Kelembaban udara RH yang diukur pada Laboratorium
Agrometeorologi berkisar
antara 48 - 53 Gambar 11. Nilai RH di Laboratorium
Agrometeorologi tergolong
kering. Hal tersebut karena keberadaan AC yang bersifat mengeringkan udara dalam
ruang. Udara yang relatif kering tersebut dapat menyebabkan tanaman kentang layu saat awal
pertumbuhan, sehingga perlu ditutup dengan gelas plastik untuk menjaga
kelembaban udara di sekitar tanaman.
Kebutuhan nutrisi dan air pada sistem aeroponik ini diperoleh dari penyemprotan
dengan durasi 13 detik setiap 7 menit yang secara otomatis menyemprotkan air sehingga
membasahi akar tanaman. Dalam sistem aeroponik ini, air yang tidak terserap oleh
tanaman akan kembali ke ember nutrisinya.
4.2 Perlakuan Intensitas
dan Lama
Pencahayaan
Pengukuran intensitas
cahaya menggunakan satuan lux. Nilai energi
cahaya matahari yang diterima tanaman biasa dinyatakan dalam Wm
2
Oleh sebab itu, perlu dilakukan konversi satuan dari lux menjadi
Wm
2
untuk mengetahui satuan energi cahaya yang diterima oleh tanaman kentang tersebut.
Lampu untuk membuat cahaya buatan menggunakan lampu jenis fluorescent TL
berdaya 40 W dengan jarak lampu dari tanaman sekitar 30 cm.
Pada penelitian ini, pengukuran intensitas cahaya dilakukan untuk mengukur intensitas
cahaya yang diterima oleh semua tanaman. Total lampu yang digunakan untuk penelitian
ini adalah delapan lampu untuk pengukuran dan dua lampu untuk tanaman tanpa perlakuan
sebagai tanaman contoh untuk bahan kalibrasi hubungan antara luas dengan berat daun.
Tanaman tanpa perlakukan ini kemudian tidak dapat
digunakan sebagai
kalibrasi, dikarenakan semua tanaman mati. Daya
lampu yang digunakan pada pengukuran yaitu 8 x 40 W sehingga total daya lampu 320 W
digunakan untuk area tanam 2 x 1.2 m
2
= 2,4 m
2
merupakan luasan kedua perlakuan pencahayaan.
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan tiap hari yakni pada pukul 10.00 WIB.
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan pada titik tengah dan ujung box tanaman yang
mewakili tanaman
dalam mendapatkan
cahaya. Intensitas yang terukur pada titik tengah pengamatan memiliki nilai tertinggi
sekitar 1750 lux atau 13.8 Wm
2
, sedangkan intensitas terendah adalah 728 lux atau 5.8
Wm
2
pada ujungtepi box. Terlihat bahwa sebaran nilai intensitas sangat beragam,
namun nilai rata-rata relatif konstan Gambar 13
. Rata-rata tanaman kentang mendapatkan
energi sekitar 1149 lux atau 9 Wm
2
. Perbedaan yang sangat tinggi dari cahaya
yang diterima oleh tanaman pada titik tengah dengan ujung disebabkan oleh perbedaan
jarak terhadap sumber cahaya. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hartmann et al.
1981 bahwa intensitas yang didapatkan akan semakin kecil dengan semakin jauh lokasi
pengambilan data. Nilai Kebutuhan cahaya kentang dalam ruang pertumbuhan buatan ini
sangat jauh dari tingkat kejenuhan cahaya tanaman kentang di lapangan yaitu 313.65
Wm
2
Chang 1968.
Gambar 13 Intensitas cahaya Wm
2
yang diterima oleh tanaman kentang. Selang pengukuran berkisar antara maksimum dan minimum; titik adalah nilai rata-rata
Kebutuhan cahaya
tanaman juga
dipengaruhi oleh lama pencahayaan yang diberikan. Lama pencahayaan yang diberikan
pada penelitian ini yakni lampu dinyalakan selama 24 jam penuh 24-h24 hours
pencahayaan dan lampu hanya dinyalakan selama 12 jam 12-h pencahayaan. Ketika
tanaman
diberikan perlakuan
12-h pencahayaan, tanaman kentang mengalami
pertumbuhan yang sangat lambat. Hal tersebut disebabkan karena cahaya yang digunakan
untuk melakukan fotosintesis sangat terbatas. Tidak sepenuhnya tanaman yang mendapat
perlakuan
12-h pencahayaan
tidak mendapatkan
cahaya ketika
lampu dipadamkan.
Tanaman tersebut
masih mendapatkan sedikit cahaya lampu yang
berasal dari lampu yang masih dinyalakan selama 24-h meskipun jumlahnya sangat
kecil. Kedua perlakuan tersebut dibatasi oleh sekat sehingga pencahayaan 24-h tidak terlalu
mempengaruhi tanaman dengan perlakuan 12- h pencahayaan.
4.3 Pengaruh
Intensitas dan
Lama Pencahayaan terhadap Pertumbuhan
Kentang Pada saat penanaman di media aeroponik,
terlihat bahwa kualitas plantlet bibit kentang kultur jaringan varietas Atlantis lebih baik
dari Super
John. Hal
tersebut dapat
dibandingkan dari tingkat kehijauan tanaman, tinggi batang, jumlah daun, dan kondisi akar.
Plantlet varietas Atlantis memiliki batang yang relatif kuat, warna hijau tua, daun lebih
banyak berwarna hijau tua serta kondisi akar yang sudah cukup panjang. Batang plantlet
varietas Super John berwana hijau muda kekuningan dan masih banyak yang belum
tumbuh daunnya.
Pertumbuhan tanaman
merupakan perubahan ukuran massa, luas, tinggi dan
jumlah selama musim pertumbuhan tanaman Handoko 1994. Indikator pertumbuhan
tanaman yang digunakan yaitu jumlah daun. Nilai 0 jumlah daun menunjukkan bahwa
tanaman tersebut telah mati. Telah diketahui bahwa intensitas cahaya yang diterima rata-
rata yaitu 9 Wm
2
. Dengan intensitas cahaya tersebut kebutuhan cahaya tanaman kentang
tidak terpenuhi secara optimal sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman yang
kurang baik. Terlihat dari Gambar 14 bahwa terjadi penurunan yang tajam pada jumlah
daun varietas Atlantis dengan perlakuan 12-h. Begitu juga untuk varietas Super John
Gambar 15, laju kematian dari varietas Super John lebih cepat dibandingkan Atlantis.
Tanaman kentang varietas Super John yang ditanam dengan perlakuan 12-h pencahayaan
mati 16 hari lebih cepat dibandingkan varietas Atlantis dengan perlakuan yang sama.
Tanaman tersebut mati karena cahaya yang diberikan sangat rendah dengan pencahayaan
selama 12 jam. Pada varietas Atlantis 24-h pencahayaan, jumlah daun relatif stabil
sedangkan untuk varietas Super John terjadi penurunan jumlah daun. Selain dipengaruhi
oleh lama pencahayaan yang diberikan, varietas
juga menentukan
tingkat pertumbuhan tanaman. Hal tersebut terlihat
dari varietas Super John yang lebih cepat jumlah penurunan daun dibanding varietas
Atlantis. Pada Gambar 15 data jumlah daun varietas Super John dilakukan pengukuran
dari data 20 HST. Pengukuran yang dilakukan pada varietas Super John sehari lebih lambat
dari pengukuran varietas Atlantis. Hal tersebut karena kondisi tanaman kentang varietas
Super John masih membutuhkan proses aklimatisasi yang lama dibandingkan dengan
tanaman kentang varietas Atlantis.
Gambar 14 Penurunan jumlah daun varietas Atlantis.
Gambar 15 Penurunan jumlah daun varietas Super John. Suhu yang tinggi jika ditambah dengan
insentitas cahaya
yang kurang
akan menghasilkan pertumbuhan yang rendah dan
tanaman yang panjang serta kecil Hartmann et al. 1981. Dalam ruang pertumbuhan
tanaman Laboratorium Agrometeorlogi suhu udara relatif tidak terlalu tinggi, namun
cahaya yang sangat rendah rata-rata 9 Wm
2
yang menjadi kendala utama pertumbuhan tanaman kentang pada percobaan aeroponik
ini. Hal ini dibuktikan bahwa pemberian cahaya 24 jam ternyata mengurangi laju
kematian tanaman dibandingkan dengan tanaman pada perlakuan cahaya 12 jam.
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan