Gambar 17 Perkembangan harga karet, minyak mentah dan nilai tukar JPYUSD Honggokusumo, 2011
4.1.2 Karet Spesifikasi Teknis
Karet Spesifikasi Teknis Technically Specified Rubber, TSR adalah jenis karet alam, yang dalam perdagangan Internasional dikenal dengan nama block
rubber. TSR merupakan karet alam dalam bentuk balok yang berasal dari lateks segar maupun koagulum lapang. Di Indonesia karet spesfikasi teknis sering
disebut sebagai karet remah crumb rubber. Berbeda dengan di Indonesia dalam perdagangan karet Internasional crumb rubber adalah karet alam yang berasal
dari hasil pencacahan barang bekas yang berasal dari berbagai produk hilir karet alam seperti ban bekas. Karet spesifikasi teknis dalam perdagangan karet di
Indonesia dikenal juga dengan nama Standard Indonesian Rubber SIR. Indonesia sebagai penghasil karet nomor dua dunia, sejak tahun 1969
memiliki skema Standard Indonesian Rubber yang disingkat dengan SIR. Skema SIR memiliki tingkat mutu dengan parameter mutu sesuai dengan ketetapan
Standar Nasional Indonesia, yang disajikan pada Tabel 3. Parameter mutu yang utama sebagai pembeda setiap jenis SIR adalah kadar kotoran dan indeks yang
plastisitas PRI.
Tabel 3. Skema Standard Indonesian Rubber SIR SNI 06-1903-1990
Keterangan : CV-50 : 45-55, CV-60 : 55-65, CV-70 : 65-75
Disertakan rheograph dari karakteristik vulkanisasinya
a
Koagulum lateks tipis adalah lateks segar yang digumpalkan dengan asam fomiat, kemudian digiling dengan ketebalan 1.5-2 cm
b
Koagulum lapangan adalah jenis-jenis bahan olah karet, baik dari perkebunan rakyat maupun perkebunan besar yang tercantum dalam Standar Pertanian Indonesia yaitu sit angin, slab tipis, lump mangkok dan
gumpalan lainnya berupa getah sadap, getah pohon yang selama penyimpanannya tidak boleh direndam dengan air atau terkena sinar matahari langsung.
PRI= Plasticity Retention Index Po= Initial Plasticity SIR=Standard Indonesian Rubber SKEMA
Lateks Kebun Koagulum Lateks Tipis
a
Koagulum Lapangan
b
SIR 3CV
SIR 3L
SIR 3WF
SIR 5
SIR 10
SIR 20
Kadar kotoran, maks.bb
0.03 0.03
0.03 0.05
0.10 0.20
Kadar abu, maks.bb
0.50 0.50
0.50 0.50
0.75 1.00
Zat menguap, maks.bb
0.80 0.80
0.80 0.80
0.80 0.80
PRI, minimum 60
75 75
70 60
50 Po, minimum
- 30
30 30
30 30
Nitrogen, aks..bb
0.60 0.60
0.60 0.60
0.60 0.60
Visk.ASHT maks.,Wallace
8 -
- -
- -
VM, ML1+4 100˚ C
- -
- -
- Warna, Lovibond
- 6
- -
- -
Curing Charac- teristic
- -
- Warna lambang
pada kemasan Hijau
Hijau Hijau
Hijau garis coklat
Coklat Merah
Warna palstik pembungkus
Transparan Transparan
Transparan Transparan
Transparan Transparan
Tebal plastik, mm 0.02-0.04
0.02-0.04 0.02-0.04
0.02-0.04 0.02-0.04
0.02-0.04 Titik leleh plastik,
min.˚C 108
108 108
108 108
108 Warna pita plastik
Jingga Transparan
Putih susu Putih susu
Putih susu Putih susu
Indonesia merupakan pengekspor karet spesifikasi teknis terbesar dunia, dibandingkan dengan negara penghasil karet utama seperti Malaysia dan Thailand
Tabel 4. Besarnya nilai ekspor TSR Indonesia adalah sumbangan dari perkebunan rakyat yang sebagian besar menghasilkan koagulum sebagai bahan
baku karet spesifikasi teknis kualitas rendah seperti SIR 10 dan SIR 20. Berbeda dengan Thailand yang mengembangkan RSS sebagai produk unggulan, sehingga
menjadikan Thailand sebagai negara penghasil karet terbesar di dunia.
Tabel 4 Ekspor TSR dari Indonesia, Malaysia dan Thailand ribu ton Tahun
Indonesia Malaysia
Thailand
2003 1.590,4
849,4 912,6
2004 1.707,4
1.008,1 998,0
2005 1.685,6
1.056,0 1.109,3
2006 1.953,3
1.064,0 1.069,3
2007 2.122,3
952,0 1.103,8
2008 2.148,5
861,8 1.132,1
2009 1.905,0
617,4 950,6
Sumber : IRSG 2010 Berdasarkan perkembangan tahun 2003 - 2009, jumlah ekspor TSR yang
dihasilkan oleh tiga negara penghasil karet Indonesia, Malaysia dan Thailand mengalami peningkatan yang signifikan Gambar 18. Sumbangan ekspor TSR
Indonesia merupakan hasil pengolahan dari perkebunan rakyat.
Gambar 18 Grafik perbandingan ekspor karet spesifikasi teknis IRSG, 2010
- 500.0
1,000.0 1,500.0
2,000.0 2,500.0
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Indonesia Malaysia
Thailand ekspor metrik ton