Analisis pengaruh guncangan kurs yen dan usd terhadap rupiah dalam mekanisme transmisi melalui jalur nilai tukar di Indonesia
ANALISIS PENGARUH GUNCANGAN KURS YEN DAN USD TERHADAP RUPIAH DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN
MONETER MELALUI JALUR NILAI TUKAR DI INDONESIA
OLEH:
NURINA SITARESMI H14102090
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
(2)
RINGKASAN
NURINA SITARESMI. Analisis Pengaruh Guncangan Kurs Yen dan USD Terhadap Rupiah Dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Melalui Jalur Nilai Tukar di Indonesia (dibimbing oleh NOER AZAM ACHSANI).
Indonesia termasuk dalam perekonomian terbuka kecil yang tidak terlepas dari pengaruh negara lain dalam perekonomian global khususnya perekonomian negara yang besar dan kuat seperti Amerika Serikat dan Jepang, dimana kedua negara tersebut tergolong kedalam negara industri maju yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, perekonomian yang kuat mantap serta didukung oleh teknologi dan sumberdaya manusia yang produktif. Oleh karena itu jika terjadi gejolak dalam perekonomian negara yang besar dan kuat, negara dengan perekonomian terbuka kecil seperti Indonesia akan terpengaruh yang akan ditransmisikan kedalam perekonomian domestik baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar menekankan bahwa pergerakan nilai tukar dapat mempengaruhi perkembangan demand dan supply secara agregat dan selanjutnya akan mempengaruhi output dan harga. Amerika dan Jepang merupakan negara mitra dagang utama Indonesia sehingga kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap kedua negara tersebut sangatlah penting. Besar kecilnya pergerakan nilai tukar tergantung pada sistem nilai tukar yang dianut oleh suatu negara. Indonesia mengalami tiga rezim sistem nilai tukar yaitu sistem nilai tukar tetap, nilai tukar mengambang terkendali dan nilai tukar mengambang bebas. Sistem nilai tukar tetap telah ditinggalkan oleh pemerintah Indonesia sejak November 1978, selanjutnya berganti dengan sistem nilai tukar mengambang terkendali sampai dengan 13 Agustus 1997 dan pada tanggal 14 Agustus 1997 berganti menjadi sistem nilai tukar mengambang bebas terkait dengan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, dimana cadangan devisa negara semakin terkuras akibat dari depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang berawal dari adanya tekanan yang berasal dari adanya serangan spekulasi terhadap mata uang Baht Thailand yang kemudian berdampak menjalar (contagion efffect) ke mata uang Indonesia. Melalui penerapan sistem nilai tukar mengambang bebas, aliran dana dari luar negeri akan mempengaruhi nilai tukar secara langsung dan tidak langsung.
Dalam penulisan ini akan membahas mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar yang dipengaruhi oleh shock yang berasal dari Yen dan USD yang dapat ditransmisikan baik secara langsung maupun secara tidak langsung pada perekonomian dalam negeri. Terdapat dua jalur nilai tukar dari kebijakan moneter yang akan ditransmisikan kepada sektor riil. Jalur pertama
(3)
disebut dengan efek nilai tukar secara langsung, dimana perubahan kurs akan secara langsung mempengaruhi harga barang impor, ekspor neto, dan output nasional. Sedangkan jalur kedua disebut sebagai efek nilai tukar secara tidak langsung, dimana perubahan kurs mempengaruhi perubahan harga barang impor, inflasi, suku bunga, dan investasi yang selanjutnya akan mempengaruhi output nasional.
Tujuan utama dari penelitian ini yaitu : (1) menganalisis pengaruh yang berasal dari fluktuasi Yen dan dolar Amerika Serikat terhadap kurs Rupiah serta mengetahui negara mana yang memberikan pengaruh shock terbesar pada kurs rupiah. (2) menganalisis respon variabel ekonomi akibat dari adanya guncangan kurs dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar (3) mengidentifikasi kontribusi dari variabel makroekonomi terhadap variabilitas guncangan kurs.
Dalam penelitian ini menggunakan model SVAR (Structural Vector Autoregession) yang dikombinasikan dengan Vector Error Correction Model (VECM) digunakan untuk menganalisis pengaruh dari guncangan nilai tukar yang dipengaruhi oleh shock dolar dan yen dalam transmisi moneter melalui jalur nilai tukar baik secara langsung maupun tidak langsung melalui simulasi Impulse Respons Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). Data yang digunakan adalah data sekunder dari kuartal pertama tahun 1990 sampai dengan kuartal ketiga tahun 2005, dimana semua data ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural kecuali data untuk suku bunga serta data berbentuk indeks diubah menjadi tahun dasar 2000.
Pengaruh guncangan kurs Dollar dan Yen terhadap kurs riil Rupiah akan ditransmisikan melalui dua jalur, yaitu jalur kurs langsung dan jalur kurs tidak langsung. Pada jalur tidak langsung melalui perubahan harga barang impor yang dipengaruhi oleh fluktuasi kurs Yen dan Dollar, kemudian perubahan harga barang impor tersebut akan mempengaruhi harga barang yang dikonsumsi oleh konsumen. Perubahan harga tersebut akan mempengaruhi inflasi, suku bunga, investasi dan nilai pendapatan nasional. Sementara itu untuk jalur transmisi langsung melalui perubahan kurs riil Rupiah akan mempengaruhi output nasional melalui kinerja ekspor dan impor. Hasil dari simulasi IRF dan FEVD menunjukkan bahwa dengan adanya guncangan kurs Dollar dan Yen akan membuat variabel makroekonomi domestik berfluktuasi tinggi dalam jangka pendek tetapi dalam jangka panjang fluktuasi tersebut akan semakin berkurang dan menghilang. Pengaruh gucangan kurs dolar memberikan fluktuasi yang relatif lebih kuat terhadap variabel makroekonomi Indonesia dibandingkan pengaruh kurs yen Jepang. Namun untuk jalur transmisi kurs tidak langsung yang dipengaruhi oleh shock Yen terdapat fenomena bahwa variabel makroekonomi terus mengalami fluktuasi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Baik dalam jalur lintasan kurs langsung maupun tidak langsung, fluktuasi kurs riil Rupiah berpengaruh terhadap perubahan harga barang-barang yang diperdagangkan secara internasional (ekspor dan impor). Oleh karena itu otoritas moneter harus memiliki mekanisme yang tepat untuk memelihara kestabilan kurs Rupiah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang karena ketidakstabilan kurs akan memicu fluktuasi inflasi domestik.
(4)
ANALISIS PENGARUH GUNCANGAN KURS YEN DAN USD TERHADAP RUPIAH DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN
MONETER MELALUI JALUR NILAI TUKAR DI INDONESIA
OLEH:
NURINA SITARESMI H14102090
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006(5)
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama : Nurina Sitaresmi
NRP : H14102090
Program Studi : Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Guncangan Kurs Yen dan USD Terhadap Rupiah Dalam Mekanisme Transmisi Melalui Jalur Nilai Tukar di Indonesia
Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Peertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing,
Dr. Noer Azam Achsani NIP 132014445
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,
Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS NIP 131 846 872
(6)
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Agustus 2006
Nurina Sitaresmi H14102090
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Nurina Sitaresmi, lahir pada tanggal 6 September 1984 di Jakarta. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Drs. H. Achmad Sofyan dan Hj. Pudji Artiningsih, S.Sos. Jenjang pendidikan penulis, pada tahun 1993 penulis menamatkan sekolah dasar pada SDN Mekarsari II Cimanggis, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Cimanggis dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMUN 106 Jakarta Timur dan lulus pada tahun 2002.
Pada tahun 2002 penulis melanjutkan studinya di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi Hipotesa, HMI Komisariat FEM. Selain itu penulis juga sering berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan di IPB dan juga pernah menjadi finalis lomba karya ilmiah mahasiswa tingkat nasional.
(8)
Success is the ability to go from one failure to another with no loss of enthusiasm. Every day you make a progress.
Every step may be fruitful.
Yet there will stretch out before you an lenghtening, ascending, ever-improving path.
You know you will never get to the end of the journey.
But this so far from discouraging, only adds to the joy and glory of the climb. With every experience you alone are painting your own canvas, thoughts by
thought, choice by choice to reach your own dreams.
And never to turn one’s back on the threatened danger and try to run away from it.
If you do that, you will double the danger.
But if you meet it promptly and without flinching, you will reduced the danger by the half (Churcill and Winfrey )
(9)
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Analisis Pengaruh Guncangan Kurs Yen dan USD Terhadap Rupiah Dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Melalui Jalur Nilai Tukar di Indonesia”. Usulan penelitian ini disusun oleh penulis sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk menyelesaikan skipsi untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain : 1. Dr. Noer Azam Achsani selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
2. Dr. Nunung Nuryantoro selaku penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Syamsul Hidayat Pasaribu, M.Si selaku komisi pendidikan dan memberikan literatur ekonometrika mengenai SVAR.
4. Andriansyah, M.Sc yang telah memberikan kemudahan dalam mengakses data yang akan digunakan dalam penelitian.
5. Yati Nuryati, MS dan Mas Adrian Lubis yang telah menyediakan waktu untuk konsultasi dalam hal pengolahan data.
(10)
6. Dr. Ir. Djoni Hartono yang telah memberikan literatur ekonometrika mengenai SVAR.
7. Kedua orang tua penulis yang selalu mencurahkan kasih sayang serta mendukung dan mendoakan adinda setiap waktu.
8. Sahabat-sahabatku Yeyen, Selda, Wati, Indah, Nilam, Dhika yang selalu memberikan dukungan dan tempatku bersandar disaat senang maupun susah. 9. Ananda crews; Diana, Mootie, Mutia, Pipit terima kasih atas kebersamaan
kalian dalam mengisi hari-hari yang penuh dengan keceriaan.
10.Teman-teman satu bimbingan Hanie, Fickry, dan Heri yang selalu memberikan bantuan kepada penulis, bertukar pikiran dan berdiskusi dalam penyelesaian skripsi ini.
11.Semua pihak yang telah membantu demi kelancaran skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan.
Bogor, Agustus 2006
Nurina Sitaresmi H14102090
(11)
ANALISIS PENGARUH GUNCANGAN KURS YEN DAN USD TERHADAP RUPIAH DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN
MONETER MELALUI JALUR NILAI TUKAR DI INDONESIA
OLEH:
NURINA SITARESMI H14102090
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
(12)
RINGKASAN
NURINA SITARESMI. Analisis Pengaruh Guncangan Kurs Yen dan USD Terhadap Rupiah Dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Melalui Jalur Nilai Tukar di Indonesia (dibimbing oleh NOER AZAM ACHSANI).
Indonesia termasuk dalam perekonomian terbuka kecil yang tidak terlepas dari pengaruh negara lain dalam perekonomian global khususnya perekonomian negara yang besar dan kuat seperti Amerika Serikat dan Jepang, dimana kedua negara tersebut tergolong kedalam negara industri maju yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, perekonomian yang kuat mantap serta didukung oleh teknologi dan sumberdaya manusia yang produktif. Oleh karena itu jika terjadi gejolak dalam perekonomian negara yang besar dan kuat, negara dengan perekonomian terbuka kecil seperti Indonesia akan terpengaruh yang akan ditransmisikan kedalam perekonomian domestik baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar menekankan bahwa pergerakan nilai tukar dapat mempengaruhi perkembangan demand dan supply secara agregat dan selanjutnya akan mempengaruhi output dan harga. Amerika dan Jepang merupakan negara mitra dagang utama Indonesia sehingga kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap kedua negara tersebut sangatlah penting. Besar kecilnya pergerakan nilai tukar tergantung pada sistem nilai tukar yang dianut oleh suatu negara. Indonesia mengalami tiga rezim sistem nilai tukar yaitu sistem nilai tukar tetap, nilai tukar mengambang terkendali dan nilai tukar mengambang bebas. Sistem nilai tukar tetap telah ditinggalkan oleh pemerintah Indonesia sejak November 1978, selanjutnya berganti dengan sistem nilai tukar mengambang terkendali sampai dengan 13 Agustus 1997 dan pada tanggal 14 Agustus 1997 berganti menjadi sistem nilai tukar mengambang bebas terkait dengan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, dimana cadangan devisa negara semakin terkuras akibat dari depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang berawal dari adanya tekanan yang berasal dari adanya serangan spekulasi terhadap mata uang Baht Thailand yang kemudian berdampak menjalar (contagion efffect) ke mata uang Indonesia. Melalui penerapan sistem nilai tukar mengambang bebas, aliran dana dari luar negeri akan mempengaruhi nilai tukar secara langsung dan tidak langsung.
Dalam penulisan ini akan membahas mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar yang dipengaruhi oleh shock yang berasal dari Yen dan USD yang dapat ditransmisikan baik secara langsung maupun secara tidak langsung pada perekonomian dalam negeri. Terdapat dua jalur nilai tukar dari kebijakan moneter yang akan ditransmisikan kepada sektor riil. Jalur pertama
(13)
disebut dengan efek nilai tukar secara langsung, dimana perubahan kurs akan secara langsung mempengaruhi harga barang impor, ekspor neto, dan output nasional. Sedangkan jalur kedua disebut sebagai efek nilai tukar secara tidak langsung, dimana perubahan kurs mempengaruhi perubahan harga barang impor, inflasi, suku bunga, dan investasi yang selanjutnya akan mempengaruhi output nasional.
Tujuan utama dari penelitian ini yaitu : (1) menganalisis pengaruh yang berasal dari fluktuasi Yen dan dolar Amerika Serikat terhadap kurs Rupiah serta mengetahui negara mana yang memberikan pengaruh shock terbesar pada kurs rupiah. (2) menganalisis respon variabel ekonomi akibat dari adanya guncangan kurs dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar (3) mengidentifikasi kontribusi dari variabel makroekonomi terhadap variabilitas guncangan kurs.
Dalam penelitian ini menggunakan model SVAR (Structural Vector Autoregession) yang dikombinasikan dengan Vector Error Correction Model (VECM) digunakan untuk menganalisis pengaruh dari guncangan nilai tukar yang dipengaruhi oleh shock dolar dan yen dalam transmisi moneter melalui jalur nilai tukar baik secara langsung maupun tidak langsung melalui simulasi Impulse Respons Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). Data yang digunakan adalah data sekunder dari kuartal pertama tahun 1990 sampai dengan kuartal ketiga tahun 2005, dimana semua data ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural kecuali data untuk suku bunga serta data berbentuk indeks diubah menjadi tahun dasar 2000.
Pengaruh guncangan kurs Dollar dan Yen terhadap kurs riil Rupiah akan ditransmisikan melalui dua jalur, yaitu jalur kurs langsung dan jalur kurs tidak langsung. Pada jalur tidak langsung melalui perubahan harga barang impor yang dipengaruhi oleh fluktuasi kurs Yen dan Dollar, kemudian perubahan harga barang impor tersebut akan mempengaruhi harga barang yang dikonsumsi oleh konsumen. Perubahan harga tersebut akan mempengaruhi inflasi, suku bunga, investasi dan nilai pendapatan nasional. Sementara itu untuk jalur transmisi langsung melalui perubahan kurs riil Rupiah akan mempengaruhi output nasional melalui kinerja ekspor dan impor. Hasil dari simulasi IRF dan FEVD menunjukkan bahwa dengan adanya guncangan kurs Dollar dan Yen akan membuat variabel makroekonomi domestik berfluktuasi tinggi dalam jangka pendek tetapi dalam jangka panjang fluktuasi tersebut akan semakin berkurang dan menghilang. Pengaruh gucangan kurs dolar memberikan fluktuasi yang relatif lebih kuat terhadap variabel makroekonomi Indonesia dibandingkan pengaruh kurs yen Jepang. Namun untuk jalur transmisi kurs tidak langsung yang dipengaruhi oleh shock Yen terdapat fenomena bahwa variabel makroekonomi terus mengalami fluktuasi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Baik dalam jalur lintasan kurs langsung maupun tidak langsung, fluktuasi kurs riil Rupiah berpengaruh terhadap perubahan harga barang-barang yang diperdagangkan secara internasional (ekspor dan impor). Oleh karena itu otoritas moneter harus memiliki mekanisme yang tepat untuk memelihara kestabilan kurs Rupiah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang karena ketidakstabilan kurs akan memicu fluktuasi inflasi domestik.
(14)
ANALISIS PENGARUH GUNCANGAN KURS YEN DAN USD TERHADAP RUPIAH DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN
MONETER MELALUI JALUR NILAI TUKAR DI INDONESIA
OLEH:
NURINA SITARESMI H14102090
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006(15)
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama : Nurina Sitaresmi
NRP : H14102090
Program Studi : Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Guncangan Kurs Yen dan USD Terhadap Rupiah Dalam Mekanisme Transmisi Melalui Jalur Nilai Tukar di Indonesia
Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Peertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing,
Dr. Noer Azam Achsani NIP 132014445
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,
Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS NIP 131 846 872
(16)
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Agustus 2006
Nurina Sitaresmi H14102090
(17)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Nurina Sitaresmi, lahir pada tanggal 6 September 1984 di Jakarta. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Drs. H. Achmad Sofyan dan Hj. Pudji Artiningsih, S.Sos. Jenjang pendidikan penulis, pada tahun 1993 penulis menamatkan sekolah dasar pada SDN Mekarsari II Cimanggis, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Cimanggis dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMUN 106 Jakarta Timur dan lulus pada tahun 2002.
Pada tahun 2002 penulis melanjutkan studinya di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi Hipotesa, HMI Komisariat FEM. Selain itu penulis juga sering berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan di IPB dan juga pernah menjadi finalis lomba karya ilmiah mahasiswa tingkat nasional.
(18)
Success is the ability to go from one failure to another with no loss of enthusiasm. Every day you make a progress.
Every step may be fruitful.
Yet there will stretch out before you an lenghtening, ascending, ever-improving path.
You know you will never get to the end of the journey.
But this so far from discouraging, only adds to the joy and glory of the climb. With every experience you alone are painting your own canvas, thoughts by
thought, choice by choice to reach your own dreams.
And never to turn one’s back on the threatened danger and try to run away from it.
If you do that, you will double the danger.
But if you meet it promptly and without flinching, you will reduced the danger by the half (Churcill and Winfrey )
(19)
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Analisis Pengaruh Guncangan Kurs Yen dan USD Terhadap Rupiah Dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Melalui Jalur Nilai Tukar di Indonesia”. Usulan penelitian ini disusun oleh penulis sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk menyelesaikan skipsi untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain : 1. Dr. Noer Azam Achsani selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
2. Dr. Nunung Nuryantoro selaku penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Syamsul Hidayat Pasaribu, M.Si selaku komisi pendidikan dan memberikan literatur ekonometrika mengenai SVAR.
4. Andriansyah, M.Sc yang telah memberikan kemudahan dalam mengakses data yang akan digunakan dalam penelitian.
5. Yati Nuryati, MS dan Mas Adrian Lubis yang telah menyediakan waktu untuk konsultasi dalam hal pengolahan data.
(20)
6. Dr. Ir. Djoni Hartono yang telah memberikan literatur ekonometrika mengenai SVAR.
7. Kedua orang tua penulis yang selalu mencurahkan kasih sayang serta mendukung dan mendoakan adinda setiap waktu.
8. Sahabat-sahabatku Yeyen, Selda, Wati, Indah, Nilam, Dhika yang selalu memberikan dukungan dan tempatku bersandar disaat senang maupun susah. 9. Ananda crews; Diana, Mootie, Mutia, Pipit terima kasih atas kebersamaan
kalian dalam mengisi hari-hari yang penuh dengan keceriaan.
10.Teman-teman satu bimbingan Hanie, Fickry, dan Heri yang selalu memberikan bantuan kepada penulis, bertukar pikiran dan berdiskusi dalam penyelesaian skripsi ini.
11.Semua pihak yang telah membantu demi kelancaran skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan.
Bogor, Agustus 2006
Nurina Sitaresmi H14102090
(21)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
DAFTAR SINGKATAN ... xviii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penulisan ... 6
1.4. Manfaat Penulisan ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 8
2.1. Teori Nilai Tukar ... 8
2.1.1. Definisi Nilai Tukar... 8
2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar... 9
2.2. Sistem Nilai Tukar... 10
2.3. Sistem Nilai Tukar Di Indonesia ... 11
2.3.1. Sistem Nilai Tukar Tetap ... 12
2.3.2. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali ... 15
2.3.3. Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas... 16
2.4. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter ... 19
2.4.1. Saluran Nilai Tukar Pada Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia ... 20
2.5. Kebijakan Moneter Dalam Perekonomian Terbuka... 21
2.5.1. Kebijakan Moneter Pada Nilai Tukar Tetap... 23
2.5.2. Kebijakan Moneter Pada Floating Exchange Rate... 24
2.6. Definisi GDP ... 25
2.7. Inflasi... 26
(22)
2.7.2. Pengukuran Laju inflasi... 27 2.7.2.1. Consumer Price Index... 27 2.8. Penelitian Terdahulu... 28 2.9. Kerangka Pemikiran ... 31 2.10. Hipotesis Penelitian... 34 III. METODE PENELITIAN... 34
3.1. Jenis dan Sumber Data ... 35 3.2. Metode Analisis dan Pengolahan Data... 35 3.2.1. Metode Structural Vector Autoregression (SVAR) ... 36 3.2.1.1 Model Restriksi SVAR... 40 3.2.2 Analisis Vector Error Correction Model (VECM) ... 42 3.2.3 Pengujian Pra-Estimasi... 43 3.2.3.1 Uji Stasioneritas Data. ... 43 3.2.3.2 Penentuan Lag Optimal ... 45 3.2.3.3 Uji Stabilitas VAR... 46 3.2.4. Uji Kointegrasi ... 46 3.2.5. Impulse Respon Function (IRF) ... 47 3.2.6. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)... 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50 4.1. Gambaran Umum Perekonomian Indonesia... 50 4.1.1. Gambaran Fluktuasi Variabel Makroekonomi ... 52 4.1.1.1. Trend dan Siklikal Variabel Kurs Riil Rupiah
Terhadap Yen dan USD ... 54 4.1.1.2. Trend dan Siklikal Variabel Harga Impor Menurut
Negara Asal Amerika dan Jepang ... 56 4.1.1.3. Trend dan Siklikal Variabel Ekspor Neto Menurut
Negara Asal Amerika dan Jepang ... 57 4.1.1.4. Trend dan Siklikal Variabel Indeks Harga Konsumen dan Pendapatan Nasional... 59 4.1.1.5. Trend dan Siklikal Variabel Investasi Asing Langsung dan Suku Bunga ... 60 4.2. Pengujian Pra Estimasi... 62 4.2.1. Kestasioneran Data... 62
(23)
4.2.2. Lag Optimal... 65 4.2.3. Uji Stabilitas VAR... 68 4.3. Uji Kointegrasi ... 69 4.4. Hasil Penelitian ... 71 4.4.1. IRF... 71 4.4.1.1. Respon Variabel Makroekonomi
Dalam Jalur Transmisi Tidak Langsung ... 73 4.4.1.1.1. Analisis Jangka Pendek ... 73 4.4.1.1.2. Analisis Jangka Panjang ... 79 4.4.1.2. Respon Variabel Makroekonomi
Dalam Jalur Transmisi Langsung... 85 4.4.1.2.1. Analisis Jangka Pendek ... 86 4.4.1.2.2. Analisis Jangka Panjang ... 89 4.4.2. FEVD ... 92 4.4.2.1. Dekomposisi Varians Kurs Pada Jalur
Transmisi Tidak Langsung ... 93 4.4.2.1.1. Analisis Jangka Pendek ... 93 4.4.2.1.2. Analisis Jangka Panjang ... 97 4.4.2.2. Dekomposisi Varians Kurs Pada Jalur
Transmisi Langsung ... 100 4.4.2.2.2. Analisis Jangka Pendek ... 100 4.4.2.2.2. Analisis Jangka Panjang ... 104 V. KESIMPULAN DAN SARAN... 110 5.1 Kesimpulan ... 110 5.2 Saran ... 112 DAFTAR PUSTAKA ... 114 LAMPIRAN... 116
(24)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Uji Akar Unit Pada Level ... 63 4.2. Uji Akar Unit Pada First Difference ... 65 4.3. Lag Optimal Model Transmisi Tidak Langsung Jalur Nilai Tukar ... 66 4.4. Lag Optimal Model Transmisi Tidak Langsung Jalur Nilai Tukar ... 66 4.5. Hasil Uji Kointegrasi Pada Jalur Transmisi Tidak Langsung ... 70 4.6. Hasil Uji Kointegrasi Pada Jalur Transmisi Langsung ... 70 Analisis Jangka Pendek... 93 4.7. Dekomposisi Varian Kurs Dollar Per Rupiah Pada Jalur
Transmisi Tidak Langsung ... 96 4.8. Dekomposisi Varian Kurs Yen Per Rupiah Pada Jalur
Transmisi Tidak Langsung ... 96 Analisis Jangka Panjang... 97 4.9. Dekomposisi Varian Kurs Dollar Per Rupiah Pada Jalur
Transmisi Tidak Langsung ... 100 4.10. Dekomposisi Varians Kurs Yen Per Rupiah Pada Jalur
Transmisi Tidak Langsung ... 100 Analisis Jangka Pendek... 100 4.11. Dekomposisi Varian Kurs Dollar Per Rupiah Pada Jalur
Transmisi Langsung ... 104 4.12.Dekomposisi Varian Kurs Yen Per Rupiah Pada Jalur
Transmisi Langsung ... 104 Analisis Jangka Panjang... 104 4.13. Dekomposisi Varian Kurs Dollar Per Rupiah Pada Jalur
Transmisi Langsung ... 108 4.14. Dekomposisi Varian Kurs Yen Per Rupiah Pada Jalur
(25)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1. Volatilitas Kurs USD Terhadap Yen Jepang ... 1 1.2. Volatilitas Kurs Rupiah Terhadap USD... 1 1.3. Volatilitas Kurs Rupiah Terhadap Yen Jepang... 2 2.1. Keseimbangan Nilai Tukar Tetap ... 14 2.2. Keseimbangan Kurs Pada Sistem Nilai Tukar Mengambang ... 17 2.3. Skema Mekanisme Transmisi Saluran Nilai Tukar ... 21 2.4. Model Mundell-Flemming ... 22 2.5. Keseimbangan Kurs Lebih Besar Dari Kurs Tetap... 23 2.6. Keseimbangan Kurs Lebih Kecil Dari Kurs Tetap ... 24 2.7. Ekspansi Moneter Dalam Kurs Mengambang ... 25 2.8. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Melalui
Jalur Nilai Tukar Dipengaruhi Oleh Shock Yen dan USD ... 33 4.1. Trend dan Siklikal Variabel Kurs Riil Rupiah ... 54 4.2 Trend dan Siklikal Variabel Harga Impor... 56 4.3 Trend dan Siklikal Variabel Ekspor Neto ... 57 4.4 Trend dan Siklikal Variabel Indeks Harga Konsumen
dan Pendapatan Nasional ... 59 4.4 Trend dan Siklikal Variabel Investasi Asing Langsung
dan Suku Bunga ... 60 Analisis Jangka Pendek... 73 4.5. Respon Variabel Makroekonomi Terhadap Shock Dollar Dalam
Jalur Transmisi Tidak Langsung... 75 4.6. Respon Variabel Makroekonomi Terhadap Shock Yen Dalam
Jalur Transmisi Tidak Langsung... 77 Analisis Jangka Panjang... 79 4.7. Respon Variabel Makroekonomi Terhadap Shock Dollar Dalam
Jalur Transmisi Tidak Langsung... 80 4.8. Respon Variabel Makroekonomi Terhadap Shock Yen Dalam
(26)
Analisis Jangka Pendek... 86 4.9. Respon Variabel Makroekonomi Terhadap Shock Dollar Dalam Jalur Transmisi Langsung ... 86 4.10. Respon Variabel Makroekonomi Shock Yen Dalam
Jalur Transmisi Langsung ... 89 Analisis Jangka Panjang... 89 4.11. Respon Variabel Makroekonomi Terhadap Shock Dollar Dalam Jalur Transmisi Langsung ... 90 4.12. Respon Variabel Makroekonomi Shock Yen Dalam
Jalur Transmisi Langsung ... 92 Analisis Jangka Pendek... 93 4.13. Dekomposisi Varians Kurs Riil Dollar Per Rupiah
Jalur Transmisi Tidak Langsung... 94 4.14. Dekomposisi Varians Kurs Riil Yen Per Rupiah
Pada Jalur Transmisi Tidak Langsung ... 95 Analisis Jangka Panjang... 97 4.15. Dekomposisi Varians Kurs Riil Dollar Per Rupiah
Jalur Transmisi Tidak Langsung... 97 4.16. Dekomposisi Varians Kurs Riil Yen Per Rupiah
Pada Jalur Transmisi Tidak Langsung ... 98 Analisis Jangka Pendek... 100 4.17. Dekomposisi Varians Kurs Riil Dollar Per Rupiah
Pada Jalur Transmisi Langsung ... 101 4.18. Dekomposisi Varians Kurs Riil Yen Per Rupiah
Pada Jalur Transmisi Langsung ... 103 Analisis Jangka Panjang... 104 4.19. Dekomposisi Varians Kurs Riil Dollar Per Rupiah
Pada Jalur Transmisi Langsung ... 105 4.20. Dekomposisi Varians Kurs Riil Yen Per Rupiah
(27)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Data Variabel Dalam Logaritma ... 117 2. Uji Non Stasioneritas Pada Level ... 120 3. Uji Non Stasioneritas First Difference ... 122 4. Uji Lag Optimal Jalur Transmisi Tidak Langsung
Shock Dollar ... 124 5. Uji Lag Optimal Jalur Transmisi Tidak Langsung
Shock Yen ... 125 6. Uji Lag Optimal Jalur Transmisi Langsung
Shock Dollar ... 126 7. Uji Lag Optimal Jalur Transmisi Langsung
Shock Yen ... 127 8. Uji Stabilitas VAR Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Dollar... 128 9. Uji Stabilitas VAR Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Yen ... 129 10. Uji Stabilitas VAR Jalur Transmisi Langsung Shock Dollar ... 130 11. Uji Stabilitas VAR Jalur Transmisi Langsung Shock Yen ... 131 12. Estimasi SVAR Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Dollar... 132 13. Estimasi SVAR Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Yen ... 134 14. Estimasi SVAR Jalur Transmisi Langsung Shock Dollar ... 136 15. Estimasi SVAR Jalur Transmisi Langsung Shock Yen ... 137 16. Uji Kointegrasi Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Dollar... 138 17. Uji Kointegrasi Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Yen... 142 18. Uji Kointegrasi Jalur Transmisi Langsung Shock Dollar... 146 19. Uji Kointegrasi Jalur Transmisi Langsung Shock Yen ... 148 20. IRF Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Dollar
Jangka Pendek... 150 21. IRF Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Yen
Jangka Pendek... 152 22. IRF Jalur Transmisi Langsung Shock Dollar
(28)
Jangka Pendek... 154 23.IRF Jalur Transmisi Langsung Shock Yen
Jangka Pendek... 156 24. IRF Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Dollar
Jangka Panjang... 158 25. IRF Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Yen
Jangka Panjang... 159 26. IRF Jalur Transmisi Langsung Shock Dollar
Jangka Panjang... 160 27. IRF Jalur Transmisi Langsung Shock Yen
Jangka Panjang... 161 28.FEVD Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Dollar
Jangka Pendek... 162 29.FEVD Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Yen
Jangka Pendek... 163 30.FEVD Jalur Transmisi Langsung Shock Dollar
Jangka Pendek... 164 31.FEVD Jalur Transmisi Langsung Shock Yen
Jangka Pendek... 165 32.FEVD Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Dollar
Jangka Panjang... 166 33.FEVD Jalur Transmisi Tidak Langsung Shock Yen
Jangka Panjang... 167 34.FEVD Jalur Transmisi Langsung Shock Dollar
Jangka Panjang... 168 35.FEVD Jalur Transmisi Langsung Shock Yen
(29)
DAFTAR SINGKATAN
ADF = Augmented Dickey Fuller AIC = Akaike Information Criterion CPI = Consumer Price Index FDI = Foreign Direct Investment
FEVD = Forecast Error Variance Decomposition GDP = Gross Domestic Product
HQ = Hanan-Quinn Criterion IHI = Indeks Harga Impor IRF = Impulse Response Fuction OLS = Ordinary Least Square OPT = Operasi Pasar Terbuka SBI = Sertifikat Bank Indonesia SC = Schwarz Criterion
SVAR = Structural Vector Autoreggression VAR = Vector Autoreggression
(30)
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nilai tukar memiliki peranan yang penting dalam transmisi shock pada perekonomian terbuka kecil, dimana nilai tukar riil dianggap sebagai penyerap shock (shock absorber) dan sumber dari shock. Shock pada nilai tukar akan berakibat pada inflasi dan output (Csermely dan Vonnak, 2002).
Mekanisme transmisi melalui jalur nilai tukar menekankan bahwa pergerakan nilai tukar dapat mempengaruhi perkembangan demand dan supply secara agregat dan selanjutnya akan mempengaruhi output dan harga. Volatilitas kurs USD terhadap Yen dan kurs Rupiah terhadap Yen dan USD dapat disajikan pada gambar dibawah ini :
0 0.005 0.01 0.015 Ja n -9 0 Ja n -9 1 Ja n -9 2 Ja n -9 3 Ja n -9 4 Ja n -9 5 Ja n -9 6 Ja n -9 7 Ja n -9 8 Ja n -9 9 Ja n -0 0 Ja n -0 1 Ja n -0 2 Ja n -0 3 Ja n -0 4 Ja n -0 5 periode ku rs $/Y
Gambar 1.1. Volatilitas Kurs USD Terhadap Yen Jepang
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 Ja n -9 0 Ja n -9 1 Ja n -9 2 Ja n -9 3 Ja n -9 4 Ja n -9 5 Ja n -9 6 Ja n -9 7 Ja n -9 8 Ja n -9 9 Ja n -0 0 Ja n -0 1 Ja n -0 2 Ja n -0 3 Ja n -0 4 Ja n -0 5 periode ku rs $/Rp
(31)
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 J a n-90 J a n-91 J a n-92 J a n-93 J a n-94 J a n-95 J a n-96 J a n-97 J a n-98 J a n-99 J a n-00 J a n-01 J a n-02 J a n-03 J a n-04 J a n-05 periode ku rs Y/Rp
Gambar 1.3. Volatilitas Kurs Rupiah Terhadap Yen Jepang
Berdasarkan gambar diatas kurs USD terhadap Yen Jepang cenderung berfluktuasi dari waktu kewaktu, sementara itu Rupiah relatif lebih berfluktuasi terhadap mata uang asing (USD dan Yen) pasca penerapan sistem nilai tukar mengambang bebas dibandingkan dengan sistem mengambang terkendali.
