Pembuatan lubang tanam pada Pembuatan timer pompa dan Merangkai sistem pengairan dengan Kondisi lingkungan

3.4.1 Perancangan

Sistem Media Aeroponik a. Merangkai sprinkler dengan selang plastik. Sprinkler ditegakkan dengan bantuan corong plastik. Kemudian rangkaian sprinkler dipasang pada box yang akan digunakan. Gambar 5 Desain rangkaian sprinkler.

b. Pembuatan lubang tanam pada

tutup box. Tutup box dibuat lubang sejumlah 16 dengan diameter 3 cm. Setiap lubang dipasang kasa untuk menahan media penegak tanaman. Kasa tersebut dilapisi rockwool dan tanah yang sudah disterilkan dengan uap air selama 4 jam. Gambar 6 Jarak lubang pada tutup box.

c. Pembuatan timer pompa dan

pemasangan timer lampu. Menurut Farran dan Mingo-Castell 2006 dalam Otazu 2010 interval waktu yang digunakan untuk melakukan penyemprotan aeroponik yaitu 10 detik setiap 20 menit. Interval semprot dan durasi dapat disesuaikan untuk kebutuhan lingkungan spesifik dari tanaman yang ditanam dalam sistem aeroponik. Rangkaian timer dihubungkan ke pompa untuk mengatur durasi penyemprotan nutrisi. Durasi penyemprotan yang digunakan adalah 13 detik per 7 menit atau setiap 7 menit sekali, pompa akan menyemprotkan air berisi nutrisi selama 13 detik Gambar 7. Gambar 7 Durasi semprot. Pengatur waktu timer juga digunakan untuk mengatur lama penyinaran lampu TL menggunakan automatic timer. Lampu diatur menyala 12 jam dan mati 12 jam pada perlakuan pencahayaan selama 12 jam. Gambar 8 Timer untuk lampu.

d. Merangkai sistem pengairan dengan

mencampur nutrisi yang diperlukan. Air dan nutrisi yang berada pada ember akan disemprotkan melalui sprinkler dengan cara dipompa. Air tersebut akan membasahi akar tanaman kemudian air dan nutrisi yang tidak terserap oleh tanaman akan di alirkan melalui selang kembali ke ember. Gambar 9 Rangkaian aeroponik.

e. Merangkai lampu percobaan pada

dua perlakuan. Sistem aeroponik yang digunakan pada penelitian ini Gambar 10 pada awal perancangan adalah sebagai berikut: 1. Empat box tanaman dua box varietas Atlantis dan dua box varietas Super John dengan 4 x 40 W lampu jenis fluorescent selama 12 jam pencahayaan dengan jarak pencahayaan 30 cm dari sumber cahaya. 2. Empat box tanaman dua box varietas Atlantis dan dua box varietas Super John dengan 4 x 40 W lampu jenis fluorescent selama 24 jam pencahayaan dengan jarak pencahayaan 30 cm dari sumber cahaya. 3. Dua box tanaman satu box varietas Atlantis dan satu box varietas Super John dengan 2 x 40 W lampu jenis fluorescent dengan jarak 35 cm dari sumber cahaya. 4. Memasang reflektor cahaya lampu diatas lampu yang sudah dipasang. Luas satu box tanaman 64 cm x 46 cm = 2944 cm 2 = 0,3 m 2 Luas empat box tanaman 4 x 0,3 m 2 =1,2 m 2 Lampu untuk empat box =4 x 40 W = 160 W

3.4.2 Aklimatisasi Plantlet

Proses aklimatisasi merupakan penyesuaian bibit kentang dari proses kultur jaringan invitro ke kondisi lingkungan. Usia plantlet yang digunakan adalah tujuh hari. Plantlet yang masih dalam botol dikeluarkan dan ditanam dalam media tanam yang komposisinya terdiri atas tanah : cocopeat : sekam : kompos yaitu 3 : 2 : 2 : 1 kemudian diletakkan pada suhu ruang dengan kondisi box ditutup dengan plastik. Proses ini dilakukan di laboratorium BrMC SEAMEO- BIOTROP, Bogor selama tujuh hari. Plantlet- plantlet tersebut kemudian dipindahkan ke media tanam aeroponik di laboratorium Agrometeorologi selama 30 hari dengan ditutup menggunakan gelas plastik bening.

3.4.3 Penanaman Kentang

Kentang ditanam dengan populasi 16 bibit tanaman kentang plantlet per box. Jenis kentang yang ditanam adalah varietas Atlantis dan varietas Super John masing-masing 5 box x 16 bibit.

3.4.4 Pengukuran

a. Kondisi lingkungan

Pengukuran unsur iklim yang dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan dalam ruang pertumbuhan tanaman yaitu intensitas cahaya. Pengukuran intensitas cahaya dilakukan rutin setiap hari pada pukul 10.00 WIB. Pengukuran intensitas cahaya menggunakan luxmeter yang menghasilkan nilai intensitas cahaya dengan satuan lux. Untuk mendapatkan hasil intensitas cahaya dalam satuan Wm 2 dilakukan konversi lux ke Wm 2 , yaitu 1 lux = 0.0079 Wm 2 . Selain itu, diperlukan data suhu dan kelembaban yang dirujuk pada penelitian yang dilakukan Simangunsong 2011 pada objek penelitan yang sama akan tetapi berbeda kajian yang dibahas.

b. Pertumbuhan tanaman