belajar siswa berupa tes formatif, dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa turut mempengaruhi nilai tes formatif siswa. Semakin siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran, maka siswa cenderung lebih dapat menangkap dan memahami materi pembelajaran sehinggga nilai hasil belajarnya baik. Namun ada siswa yang
pada saat proses pembelajaran terlihat aktif tapi nilai tes formatifnya tidak sesuai yang diharapkan. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya, diantaranya yaitu siswa kurang konsentrasi pada saat mengerjakan soal, ataupun memang kemampuan yang menonjol bukan pada
aspek kognitifnya, melainkan aspek afektif ataupun psikomotorik. Sebaliknya ada siswa yang pada saat proses pembelajaran kurang aktif namun nilai tes
formatifnya baik. Hal ini lebih dikarenakan pada kepribadian siswa tersebut yang cenderung pendiam namun memiliki konsentrasi yang baik pada saat guru
menjelaskan.
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian
Pendekatan pembelajaran CTL membantu siswa dalam memahami konsep IPS yang abstrak, melatih siswa untuk berpikir kreatif dalam menemukan
pengetahuan sendiri, sehingga belajar lebih terasa lebih bermakna bagi siswa. Kebermaknaan pembelajaran akan membuat kegiatan belajar lebih berkualitas,
menarik, bermanfaat, dan menantang, sehingga konsep dan prosedur IPS akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama diingat oleh peserta didik. Agar
kualitas pembelajaran melalui penerapan pendekatan pembelajaran CTL dapat terjadi, maka guru, siswa, sekolah, dan pihak-pihak yang berkompeten harus
terlibat dengan maksimal. Guru hendaklah merancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan
komponen-komponen pendekatan CTL. Guru dalam pembelajarannya perlu mengaitkan antara materi yang akan diajarkannya dengan dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan
menggunakan media pembelajaran dan melalakukan tanya jawab terkait dengan materi pembelajaran. Dengan itu, siswa mampu membayangkan konsep materi
pembelajaran yang abstrak menjadi lebih nyata, yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Guru hendaknya membagi siswa kedalam
kelompok kecil, dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang memiliki tingkatan kemampuan yang heterogen. Sehingga siswa diharapkan dapat saling
membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru hendaknya membimbing siswa untuk melakukan refleksi mengingat kembali
kegiatan yang telah dilaksanakan tentang materi yang dipelajari, kemudian guru menyuruh siswa merangkummenyimpulkan materi pembelajaran sehingga siswa
akan mudah mempelajari materi pembelajaran yang telah diberikan. Dan guru hendaknya melaksanakan penilaian yang sebenarnya, tidak hanya hasil belajar siswa
saja yang diukur tetapi guru juga harus melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran.
Siswa harus aktif melaksanakan komponen-komponen pendekatan CTL yang telah dirancang oleh guru dengan penuh perhatian dan ketekunan. Siswa
hendaknya aktif menjawab, ketika guru melakukan tanya jawab dengan siswa
berkaitan dengan materi pembelajaran perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi dan bertanya ketika siswa menemui kesulitan dalam
memahami materi pembelajaran. Siswa hendaknya selalu memperhatikan penjelasan guru melalui alat peraga dan media pembelajaran yang telah
dipersiapkan, sehingga siswa dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata yang ada disekitar kehidupan siswa. Siswa hendaknya aktif
belajar dan berkerjasama dalam kelompoknya sehingga siswa dapat bersosialisasi dan saling membantu siswa yang lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Siswa hendaknya selalu melakukan refleksi mengingat kembali kegiatan yang telah dilaksanakan, kemudian siswa
merangkummenyimpulkan materi pembelajaran melalui bimbingan guru. Implikasi untuk pihak sekolah, antara lain sekolah perlu mengambil
kebijakan-kebijakan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran CTL pada berbagai pelajaran khususnya IPS, misalnya sekolah hendaknya mengikutsertakan
guru dalam seminar dan workshop pendidikan yang membahas tentang berbagai model dan pendekatan pembelajaran khususnya tentang pembelajaran CTL
sehingga guru memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemauan dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran. Selain itu, sekolah juga harus
memberikan fasilitas pembelajaran berupa media pembelajaran dan sumber belajar yang mendukung terselenggaranya pembelajaran kontekstual, serta
memberikan keleluasaan kepada guru untuk menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual.
Bagi semua pihak yang berkompeten diharapkan untuk mengembangkan
penelitian ini, baik sebagai penelitian lanjutan maupun penelitian lain tentang pendekatan pembelajaran CTL, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat
menemukan hal-hal baru yang bermanfaat tentang pendekatan CTL. Hal-hal baru yang bermanfaat terkait dengan pendekatan CTL yang diperoleh dari penelitian
selanjutnya tersebut diharapakan dapat disosialisasikan kepada instansi pendidikan yang lain melalui workshop dan seminar pendidikan yang melibatkan
guru atau tenaga kependidikan yang lain sehingga hasil temuan dari penelitian tersebut dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
BAB 5 PENUTUP