Amerika dan Jepang merupakan negara mitra dagang utama Indonesia sehingga kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap kedua negara tersebut sangatlah penting. Berdasarkan data BPS dari tahun 1990-2005, Amerika Serikat dan Jepang merupakan pangsa pasar ekspor dan impor yang besar dan potensial bagi Indonesia. Sementara itu, berdasarkan data tahunan IMF, Amerika Serikat merupakan pasar ekspor terbesar dan sumber utama investasi asing bagi negara ASEAN 6 (Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Filipina, Thailand). Pada tahun 1995 proporsi ekspor ASEAN 6 ke Amerika Serikat lebih besar dibandingkan dengan proporsi ekspor ke Jepang. Barang-barang yang diekspor oleh Amerika Serikat adalah minyak bumi, karet, gula, timah, tekstil, garmen dan produk lain yang bersifat labour intensive, sedangkan negara ASEAN 6 mengimpor bahan-bahan kimia, alat-alat elektonika dan non elektonika.
(32)
Jepang juga merupakan pasar potensial ekspor bagi negara ASEAN 6 termasuk Indonesia, namun pangsa pasar ke Jepang pada tahun 1995 mengalami penurunan. Ekspor negara-negara ASEAN 6 ke Jepang berupa sumber daya alam dan sumber daya mineral dan impor negara ASEAN 6 dari Jepang berupa capital-intensive manufacture seperti mesin-mesin.
Besar kecilnya pergerakan nilai tukar tergantung pada sistem nilai tukar yang dianut oleh suatu negara. Indonesia mengalami tiga rezim sistem nilai tukar yaitu sistem nilai tukar tetap, nilai tukar mengambang terkendali dan nilai tukar mengambang bebas. Sistem nilai tukar tetap telah ditinggalkan oleh pemerintah Indonesia sejak November 1978 kemudian berganti dengan sistem mengambang terkendali sampai dengan 13 Agustus 1997 dan pada tanggal 14 Agustus 1997 berganti menjadi sistem nilai tukar mengambang bebas terkait dengan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Dalam sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed floating exchange rate system), pemerintah memberikan kebebasan kepada pasar untuk menentukan keseimbangan kurs nominal tetapi dalam hal ini pemerintah melalui otoritas moneter tetap melakukan mekanisme pengontrolan untuk membatasi fluktuasi nilai Rupiah apabila sudah melewati batas band yang sudah ditetapkan. Sementara itu dalam sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai tukar dibiarkan bergerak sesuai dengan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. Bank Sentral dapat saja melakukan intervensi di pasar valuta asing, yaitu dengan cara menjual devisa apabila terjadi kelebihan permintaan atau membeli devisa apabila terjadi kelebihan penawaran untuk menghindari gejolak nilai tukar yang
(33)
berlebihan di pasar. Akan tetapi intervensi yang terjadi tidak diarahkan untuk mencapai target tingkat nilai tukar tertentu atau dalam kisaran tertentu.
Dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia dengan negara-negara lain di dunia, maka kita tidak dapat mengabaikan pengaruh yang berasal dari luar negeri baik pengaruh positif maupun negatif terhadap perekonomian dalam negeri. Gejolak pada perekonomian suatu negara di dunia, khususnya pada perekonomian yang memiliki pengaruh yang kuat dalam ekonomi dunia, sebagaimana ekonomi Amerika Serikat dan Jepang, akan mempengaruhi perekonomian negara lain khususnya pada perekonomian terbuka kecil yang kurang memiliki pengaruh dalam ekonomi dunia seperti Indonesia. Telah banyak penelitian tentang nilai tukar, tetapi studi mengenai guncangan kurs Dollar dan Yen Jepang terhadap Rupiah dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia masih relatif terbatas. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis dalam melakukan penelitian.
1.2. Perumusan Masalah
Dalam era perekonomian global, interaksi ekonomi antarnegara merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan ekonomi suatu negara yang semakin terbuka. Dengan semakin besarnya keterkaitan antarnegara, maka semakin terbuka pula perekonomian negara yang bersangkutan, hal tersebut dapat tercermin pada peningkatan transaksi perdagangan dan arus dana antar negara.
Keterbukaan ekonomi suatu negara akan membawa konsekuensi pada perencanaan dan pelaksanaan kebijakan ekonomi makro, termasuk kebijakan
(34)
moneternya. Kebijakan moneter yang diterapkan pada suatu perekonomian suatu negara tergantung pada sistem nilai tukar yang dianut oleh negara tersebut.
Di Indonesia terdapat pergantian penggunaan sistem nilai tukar dari sistem nilai tukar mengambang terkendali menjadi sistem nilai tukar mengambang bebas, yang disesuaikan dengan kondisi perekonomian di dalam negeri. Melalui penerapan sistem nilai tukar mengambang bebas, aliran dana dari luar negeri akan mempengaruhi nilai tukar secara langsung dan tidak langsung.
Dalam tulisan ini akan dibahas mekanisme transmisi melalui jalur nilai tukar yang dipengaruhi oleh shock yang berasal dari fluktuasi kurs Rupiah terhadap Yen dan USD. Terdapat dua jalur nilai tukar dari kebijakan moneter yang akan ditransmisikan kepada sektor riil. Jalur pertama disebut dengan efek nilai tukar secara langsung, dimana kebijakan moneter akan secara langsung mempengaruhi harga. Sedangkan jalur kedua disebut sebagai efek nilai tukar secara tidak langsung, dimana kebijakan moneter mempengaruhi harga dengan cara mempengaruhi output gap yang nantinya akan membuat tingkat harga berubah (Warjiyo, 2004). Dengan adanya pengaruh shock yang berasal dari Jepang dan Amerika Serikat melalui fluktuasi mata uang kedua negara tersebut, maka hal tersebut tentu saja akan memberikan dampak kepada perekonomian Indonesia yang menganut perekonomian terbuka. Penelitian ini memasukkan dummy krisis untuk menganalisis pengaruh shock yang berasal dari fluktuasi Yen dan USD terhadap Rupiah serta mengamati negara manakah yang memberikan pengaruh shock yang kuat terhadap kurs riil Rupiah. Disamping itu, akan dilihat pula respon variabel makroekonomi akibat dari adanya guncangan kurs Yen dan
(35)
Dollar dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar, serta kontribusi dari variabel makroekonomi terhadap guncangan kurs baik melalui jalur langsung maupun tidak langsung?
Secara singkat perumusan masalah dalam penulisan ini yaitu:
1) Bagaimanakah pengaruh shock yang berasal dari kurs Yen dan USD terhadap Rupiah serta negara manakah yang memberikan pengaruh shock yang kuat terhadap kurs riil Rupiah?
2) Bagaimanakah respon variabel makroekonomi akibat dari adanya shock kurs Yen dan USD dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar?
3) Bagaimana kontribusi dari variabel makroekonomi terhadap shock kurs baik melalui jalur kurs langsung maupun tidak langsung?
1.3. Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Menganalisa pengaruh yang berasal shock kurs Yen dan USD terhadap Rupiah serta mengetahui negara mana yang memberikan pengaruh shock yang kuat terhadap kurs riil Rupiah;
2) Menganalisa respon variabel makroekonomi akibat dari adanya shock kurs dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar;
3) Menganalisis dan mengidentifikasi peranan kontribusi variabel makroekonomi terhadap variabilitas kurs baik melalui jalur kurs langsung maupun tidak langsung.
(36)
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Memberikan gambaran yang jelas mengenai besarnya pengaruh negara lain pada perekonomian Indonesia, khususnya Jepang dan Amerika Serikat; 2) Sebagai bahan referensi bagi pembaca dan informasi bagi peneliti lainnya
yang dapat digunakan dalam penelitian yang lebih lanjut;
3) Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam menentukan kebijakan moneter pada perekonomian Indonesia;
4) Sebagai sarana pembelajaran bagi penulis dalam memahami kondisi perekonomian Indonesia.
(37)
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Teori Nilai Tukar 2.1.1. Definisi Nilai Tukar
Nilai tukar merupakan salah satu variabel terpenting dalam perekonomian terbuka disamping variabel ekonomi lainnya seperti suku bunga, harga, neraca transaksi berjalan (selisih nilai ekspor dengan impor), neraca pembayaran (balance of payment), serta variabel lainnya. Nilai tukar (exchange rate) atau kurs adalah harga satu mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain (Krugman dan Obsfelt, 1999).
Nilai Tukar nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara (Mankiw, 2000). Menurut Simorangkir dan Suseno (2005), jika nilai tukar (NT) didefinisikan sebagai nilai valuta asing terhadap Rupiah dapat diformulasikan sebagai berikut:
NTUSD/IDR = Dollar Amerika yang diperlukan untuk membeli satu Rupiah,
NTYEN/IDR = Yen yang diperlukan untuk membeli satu Rupiah
Dalam hal ini, apabila NT meningkat maka berarti Rupiah mengalami apresiasi, sedangkan jika NT menurun maka Rupiah akan mengalami depresiasi. Nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan harga relatif yaitu harga-harga didalam negeri dibandingkan dengan harga-harga diluar negeri. Nilai tukar riil dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:
Q = S * P
P
(38)
dimana Q adalah nilai tukar riil, S adalah nilai tukar nominal, P adalah tingkat harga domestik dan P* adalah tingkat harga di luar negeri. Pengukuran nilai tukar riil suatu negara terhadap mitra dagangnya juga memperhitungkan laju inflasi dan nilai tukar dari masing-masing negara tersebut.
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai Tukar
Perubahan nilai tukar dalam jangka panjang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: harga relatif, tarif dan kuota, preferensi terhadap barang domestik dibandingkan dengan barang luar negeri dan produktivitas (Mishkin, 2001).
Menurut Simorangkir dan Suseno (2005), terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi permintaan valuta asing. Pertama, faktor pembayaran impor. Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar cenderung melemah. Sebaliknya, jika impor menurun, maka permintaan valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya nilai tukar dengan asumsi faktor-faktor lain tidak berubah (ceteris paribus). Asumsi ini berlaku juga untuk aliran modal keluar/masuk dan ekspor. Kedua, faktor aliran modal keluar (capital outflow). Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan akhirnya akan memperlemah nilai tukar. Aliran modal keluar meliputi pembayaran hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah) dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri. Ketiga, kegiatan spekulasi. Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang dilakukan, maka semakin besar permintaan
(39)
terhadap valuta sehingga memperlemah nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing.
