Keanekaragaman Jenis Kesamaan Komunitas

Herbarium yang diserahkan ke LIPI dalam bentuk herbarium kering, yaitu hasil pengeringan dalam oven yang suhunya diatur sebesar 50 C selama 24 jam. 4. Analisis Data 4.1. Dominansi Jenis Indeks Nilai Penting INP digunakan untuk menetapkan dominansi suatu jenis terhadap jenis lainnya. Indeks Nilai Penting merupakan penjumlahan dari Kerapatan Relatif KR dan Frekuensi Relatif FR Soerianegara dan Indrawan 2008 Kerapatan = Jumlah individu suatu jenis Luas areal sampel KR = Kerapatan suatu jenis x 100 Kerapatan seluruh jenis Frekuensi = Jumlah plot ditemukan suatu jenis Jumlah seluruh plot FR = Frekuensi suatu jenis x 100 Frekuensi seluruh jenis INP = KR + FR

4.2. Keanekaragaman Jenis

4.2.a. Indeks Kekayaan Jenis R 1 R 1 = S – 1 ln n Dimana : R 1 = Indeks Margallef S = Jumlah Jenis N = Jumlah Total Individu 4.2.b. Indeks Kemerataan Jenis E E = H’ ln S Dimana : E = Indeks Kemerataan Jenis H’ = Indeks Keanekaragaman Jenis S = Jumlah Jenis 4.2.c. Indeks Keanekaragaman Jenis H’ Keanekaragaman jenis ditentukan dengan menggunakan rumus Shannon Index of General Diversity Odum, 1993 n n i n i H ’ = -∑ [ log 2 ] i =1 N N dimana : H = Shannon Index of General diversity n i = Indeks nilai penting jenis i N = Total Indeks Nilai Penting Jika nilai H’ 2 maka status keanekaragamannya tergolong rendah, jika nilai H’ = 2- 3 maka tergolong sedang dan jika nilai H’ 3 maka tergolong tinggi.

4.3 Kesamaan Komunitas

Untuk mengetahui kesamaan relatif dari komposisi jenis dan struktur antara dua tegakan yang dibandingkan dapat digunakan rumus sebagai berikut Costing, 1956; Bray dan Curtis, 1957; Greigh-Smith, 1964 dalam Soerianegara dan Indrawan, 2008 : 2W C IS = a + b dimana : CIS = Koefisien masyarakat atau koefisien kesamaan komunitas W = Jumlah nilai yang s ama atau terendah ≤ dari jenis-jenis yang terdapat dalam dua tegakan yang dibandingkan a = Jumlah nilai kuantitatif dari semua jenis yang terdapat dalam dua tegakan yang dibandingkan b = Jumlah nilai kuantitatif semua jenis yang terdapat pada tegakan kedua

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

1. Letak

Penelitian dilakukan di dua tegakan sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen yang berada di kampus IPB Darmaga, yaitu tegakan sengon yang berada di sebelah Barat Rektorat dan tegakan sengon yang berada di belakang Perumdos perumahan dosen Cikabayan. Luas areal pada tegakan sengon di Rektorat sebesar 0,45 Ha dan pada tegakan sengon di Cikabayan sebesar 0,28 Ha.

2. Tanah dan topografi

Menurut peta tanah tinjau Propinsi Jawa Barat, Tanah di areal kampus IPB Darmaga termasuk jenis Latosol kemerah-merahan, dengan kedalaman efektif 90 cm dan bertekstur sedang. Ketinggian dari permukan laut berkisar antara 145-244 mdpl, dan umumnya terdiri dari lahan datar sampai bergelombang dan lereng pada daerah yang berbatasan dengan sungai Dephut, 2007.

3. Iklim

Tipe curah hujan areal kampus IPB Darmaga menurut klasifikasi Schmidt- Ferguson termasuk tipe A. Curah hujan rata-rata tahunannya sebesar 3.522 mm dan hari hujan 187, dengan kelembaban nisbi rata-rata per tahun 88,33 . Temperatur maksimum rata-rata sebesar 30,10 C, dan minimum rata-rata sebesar 20,10 C Dephut, 2007.

4. Umur dan Jarak Tanam Tegakan

Tegakan sengon di Rektorat berumur 15 tahun, memiliki jarak tanam 3m x 3m, sedangkan pada tegakan sengon di Cikabayan berumur 5 tahun dengan jarak tanam 5m x 5m.