46
4.4 Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan bakteri dan pembentukan
pigmen
Hasil pengukuran konsentrasi sel bakteri Mesophilobacter sp. dalam media kompleks yang disertai dengan perlakuan salinitas 0, 10, 20, 30 dan 40 permil; pH
medium 9 dan suhu inkubasi 30
o
C disajikan pada Lampiran 2. Pertumbuhan Mesophilobacter sp. serta pembentukan pigmen dapat lebih jelas dilihat dalam
kurva pertumbuhan pada Gambar 6. Secara deskriptif, dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa Mesophilobacter sp.
yang diinokulasi dalam medium pertumbuhan dengan salinitas yang berbeda memasuki setiap fase pertumbuhan pada waktu yang berbeda. Masa adaptasi yang
diperlukan Mesophilobacter sp. adalah 3 jam inkubasi pada medium 0, 10, dan 20 permil, sedangkan pada medium 30 dan 40 permil memerlukan adaptasi
hingga 6 jam dan 9 jam. Mesophilobacter sp. berada pada fase logaritmik setelah inkubasi 3 jam hingga 18 jam 0 dan 10 permil dan 24 jam 20 permil, 6 jam
hingga 24 jam 30 permil dan 9 jam hingga 24 jam 40 permil. Dari 18 jam hingga 48 jam inkubasi Mesophilobacter sp. berada pada fase pertumbuhan
lambat 0 dan 10 permil dan dari 24 jam hingga 48 jam inkubasi 20 permil, sedangkan pada medium 30 permil dan 40 permil Mesophilobacter sp. tidak
mengalami fase pertumbuhan lambat. Fase stasioner dimulai dari 48 jam inkubasi hingga akhir pengamatan baik pada 0, 10 dan 20 permil; pada 30 permil dari
24 jam hingga 120 jam inkubasi kemudian perlahan-lahan konsentrasi sel menunjukkan penurunan sedangkan pada 40 permil dari 24 jam hingga 96 jam
inkubasi dan setelah itu konsentrasi sel berkurang hingga akhir pengamatan. Laju spesifik pertumbuhan sel
µ yang diolah selama bakteri Mesophilobacter sp. berada pada fase logaritmik, pada salinitas 0, 10, 20, 30 dan
40 permil secara berturut-turut adalah 0,38; 0,38; 0,38; 0,36 dan 0,27 jam
-1
. Berdasarkan nilai
µ, dapat disimpulkan bahwa Mesophilobacter sp. yang diinokulasikan pada medium pertumbuhan dengan salinitas 0, 10 , dan 20 permil
mempunyai laju spesifik pertumbuhan yang lebih besar dibanding dengan 30 dan 40 permil. Mesophilobacter sp. merupakan bakteri yang diisolasi dari laut. Austin
1988 menyatakan bahwa kisaran salinitas air laut pada umumnya antara 10 sampai 30 permil. Berdasarkan nilai
µ dan kemampuan Mesophilobacter sp. untuk
47 tumbuh dan berkembang pada salinitas uji dengan kisaran 0 sampai 40 permil,
dapat disimpulkan bahwa bakteri ini mempunyai toleransi hidup yang tinggi terhadap kisaran salinitas yang panjang. Contoh perhitungan laju pertumbuhan
spesifik disajikan pada Lampiran 3.
Keterangan : A: Kurva Pertumbuhan Bakteri B: Kurva Pembentukan Pigmen
Gambar 6 Kurva pertumbuhan sel dan pembentukan pigmen oleh Mesophilobacter sp. pada auhu 30
o
C, pH 9 yang disertai dengan perlakuan salinitas.