Penawaran valuta asing dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama, faktor penerimaan hasil ekspor. Semakin besar volume penerimaan ekspor barang dan jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki oleh suatu negara sehingga akan membuat nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing cenderung mengalami apresiasi. Kedua, faktor aliran modal masuk (capital inflow). Semakin besar aliran modal masuk, maka nilai tukar akan cenderung semakin menguat. Aliran modal masuk tersebut dapat berupa penerimaan hutang luar negeri, penempatan dana jangka pendek oleh pihak asing (portofolio investment) dan investasi langsung pihak asing (foreign direct investment).
2.2. Sistem Nilai Tukar
Pada umumnya, kebijakan nilai tukar suatu negara diarahkan untuk mendukung neraca pembayaran dan/atau membantu efektivitas kebijakan moneter. Penetapan nilai tukar yang overvalued dapat mengakibatkan barang-barang ekspor menjadi lebih mahal di luar negeri dan barang-barang-barang-barang impor menjadi lebih murah dan akhirnya neraca perdagangan menjadi memburuk. Dalam kaitannya dengan kebijakan moneter, depresiasi nilai tukar yang berlebihan dapat mengakibatkan tingginya laju inflasi sehingga dapat menganggu tujuan akhir kebijakan moneter untuk memelihara stabilitas harga. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kebijakan nilai tukar yang tepat merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara.
(40)
Sejalan dengan tujuan kebijakan nilai tukar, maka dikenal berbagai jenis sistem nilai tukar yang digunakan suatu negara khususnya setelah runtuhnya sistem nilai tukar Bretton Woods. Berdasarkan perkembangan terakhir, terdapat kecenderungan negara-negara dunia menggunakan sistem nilai tukar mengambang. Namun, masih terdapat beberapa negara yang menggunakan sistem nilai tukar tetap ataupun variasi dari sistem nilai tukar mengambang dengan sistem nilai tukar tetap. Corden (2002) mengklasifikasikan sistem nilai tukar menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) sistem nilai tukar tetap murni (Absolutely fixed rate regime), 2) sistem nilai tukar mengambang murni (Pure floating regime), 3) sistem nilai tukar tetap tetapi dapat disesuaikan (Fixed But Adjustable Rate/FBAR) yang merupakan kombinasi sistem nilai tukar tetap dan mengambang. Selanjutnya terdapat beberapa jenis sistem nilai tukar yang merupakan kombinasi dari ketiga sistem nilai tukar tersebut. Diantara sistem nilai tukar mengambang murni dengan FBAR terdapat tiga jenis sistem nilai, yaitu i) pegged, ii) target zone (band), iii) managed floating. Sementara itu crawling pegged dapat dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu active (pre-announced) dan passive crawling pegged.
2.3. Sistem Nilai Tukar di Indonesia
Indonesia telah mengimplementasikan sistem nilai tukar yang berbeda-beda dalam periode tiga dekade terakhir. Tahun 1960-an rezim nilai tukar yang dianut Indonesia adalah multiple exchange rate system. Sejak Agustus 1971 sampai dengan November 1978 Indonesia menganut fixed exchange rate system. Selanjutnya setelah November 1978 sampai September 1992 Indonesia menganut managed floating system. Lalu dari September 1992 sampai dengan 13 Agustus
(41)
1997 Indonesia menganut Managed Floating dengan crawling band system. Terakhir sejak tanggal 14 Agustus 1997 hingga saat ini BI mengubah arah kebijakan menjadi free floating/flexible system hal tersebut berkaitan dengan terjadinya currency turmoil dan keterbatasan cadangan devisa yang dimiliki BI (Kurniati dan Hardiyanto, 1999).
2.3.1. Sistem Nilai Tukar Tetap (Fixed Exchange Rate System)
Pada sistem nilai tukar tetap nilai tukar mata uang suatu negara ditetapkan secara tetap dengan mata uang asing tertentu. Dengan penetapan nilai tukar secara tetap, terdapat kemungkinan nilai tukar yang ditetapkan terlalu tinggi (over-valued) atau terlalu rendah (under-(over-valued) dari nilai yang sebenarnya. Terdapat dua penyebab utama suatu negara meninggalkan sistem ini yaitu:
Pertama, dapat menganggu neraca perdagangan. Dengan menerapkan sistem nilai tukar tetap, maka nilai mata uang domestik akan dapat lebih mahal dibandingkan dengan nilai sebenarnya. Kondisi ini dapat mengakibatkan barang-barang ekspor suatu negara menjadi lebih mahal di luar negeri dan akan mengurangi daya kompetisi dan selanjutnya akan menurunkan volume ekspor. Disisi impor, nilai tukar yang over-valued mengakibatkan harga barang-barang impor menjadi lebih murah dan impor dapat meningkat. Secara keseluruhan nilai tukar yang over-valued akan memperburuk neraca perdagangan suatu negara.
Kedua, ketidakcukupan cadangan devisa untuk mempertahankan nilai tukar ini. Negara-negara yang memiliki cadangan devisa sedikit akan rentan terhadap serangan nilai tukar karena negara tidak mempunyai cadangan devisa
(42)
yang cukup untuk mengintervensi ke pasar valas dalam mempertahankan nilai tukar. (Simorangkir dan Suseno, 2005).
Indonesia menganut sistem nilai tukar tetap sejak Agustus tahun 1971 sampai dengan November 1978. Penerapan sistem nilai tukar tetap ini memberikan kestabilan dari waktu ke waktu namun memerlukan cadangan devisa dalam jumlah yang besar untuk melakukan intervensi. Pada sistem nilai tukar tetap ini, dengan sistem kontrol devisa dan masih belum berkembangnya lembaga keuangan khususnya pasar valas, volume transaksi devisa yang terjadi masih relatif kecil.
Pada rezim sistem nilai tukar ini pemerintah mem-peg-kan Rupiah terhadap Dollar Amerika, dimana penentuan nilai tukar mutlak dilakukan oleh pemerintah atas dasar nilai tukar riil dan BI memiliki wewenang penuh dalam mengawasi transaksi devisa. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada level yang telah ditetapkan, BI melakukan intervensi aktif di pasar valas. Untuk menghindari nilai tukar yang over-valued yang dapat mengurangi daya saing produk-produk ekspor di pasar internasional, pemerintah melakukan devaluasi mata uang sebanyak tiga kali, yaitu pada tanggal 17 April 1970 dengan kurs sebesar Rp 378/USD, 23 Agustus 1971 dengan kurs sebesar Rp 415/USD dan 15 November 1978 dengan kurs sebesar Rp 625/USD.
(43)
Gambar 2.1. Keseimbangan Nilai Tukar Tetap
Gambar 2.1 (a) mengasumsikan bahwa pemerintah menetapkan kurs sebesar e dibawah keseimbangan pasar (under-valued) sebesar e*. Pada kondisi ini jumlah permintaan valas melebihi jumlah penawarannya atau dengan kata lain terjadi kelebihan permintaan (excess demand) valas sebesar D – S. Kelebihan permintaan ini akan dipenuhi oleh bank sentral melalui penjualan valas pada sektor privat untuk mencegah kurs bergerak diatas level yang telah ditetapkan. Hal tersebut menyebabkan bank sentral kehilangan sejumlah cadangan internasional sebesar D – S. Dalam rezim nilai tukar tetap, Bank Sentral harus memiliki cadangan internasional untuk menjaga kurs pada level yang telah ditetapkan. (Batiz dan Batiz, 1994)
Gambar 2.2 (b) mengasumsikan bahwa pemerintah menetapkan kurs sebesar e diatas keseimbangan pasar (over-valued) sebesar e*. Pada kondisi ini terjadi kelebihan penawaran kurs (excess supply) sebesar S – D. Kelebihan penawaran valas oleh privat sektor akan dibeli oleh bank sentral untuk mencegah
S S
D e*
O S
S
jumlah valuta asing D
e
D
D
Kurs Kurs
jumlah valuta asing S
D e
e*
O
D
S
Sumber: Batiz dan Batiz, 1994
(44)
supaya kurs tidak bergerak dibawah level yang telah ditetapkan. (Batiz dan Batiz, 1994)
2.3.2. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali (Managed Floating
Exchange Rate System)
Menurut Simorangkir dan Suseno (2005), suatu negara menerapkan nilai tukar mengambang terkendali apabila bank sentral melakukan intervensi di pasar valuta asing tetapi tidak ada komitmen untuk mempertahankan nilai tukar pada tingkat tertentu atau pada suatu batasan target (target zone). Tujuan dari intervensi tersebut adalah untuk menstabilkan pergerakan nilai tukar secara berkala atau setidaknya mengurangi tingkat volatilitas pada tingkat moderat, serta mencegah pergerakan nilai yang terlalu besar.
Keuntungan dari sistem ini adalah pembuat kebijakan mendapat kebebasan untuk menggunakan intervensi atau kebijakan lain, seperti suku bunga, untuk mencapai nilai tukar yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan ekonomi tanpa harus kehilangan kredibilitas. Akan tetapi, kelemahan dari sistem ini dapat mendorong kegiatan spekulasi dan (jika) bank sentral atau pemerintah tidak mempunyai cadangan devisa yang cukup, dapat mengakibatkan ambruknya sistem nilai tukar ini.
Sistem nilai tukar mengambang terkendali ini diberlakukan di Indonesia sejak November 1978 sampai 13 Agustus 1997. Dalam pelaksanaannya, sistem ini memiliki esensi yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik perekonomian pada saat itu dan berhubungan erat dengan seberapa besar BI mengendalikan nilai tukar dengan melakukan penekanan pada unsur floating-nya.
(45)
Pada sistem ini, nilai tukar akan diupayakan untuk berada dalam kisaran tertentu yang diputuskan oleh otoritas moneter. Dalam mempertahankan nilai tukar efektif, nilai tukar dari waktu ke waktu disesuaikan dengan selisih inflasi antara Indonesia dengan sekeranjang mata uang negara-negara mitra dagang utama dan kompetitor Indonesia, sehingga perkembangan nilai tukar Rupiah mudah diprediksi dan relatif stabil. Dalam menjaga kestabilan nilai Rupiah pemerintah melakukan intervensi apabila kurs mengalami fluktuasi melebihi batas atas atau batas bawah dari selisih atau spread tertentu. Kebijakan sistem nilai tukar ini diimplementasikan bersamaan dengan adanya devaluasi Rupiah pada tahun 1978 sebesar 33.6%.
Fleksibilitas nilai tukar semakin ditingkatkan melalui penerapan kebijakan nilai tukar crawling band sejak tahun 1992 sampai dengan Agustus 1997. Peningkatan fleksibilitas nilai tukar melalui pelebaran rentang intervensi telah memberikan keleluasaan kepada BI dalam melaksanakan kebijakan moneter dan mendorong berkembangnya pasar valas dalam negeri.
2.3.3. Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas (Free Floating Exchange Rate
System)
Dalam sistem nilai tukar ini, mekanisme penetapan nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing ditentukan oleh mekanisme pasar. Besarnya nilai tukar ini juga dipengaruhi oleh perilaku penjual dan pembeli khususnya para spekulan. Dengan demikian, pada sistem ini nilai mata uang akan dapat berubah setiap saat tergantung dari permintaan dan penawaran mata uang domestik relatif terhadap mata uang asing dan perilaku spekulan.
