Prakondisi Kelembagaan Dan Adaptasi Ekologi Komunitas Desa Muara Dalam Rehabilitasi Mangrove

pula yang disemai terlebih dahulu oleh anggota kelompok. Kemudian benih yang telah disemai bibit mangrove dan sudah siap ditanam, dapat di tanam di lahan yang telah ditentukan. Dari pencarian benih sampai penanaman, anggota kelompok diupah untuk melakukan kegiatan tersebut. Kegiatan pencarian benih diupah seharga Rp. 50,00 per benih. Sedangkan untuk bibit yang telah disemai seharga Rp 100,00 per bibit. Kemudian untuk penanaman dilakukan dengan dua bibit per lubang tanam. Sehingga upah penanaman sebesar Rp 200,00 per tanam. Sehingga harga yang didapatkan anggota kelompok yang menanan adalah sebesar Rp 250,00- Rp 300,00 per lubang tanamnya. Benih-benih yang dikumpulkan anggota dan benih-benih yang telah disemai anggota dijual kepada petugas lapangan yang kemudian akan diberikan kembali kepada anggota kelompok untuk ditanam di lahan penanaman yang telah ditentukan. Pemeliharaan dilakukan dengan penyulaman tanaman mangrove yang mati dan memeliharan tanaman mangrove dari gangguan hama atau ternak. Pada awalnya kegiatan pemeliharaan dilakukan dengan pemberian upah kepada seluruh anggota, namun kemudian pemeliharaan tidak lagi dilakukan dengan pemberian upah sehingga pemeliharaan hanya dilakukan oleh koordinator. Hasil program rehabilitasi dapat dilihat dari dua aspek yakni dampak ekonomi dan dampak lingkungan. Dampak ekonomi yakni terbukanya peluang kerja bagi masyarakat yang bersedia bergabung dalam kelompok rehabilitasi mangrove, selain itu terbukanya peluang usaha seperti kolam pemancingan dan ekowisata. Kemudian karena program rehabilitasi mangrove baru berjalan tiga tahun sehingga dampak lingkungan yang terlihat adalah mulai banyaknya tanaman mangrove muda yang tumbuh di lahan-lahan rusak. KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN KOMUNITAS PROGRAM REHABILITASI MANGROVE Program rehabilitasi mangrove hadir sebagai upaya penanggulangan hutan mangrove yang sudah rusak di Desa Muara. Kegiatan rehabilitasi mangrove oleh CSR PT Pertamina ini melibatkan masyarakat Desa Muara sebagai pelaksana aktif dalam kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut meliputi pencarian benih mangrove di alam, penyemaian, penanaman, dan pemeliharaan. Untuk melakukan kegiatan tersebut penyelenggara program rehabilitasi mangrove mengajak masyarakat yang bersedia untuk ikut dalam kegiatan rehabilitasi dengan membentuk kelompok. Pada awal kegiatan kelompok tersebut diberi nama sebagai kelompok “tanam-semai- pelihara”. Kelompok ini memiliki struktur keanggotaan. Kelompok memiliki empat koordinator, yang terdiri dari koordinator tanam, koordinator semai, koordinator pendidikan dan koordinator umum. Koordinator umumlah yang mengetuai seluruh keanggotaan kelompok. Menurut Nasdian 2005 tipologi kelembagaan komunitas lokal “dikonstruksi” berdasarkan dua variabel pokok, yaitu: tinggi rendahnya “keseimbangan pelayanan-peranserta” dalam suatu kelembagaan dan 2 berfungsi- tidaknya good governance dalam suatu kelembagaan. Sehingga keberlanjutan suatu kelembagaan dapat dilihat dari tinggi-rendahnya keseimbangan pelayanan- peranserta dan berfungsi-tidaknya good governance. Berfungsi-tidaknya good governance dapat dilihat dari empat indikator yaitu demokrasi, transparansi, akuntabilitas, dan jejaring kelembagaan. Keseimbangan Pelayanan-Peranserta Keseimbangan pelayanan-peranserta merupakan keseimbangan antara pelayanan dan peran serta masyarakat di dalam proses pelaksanaan kegiatan rehabilitasi mangrove. Tingkat keseimbangan pelayanan-peranserta diukur dengan memberikan sembilan pertanyaan tertutup kepada anggota kelompok rehabilitasi mangrove. Pertanyaan sangat setujusetujutidak setujusangat tidak setuju diberikan, kemudian diakumulasikan dengan indeks skala ordinal. Jumlah dan persentase anggota kelompok berdasarkan keseimbangan pelayanan-peranserta disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Jumlah dan persentase anggota kelompok rehabilitasi mangrove berdasarkan keseimbangan pelayanan-peranserta di Desa Muara Tahun 2015 No Pelayanan –Peranserta Jumlah Persentase 1 Tinggi 27 100.0 2 Rendah 0.0 Total 27 100.0 Tabel 12 menunjukkan sebaran anggota kelompok rehabilitasi mangrove berdasarkan keseimbangan pelayanan-peranserta di Desa Muara. Sebanyak 100.0 anggota kelompok rehabilitasi mangrove menunjukkan keseimbangan pelayanan-peranserta termasuk dalam tingkatan tinggi. Persentase jumlah anggota kelompok rehabilitasi mangrove berdasarkan keseimbangan pelayanan-peranserta dapat terlihat jelas pada Gambar 7.