah
merupakan larutan elektrolit. Kekuatan sifat elektrolit asam dan basa ditentukan oleh kemampuan zat-zat
tersebut untuk melakukan transfer ion, artinya makin mudah zat tersebut melepasmenerima ion khususnya H
+
makin kuat sifat elektrolitnya. Berdasarkan hal tersebut maka bisa dibedakan adanya asambasa kuat, artinya zat ini akan
mengalami dissosiasi sempurna dan asambasa lemah yang berarti zat ini akan mengalami dissosiasi sebagian kecil saja.
Derajat atau keasaman suatu larutan dapat diukur dari besar kecilnya konsentrasi H
+
dalam larutan tersebut, yang berarti makin besar [H
+
] dalam larutan makin tinggi tingkat keasamannya, dan sebaliknya makin kecil [H
+
] juga makin rendak derajat keasaman larutan tersebut.
2.6. Teori Dissosiasi Air H
2
O.
Air merupakan statu zat yang memiliki daya hantar rendah, hal ini memberikan petunjuk bahwa air bersifat sebagai elektrolit sangat lemah. Pada suhu kamar akan
terjadi H
2
O l H
+
aq + OH
-
aq Hasil pengukuran yang dilaksanakan dalam kondisi temperatur kamar 25
o
C dan tekanan udara l atmosfer, menunjukkan bahwa [H
+
] = [OH
-
] = 10
-7
M. Untuk sistem kesetimbangan di atas berlaku:
[H
+
] x [OH
-
]
13
K =
, atau K x [H
2
O] = [H
+
] x [OH
-
] [H
2
O] Berdasarkan hasil pengukuran dapat dinyatakan bahwa H
2
O yang terdissosiasi sangat sedikit, sehingga [H
2
O] dalam sistem dapat dianggap tetap, dan persamaan di atas dapat dituliskan:
K x [H
2
O] = [H
+
] x [OH
-
] = K
w
= 10
-14
Untuk larutan encer, konsentrasi spesies yang ada memiliki harga yang relatif kecil. Berkenaan dengan hal tersebut maka Sorensen merumuskan besaran baru yang
disebut dengan eksponen: p = - log , dengan demikian dapat dituliskan: - log [H
+
] = pH; - log [OH
-
] ; - log K
w
= pK
w
; - log K
a
= pK
a
; - log K
b
= pK
b
Selanjutnya: log [H
+
] x [OH
-
] = log K
w
= log 10
-14
- log[H
+
] - log [OH
-
] = - log Kw = - log 10
-14
pH + pOH = pK
w
= 14
Dari rumusan di atas dapat dinyatakan bahwa dalam suatu larutan jika harga pH semakin besar berarti pOH semakin kecil, dan sebaliknya.
2.7. Teori Dissosiasi Asam dan Basa Dalam Air. a. AsamBasa kuat derajat dissosiasi :α. ≈ 1
H
n
X aq nH
+
aq + OH
-
aq H
2
O l H
+
aq + OH
-
aq
[H
+
]
tot.
= [H
+
]
air
+ [H
+
]
HnX
, jika [H
+
]
air
[H
+
]
HnX
maka [H
+
]
tot.
= [H
+
]
HnX
,
yang berarti: [H
+
]
tot
= n [H
n
X], jika [H
+
]
air
[H
+
]
HnX
maka [H
+
]
tot.
= [H
+
]
air
Contoh:Hitunglah pH larutan 0,01 M HCl dan larutan 10
-9
M HCl. Jawab: HCl aq
H
+
aq + Cl
-
aq 0,01
0,01 0,01
H
2
O l H
+
aq + OH
-
aq 10
-7
10
-7
[H
+
]
air
[H
+
]
HCl
maka : [H
+
]
tot
= 0,01 = 10
-2
jadi: pH = - log 10
-2
= 2
14
HClaq H
+
aq + Cl
-
aq 10
-9
10
-9
10
-9
H
2
Ol H
+
aq + OH
-
aq 10
-7
10
-7
[H
+
]
air
[H
+
]
HCl
maka: [H
+
]
tot.