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Ko n
sen tr
asi S
el O
D 540 n
m
Waktu Kultivasi jam
A
0 permil 10 permil
20 permil 30 permil
40 permil
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
12 24
36 48
60 72
84 96
108 120
132 144
156 168
Ko n
sen tr
asi P ig
m en
O D 368
n m
Waktu Kultivasi jam
B
0 permil 10 permil
20 permil 30 permil
40 permil
48 Laju spesifik pembentukan pigmen q
p
dari Mesophilobacter sp. yang dikultivasi pada salinitas 0, 10, 20, 30, dan 40 permil secara berturut-turut 1,47;
1,68; 1,38; 1,18; dan 0,44 jam
-1
. Contoh perhitungan laju pembentukan pigmen spesifik disajikan pada Lampiran 3. Dari hasil perhitungan tampak bahwa nilai q
p
tertinggi adalah hasil dari salinitas 10 permil. Rata-rata konsentrasi sel dan pigmen serta nilai
µ dan q
p
hasil percobaan ini disajikan secara ringkas pada Tabel 11. Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa rata-rata konsentrasi sel tertinggi
diperoleh dari medium pertumbuhan dengan salinitas 30 permil 0,97 + 0,26 pada OD 540 nm dengan rata-rata berat kering 2,29 + 0,59 gl. Rata-rata konsentrasi
pigmen tertinggi diperoleh dari medium pertumbuhan dengan salinitas 10 permil yaitu 3,54 + 0,11 pada OD 368 nm. Jadi walaupun rata-rata konsentrasi sel
tertinggi diperoleh dari medium pertumbuhan dengan salinitas 30 permil, akan tetapi rata-rata konsentrasi pigmen tertinggi diperoleh dari medium dengan
salinitas 10 permil. Demikian juga dengan nilai µ tertinggi diperoleh dari medium
dengan salinitas 10, 20, dan 30 permil sedangkan q
p
tertinggi diperoleh dari medium dengan salinitas 10 permil.
Tabel 11 Hasil pengukuran beberapa variabel dari kultivasi Mesophilobacter sp. dalam media marine broth dengan pH 9 dan salinitas yang berbeda;
serta suhu kultivasi 30
o
C
Salinitas permil
µ
jam
-1
q
p
jam
-1
X OD 540 nm
BK gl
P extraseluler OD 368 nm
10 20
30 40
0,38 0,38
0,38 0,36
0,27 1,47
1,68 1,38
1,18 0,44
0,64 + 0,24
a
0,80 + 0,33
a
0,96 + 0,37
a
0,97 + 0,26
a
0,66 + 0,25
a
1,83 + 0,42 2,12 + 0,58
1,67 + 0,34 2,29 + 0,59
1,63 + 0,43 2,47 + 0,13
a
3,54 + 0,11
a
3,48 + 0,37
a b
3,17 + 0,68
b
1,07 + 0,10
c
Keterangan : Nilai dengan superskrip a, b, c yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata.
µ
, laju spesifik pertumbuhan sel; qp, laju spesifik pembentukan pigmen; X, rata-rata konsentrasi sel pada fase stasioner; BK,
berat kering sel; P, rata-rata konsentrasi pigmen pada fase stasioner
Hasil analisis konsentrasi sel dari RAL yang dihitung pada fase stasioner, terlihat bahwa perlakuan salinitas 0, 10, 20, 30 dan 40 permil mempunyai
pengaruh yang sama tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan Mesophilobacter sp. pada fase stasioner p0,05.
49 Hasil pengujian analisis ragam dari konsentrasi pigmen yang dihitung pada
fase stasioner yang dilanjutkan dengan pengujian BNT terlihat bahwa pigmen yang dihasilkan oleh Mesophilobacter sp. yang dikultivasi dalam medium dengan
salinitas 10 permil mempunyai pengaruh yang sama tidak berbeda nyata dengan salinitas 20 dan 0 permil dalam pembentukan pigmen p0,05. Akan tetapi
karena pigmen yang diperoleh dari medium dengan salinitas 10 permil memberikan rata-rata konsentrasi yang tertinggi dibanding dengan yang lain,
maka disimpulkan bahwa salinitas 10 permil adalah yang terbaik.
4.5 Pengaruh sumber karbon terhadap pertumbuhan bakteri dan