PENDAHULUAN 1.1 Respon Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Varietas Atlantis dan Super John dalam Sistem Aeroponik terhadap Periode Pencahayaan

I. PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Kentang Solanum tuberosum L. merupakan salah satu tanaman pangan terpenting ketiga di dunia setelah beras dan gandum untuk konsumsi manusia CIP 2010. Kentang juga merupakan salah satu tanaman sayuran utama yang ditanam oleh petani di daerah dataran tinggi Dimyati 2002. Budidaya kentang di Indonesia banyak dilakukan di dataran tinggi antara 800-1800 m oleh petani skala kecil FAO 2008. Kebutuhan kentang mengalami peningkatan yang pesat. Tahun 1991 produksi kentang dunia mencapai 267 juta ton dan tahun 2007 meningkat menjadi 320 juta ton Setiadi 2009. Produsen kentang tersebut meliputi negara maju dan negara berkembang. Secara umum budidaya tanaman kentang di negara berkembang tidak menggunakan benih yang berkualitas karena harga yang tinggi dan masih kekurangan akses untuk memperoleh benih yang berkualitas Otazu 2010. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur BPTP-Jatim 2010 menyebutkan bahwa ketersediaan benih kentang berkualitas saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan petani, baik penangkar benih maupun produsen kentang. Pasokan benih kentang di tingkat penangkar masih tergantung dari ketersediaan sumber benih berupa Benih Penjenis G0. Benih tersebut merupakan umbi hasil teknologi kultur meristem dengan kriteria bebas dari penyakit. Inovasi dalam meningkatkan produksi kentang yang cepat dan berkualitas sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kentang masyarakat Indonesia. Salah satu teknologi yang digunakan dengan alternatif media penanaman menggunakan media udara atau yang disebut aeroponik. Tanaman digantungkan pada suatu media sehingga akar dari tanaman tersebut akan menggantung di udara untuk mendapatkan air dan nutrisinya Roberto 2003. Aeroponik memiliki kelebihan jika dibanding dengan tanam konvensional media tanah. Teknologi tersebut dapat meningkatkan kualitas benih kentang yang menggunakan bibit dari hasil kultur jaringan plantlet sehingga benih kentang yang dihasilkan baik dan terbebas dari hama dan penyakit Gunawan 2009. Di Indonesia sudah mulai dikembangkan teknologi aeroponik ini. Penelitian lebih lanjut dan pengembangan dari teknologi aeroponik ini masih diperlukan Gunawan dan Afrizal 2009. Jika sistem aeroponik dapat meningkatkan produksi benih, baik kualitas maupun kuantitas pada kentang, maka diharapkan dapat mempercepat peningkatan produksi kentang, serta akan memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan industri perbenihan kentang dalam memenuhi kebutuhan nasional Muhibbudin et al. 2009. Pengetahuan mengenai persyaratan iklim kentang serta respon fisiologis terhadap lingkungan sangat diperlukan untuk mendapatkan kualitas produksi yang tinggi Shock et al. 2005. Pengembangan benih kentang mengunakan aeroponik dapat dilakukan di dalam rumah kaca atau di dalam ruang dengan kondisi lingkungan yang terkontrol agar sesuai dengan syarat iklim bagi tanaman Falah 2006. Produksi dalam ruang membutuhkan artificial light atau pencahayaan buatan. Pencahayaan buatan dilakukan dengan menggunakan cahaya lampu untuk menggantikan kebutuhan cahaya matahari. Cahaya merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor cahaya yang penting untuk pertumbuhan tanaman yaitu intensitas cahaya dan lama pencahayaan. Intensitas cahaya jenuh tanaman kentang menurut Chang 1968 adalah 32.280 lux atau setara dengan 313,65 Wm 2 . Otroshy 2006 menyebutkan bahwa kentang merupakan tanaman hari pendek dan merupakan tanaman C3 dengan tingkat kejenuhan cahaya yang rendah. Menurut Hartmann et al. 1981, lampu yang baik untuk memenuhi kebutuhan spektrum cahaya oleh tanaman yakni lampu fluorescent. Lampu tersebut digunakan karena lebih banyak mengeluarkan spektrum yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu spektrum merah dan biru. Namun belum diketahui intensitas cahaya lampu fluorescent yang optimum untuk pertumbuhan tanaman kentang varietas Atlantis dan Super John dengan menggunakan media aeroponik dalam ruang. Dengan mengetahui intensitas optimum yang diberikan, diharapkan dapat meningkatkan kualitas tanaman.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan benih kentang Solanum tuberosum L. varietas Atlantis dan Super John dalam sistem aeroponik terhadap periode cahaya lampu fluorescent yang diberikan pada intensitas cahaya tertentu.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1