= [H
+
]
air
= 10
-7
jadi: pH = - log 10
-7
= 7
Analog untuk larutan basa kuat dalam air, jika [OH
-
]
air
[OH
-
]
basa
maka [OH
-
]
tot.
= [OH
-
]
basa
, sebaliknya jika: [OH
-
]
air
[OH
-
]
basa
maka: [OH
-
]
tot
= [OH
-
]
air
.
b. AsamBasa lemah monoprotik derajat dissosiasi : α. ≈ 0 HXaq
H
+
aq + X
-
aq m : a
- -
diss. : aα. aα. aα
stb. : a - aα. aα. aα
[H
+
] x [X
-
] [H
+
]
2
[aα]
2
K
a
= karena [H
+
] = [X
-
] maka: K
a
= = [HX]
[HX] a - aα karena harga α. ≈ 0, maka : a - aα. ≈ a.
Jadi: a
2
α
2
K
a
= = a α
2
, a = molaritas asam mula-mula a
dapat juga dinyatakan: [H
+
]
2
= K
a
x [HX]
mula-mula
Analog untuk basa lemah monofungsi: [OH
-
]
2
= K
b
x [MOH]
mula-mula
c. Asambasa lemah poliprotik H
n
X aq H
+
aq + H
n-1
X
-
........ K
1
H
n-1
X
-
aq H
+
aq + H
n-2
X
2-
aq .. K
2
H
n-2
X
2-
aq H
+
aq + H
n-3
X
3-
aq .. K
3
15
Bila K
1
, K
2
, K
3
memiliki harga yang berjauhan, maka masing-masing tahap dissosiasi dari asam tersebut dapat dianggap sebagai asam monoprotik. Besarnya [H
+
] hanya tergantung pada tahap dissosiasi pertama, dalam hal demikian: K
1
K
2
K
3
. Untuk harga [X
n-
] semua tahap dissosiasi harus diperhitungkan.
Misal: H
2
Saq H
+
aq + HS
-
aq K
a1
= 9 x 10
-8
HS
-
aq H
+
aq + S
2-
aq K
a2
= 1,2 x 10
-15
Pada tahap dissosiasi 1 [H
+
] = [HS
-
] maka:
[H
+
] x [HS
-
] [H
+
]
2
K
a1
= , berarti : K
a1
= jadi: [H
+
]
2
= K
a1
x [H
2
S] [H
2
S] [H
2
S] [H
+
] x [S
2-
] [H
+
] x [HS
-
] [H
+
] x [S
2-
] K
a2
= , sehingga K
a1
xK
a2
= x = K
a
[HS
-
] [H
2
S] [HS
-
] [H
+
]
2
x [S
2-
] K
a
x [H
2
S] K
a
= , jadi: [S
2-
] = [H
2
S] [H
+
]
2
Dari persamaan di atas terlihat bahwa besarnya [S
2-
] berbanding terbalik dengan [H
+
]
2
. Artinya jika ke dalam larutan jenuh H
2
S ditambahkan asam kuat sedemikian rupa sehingga konsentrasi H
+
naik menjadi 2x, akan mengakibatkan [S
2-
] turun 4 x. Analog untuk basa lemah MOH
2
berlaku: [OH
-
]
2
= K
b1
x [MOH
2
] dan: K
b
x [MOH
2
] [M
2+
] = , dimana K
b
= K
b1
x K
b2
[OH
-
]
2
Contoh : Hitung pH dan [ S
2-
] dari larutan 0,01 M H
2
S Jawab : [H
+
]
2
= 9 x 10
-8
x 10
-2
= 9 x 10
-10
jadi [H
+
] = 3 x 10
-5
dan pH = 5 – log 3
9 x 10
-8
x 1,2 x 10
--15
x 10
-2
[S
2-
] = = 1,2 x 10
-15
M [3 x 10
-5
]
2
2.8. Pengaruh Ion Sejenis Terhadap Harga: α