(46)
Bank Sentral tidak menargetkan besarnya nilai tukar dan tidak melakukan intervensi langsung ke pasar valuta asing. Sistem nilai tukar ini banyak dianut oleh negara-negara di dunia. Hal tersebut dikarenakan sistem ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu: Pertama, sistem ini memungkinkan suatu negara mengisolasikan kebijakan ekonomi makronya dari dampak kebijakan dari luar sehingga suatu negara mempunyai kebebasan untuk mengeluarkan kebijakan yang independen. Kedua, sistem ini tidak memerlukan cadangan devisa yang besar karena tidak ada kewajiban untuk mempertahankan nilai tukar. Tetapi sistem ini juga memiliki kelemahan, yaitu penetapan nilai tukar berdasarkan pasar dapat mengakibatkan nilai tukar berfluktuasi. Depresiasi nilai tukar dapat mengakibatkan peningkatan harga barang-barang impor dan pada akhirnya akan memicu inflasi di dalam negeri (Simorangkir dan Suseno, 2005).
Sumber : Batiz dan Batiz, 1994
S
D
O jumlah valuta asing
Kurs
e*
Gambar 2.2 Keseimbangan Kurs Pada Sistem Nilai Tukar Mengambang D
(47)
Gambar 2.2 mengasumsikan hanya ada dua mata uang yaitu mata uang domestik dan mata uang asing dan tidak ada intervensi yang sistematis dari pemerintah dalam pasar valuta asing. Jumlah permintaan valas sektor privat ditunjukkan oleh kurva DD sementara SS menunjukkan penawaran valas dan e* adalah keseimbangan kurs dalam sistem nilai tukar mengambang yang ditentukan oleh mekanisme pasar.
Pemberlakuan sistem nilai tukar mengambang bebas di Indonesia mulai tanggal 14 Agustus 1997 yang terkait dengan semakin terkurasnya cadangan devisa negara akibat dari depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika yang berawal dari adanya tekanan yang berasal dari adanya serangan spekulasi terhadap mata uang Baht Thailand yang kemudian berdampak menjalar (contagion efffect) ke mata uang Indonesia (Warjiyo, 2004).
Melemahnya nilai tukar Rupiah telah mendorong investor asing menarik dananya pada waktu yang bersamaan dari Indonesia yang diinvestasikan dalam bentuk portofolio surat-surat berharga seperti commercial papers, promisorry notes, dan medium-term notes maupun saham dan obligasi. Kepanikan mulai terjadi lagi di pasar valas terutama karena perusahaan dan bank-bank di dalam negeri ingin memborong devisa untuk membayar atau melindungi kewajiban luar negerinya dari resiko nilai tukar. Akibatnya nilai tukar Rupiah semakin merosot hingga pernah mencapai tingkat terendah sekitar Rp15.000 per Dollar AS pada awal tahun 1998.
Dalam menghadapi tekanan yang begitu besar terhadap melemahnya nilai tukar Rupiah, pada awalnya BI, sesuai dengan sistem nilai tukar mengambang
(48)
terkendali yang berlaku pada waktu itu, melakukan intervensi di pasar valas untuk mempertahankan nilai tukar pada kisaran yang telah ditetapkan. Demikian besarnya pembelian valas di pasar mengharuskan BI menyelamatkan jumlah cadangan devisa yang tersedia dengan tetap berupaya menstabilkan Rupiah, antara lain dengan memperlebar kisaran intervensi nilai tukar Rupiah dan terus mengendalikan likuiditas di pasar.
Sementara itu, tekanan Rupiah yang sangat kuat dan demikian cepat terhadap melemahnya nilai tukar Rupiah yang disertai dengan penurunan devisa dalam jumlah yang cukup besar akhirnya memaksa pemerintah untuk mengubah sistem nilai tukar yang berlaku dari sistem kebijakan nilai tukar mengambang terkendali menjadi sistem nilai tukar mengambang bebas.
2.4. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter
Menurut Warjiyo (2004), mekanisme transmisi kebijakan moneter pada dasarnya menggambarkan bagaimana kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan akhir yang ditetapkan. Mekanisme transmisi moneter dimulai dari tindakan bank sentral dengan menggunakan instrumen moneter, apakah OPT (Operasi Pasar Terbuka) atau yang lain, dalam melaksanakan kebijakan moneternya. Tindakan itu kemudian berpengaruh pada aktivitas ekonomi dan keuangan melalui berbagai saluran transmisi kebijakan moneter yaitu saluran uang, kredit, suku bunga, nilai tukar, harga aset, dan ekspektasi inflasi.
(49)
Pada perekonomian terbuka, perkembangan ekonomi dan keuangan di suatu negara akan dipengaruhi pula oleh perkembangan ekonomi dan keuangan di negara lain yang terjadi antara lain melalui perubahan nilai tukar, volume ekspor dan impor, atau besarnya arus dana yang masuk dan keluar dari negara yang bersangkutan. Pada kondisi demikian, peranan saluran lain seperti nilai tukar, suku bunga, dan kredit menjadi semakin penting dalam transmisi kebijakan moneter. Peranan saluran harga aset lainnya, seperti obligasi dan saham, dan saluran ekspektasi juga semakin diperhatikan. Secara spesifik, Taylor (1995) menyatakan bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah ”the process through monetary policy decisions are transmitted into changes in real GDP and inflation”.
2.4.1. Saluran Nilai Tukar Pada Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia Saluran nilai tukar (exchange rate channel) menekankan pada pentingnya pengaruh perubahan harga aset finansial terhadap berbagai aktivitas ekonomi. Dalam kaitan ini, pentingnya saluran nilai tukar dalam transmisi kebijakan moneter terletak pada pengaruh aset finansial dalam bentuk valuta asing yang timbul dari kegiatan ekonomi suatu negara dengan negara lain. Pengaruhnya tidak saja terjadi pada perubahan nilai tukar, tetapi juga pada besarnya aliran dana masuk dan keluar suatu negara yang terjadi karena aktivas perdagangan luar negeri maupun aliran modal investasi dalam neraca pembayaran. Selanjutnya perkembangan nilai tukar dan aliran dana luar negeri tersebut akan berpengaruh terhadap output riil dan inflasi negara yang bersangkutan. Semakin terbuka suatu perekonomian yang disertai dengan sistem nilai tukar mengambang dan sistem
(50)
devisa bebas, maka semakin besar pula pengaruh nilai tukar dan aliran modal luar negeri tersebut. Secara jelas, mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui saluran nilai tukar dapat dilihat melalui skema dibawah ini :
Sumber : Warjiyo, 2004
Gambar 2.3. Skema Mekanisme Transmisi Saluran Nilai Tukar
2.5. Kebijakan Moneter Dalam Perekonomian Terbuka
Dalam model Mundell-Flemming dengan asumsi bahwa perekonomian yang sedang dipelajari adalah perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna. Hal tersebut berimplikasi bahwa perekonomian ini merupakan bagian kecil dari pasar dunia dan dengan sendirinya hanya memiliki dampak yang tidak berarti pada tingkat suku bunga dunia atau dengan kata lain suku bunga domestik ditentukan oleh suku bunga dunia. Perekonomian tersebut dapat meminjam atau memberi pinjaman sebanyak yang negara tersebut inginkan di pasar keuangan dunia tanpa mempengaruhi tingkat bunga dunia.
Kebijakan Moneter
Perbedaan Suku Bunga DN-LN
Aliran Modal LN& Supply-Demand
Valas
Nilai Tukar
Resiko Perbedaan Suku Bunga DN-LN
Harga-harga Traded Goods
Ekspor Neto PDB Output
Gap PDB
(51)
Sumber : Mankiw, 2000
Gambar 2.4. Model Mundell-Flemming
Berdasarkan model ini, perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna dapat dijelaskan dengan dua persamaan berikut :
IS : Y = C(Y-T) + I(r*) + G + NX(e) (2.1)
LM : M/P = L(r*, Y) (2.2)
Persamaan pertama menjelaskan keseimbangan di pasar barang, dan persamaan kedua menjelaskan keseimbangan di pasar uang. Variabel eksogen adalah kebijakan fiskal G dan T, kebijakan moneter M, tingkat harga P, dan tingkat bunga dunia r*. Variabel endogen adalah pendapatan Y dan kurs e. Equilibrium atau keseimbangan untuk perekonomian terjadi pada saat IS dan LM berpotongan. Perpotongan ini menunjukkan bahwa pasar barang dan pasar uang berada dalam keseimbangan.
Kurs Equilibrium
Pendapatan Equilibrium
Y
IS LM
Pendapatan, output, Y Kurs, e
(52)
2.5.1. Kebijakan Moneter Pada Fixed Exchange Rates
Dalam perekonomian terbuka dengan sistem kurs tetap (fixed exchange rate), bank sentral siap untuk menjual atau membeli mata uang domestik untuk mata uang asing pada harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada sistem ini, penawaran uang menyesuaikan dengan kurs yang berlaku. Apabila keseimbangan penawaran dan permintaan uang terjadi pada nilai kurs diatas kurs yang ditetapkan, maka bank sentral akan menaikkan pernawaran uang sampai akhirnya kurs kembali pada level yang telah ditetapkan.
Gambar 2.5. Keseimbangan Kurs Lebih Besar dari Kurs Tetap
Peningkatan penawaran uang ini akan mendorong kurva LM ke kanan sehingga nantinya akan menurunkan kurs (Gambar 2.5). Sementara itu jika keseimbangan penawaran dan permintaan uang terjadi pada nilai kurs dibawah kurs yang ditentukan (Gambar 2.6), maka bank sentral akan menyesuaikan dengan menurunkan jumlah penawaran sehingga kurs akan naik. Hal ini akan terus berlangsung sampai nilai kurs akan kembali pada level yang telah ditentukan.
Output,Y IS
LM2
LM1
Equilibrium Kurs
e1
e
Kurs Tetap
Kurs, e
(53)
Penurunan penawaran ini akan menggeser kurva LM ke kiri dan menaikkan nilai kurs.
Gambar 2.6. Keseimbangan Kurs Lebih Kecil Kurs Tetap
2.5.2. Kebijakan Moneter Dalam Floating Exchange Rates
Pada perekonomian terbuka dengan sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rates), kurs dibiarkan berfluktuasi dengan bebas sesuai dengan permintaan dan penawaran di pasar. Jika bank sentral menaikkan jumlah uang beredar (ekspansi moneter) dan harga diasumsikan tetap, maka kenaikan dalam penawaran uang atau jumlah uang beredar akan meningkatkan keseimbangan uang riil. Kenaikan dalam keseimbangan uang riil akan menggeser kurva LM ke kanan, maka kenaikan dalam penawaran uang akan menaikkan pendapatan dan menurunkan kurs. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 2.7 di bawah ini:
Output,Y IS
LM1
LM2
Equilibrium Kurs e
e1
Kurs Tetap
Kurs, e
(54)
Gambar 2.7. Ekspansi Moneter Dalam Kurs Mengambang
Dalam perekonomian terbuka kecil, tingkat bunga ditetapkan oleh tingkat bunga dunia, maka kenaikan dalam penawaran uang akan menekan tingkat bunga domestik untuk turun sehingga akan terjadi aliran modal keluar karena investor akan merasa diuntungkan apabila menanamkan modalnya di luar negeri. Aliran modal keluar ini akan meningkatkan penawaran mata uang domestik atau terjadi excess supply mata uang domestik di pasar valas, sehingga akan membuat nilai tukar terdepresiasi. Penurunan kurs ini akan membuat barang-barang domestik relatif lebih mahal dibandingkan dengan barang-barang luar negeri sehingga akan mendorong ekspor yang nantinya akan meningkatkan nilai ekspor bersih dan pada akhirnya output akan meningkat.
2.6. Definisi GDP
Menurut Lipsey (1995), Gross Domestic Product (GDP) atau disebut juga dengan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah pendapatan nasional yang diukur
Output,Y IS
LM2
LM1
e1
e2
Kurs, e
(1)
Lampiran 30. FEVD Jalur Transmisi
Langsung
Shock
Dollar Jangka Pendek
Variance Decomposition of DLRER_US:Per S.E. DLRER_US DLIHI_US DLNX_US DLGDPI 1 0.076317 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 2 0.080987 88.82124 8.878557 2.106583 0.193617 3 0.109618 49.47039 46.56489 2.225584 1.739140 4 0.124123 43.19134 42.71946 2.207199 11.88200 5 0.130844 46.23323 40.60833 2.032306 11.12614 6 0.132043 45.59645 40.34391 2.539123 11.52052 7 0.143269 38.73173 45.02457 3.134243 13.10946 8 0.146891 36.92283 44.56063 3.016741 15.49980 9 0.148343 37.41383 43.69605 3.664139 15.22598 10 0.149185 36.99801 43.50232 3.627933 15.87173 11 0.150014 36.69454 43.97858 3.615116 15.71176 12 0.151132 36.38542 43.33231 3.603389 16.67888 13 0.151719 36.41999 43.01345 4.005851 16.56071 14 0.152108 36.23938 43.26649 3.996539 16.49759 15 0.153223 35.76760 43.55876 3.998048 16.67560 16 0.153327 35.76406 43.49987 4.008267 16.72781 17 0.153423 35.73297 43.54575 4.013813 16.70746 18 0.153537 35.74927 43.54787 4.008030 16.69483 19 0.153767 35.65012 43.51593 4.011350 16.82259 20 0.154195 35.55686 43.56117 4.025259 16.85671 21 0.154274 35.52221 43.53152 4.088774 16.85750 22 0.154437 35.46226 43.62688 4.088820 16.82204 23 0.154490 35.43963 43.65536 4.086021 16.81899 24 0.154510 35.43878 43.64499 4.085135 16.83110 25 0.154551 35.42593 43.62225 4.085107 16.86672 26 0.154578 35.43656 43.61348 4.086282 16.86367 27 0.154642 35.40828 43.61930 4.082955 16.88946 28 0.154680 35.39294 43.63153 4.089549 16.88598 29 0.154689 35.38930 43.63598 4.089272 16.88545 30 0.154708 35.38907 43.64136 4.088267 16.88130 31 0.154711 35.38751 43.64098 4.090057 16.88145 32 0.154731 35.37980 43.64048 4.090321 16.88940 33 0.154744 35.37718 43.63684 4.092391 16.89359 34 0.154751 35.37490 43.63894 4.092454 16.89371 35 0.154765 35.36835 43.64706 4.092961 16.89163 36 0.154767 35.36786 43.64690 4.093039 16.89220 37 0.154771 35.36702 43.64643 4.093085 16.89346 38 0.154773 35.36767 43.64539 4.093785 16.89316 39 0.154775 35.36675 43.64531 4.093789 16.89416 40 0.154781 35.36430 43.64636 4.093980 16.89536 41 0.154781 35.36447 43.64610 4.094172 16.89525 42 0.154783 35.36360 43.64746 4.094074 16.89487 43 0.154784 35.36330 43.64798 4.094047 16.89467 44 0.154785 35.36305 43.64769 4.094062 16.89519 45 0.154786 35.36295 43.64718 4.094133 16.89574 46 0.154786 35.36292 43.64705 4.094342 16.89569 47 0.154788 35.36224 43.64766 4.094334 16.89577 48 0.154788 35.36201 43.64784 4.094374 16.89578 49 0.154788 35.36196 43.64792 4.094370 16.89575 50 0.154788 35.36193 43.64795 4.094359 16.89577
(2)
Lampiran 31. FEVD Jalur Transmisi
Langsung
Shock
Yen Jangka Pendek
Variance Decomposition of DLRER_JPG:Period S.E. DLRER_JPG DLIHI_JPG DLNX_JPG DLGDPI 1 0.116689 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 2 0.129060 82.43498 16.94257 0.489472 0.132978 3 0.141747 68.41263 20.25422 0.724965 10.60818 4 0.144177 67.24550 20.94657 0.860142 10.94778 5 0.148968 68.00204 19.71053 1.995343 10.29209 6 0.150412 68.15530 19.68870 2.002763 10.15323 7 0.151178 67.49995 19.50878 1.995392 10.99587 8 0.151374 67.48708 19.46637 1.992478 11.05408 9 0.151793 67.45772 19.38353 2.005571 11.15318 10 0.152085 67.49277 19.38067 2.015832 11.11073 11 0.152191 67.50222 19.36759 2.014213 11.11598 12 0.152314 67.41125 19.33831 2.011111 11.23933 13 0.152320 67.40888 19.33705 2.014298 11.23978 14 0.152385 67.41521 19.32077 2.017026 11.24699 15 0.152408 67.41705 19.31600 2.016426 11.25052 16 0.152426 67.41855 19.31495 2.015941 11.25056 17 0.152439 67.40708 19.31160 2.015658 11.26566 18 0.152443 67.40740 19.31114 2.015991 11.26546 19 0.152449 67.40927 19.30964 2.016207 11.26489 20 0.152454 67.40840 19.30860 2.016099 11.26691 21 0.152455 67.40828 19.30860 2.016101 11.26701 22 0.152457 67.40716 19.30813 2.016119 11.26859 23 0.152457 67.40735 19.30803 2.016121 11.26851 24 0.152458 67.40765 19.30785 2.016126 11.26837 25 0.152459 67.40736 19.30772 2.016111 11.26881 26 0.152459 67.40732 19.30771 2.016119 11.26885 27 0.152459 67.40725 19.30765 2.016127 11.26897 28 0.152459 67.40728 19.30762 2.016126 11.26897 29 0.152459 67.40732 19.30761 2.016124 11.26895 30 0.152459 67.40726 19.30759 2.016123 11.26902 31 0.152459 67.40726 19.30759 2.016124 11.26903 32 0.152459 67.40726 19.30758 2.016125 11.26903 33 0.152459 67.40726 19.30758 2.016125 11.26904 34 0.152459 67.40726 19.30758 2.016124 11.26904 35 0.152459 67.40726 19.30757 2.016124 11.26904 36 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26904 37 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26904 38 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26905 39 0.152459 67.40726 19.30757 2.016124 11.26905 40 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26905 41 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26905 42 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26905 43 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26905 44 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26905 45 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26905 46 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26905 47 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26905 48 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26905 49 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26905 50 0.152459 67.40726 19.30757 2.016125 11.26905
(3)
Lampiran 32. FEVD Jalur Transmisi
Tidak Langsung
Shock
Dollar Jangka
Panjang
Variance Decomposition of LRER_US:
Period S.E. LRER_US LIHI_US LCPI SBI LFDI LGDPI 1 0.069732 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 2 0.107226 90.50462 0.156736 2.924857 3.042771 2.457358 0.913657 3 0.128085 84.89515 1.098777 7.233699 2.844714 3.262535 0.665128 4 0.137574 77.81545 1.817168 10.30685 2.490987 4.200164 3.369386 5 0.149232 66.13471 3.178308 8.892764 10.91783 5.614978 5.261402 6 0.153432 62.57054 3.311389 8.900020 14.38866 5.768804 5.060586 7 0.158291 58.83617 3.111259 9.615147 15.45833 5.421519 7.557580 8 0.162966 56.07701 3.111964 9.483627 17.36813 6.657467 7.301796 9 0.165547 55.61544 3.039639 9.201034 17.64103 6.697519 7.805341 10 0.168953 54.75535 2.945758 8.890195 19.08843 6.745923 7.574342 11 0.171460 54.74117 2.884885 8.725584 19.46647 6.812043 7.369842 12 0.175122 54.67815 2.786845 8.416815 19.58537 6.554308 7.978510 13 0.179181 54.90580 2.716062 8.040209 19.90856 6.636454 7.792917 14 0.182467 55.43639 2.652359 7.777462 19.91683 6.618785 7.598166 15 0.185737 55.14817 2.601649 7.506162 20.23247 6.927665 7.583883 16 0.189289 54.40393 2.544825 7.353237 20.81331 7.159126 7.725575 17 0.192657 53.78686 2.485000 7.098549 21.51079 7.128331 7.990473 18 0.195034 53.22323 2.449435 6.944835 22.19534 7.237458 7.949698 19 0.196986 52.69490 2.410693 6.841024 22.62860 7.382811 8.041970 20 0.199729 51.87344 2.362921 6.654511 23.35762 7.457572 8.293929 21 0.202400 51.47150 2.306292 6.481204 23.99390 7.474349 8.272752 22 0.204538 51.42951 2.258398 6.349964 24.25975 7.451113 8.251265 23 0.206801 51.17856 2.223520 6.222454 24.53977 7.567742 8.267954 24 0.209376 50.87881 2.179881 6.095058 24.88876 7.634576 8.322918 25 0.211975 50.72234 2.133755 5.946613 25.23710 7.614082 8.346110 26 0.214268 50.63380 2.094573 5.831409 25.50029 7.640478 8.299448 27 0.216526 50.45104 2.063440 5.727226 25.69055 7.713091 8.354654 28 0.219096 50.11339 2.035190 5.603523 26.03083 7.780841 8.436229 29 0.221491 49.89201 1.999321 5.490832 26.37094 7.816292 8.430606 30 0.223611 49.70874 1.968737 5.394343 26.63963 7.840541 8.448009 31 0.225791 49.43316 1.947768 5.303744 26.90680 7.910851 8.497679 32 0.228091 49.16487 1.919420 5.206323 27.20481 7.944667 8.559917 33 0.230298 48.98644 1.889622 5.109223 27.48854 7.962207 8.563977 34 0.232343 48.85055 1.862344 5.028597 27.70425 7.994017 8.560241 35 0.234479 48.67271 1.838851 4.945695 27.90385 8.035433 8.603457 36 0.236741 48.49028 1.814266 4.857890 28.14046 8.062567 8.634528 37 0.238869 48.38211 1.788009 4.777029 28.34444 8.078653 8.629760 38 0.240899 48.26262 1.765353 4.703865 28.52114 8.107472 8.639556 39 0.243006 48.09397 1.745755 4.632022 28.70805 8.149625 8.670579 40 0.245160 47.93736 1.723970 4.556683 28.91168 8.170194 8.700107 41 0.247208 47.81829 1.702344 4.486342 29.10156 8.189545 8.701918 42 0.249175 47.69315 1.682907 4.423890 29.26622 8.219902 8.713927 43 0.251206 47.53624 1.665332 4.359794 29.44033 8.252283 8.746014 44 0.253260 47.39578 1.646325 4.294588 29.62629 8.271827 8.765195 45 0.255218 47.29325 1.627075 4.233937 29.78914 8.287735 8.768864 46 0.257139 47.18161 1.610046 4.177320 29.93550 8.313137 8.782382 47 0.259112 47.05368 1.593816 4.120691 30.08717 8.339782 8.804854 48 0.261091 46.94325 1.576603 4.063112 30.24228 8.355354 8.819396 49 0.262999 46.85322 1.559863 4.009502 30.38294 8.371839 8.822635 50 0.264882 46.75409 1.544705 3.959087 30.51163 8.394543 8.835946
(4)
Lampiran 33. FEVD Jalur Transmisi Tidak Langsung
Shock
Yen Jangka
Panjang
Variance Decomposition of LRER_JPG:
Period S.E. LRER_JPG LIHI_JPG LCPI SBI LFDI LGDPI 1 0.084742 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 2 0.112309 80.58319 1.660362 9.443709 0.384822 7.487723 0.440189 3 0.122127 74.50082 1.616327 8.030338 0.754112 13.22382 1.874587 4 0.134890 63.30770 8.105585 6.719865 2.673086 12.76379 6.429980 5 0.143636 58.31023 7.149408 7.431220 4.286580 16.07368 6.748887 6 0.145580 57.24324 7.022149 7.239936 6.130789 15.78069 6.583195 7 0.152581 52.61318 7.598071 9.149989 6.507705 14.77883 9.352228 8 0.154879 51.14787 7.857367 9.569319 7.676337 14.64224 9.106862 9 0.157830 49.65315 7.852120 10.51679 7.397749 14.57012 10.01006 10 0.158461 49.35817 7.791347 10.89477 7.461941 14.54431 9.949476 11 0.160713 50.15069 7.598713 10.59359 7.822959 14.15201 9.682035 12 0.163452 48.80818 7.392407 10.70413 9.300264 14.25765 9.537374 13 0.165088 48.31797 7.262331 10.96786 9.900521 14.06446 9.486861 14 0.166663 47.97109 7.789792 10.95524 9.764106 13.91791 9.601867 15 0.168090 47.16774 7.707506 11.22642 9.929228 14.47986 9.489235 16 0.171234 46.90790 7.618680 11.21468 9.761569 15.31747 9.179698 17 0.175535 45.40994 7.314016 12.82519 9.875192 15.41867 9.156999 18 0.179886 45.04360 7.136555 13.62765 9.667520 15.33129 9.193376 19 0.184404 43.79062 6.807997 15.42612 9.202065 14.64525 10.12795 20 0.187535 42.35716 7.246374 16.31350 8.944549 14.21022 10.92819 21 0.190059 41.24302 7.410291 16.59102 9.384949 13.85941 11.51132 22 0.193010 40.44079 8.075052 16.20279 10.01386 13.44059 11.82692 23 0.196464 39.33804 8.899512 15.88705 11.21586 13.16868 11.49086 24 0.200463 38.56491 9.571412 15.68916 12.08068 12.87189 11.22196 25 0.205918 37.37855 10.49447 16.13894 12.41286 12.84130 10.73388 26 0.211526 36.44999 10.75519 16.76986 12.57683 13.09928 10.34885 27 0.217684 35.08538 10.73574 17.97847 12.42838 12.96953 10.80250 28 0.223963 33.51199 10.29551 19.09478 11.97467 12.85994 12.26311 29 0.228769 32.12963 9.893809 19.85724 11.48267 12.36714 14.26952 30 0.234842 30.65049 9.445881 19.81463 11.01450 11.73860 17.33590 31 0.240008 29.85989 9.274935 19.19877 11.15903 11.55421 18.95317 32 0.247464 29.35565 9.376918 18.05986 11.73011 11.59266 19.88480 33 0.255782 28.70937 9.568241 17.50429 13.03488 11.93918 19.24404 34 0.266809 28.11953 9.603283 17.70460 14.28378 12.44620 17.84261 35 0.279159 27.12407 9.494468 19.28943 15.07618 12.66823 16.34763 36 0.291856 25.92758 9.006802 21.47681 15.24665 12.83885 15.50331 37 0.303540 24.58335 8.456271 23.94790 14.73152 12.58050 15.70046 38 0.314173 23.02507 7.894577 25.92916 13.90063 12.12017 17.13040 39 0.322993 21.80796 7.600345 26.75281 13.18060 11.49962 19.15866 40 0.333059 21.01834 7.666715 26.21628 12.84438 10.86840 21.38590 41 0.344720 20.79217 8.305989 24.58388 13.29963 10.63672 22.38162 42 0.360526 20.96010 9.162617 22.56985 14.42088 10.92542 21.96114 43 0.380569 21.12374 10.12282 21.28034 15.81128 11.55024 20.11157 44 0.404511 20.96770 10.61132 21.30577 16.98127 12.33195 17.80199 45 0.430028 20.38074 10.63146 22.73643 17.44913 12.71210 16.09015 46 0.455352 19.28067 10.12833 25.01045 17.09898 12.72932 15.75226 47 0.477399 17.98076 9.420652 7.30410 16.15680 12.29358 16.84411 48 0.496907 16.61738 8.698261 28.83819 14.96771 11.56383 19.31462 49 0.514009 15.66673 8.255917 28.99172 14.11596 10.80736 22.16232 50 0.532973 15.39803 8.218859 27.61776 13.97392 10.27318 24.51824
(5)
Lampiran 34. FEVD Jalur Transmisi Langsung
Shock
Dollar Jangka
Panjang
Variance Decomposition of LRER_US:
Period S.E. LRER_US LIHI_US LNX_US LGDPI
1 0.065201 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 2 0.099469 84.14168 14.88389 0.435507 0.538921 3 0.110946 81.30540 17.56470 0.675556 0.454342 4 0.118408 71.76774 20.83110 0.710004 6.691157 5 0.122854 67.63574 19.75032 1.665858 10.94808 6 0.125527 65.92600 18.93908 4.559073 10.57584 7 0.136538 55.73385 24.75855 9.694428 9.813178 8 0.139219 53.69263 24.67564 11.34235 10.28938 9 0.141663 52.00473 24.14987 11.96691 11.87849 10 0.144576 49.97232 24.27806 11.59461 14.15501 11 0.145800 49.14220 23.91009 11.41631 15.53140 12 0.145987 49.07146 23.84872 11.58183 15.49799 13 0.146590 48.69844 23.71250 12.21532 15.37374 14 0.147707 47.96472 24.15366 12.55718 15.32444 15 0.147923 47.95103 24.08971 12.55761 15.40165 16 0.148238 47.86349 24.19171 12.50462 15.44018 17 0.149310 47.18571 25.00076 12.33780 15.47573 18 0.150040 47.02895 25.09638 12.21817 15.65650 19 0.151218 47.01077 25.41950 12.08719 15.48254 20 0.151878 46.78732 25.21021 12.32069 15.68178 21 0.152233 46.70290 25.23413 12.41663 15.64635 22 0.152395 46.67342 25.19093 12.42590 15.70975 23 0.152591 46.56623 25.21219 12.40804 15.81354 24 0.152845 46.41372 25.17976 12.36691 16.03961 25 0.152969 46.35527 25.14407 12.38230 16.11836 26 0.153153 46.24520 25.14755 12.50433 16.10292 27 0.153423 46.08379 25.08127 12.68365 16.15128 28 0.153543 46.03087 25.04471 12.78212 16.14230 29 0.153642 46.00853 25.02658 12.84037 16.12452 30 0.153768 45.96327 25.04281 12.89523 16.09868 31 0.153844 45.91930 25.04674 12.94076 16.09320 32 0.153944 45.88372 25.08926 12.95434 16.07269 33 0.153993 45.87063 25.10925 12.94692 16.07320 34 0.154025 45.86688 25.10159 12.94189 16.08964 35 0.154050 45.87528 25.10201 12.93805 16.08466 36 0.154065 45.88010 25.09773 12.93590 16.08627 37 0.154094 45.87368 25.09261 12.93158 16.10213 38 0.154118 45.86043 25.08472 12.93060 16.12424 39 0.154140 45.84772 25.08249 12.94188 16.12791 40 0.154192 45.82140 25.06613 12.97223 16.14024 41 0.154240 45.79455 25.05294 13.00281 16.14970 42 0.154271 45.77589 25.04553 13.02786 16.15072 43 0.154305 45.75640 25.03642 13.05573 16.15145 44 0.154337 45.73778 25.03028 13.08557 16.14638 45 0.154371 45.71920 25.02610 13.11291 16.14179 46 0.154402 45.70380 25.03077 13.12815 16.13727 47 0.154414 45.69920 25.02835 13.13751 16.13494 48 0.154429 45.69518 25.02639 13.14639 16.13204 49 0.154446 45.69005 25.02574 13.15432 16.12989 50 0.154460 45.68733 25.02156 13.16077 16.13034
(6)
Lampiran 35. FEVD Jalur Transmisi Langsung
Shock
Yen Jangka Panjang
Variance Decomposition of LRER_JPG:Period S.E. LRER_JPG LIHI_JPG LNX_JPG LGDPI 1 0.093052 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 2 0.133283 76.65787 19.31017 3.572779 0.459176 3 0.152500 72.35643 17.49654 4.782332 5.364690 4 0.178725 64.38532 20.12980 5.792744 9.692132 5 0.189304 58.20884 25.30561 5.797922 10.68763 6 0.196004 54.68119 26.93027 6.435208 11.95333 7 0.202195 51.87017 29.19801 7.076142 11.85568 8 0.206997 49.88816 30.39608 7.943189 11.77257 9 0.212644 48.83458 30.53057 9.134502 11.50036 10 0.220279 47.55700 31.15280 10.19939 11.09080 11 0.228384 46.34528 31.64023 11.17617 10.83832 12 0.236679 44.99807 32.03904 12.04783 10.91506 13 0.244304 43.51002 32.80720 12.72572 10.95706 14 0.251195 42.02586 33.55828 13.33321 11.08265 15 0.257405 40.73893 34.22869 13.91895 11.11342 16 0.263158 39.61047 34.77630 14.48761 11.12561 17 0.268792 38.68234 35.20703 15.05409 11.05654 18 0.274542 37.85619 35.56390 15.59072 10.98919 19 0.280374 37.13200 35.86255 16.09146 10.91398 20 0.286265 36.43946 36.13577 16.54539 10.87937 21 0.292089 35.77164 36.42789 16.95268 10.84779 22 0.297759 35.11116 36.71952 17.32326 10.84606 23 0.303225 34.48870 37.00457 17.66965 10.83707 24 0.308514 33.89993 37.27179 17.99615 10.83213 25 0.313671 33.36375 37.51625 18.30831 10.81169 26 0.318751 32.86896 37.73351 18.60494 10.79259 27 0.323779 32.41774 37.92967 18.88590 10.76669 28 0.328773 31.99405 38.10988 19.14892 10.74714 29 0.333718 31.59569 38.28206 19.39488 10.72737 30 0.338599 31.21302 38.44716 19.62484 10.71498 31 0.343401 30.84872 38.60737 19.84153 10.70237 32 0.348122 30.49949 38.76103 20.04649 10.69299 33 0.352766 30.16942 38.90738 20.24182 10.68138 34 0.357342 29.85635 39.04475 20.42804 10.67085 35 0.361861 29.56170 39.17400 20.60581 10.65849 36 0.366331 29.28204 39.29549 20.77500 10.64747 37 0.370753 29.01693 39.41092 20.93606 10.63609 38 0.375128 28.76327 39.52097 21.08923 10.62653 39 0.379454 28.52087 39.62679 21.23523 10.61710 40 0.383729 28.28802 39.72842 21.37458 10.60898 41 0.387954 28.06515 39.82611 21.50800 10.60074 42 0.392131 27.85135 39.91961 21.63589 10.59316 43 0.396263 27.64688 40.00914 21.75866 10.58532 44 0.400353 27.45082 40.09471 21.87650 10.57797 45 0.404402 27.26301 40.17671 21.98969 10.57058 46 0.408413 27.08249 40.25538 22.09838 10.56374 47 0.412385 26.90899 40.33111 22.20287 10.55703 48 0.416319 26.74178 40.40405 22.30336 10.55082 49 0.420216 26.58071 40.47442 22.40013 10.54473 50 0.424077 26.42533 40.54228 22.49340 10.53899