Validasi Model Rekayasa sistem manajemen ahli dalam perencanaan produksi rantai pasok agroindustri karet spesifikasi teknis

dalam menterjemahkan hasil prakiraan, maka rules yang dibangun cenderung untuk menghasilkan rencana produksi dalam tingkat rendah. Untuk mengakomodasi berbagai pendapat pakar diperlukan suatu modul untuk mengagregasikan pendapat beberapa pakar baik yang berpandangan pesimis maupun optimis, atau perlu dilakukan mekanisme refinement rules pemampatan aturan yang memberikan implikasi pada penarikan kesimpulan secara signifikan. Keterbatasan model belum mempertimbangkan faktor lain yang membentuk dinamika permintaan dan pasokan karet spesifikasi teknis seperti pengaruh iklim, harga minyak mentah, harga karet sintetis, pertumbuhan industri pengguna. Pertimbangan pengaruh faktor tersebut dapat diteliti dan dimodelkan untuk melengkapi sistem pengambilan keputusan baik dalam melengkapi basis pengetahuan agar lebih komprehensif. Implementasi di lapangan akan memberikan input untuk perbaikan dalam rangka penyempurnaan hasil perancangan sistem manajemen ahli Proplan-TSR20. Model belum mencakup perencanaan kebutuhan material yang mempertimbangkan pengelolaan persediaan dan belum ditinjau sebagai suatu perencanaan agregat dengan memperhatikan jenis produk berupa lateks pekat, RSS dan produk SIR lainnya. Berkembangnya penggunaan internet memungkinkan model dirancang dalam aplikasi berbasis web sehingga pengguna dapat melakukan information sharing secara real time. Verifikasi dan validasi pada PT. BSP dalam konteks manajemen rantai pasok masih dalam lingkup inbound supply chain, karena antara kebun dan agroindustri berada pada entitas yang sama. Perlu dikembangkan model yang mengakomodir kompleksitas dalam mengelola rantai pasok yang melibatkan mata rantai dengan kepemilikan yang berbeda seperti kemungkinan melakukan koordinasi vertikal antara agroindustri dengan petani.

7. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Mengacu kepada tujuan pemodelan serta hasil verifikasi dan validasi rekayasa model perencanaan produksi pada penelitian ini maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dihasilkan model pengambilan keputusan yang diintegrasikan dalam sistem manajemen ahli untuk melakukan aktifitas perencanaan produksi karet spesifikasi teknis jenis SIR-20. Model direkayasa dengan lingkup model prakiraan harga dan permintaan, model prakiraan ketersediaan bahan baku, model rencana produksi, model ketersediaan kapasitas dan model pengukuran kinerja. Tujuan model perencanaan produksi yang dihasilkan untuk menentukan jumlah produksi SIR 20 setiap bulan. 2. Dihasilkan suatu pendekatan baru dalam menyusun rencana produksi yang mempertimbangkan dinamika pada sisi permintaan dan harga karet spesifikasi teknis jenis TSR-20 di pasar dunia dan dinamika pasokan bahan baku sebagai masukan untuk menentukan jumlah produksi. Hasil keputusan jumlah produksi menjadi dasar perhitungan penentuan kapasitas yang dibutuhkan untuk disesuaikan dengan kapasitas pabrik yang tersedia. 3. Sistem manajemen ahli perencanaan produksi diintegrasikan dengan model pengukuran kinerja yang berguna untuk mengevaluasi variansi perencanaan produksi dengan realisasi produksi, variansi permintaan bahan baku dan pasokan bahan dengan menghitung nilai Bullwhip Effect BE. Besarnya distorsi informasi dan nilai amplifikasi yang dinyatakan sebagai nilai BE merupakan indikator kemampuan model dalam mengakomodir dinamika permintaan dan pasokan ke dalam model. Nilai ini juga dapat dijadikan indikator kinerja pemasok maupun kinerja pabrik sebagai pengolah. 4. Semua model yang dihasilkan telah diverifikasi dan divalidasi dan menunjukkan bahwa sistem manajemen ahli yang dirancang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan rencana produksi dan pengukuran kinerja pada agroindustri karet spesifikasi teknis. 5. Implementasi model di lapangan menunjukkan bahwa model dapat digunakan untuk mengambil keputusan untuk aktifitas perencanaan dan pengendalian produksi, sehingga rencana produksi lebih dinamis dan adaptif terhadap dinamika rantai pasok. Ukuran kinerja yang terintegrasi dengan model perencanaan produksi dapat digunakan untuk menentukan tindakan perencanaan agar dapat mengotimalkan rantai pasokan.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis dalam penelitian ini, perlu upaya untuk mengembangkan model agar lebih komprehensif. Beberapa saran untuk penelitian lebih lanjut setelah memperhatikan hasil validasi di lapangan adalah : 1. Model prakiraan perlu mempertimbangkan dinamika faktor eksternal lain seperti harga minyak mentah, harga karet sintetis, pola musim sebagai bagian dari model prakiraan permintaan yang lebih menyeluruh. 2. Model perencanaan produksi dilakukan dalam bentuk perencanaan agregat untuk menyusun rencana produksi secara komprehensif untuk berbagai jenis karet alam lain. 3. Model pengukuran kinerja dikembangkan untuk metrik pengukuran fungsi utama lain dalam rantai pasok. 4. Perlu suatu model untuk membandingkan nilai tambah jika dilakukan perubahan keputusan strategi produksi berdasarkan komposisi jenis produk karet alam yang dihasilkan. 5. Perlu pengembangan model perencanaan produksi dalam lingkup rantai pasok yang lebih kompleks melibatkan mata rantai yang berada dalam entitas yang berbeda serta melibatkan petani sebagai salah satu pemasok bahan baku.