Saran SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Gambar 15 Penurunan jumlah daun varietas Super John. Suhu yang tinggi jika ditambah dengan insentitas cahaya yang kurang akan menghasilkan pertumbuhan yang rendah dan tanaman yang panjang serta kecil Hartmann et al. 1981. Dalam ruang pertumbuhan tanaman Laboratorium Agrometeorlogi suhu udara relatif tidak terlalu tinggi, namun cahaya yang sangat rendah rata-rata 9 Wm 2 yang menjadi kendala utama pertumbuhan tanaman kentang pada percobaan aeroponik ini. Hal ini dibuktikan bahwa pemberian cahaya 24 jam ternyata mengurangi laju kematian tanaman dibandingkan dengan tanaman pada perlakuan cahaya 12 jam.

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Lingkungan buatan untuk ruang pertumbuhan perlu memperhatikan aspek pendukung yang memenuhi syarat iklim tanaman tersebut. Kentang Solanum tuberosum L. menghendaki suhu udara yang rendah, RH yang tidak terlalu rendah dan intensitas yang cukup. Dalam melakukan percobaan menanam benih kentang varietas Atlantis dan varietas Super John di dalam Laboratorium Agrometeorologi diperlukan pendingin ruan AC untuk mendapatkan suhu yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kentang. Selain itu, pencahayaan buatan dengan menggunakan lampu fluorescent TL 40 W. Suhu udara dalam ruangan tidak terlalu menjadi kendala 20.0 - 26.5 o C, namun kelembaban udara RH relatif rendah 48 - 53 dan intensitas cahaya sangat rendah rata-rata 9 Wm 2 menjadi kendala pertumbuhan tanaman. Perbedaan perlakuan lama pencahayaan 12 dan 24 jam mempengaruhi respon pertumbuhan tanaman kentang. Selain itu kondisi bibit yang digunakan serta varietas juga mempengaruhi respon pertumbuhan tanaman tersebut.

5.2 Saran

Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan di rumah kaca di dataran tinggi untuk mendapatkan intensitas cahaya dari matahari serta suhu sesuai untuk tanaman kentang. Namun apabila masih dilakukan penelitian di dalam ruangan, perlu lampu sumber cahaya yang dapat memenuhi kebutuhan cahaya sesuai dengan jenis tanaman. Selain itu perlu adanya humidifier penjaga kelembaban agar kelembaban tidak terlalu kering untuk ruang ber-AC. DAFTAR PUSTAKA Aeroponics International. 2010. Understanding light energy for plant growth. Dalam http:www.aeroponics.comaero65. htm [10 Maret 2011] Agrihouse Inc. 2003. Genesis series aeroponic system. Dalam http:www.biocontrols.comaero18 b.html [10 Maret 2011] [BPTP-Jatim]. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. 2010. Ketersediaan benih kentang. Dalam http:jatim.litbang.deptan.go.id [12 Juni 2011] Chang JH. 1968. Climate and Agriculture. An Ecological Survey. Aldine. Chicago. [CIP]. International Potato Centre. 2011. Potato in tropical and subtropical highlands. Dalam http:www.cipotato.org [9 Agustus 2011] Dimyati A. 2002. Research priorities for potato in Indonesia. Progress in Potato and Sweetpotato Research in Indonesia. Proceedings of the CIP- Indonesia Research Review Workshop. Bogor. [ECPD]. The European Cultivated Potato Database. 2011. Granola. Dalam http:www.europotato.orgdisplay_ description.php?variety_name=Gr anola [9 Agustus 2011] Falah M. 2006. Prespektif pertanian dalam lingkungan yang terkontrol. Inovasi Online edisi vol.6XVIIIMaret 2006. [FAO]. Foods and Agriculture Organisation. 2008. International year of the potato. Dalam http:www.potato2008.orgenpotat oindex.html [7 Maret 2011]. Gunawan dan Afrizal D. 2009. Teknologi aeroponik terobosan perbanyakan cepat benih kentang. Iptek Hortikultura No.5 – September 2009. Gunawan H. 2009. Inovasi baru perbanyakan bibit kentang G-0 sistem aeroponik. Pusat Inkubator Agribisnis BBPP Lembang, 2 Februari 2009. Handoko. 1993. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya: Jakarta. -------------. 1994. Dasar Penyusunan dan Aplikasi Model Simulasi Komputer untuk Pertanian. Jurusan Geofisika dan Meteorologi-FMIPA-IPB. Bogor. Hardjanto YS. 2008. Super Jon: Buah dari kecermatan. Dalam http:kabarhijau.blogspot.com200 807super-jon-buah-dari- kecermatan.html [9 Maret 2011] Hartmann HT, Flocker WJ, Kofranek AM. 1981. Plant Science. Growth, Development, and Utilization of Cultivated Plant. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs. New Jersey. Husin C. 1985. Pengaruh penambahan panjang hari dengan cahaya lampu fluorescent terhadap produksi Alfalfa Medicago sativa L. [Skripsi]. Bogor: Jurusan Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Lovatt JL. 1997. Potato Information Kit. The Agrilink Series. The State of Queensland, Departemen of Primary Industries. Australia Muhibuddin A, Zakaria B, Baharudin dan Enny L. 2009. Pengembangan formulasi unsur hara pada produksi benih kentang hasil kultur jaringan dengan teknologi aeroponik. Jurnal Sains Teknologi, Agustus 2009, Vol. 9 No. 2 : 87-96. Otazu V. 2010. Manual on Quality Seed Potato Production Using Aeroponics. International Potato Center CIP, Lima, Peru. Otroshy M. 2006. Utilization of tissue culture techniques in a seed potato tuber production sheme [PhD Thesis]. Wageningen University. Netherlands. Pitojo S. 2004. Benih Kentang. Kanisius: Yogyakarta. Ritter E, Angulo B, Herran C, Relloso J, Jose MS. 2000. Comparison of hidroponic and aeroponic cultivation systems for the production of potato minitubers. Potato research 44 2001 127-135. Roberto K. 2003. How to Hidroponics Fourth Edition. The Futuregarden Press Advision of Futuregarden, Inc. New York. Runkle E. 2006. Light it Up. GPN Magazine July 2006. Setiadi. 2009. Budidaya Kentang +Berbagai Pilihan Varietas dan Pengadaan Benih. Penebar Swadaya: Depok. Shock C, Clinton dan Pereira AB. 2005. A review of agrometeorology and potato production. Paper on chapter 13E. Smith O. 1968. Potatoes: Production, Storing, Processing. The Avi Publishing Company, Inc. Westport, Connecticut. Simangunsong LP. 2011. Kehilangan Air Tanaman kentang Solanum tuberosum L. dengan Sistem Aeroponik. Personal Communication. Departemen Geofisika dan Meteorologi, FMIPA-IPB. Sofiasari E dan Kusmana. 2007. Karakterisasi Kentang Varietas Granola, Atlantic, dan Balsa dengan metode UPOV. Buletin Plasma Nutfah Vol.13 No. 1 Th. 2007. Struik PC. 2008. The canon of potato science: minitubers. Potato research 2007 50:305-308. Sunarjono. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya Kentang. Agromedia Pustaka: Jakarta. Sutiyoso Y. 2003. Aeroponik sayuran. Budidaya dengan sistem pengabutan. Penerbit Penebar Swadaya: Jakarta. Thirakomen K. 2002. Humidity control for tropical climate. ASHRAE Thailand Chapter. Dalam http:www.ashraethailand.org [10 Agustus 2011] Wattimena GA, Purwito A., Machmud H.M, dan Samanhudi. 2001. Perakitan Varietas kentang Unggul Indonesia secara Cepat dengan Metode turunan Klonal biji Tunggal dan Pra-Evaluasi secara In Vitro. Buletin Agronomi Vol. 29 No. 3 : 78-84. Webb RE, Wilson DR, Sumaker JR, Graves B, Henninger MR, Watss J, Frank JA, and Murphey HJ. 1978. Atlantic: A new potato variety with high solids good processing quality, and resistance to pets. American Potato Jurnal Vol. 55 : 141-145. LAMPIRAN Lampiran 1 Data suhu pengukuran pukul 10.00 WIB No Tanggal HST Suhu ˚C Rataan Simpangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 09 Juli 2011 19 19.8 20.0 19.8 19.7 19.7 20.0 20.3 20.3 20.3 20.2 20.0 0.2 2 10 Juli 2011 20 20.8 21.1 21.0 21.0 21.1 21.2 21.3 21.3 21.3 21.3 21.1 0.2 3 11 Juli 2011 21 21.1 21.2 21.3 21.3 21.3 21.2 21.4 21.4 21.5 21.5 21.3 0.1 4 12 Juli 2011 22 21.1 21.4 21.3 21.4 21.4 21.8 21.9 21.8 21.7 21.9 21.6 0.3 5 13 Juli 2011 23 21.0 21.2 21.3 21.3 21.3 21.3 21.6 21.5 21.6 21.5 21.3 0.2 6 14 Juli 2011 24 20.7 20.7 20.7 20.6 20.5 20.6 20.7 20.7 20.7 20.7 20.7 0.1 7 15 Juli 2011 25 21.1 21.2 21.4 21.4 21.2 21.4 21.5 21.4 21.3 21.5 21.3 0.1 8 16 Juli 2011 26 20.8 20.8 20.8 20.7 20.8 21.0 21.0 21.0 21.0 21.0 20.9 0.1 9 17 Juli 2011 27 20.9 21.0 21.0 20.9 20.9 20.9 20.9 21.0 20.9 20.9 20.9 0.0 10 18 Juli 2011 28 20.1 20.1 20.1 20.0 20.0 19.9 20.0 20.0 20.0 20.1 20.0 0.1 11 19 Juli 2011 29 21.2 21.0 