Sistem Perakaran Intensitas Cahaya, Suhu, Kelembaban dan Sistem Perakaran Mahoni (Swietenia macrophylla King.) di RPH Babakan Madang, BKPH Bogor, KPH Bogor

kecil, bertambah banyaknya jaringan-jaringan pengangkut air, dan menurunnya pertumbuhan. Perkembangan dan pertumbuhan daun-daun terhalang jika intensitas cahaya sangat rendah Soekotjo 1976. Besar kecil atau tinggi rendahnya energi sinar matahari yang diterima oleh suatu tempat bergantung pada lamanya sinar matahari yang bersinar langsung lahan tempat tersebut seperti berupa hutan, tanah kosong, tertutup rapat maupun yang lainnya.

J. Sistem Perakaran

Akar merupakan bagian pokok atau utama dari pertumbuhan yang biasanya mempunyai sifat-sifat seperti: 1. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi atau menuju ke air, meninggalkan udara dan cahaya. 2. Tidak berbuku-buku, hal ini berarti tidak beruas dan tidak mendukung daun- daun atau sisik-sisik maupun bagian lainnya. 3. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan. 4. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah jika dibanding dengan batang. 5. Bentuknya meruncing sehingga lebih mudah untuk menembus tanah. Selain sifat-sifat diatas, akar suatu tumbuhan juga mempunyai beberapa fungsi yaitu untuk melekatkan tumbuhan pada tanah memperkuat berdirinya tumbuhan, menyerap zat-zat makanan yang terlarut di dalam air dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat makanan ke tempat-tempat pada tuuh tumbuhan yang diperlukan, dan sebagai tempat untuk penyimpanan cadangan makanan Tjitrosoepomo 2005. Menurut Jumin 1989, bentuk dan kedalaman serta penyebaran akar akan mempengaruhi jumlah air yang dapat diserap oleh akar tanaman. Akar yang panjang dan kurus mempunyai luas permukaan yang lebih besar jika dibandingkan dengan akar yang tebal dan pendek, karena dapat menjelajahi sejumlah volume yang sama. Penyerapan air dapat terjadi dengan perpanjangan akar ke tempat baru yang masih banyak air. Akibatnya laju penyerapan dapat ditingkatkan. Kedalaman perakaran sangat berpengaruh pada porsi air yang diserap. Makin panjang dan dalam akar menembus tanah, makin banyak air yang dapat diserap bila dibandingkan dengan perakaran yang pendek dan dangkal dalam waktu yang sama. Kedalaman akar berkurang dengan bertambahnya air tanah. Jumlah air yang diserap akar berkurang dengan bertambahnya kedalaman. Sistem tumpangsari dapat diatur berdasarkan sifat-sifat perakaran dan waktu penanaman. Pengaturan sifat-sifat perakaran sangat perlu untuk menghindarkan persaingan unsur hara dan air yang berasal dari dalam tanah. Sistem perakaran yang dalam ditumpangsarikan dengan tanaman yang berakar dangkal. Tanaman monokotil pada umumnya mempunyai sistem perakaran yang dangkal, sedangkan tanaman dikotil umumnya mempunyai perakaran yang dalam. Dalam pengaturan tanaman tumpangsari tanaman monokotil dengan tanaman dikotil dapat dilakukan jika dilihat dari sifat perakarannya Jumin 2005. Sistem perakaran pada tumbuhan terdiri dari sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang sistem perakarannya akan lebih jauh masuk ke dalam tanah, sementara akar serabut umumnya daerah perakarannya hanya pada lapisan atas tanah saja. Pertumbuhan akar yang menuju ke dalam tanah, identik dengan pertumbuhan batang ke arah atas, bedanya akar tidak berdaun, namun ada bulu- bulu akar untuk menyerap air dan zat hara dan ada tudung akar untuk menembus tanah. Melihat percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan menjadi a akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, dan jika ada cabang-cabangnya terdiri atas akar-akar yang halus berbentuk serabut. Akar tunggang yang bersifat demikian seringkali berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan lalu mempunyai bentuk yang istimewa. b akar tunggang yang bercabang. Akar ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak, sehingga member kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga daerah perakaran menajdi amat luas hingga dapat diserap air dan zat-zat yang lebih banyak. Susunan akar yang demikian terdapat pada pohon-pohon yang ditanam dari biji Tjitrosoepomo 2005. Berdasarkan sistem perakaran tersebut di atas, tumbuhan mahoni mempunyai sistem perakaran tunggang pada waktu muda, dimana akar tersebut sangat cepat tumbuhnya sehingga memerlukan solum tanah yang agak tebal, dan sedikit akar cabang, serta terdapat banyak akar permukaan yang panjang dengan akar tunggang yang dalam dengan banyak akar penghisap Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan 1976. III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian