Krisis global awalnya terjadi hanya di negara Amerika saja. Krisis ini berawal dari dorongan konsumsi masyarakat Amerika yang besar dan diluar
kemampuan pendapatan yang dimiliki. Krisis ini dikarenakan kebiasaan masyarakat belanja dengan kartu kredit, dan kredit perumahan. Hal ini
menyebabkan lembaga keuangan yang memberikan fasilitas kredit menjadi bangkrut. Ketidakmmpuan perusahaan financial ini menyebabkan saham di Wall
Street menjadi kacau. Krisis ini membuat banyak perusahaan besar bahkan tak sanggup bertahan,
seperti Lehman Brothers dan Goldman Sachs. Krisis ini lalu merambat ke sektor rill dan non keuangan di seluruh dunia. Krisis ini juga membuat daya beli
masyarakat yang tadinya tinggi menjadi menurun. Hal ini menyebabkan menurunnya permintaan impor, dan dengan begitu menurunkan nilai ekspor
negara- negara lain. Mata uang Yen merupakan mata uang yang relatif stabil. Mata uang
Jepang sejak Agustus 2008 menjadi favorit dikarenakan kebijakan suku bunga Jepang yang mendekati nol. Hal ini membuat banyak investor yang membeli
nilai tukar jepang untuk melunasi pinjaman negaranya dalam bentuk yen. Oleh karena hal ini, mata uang Jepang dihargai lebih dari 25 terhadap dolar AS
hingga Januari 2009. Dengan demikian dapat dilihat sejak kuartal terakhir tahun 2008 nilai yen menguat dan cenderung stabil hingga tahun- tahun kedepannya.
4.2 Perkembangan Pendapatan Nasional Jepang
Perkembangan perekonomian Jepang pada tahun 2000 dipengaruhi oleh perekonomian pada tahun- tahun sebelumnya. Perekonomian Jepang mengalami
Universitas Sumatera Utara
deflasi pada awal tahun 1990-an. Deflasi ini menjadi masalah dalam perekonomian yang menyebabkan lesunya perekonomian Jepang. Pada tahun
2001 awal, masalah inflasi ini mulai diatasi dengan kebijakan menerapkan suku bunga yang rendah. Tetapi cara yang dilakukan ini tidak berhasil, deflasi tetap
saja terjadi sehingga mempengaruhi perekonomian Jepang, dan tentunya hal ini mempengaruhi perkembangan pertumbuhan GDP. Perkembangan GDP dapat
dilihat pada grafik berikut ini :
Gambar 4.2 Perkembangan GDP Jepang
Dari grafik diatas menunjukkan GDP berfluktuasi. Pada kuartal kedua GDP mengalami penurunan, dan kemudian pada kuartal ke-empat mengalami
peningkatan kembali. Pada tahun 2001 merupakan awal dimana deflasi mulai diatasi, tetapi pada kuartal ke-empat hingga pada tahun 2003 kurtal pertama GDP
cenderung menurun.
430000,0 440000,0
450000,0 460000,0
470000,0 480000,0
490000,0 500000,0
510000,0 520000,0
2000 Q 1
2000 Q 4
2001 Q 3
2002 Q 2
2003 Q 1
2003 Q 4
2004 Q 3
2005 Q 2
2006 Q 1
2006 Q 4
2007 Q 3
2008 Q 2
2009 Q 1
2009 Q 4
2010 Q 3
2011 Q 2
2012 Q 1
2012 Q 4
2013 Q 3
GDP Jepang
GDP
Universitas Sumatera Utara
Penurunan terbesar terjadi pada saat masa krisis pada tahun 2008. Pada saat ini sedang terjadi krisis global. Krisis pada tahun 2008 ini merupakan krisis
yang terjadi di Amerika, tetapi pengaruhnya sampai pada Negara- Negara lain. Suku bunga Jepang yang rendah menyebabkan permintaan akan mata uang jepang
meningkat. Tetapi pada masa krisis ekonomi global ini, banyak perusahan besar yang mengalami kebangkrutan yang menyebabkan lesunya perekonomian.
Masyarakat Amerika memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Tetapi pada masa krisis global 2008, tingkat konsumsi masyarakat Amerika menurun.
Turunnya permintaan dari Amerika menyebabkan ekspor ke Amerika dari Negara- Negara lain menurun. Hal ini merupakan penyebab mengapa
perekonomian menjadi lesu, dan kemudian mempengaruhi GDP menurun. Selain pada masa krisis 2008, Jepang mengalami bencana alam Tsunami
pada tahun 2011. Bencana ini menyebabkan perekonomian selama masa bencana menjadi lebih rendah. Pada masa ini GDP dapat dilihat dalam grafik mengalami
penurunan.
4.3 Perkembangan Inflasi Jepang