21.3 21.2 21.1 21.1 21.2 21.2 21.1 21.3 21.2 0.1 12 20 Juli 2011 30 20.3 20.3 20.6 20.5 20.6 20.4 20.5 20.6 20.5 20.4 20.5 0.1 13 21 Juli 2011 31 22.0 22.2 22.3 22.3 22.1 22.1 22.2 22.3 22.2 22.2 22.2 0.1 14 22 Juli 2011 32 22.7 22.7 22.7 22.7 22.7 22.8 22.8 22.8 22.8 22.8 22.7 0.0 15 23 Juli 2011 33 21.0 21.0 21.0 21.0 21.0 21.3 21.4 21.4 21.4 21.2 21.2 0.2 16 24 Juli 2011 34 20.7 20.7 21.0 21.0 20.9 20.9 21.0 21.0 21.1 21.0 20.9 0.1 17 25 Juli 2011 35 21.9 22.0 22.0 22.0 21.9 21.8 22.0 22.0 21.9 22.2 22.0 0.1 18 26 Juli 2011 36 20.6 20.6 20.5 20.5 20.5 20.6 20.9 20.9 21.0 21.0 20.7 0.2 19 27 Juli 2011 37 21.5 21.6 21.7 21.7 21.6 22.0 22.1 22.1 22.1 22.4 21.9 0.3 20 28 Juli 2011 38 21.8 22.2 22.1 22.1 22.0 22.0 22.2 22.2 22.1 22.1 22.1 0.1 21 29 Juli 2011 39 21.6 21.8 21.9 22.2 22.4 22.2 22.3 22.3 22.4 22.2 22.1 0.3 22 30 Juli 2011 40 21.7 21.8 22.0 22.0 21.8 21.9 22.1 22.2 22.2 22.2 22.0 0.2 23 31 Juli 2011 41 21.3 21.3 21.6 21.6 21.5 21.7 21.8 21.9 21.8 21.7 21.6 0.2 24 01 Agustus 2011 42 20.7 21.1 21.0 21.0 21.1 20.8 21.2 21.1 21.1 21.3 21.0 0.2 25 02 Agustus 2011 43 21.2 21.2 21.6 21.6 21.6 21.7 21.8 21.9 21.7 21.8 21.6 0.3 26 03 Agustus 2011 44 22.0 22.0 22.6 22.6 22.6 22.7 22.9 23.0 22.8 22.8 22.6 0.3 27 04 Agustus 2011 45 19.0 19.1 18.8 18.8 18.7 19.0 19.1 19.3 19.2 19.4 19.0 0.3 28 05 Agustus 2011 46 22.5 22.9 22.9 22.8 22.8 22.9 23.2 23.2 23.0 23.0 22.9 0.2 29 06 Agustus 2011 47 20.6 20.3 20.8 20.7 20.7 20.6 20.7 20.9 21.0 21.0 20.7 0.2 30 07 Agustus 2011 48 20.6 20.6 21.2 21.2 21.1 20.6 21.2 21.2 21.3 21.3 21.0 0.3 31 08 Agustus 2011 49 20.6 20.5 20.8 20.7 20.7 20.9 20.8 21.1 21.0 20.9 20.8 0.2 32 09 Agustus 2011 50 21.7 22.0 22.2 21.8 21.9 21.8 22.0 22.0 22.0 21.8 21.9 0.1 Keterangan: 1,2,3...,10 = titik sampel pengamatan Lampiran 2 Data intensitas cahaya lux pukul 10.00 WIB No Tanggal HST Intensitas Cahaya Lux Maksimum Minimum Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 09 Juli 2011 19 1663 854 913 815 728 1638 882 1238 1100 803 1663 728 1063.4 2 10 Juli 2011 20 1663 1000 1028 972 948 1689 899 1320 1222 795 1689 795 1153.6 3 11 Juli 2011 21 1677 1057 1020 970 930 1616 983 1230 1212 970 1677 930 1166.5 4 12 Juli 2011 22 1636 1115 1000 950 830 1583 1043 1195 1193 945 1636 830 1149.0 5 13 Juli 2011 23 1656 980 863 837 835 1634 868 1208 1131 855 1656 835 1086.7 6 14 Juli 2011 24 1685 1233 900 958 961 1659 1065 1034 1133 872 1685 872 1150.0 7 15 Juli 2011 25 1620 942 932 862 858 1597 897 1231 1114 823 1620 823 1087.6 8 16 Juli 2011 26 1577 1065 1048 930 878 1616 1010 1200 1127 830 1616 830 1128.1 9 17 Juli 2011 27 1686 1133 1017 987 960 1697 1090 1214 1214 859 1697 859 1185.7 10 18 Juli 2011 28 1570 1110 1028 992 870 1628 997 1273 1232 898 1628 870 1159.8 11 19 Juli 2011 29 1647 1050 1065 950 870 1610 1007 1358 1169 950 1647 870 1167.6 12 20 Juli 2011 30 1668 1068 1012 930 980 1629 1096 1267 1163 902 1668 902 1171.5 13 21 Juli 2011 31 1662 998 956 878 869 1665 847 1141 1130 890 1665 847 1103.6 14 22 Juli 2011 32 1660 1121 1083 980 947 1650 991 1292 1122 965 1660 947 1181.1 15 23 Juli 2011 33 1748 1178 1040 1066 1033 1750 965 1290 1230 890 1750 890 1219.0 16 24 Juli 2011 34 1722 1220 1022 1008 988 1729 1002 1395 1255 965 1729 965 1230.6 17 25 Juli 2011 35 1595 970 990 915 823 1573 910 1222 1077 832 1595 823 1090.7 18 26 Juli 2011 36 1644 1062 960 990 949 1637 940 1262 1096 938 1644 938 1147.8 19 27 Juli 2011 37 1640 982 918 924 810 1671 950 1231 1024 824 1671 810 1097.4 20 28 Juli 2011 38 1638 943 960 961 828 1595 856 1182 1105 823 1638 823 1089.1 21 29 Juli 2011 39 1638 972 953 833 838 1620 953 1243 1026 837 1638 833 1091.3 22 30 Juli 2011 40 1685 1130 988 1075 1008 1703 1095 1360 1213 987 1703 987 1224.4 23 31 Juli 2011 41 1693 1089 933 1030 1045 1673 920 1335 1220 940 1693 920 1187.8 24 01 Agustus 2011 42 1632 996 961 962 862 1652 929 1238 1072 917 1652 862 1122.1 25 02 Agustus 2011 43 1601 1036 987 1129 926 1596 1006 1306 1175 878 1601 878 1164.0 26 03 Agustus 2011 44 1662 1056 1005 989 982 1613 983 1293 1117 902 1662 902 1160.2 27 04 Agustus 2011 45 1655 1045 1030 1048 1020 1611 974 1313 1185 982 1655 974 1186.3 28 05 Agustus 2011 46 1707 1098 973 888 859 1668 954 1292 1095 870 1707 859 1140.4 29 06 Agustus 2011 47 1688 1080 1050 984 933 1645 935 1315 1180 930 1688 930 1174.0 30 07 Agustus 2011 48 1660 1090 1018 1114 948 1675 975 1216 1202 960 1675 948 1185.8 31 08 Agustus 2011 49 1637 1073 1050 1030 1038 1591 1062 1324 1196 903 1637 903 1190.4 32 09 Agustus 2011 50 1607 989 937 840 838 1652 951 1210 1158 927 1652 838 1110.9 Keterangan: 1.2.3....10 = titik sampel pengamatan 17 Lampiran 3 Data intensitas cahaya Wm 2 pukul 10.00 WIB No Tanggal HST Intensitas Cahaya Wm2 Maksimum Minimum Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 09 Juli 2011 19 13.1 6.7 7.2 6.4 5.8 12.9 7.0 9.8 8.7 6.3 13.1 5.8 8.4 2 10 Juli 2011 20 13.1 7.9 8.1 7.7 7.5 13.3 7.1 10.4 9.7 6.3 13.3 6.3 9.1 3 11 Juli 2011 21 13.2 8.4 8.1 7.7 7.3 12.8 7.8 9.7 9.6 7.7 13.2 7.3 9.2 4 12 Juli 2011 22 12.9 8.8 7.9 7.5 6.6 12.5 8.2 9.4 9.4 7.5 12.9 6.6 9.1 5 13 Juli 2011 23 13.1 7.7 6.8 6.6 6.6 12.9 6.9 9.5 8.9 6.8 13.1 6.6 8.6 6 14 Juli 2011 24 13.3 9.7 7.1 7.6 7.6 13.1 8.4 8.2 9.0 6.9 13.3 6.9 9.1 7 15 Juli 2011 25 12.8 7.4 7.4 6.8 6.8 12.6 7.1 9.7 8.8 6.5 12.8 6.5 8.6 8 16 Juli 2011 26 12.5 8.4 8.3 7.3 6.9 12.8 8.0 9.5 8.9 6.6 12.8 6.6 8.9 9 17 Juli 2011 27 13.3 9.0 8.0 7.8 7.6 13.4 8.6 9.6 9.6 6.8 13.4 6.8 9.4 10 18 Juli 2011 28 12.4 8.8 8.1 7.8 6.9 12.9 7.9 10.1 9.7 7.1 12.9 6.9 9.2 11 19 Juli 2011 29 13.0 8.3 8.4 7.5 6.9 12.7 8.0 10.7 9.2 7.5 13.0 6.9 9.2 12 20 Juli 2011 30 13.2 8.4 8.0 7.3 7.7 12.9 8.7 10.0 9.2 7.1 13.2 7.1 9.3 13 21 Juli 2011 31 13.1 7.9 7.6 6.9 6.9 13.2 6.7 9.0 8.9 7.0 13.2 6.7 8.7 14 22 Juli 2011 32 13.1 8.9 8.6 7.7 7.5 13.0 7.8 10.2 8.9 7.6 13.1 7.5 9.3 15 23 Juli 2011 33 13.8 9.3 8.2 8.4 8.2 13.8 7.6 10.2 9.7 7.0 13.8 7.0 9.6 16 24 Juli 2011 34 13.6 9.6 8.1 8.0 7.8 13.7 7.9 11.0 9.9 7.6 13.7 7.6 9.7 17 25 Juli 2011 35 12.6 7.7 7.8 7.2 6.5 12.4 7.2 9.7 8.5 6.6 12.6 6.5 8.6 18 26 Juli 2011 36 13.0 8.4 7.6 7.8 7.5 12.9 7.4 10.0 8.7 7.4 13.0 7.4 9.1 19 27 Juli 2011 37 13.0 7.8 7.3 7.3 6.4 13.2 7.5 9.7 8.1 6.5 13.2 6.4 8.7 20 28 Juli 2011 38 12.9 7.4 7.6 7.6 6.5 12.6 6.8 9.3 8.7 6.5 12.9 6.5 8.6 21 29 Juli 2011 39 12.9 7.7 7.5 6.6 6.6 12.8 7.5 9.8 8.1 6.6 12.9 6.6 8.6 22 30 Juli 2011 40 13.3 8.9 7.8 8.5 8.0 13.5 8.7 10.7 9.6 7.8 13.5 7.8 9.7 23 31 Juli 2011 41 13.4 8.6 7.4 8.1 8.3 13.2 7.3 10.5 9.6 7.4 13.4 7.3 9.4 24 01 Agustus 2011 42 12.9 7.9 7.6 7.6 6.8 13.1 7.3 9.8 8.5 7.2 13.1 6.8 8.9 25 02 Agustus 2011 43 12.6 8.2 7.8 8.9 7.3 12.6 7.9 10.3 9.3 6.9 12.6 6.9 9.2 26 03 Agustus 2011 44 13.1 8.3 7.9 7.8 7.8 12.7 7.8 10.2 8.8 7.1 13.1 7.1 9.2 27 04 Agustus 2011 45 13.1 8.3 8.1 8.3 8.1 12.7 7.7 10.4 9.4 7.8 13.1 7.7 9.4 28 05 Agustus 2011 46 13.5 8.7 7.7 7.0 6.8 13.2 7.5 10.2 8.7 6.9 13.5 6.8 9.0 29 06 Agustus 2011 47 13.3 8.5 8.3 7.8 7.4 13.0 7.4 10.4 9.3 7.3 13.3 7.3 9.3 30 07 Agustus 2011 48 13.1 8.6 8.0 8.8 7.5 13.2 7.7 9.6 9.5 7.6 13.2 7.5 9.4 31 08 Agustus 2011 49 12.9 8.5 8.3 8.1 8.2 12.6 8.4 10.5 9.4 7.1 12.9 7.1 9.4 32 09 Agustus 2011 50 12.7 7.8 7.4 6.6 6.6 13.1 7.5 9.6 9.1 7.3 13.1 6.6 8.8 Keterangan: 1.2.3....10 = titik sampel pengamatan 18 Lampiran 4 Data pengukuran RH dan TBK suhu 24 jam tanggal 03 Agustus 2011 Jam TBK TBB TBB TBK-TBB RH 1 21.5 16.9 15.6 5.9 48 2 21.0 16.8 15.5 5.5 51 3 21.0 16.8 15.5 5.5 51 4 20.5 16.4 15.1 5.4 53 5 20.5 16.5 15.2 5.3 53 6 20.0 15.8 14.6 5.4 53 7 20.0 16.1 14.9 5.1 53 8 20.5 16.3 15.0 5.5 50 9 21.5 16.9 15.6 5.9 48 10 22.0 17.3 16.0 6.0 48 11 22.5 18.1 16.7 5.8 49 12 24.0 19.5 18.0 6.0 50 13 24.5 19.8 18.3 6.2 50 14 25.0 20.0 18.5 6.5 48 15 26.0 21.1 19.5 6.5 49 16 26.5 21.6 20.0 6.5 49 17 25.0 20.2 18.7 6.3 51 18 24.5 20.2 18.7 5.8 51 19 24.0 19.8 18.3 5.7 50 20 23.0 18.5 17.1 5.9 49 21 22.5 17.9 16.5 6.0 49 22 22.0 17.6 16.2 5.8 48 23 22.0 17.5 16.2 5.8 48 24 22.0 17.1 15.8 6.2 48 Keterangan: TBK = Termometer Bola Kering. menunjukkan suhu udara di tempat tersebut TBB = Termometer Bola Basah RH = Relative Humidity Kelembaban relatif TBB = TBB setelah dilakukan kalibrasi alat yang digunakan 19 Lampiran 5 Data jumlah daun varietas Atlantis No Tanggal HST Jumlah Daun Varietas Atlantis 12 Jam Pencahayaan Jumlah Daun Varietas Atlantis 24 Jam Pencahayaan Box 1 Box 2 Rataan Box 3 Box 4 Rataan 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 09 Juli 2011 19 11 16 6 4 9 14 15 3 6 14 4 3 9 12 9 4 10 13 6 16 19 17 12 7 18 12 2 10 Juli 2011 20 9 10 6 4 11 13 10 3 4 14 4 3 8 13 9 5 7 12 7 12 15 17 13 6 19 11 3 11 Juli 2011 21 11 9 6 4 9 10 7 3 6 14 4 3 7 10 10 4 9 12 7 10 24 17 14 6 20 12 4 12 Juli 2011 22 9 6 6 4 8 11 4 3 4 14 4 3 6 10 10 5 11 11 8 11 24 17 13 6 23 12 5 13 Juli 2011 23 8 4 3 9 3 6 3 2 3 10 7 4 7 13 6 10 15 15 14 6 20 11 6 14 Juli 2011 24 6 2 2 8 2 5 2 2 8 7 3 5 12 6 10 12 12 13 5 20 9 7 15 Juli 2011 25 6 3 2 8 2 13 2 3 9 8 3 5 12 6 11 13 13 14 7 23 10 8 16 Juli 2011 26 7 2 3 8 3 6 2 3 8 8 4 5 12 5 7 12 14 14 5 20 10 9 17 Juli 2011 27 8 3 7 3 7 2 10 8 5 3 15 7 9 14 16 15 6 24 11 10 18 Juli 2011 28 7 3 8 2 4 2 10 8 4 14 6 10 12 14 14 6 23 10 11 19 Juli 2011 29 3 2 9 2 2 2 8 9 4 13 6 9 12 18 15 4 25 10 12 20 Juli 2011 30 2 2 8 1 9 7 5 11 6 9 14 13 13 0 25 9 13 21 Juli 2011 31 2 2 9 1 10 10 5 12 6 10 14 15 14 0 25 10 14 22 Juli 2011 32 2 8 1 10 9 6 12 7 7 13 16 13 0 24 10 15 23 Juli 2011 33 8 1 11 9 6 13 7 7 12 16 12 0 24 10 16 24 Juli 2011 34 9 1 12 9 5 14 8 7 11 17 12 0 24 10 17 25 Juli 2011 35 9 1 12 10 13 7 10 12 16 12 0 24 10 18 26 Juli 2011 36 9 1 12 10 13 7 10 18 18 15 0 26 11 19 27 Juli 2011 37 9 1 11 8 13 8 10 16 17 14 0 24 10 20 28 Juli 2011 38 7 1 11 8 12 8 11 17 16 12 0 25 10 21 29 Juli 2011 39 9 1 12 10 13 8 11 17 17 12 0 25 10 22 30 Juli 2011 40 9 1 12 7 12 9 11 17 19 12 0 25 10 23 31 Juli 2011 41 7 1 12 8 12 9 12 16 19 13 0 23 10 24 01 Agustus 2011 42 7 1 11 8 10 10 12 16 19 13 0 23 10 25 02 Agustus 2011 43 6 1 12 9 12 9 12 17 20 14 0 21 11 26 03 Agustus 2011 44 5 14 8 12 10 12 18 21 14 0 21 11 27 04 Agustus 2011 45 5 12 8 12 10 12 18 21 15 0 21 11 28 05 Agustus 2011 46 5 11 7 12 9 12 17 19 14 0 19 10 29 06 Agustus 2011 47 11 7 13 9 13 17 19 14 0 18 10 30 07 Agustus 2011 48 11 7 13 9 13 17 18 14 0 17 10 31 08 Agustus 2011 49 11 13 9 13 17 19 14 0 17 9 32 09 Agustus 2011 50 10 14 10 13 17 19 14 0 17 10 Lampiran 6 Data jumlah daun varietas Super John No Tanggal HST Jumlah Daun Varietas SuperJohn 12 Jam Pencahayaan Jumlah Daun Varietas SuperJohn 24 Jam Pencahayaan Box 1 Box 2 Rataan Box 3 Box 4 Rataan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 10 Juli 2011 20 6 12 5 10 7 8 8 10 5 0 10 11 6 2 11 Juli 2011 21 8 13 8 11 8 10 10 10 4 0 10 11 6 3 12 Juli 2011 22 7 12 9 11 7 6 9 10 3 0 10 11 6 4 13 Juli 2011 23 4 11 4 8 4 5 6 8 3 6 11 5 5 14 Juli 2011 24 2 10 5 6 4 5 5 9 3 5 11 5 6 15 Juli 2011 25 2 7 5 7 2 7 5 11 0 9 11 5 7 16 Juli 2011 26 3 5 3 1 4 3 11 0 8 8 5 8 17 Juli 2011 27 4 4 1 4 2 11 0 8 8 5 9 18 Juli 2011 28 4 3 4 2 10 0 7 8 4 10 19 Juli 2011 29 2 2 1 6 0 6 7 3 11 20 Juli 2011 30 2 4 0 5 6 3 12 21 Juli 2011 31 2 0 0 4 5 2 13 22 Juli 2011 32 0 0 4 7 2 14 23 Juli 2011 33 0 0 4 7 2 15 24 Juli 2011 34 0 0 5 8 2 16 25 Juli 2011 35 0 0 4 6 2 17 26 Juli 2011 36 0 0 5 8 2 18 27 Juli 2011 37 0 0 5 6 2 19 28 Juli 2011 38 0 0 6 6 2 20 29 Juli 2011 39 0 0 5 4 2 21 30 Juli 2011 40 0 0 6 5 2 22 31 Juli 2011 41 0 0 6 5 2 23 01 Agustus 2011 42 0 0 5 2 1 24 02 Agustus 2011 43 0 0 7 1 25 03 Agustus 2011 44 0 0 7 1 26 04 Agustus 2011 45 0 0 7 1 27 05 Agustus 2011 46 0 0 5 1 28 06 Agustus 2011 47 0 0 5 1 29 07 Agustus 2011 48 0 0 4 1 30 08 Agustus 2011 49 0 0 4 1 31 09 Agustus 2011 50 0 0 4 1 Keterangan: Masing-masing varietas memiliki 4 box tanaman. yaitu 2 box tanaman untuk masing-masing perlakuan pencahayaan Nilai 0 jumlah daun menunjukkan tanaman tersebut mati. Lampiran 7 Skema pengambilan titik sampel pengamatan Keterangan: A = Perlakuan 12 Jam pencahayaan lampu fluorescent B = Perlakuan 24 Jam pencahayaan lampu fluorescent X = Tanaman untuk kalibrasi T1.T2.....T10 = titik pengambilan data suhu dan intensitas cahaya p.q = Varietas Atlantis 12 jam pencahayaan r.s = Varietas Atlantis 24 jam pencahayaan k.l = Varietas Super John 12 jam pencahayaan m.n=Varietas Super John 24 jam pencahayaan 1.2.3.4.5.6 = Sampel ulangan pengukuran Tanaman mati sehingga tidak dilakukan pengukuran 22 Lampiran 8 Dokumentasi penelitian No Kegiatan Gambar 1 Persiapan Alat Melubangi tutup box bhbj Pemasangan sprayer Pemasangan lampu Rangkaian timer pompa Menyiapkan kasa penahan tanaman 23 Rangkaian sistem aeroponik 2 Persiapan bibit kentang Plantlet ditanam ditanah steril Plantlet disungkup plastik 3 Penanaman kentang ab ab Lubang tanam dilengkapi rockwool Tanaman disungkup dengan gelas plastik Tanaman disungkup dengan gelas plastik Plantlet dari Laboratorium BrMC SEAMEO Biotrop 24 25 26 24 4 Kondisi tanaman awal penanaman Tanaman kentang Varietas Atlantis Tanaman kentang Varieras Super John 5 Kondisi Tanaman Varietas Atlantis 12 Jam Pencahayaan Kondisi tanaman masih bagus Mati pada hari ke-32 HST 6 Kondisi Tanaman Varietas Atlantis 24 Jam Pencahayaan Kondisi tanaman bagus Kondisi masih bagus hari ke-32 HST 25 7 Kondisi Tanaman Varietas Super John 12 Jam Pencahayaan Pada awal penanaman kondisi tanaman tidak terlalu bagus. Kondisi banyak yang sudah mati hari ke-32 HST 8 Kondisi Tanaman Varietas Super Johns 24 Jam Pencahayaan Tanaman yang tersisa. ABSTRAK ANIES MA’RUFATIN. Respon Pertumbuhan Tanaman Kentang Solanum tuberosum L. Varietas Atlantis dan Super John dalam Sistem Aeroponik terhadap Periode Pencahayaan. Dibimbing oleh Handoko dan Bregas Budianto. Benih kentang Solanum tuberosum L. dapat dibudidayakan dengan sistem aeroponik. Aeroponik merupakan suatu media untuk membudidayakan tanaman dengan cara digantungkan di udara. Sistem aeroponik dilakukan dalam lingkungan buatan. Dalam lingkungan buatan, untuk mendapatkan syarat iklim bagi tumbuhan perlu diperhatikan kebutuhan suhu, kelembaban dan intensitas cahaya. Kebutuhan intensitas cahaya diberikan oleh lampu fluorescent TL 40 W. Perlakuan yang diberikan yaitu membedakan periode pencahayaan antara pencahayaan 12 jam dan 24 jam. Selain itu, perlakuan yang digunakan adalah varietas Atlantis dan varietas Super John. Daya lampu yang digunakan adalah 320 W 8 x 40 W untuk 2.4 m 2 luas media tanam dengan jarak 30 cm dari sumber cahaya. Pengukuran intensitas yang dilakukan dengan luxmeter diperoleh rata-rata hanya 1149 lux atau 9 Wm 2 .Suhu yang terukur dalam lingkungan buatan untuk aeroponik berkisar antara 20.0 – 26.5˚C dan kelembaban yang terukur antara 48 - 53. Suhu udara relatif tidak terlalu tinggi, namun cahaya yang sangat rendah menjadi kendala utama pertumbuhan tanaman kentang pada percobaan aeroponik ini. Kebutuhan air dan nutrisi tanaman kentang diperoleh dari sprayer dengan durasi 13 detik setiap 7 menit secara otomatis. Indikator pertumbuhan tanaman yang digunakan adalah jumlah daun. Pencahayaan 24 jam mempengaruhi respon pertumbuhan yang lebih baik daripada pencahayaan 12 jam. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah daun yang telah terukur selama waktu pengamatan. Kata kunci : kentang, aeroponik, intensitas cahaya, Atlantis, Super John ABSTRACT ANIES MA’RUFATIN. Growth of Potato Plants Solanum tuberosum L. var. Atlantic and Super John in Response to Lighting Period of Fluorescent Lamp in Aeroponic System. Supervised by Handoko and Bregas Budianto. This study was conducted to find out responses of growth of seed potato Solanum tuberosum L. var. Atlantic and Super John to different lighting period of fluorescent lamp in an aeroponic system. The light source was provided by 40 W fluorescent lamps under 12 and 24 hours lighting. The total power was 320 W 8x 40 W for 2.4 m 2 with the distance between the light sources lamps and the plants was 30 cm. In this aeroponic system, the environmental condition which had low light intensity average of 1149 lux or 9 Wm 2 . and low humidity 48- 53 resulted a negative impact to the plant growth. The range of diurnal room temperature was 20.0 – 26.5 ˚C. Water was automatically sprayed for 13 seconds at 7 minutes interval to ensure the plant has sufficient water and nutrients. Plant growth was measured from total number of leaves. The study resulted that 24 hours lighting period had better effect on growth than 12 hours lighting period. The growth of Atlantic variety was better than Super John in response to the low intensity of light shown by higher leaf number both in 12 hours and 24 hours lighting period. Keywords : potato, aeroponics, light intensity, Atlantic, Super John

I. PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Kentang Solanum tuberosum L. merupakan salah satu tanaman pangan terpenting ketiga di dunia setelah beras dan gandum untuk konsumsi manusia CIP 2010. Kentang juga merupakan salah satu tanaman sayuran utama yang ditanam oleh petani di daerah dataran tinggi Dimyati 2002. Budidaya kentang di Indonesia banyak dilakukan di dataran tinggi antara 800-1800 m oleh petani skala kecil FAO 2008. Kebutuhan kentang mengalami peningkatan yang pesat. Tahun 1991 produksi kentang dunia mencapai 267 juta ton dan tahun 2007 meningkat menjadi 320 juta ton Setiadi 2009. Produsen kentang tersebut meliputi negara maju dan negara berkembang. Secara umum budidaya tanaman kentang di negara berkembang tidak menggunakan benih yang berkualitas karena harga yang tinggi dan masih kekurangan akses untuk memperoleh benih yang berkualitas Otazu 2010. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur BPTP-Jatim 2010 menyebutkan bahwa ketersediaan benih kentang berkualitas saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan petani, baik penangkar benih maupun produsen kentang. Pasokan benih kentang di tingkat penangkar masih tergantung dari ketersediaan sumber benih berupa Benih Penjenis G0. Benih tersebut merupakan umbi hasil teknologi kultur meristem dengan kriteria bebas dari penyakit. Inovasi dalam meningkatkan produksi kentang yang cepat dan berkualitas sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kentang masyarakat Indonesia. Salah satu teknologi yang digunakan dengan alternatif media penanaman menggunakan media udara atau yang disebut aeroponik. Tanaman digantungkan pada suatu media sehingga akar dari tanaman tersebut akan menggantung di udara untuk mendapatkan air dan nutrisinya Roberto 2003. Aeroponik memiliki kelebihan jika dibanding dengan tanam konvensional media tanah. Teknologi tersebut dapat meningkatkan kualitas benih kentang yang menggunakan bibit dari hasil kultur jaringan plantlet sehingga benih kentang yang dihasilkan baik dan terbebas dari hama dan penyakit Gunawan 2009. Di Indonesia sudah mulai dikembangkan teknologi aeroponik ini. Penelitian lebih lanjut dan pengembangan dari teknologi aeroponik ini masih diperlukan Gunawan dan Afrizal 2009. Jika sistem aeroponik dapat meningkatkan produksi benih, baik kualitas maupun kuantitas pada kentang, maka diharapkan dapat mempercepat peningkatan produksi kentang, serta akan memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan industri perbenihan kentang dalam memenuhi kebutuhan nasional Muhibbudin et al. 2009. Pengetahuan mengenai persyaratan iklim kentang serta respon fisiologis terhadap lingkungan sangat diperlukan untuk mendapatkan kualitas produksi yang tinggi Shock et al. 2005. Pengembangan benih kentang mengunakan aeroponik dapat dilakukan di dalam rumah kaca atau di dalam ruang dengan kondisi lingkungan yang terkontrol agar sesuai dengan syarat iklim bagi tanaman Falah 2006. Produksi dalam ruang membutuhkan artificial light atau pencahayaan buatan. Pencahayaan buatan dilakukan dengan menggunakan cahaya lampu untuk menggantikan kebutuhan cahaya matahari. Cahaya merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor cahaya yang penting untuk pertumbuhan tanaman yaitu intensitas cahaya dan lama pencahayaan. Intensitas cahaya jenuh tanaman kentang menurut Chang 1968 adalah 32.280 lux atau setara dengan 313,65 Wm 2 . Otroshy 2006 menyebutkan bahwa kentang merupakan tanaman hari pendek dan merupakan tanaman C3 dengan tingkat kejenuhan cahaya yang rendah. Menurut Hartmann et al. 1981, lampu yang baik untuk memenuhi kebutuhan spektrum cahaya oleh tanaman yakni lampu fluorescent. Lampu tersebut digunakan karena lebih banyak mengeluarkan spektrum yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu spektrum merah dan biru. Namun belum diketahui intensitas cahaya lampu fluorescent yang optimum untuk pertumbuhan tanaman kentang varietas Atlantis dan Super John dengan menggunakan media aeroponik dalam ruang. Dengan mengetahui intensitas optimum yang diberikan, diharapkan dapat meningkatkan kualitas tanaman.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan benih kentang Solanum tuberosum L. varietas Atlantis dan Super John dalam sistem aeroponik terhadap periode cahaya lampu fluorescent yang diberikan pada intensitas cahaya tertentu.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Tanaman Kentang Tanaman kentang berasal dari daerah dataran tinggi Andes, Amerika Selatan Smith 1968. International Potato Centre CIP 2010 menyebutkan bahwa daerah tersebut merupakan pusat konservasi keanekaragaman hayati kentang. Wilayah tersebut berada pada ketinggian antara 1500-4000 meter. Tanaman kentang dapat dibudidayakan di beberapa negara beriklim sedang, tropis dan subtropis Otroshy 2006. Kentang setelah dipanen dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Sekitar 50 penggunaan kentang adalah untuk konsumsi segar diseluruh dunia dan sisanya dijadikan olahan produk dan bahan makanan kentang, pakan ternak, serta digunakan kembali sebagai bibit FAO 2008. Kentang memiliki kandungan protein, zat lemak, zat besi, kalium, fosfor, kalori dan karbohidrat Smith 1968. Kandungan karbohidrat yang tinggi tersebut membuat kentang dikenal sebagai bahan pangan yang dapat menggantikan bahan pangan karbohidrat lainnya seperti padi, jagung dan gandum Pitojo 2004. Selain itu, kentang juga mengandung vitamin B, vitamin C dan sejumlah vitamin A Smith 1968.

2.1.1 Morfologi Tanaman Kentang

Klasifikasi ilmiah dari tanaman kentang yang dikutip dari Setiadi 2009, yakni: Kingdom :Plantae Divisi :Magnoliophyta Spermatophyta Kelas :Magnoliopsida DicotyledonaeBerkeping dua Subkelas : Asteridae Ordo :SolanalesTubiflorae Berumbi Famili :Solanaceae Berbunga terompet Genus :Solanum Daun mahkota berletakan satu sama lain. Seksi : Petota Spesies : Solanum tuberosum Nama binomial : Solanum tuberosum LINN. Solanum tuberosum L. Menurut Smith 1968, kentang merupakan salah satu tanaman dikotil yang bersifat semusim dan berbentuk semakherba. Susunan tubuh utama kentang terdiri dari batang, daun, umbi, akar, bunga, buah, dan biji. Batang kentang berada di atas permukaan tanah. Panjang batang sekitar 30 - 100 cm diatas permukaan tanah Otroshy 2006. Daun kentang berupa daun majemuk. Umbi kentang merupakan perbesaran dari batang di dalam tanah stolon yang menyimpan hasil fotosintesis. Stolon mulai terlihat biasanya seminggu atau 10 hari setelah tanaman muncul ke permukaan Smith 1968. Gambar 1 Struktur tanaman kentang. Sumber: Lovatt 1997 Lovatt 1997 menyebutkan bahwa terdapat empat fase pertumbuhan tanaman kentang, yaitu pertumbuhan vegetatif, inisiasi, pembesaran dan pemasakan umbi. Fase vegetatif memerlukan waktu 2-4 minggu dari muncul tunas sampai inisiasi umbi. Fase inisiasi dan pembesaran umbi dimulai dengan pembentukan stolon kemudian pembesarannya. Waktu yang dibutuhkan sekitar 7-8 minggu. Fase pemasakan umbi memerlukan waktu 2-3 minggu. Perubahan yang terjadi pada fase ini yaitu kulit umbi mulai terbentuk, berat kering umbi maksimum, bagian atas tanaman berwarna kekuningan dan mati. Jumlah waktu yang dibutuhkan tanaman kentang untuk tumbuh dan berkembang sekitar 13-20 minggu atau 90-140 hari. a b c d Gambar 2 Fase pertumbuhan tanaman kentang; a Fase vegetatif; b Inisiasi umbi; c Perbesaran umbi; d pemasakan. Sumber: Lovatt 1997