Penurunan terbesar terjadi pada saat masa krisis pada tahun 2008. Pada saat ini sedang terjadi krisis global. Krisis pada tahun 2008 ini merupakan krisis
yang terjadi di Amerika, tetapi pengaruhnya sampai pada Negara- Negara lain. Suku bunga Jepang yang rendah menyebabkan permintaan akan mata uang jepang
meningkat. Tetapi pada masa krisis ekonomi global ini, banyak perusahan besar yang mengalami kebangkrutan yang menyebabkan lesunya perekonomian.
Masyarakat Amerika memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Tetapi pada masa krisis global 2008, tingkat konsumsi masyarakat Amerika menurun.
Turunnya permintaan dari Amerika menyebabkan ekspor ke Amerika dari Negara- Negara lain menurun. Hal ini merupakan penyebab mengapa
perekonomian menjadi lesu, dan kemudian mempengaruhi GDP menurun. Selain pada masa krisis 2008, Jepang mengalami bencana alam Tsunami
pada tahun 2011. Bencana ini menyebabkan perekonomian selama masa bencana menjadi lebih rendah. Pada masa ini GDP dapat dilihat dalam grafik mengalami
penurunan.
4.3 Perkembangan Inflasi Jepang
Jepang memiliki tingkat inflasi yang rendah. Jepang justru lebih sering mengalami deflasi dibandingkan inflasi. Deflasi di Jepang dikarenakan Jepang
mengalami gelembung asset di akhir 1980-an. Terjadinya gelembung asset ini berawal dari indeks harga saham Jepang
yang mulai meningkat pada awal tahun 1980. Harga saham ini terus meningkat
Universitas Sumatera Utara
hingga mencapai harga lima kali lebih besar dari harga pada tahun 1980. Selain harga saham, nilai tanah juga meningkat hingga dua kali lebih besar. Tetapi satu
tahun kemudian setelah harga saham mengalami titk balik tahun 1991, harga tanah juga mengalami titik balik.
Titik balik ini dapat dilihat dari dua sisi. Pertama yakni perubahan secara struktural dikarenakan adanya deregulasi perbankan. Dimana deregulasi
menyebabkan bank kehilangan nasabah yang memiliki perusahaan besar. Hal ini menyebabkan perbankan meminjamkan dana pada peminjam beresiko, pelaku
usaha kecil menengah UKM. Kedua yakni kebijakan moneter dimana pada tahun 19855 yen mengalami apresiasi yang tajam, dan bank sentral Jepang
menurunkan suku bunga jangka pendek untuk menanggapinya. Meskipun suku bunga rendah, tetapi strategi tersebut tetap tidak berhasil menghentikan deflasi.
Berikut grafik perkembangan inflasi di Jepang :
Gambar 4.3 Perkembangan Inflasi Jepang
-2,50 -2,00
-1,50 -1,00
-0,50 0,00
0,50 1,00
1,50 2,00
2,50
2000 Q 1
2000 Q 4
2001 Q 3
2002 Q 2
2003 Q 1
2003 Q 4
2004 Q 3
2005 Q 2
2006 Q 1
2006 Q 4
2007 Q 3
2008 Q 2
2009 Q 1
2009 Q 4
2010 Q 3
2011 Q 2
2012 Q 1
2012 Q 4
2013 Q 3
Inflasi Jepang
Inflasi
Universitas Sumatera Utara
4.4 Perkembangan Ekspor Indonesia ke Jepang
Jepang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Jepang merupakan Negara tujuan ekspor utama Indonesia dan sebagai sumber impor.
Awalnya, Jepang merupakan Negara yang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun. Hubungan diplomatik Indonesia-Jepang pada April 1958. Perjanjian ini diawali
penanadatangan perjanjian perdamaian sebagai bentuk pengganti kerugian pada masa penjajahan sebelumnya.
Sejak itu, Indonesia-Jepang banyak melakukan kerjasama serta pertukaran nota yang mengatur banyak bentuk perjanjian. Salah satu perjanjian yang
dilakukan adalah dalam bidang ekonomi. Perkembangan kerjasama dalam perekonomian, yakni dalam kegiatan ekspor Indonesia ke Jepang dapat dilihat
pada grafik berikut :
Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Ekspor Indonesia ke Jepang
1E+10 2E+10
3E+10 4E+10
5E+10 6E+10
2000 Q 1
2001 Q 1
2002 Q 1
2003 Q 1
2004 Q 1
2005 Q 1
2006 Q 1
2007 Q 1
2008 Q 1
2009 Q 1
2010 Q 1
2011 Q 1
2012 Q 1
2013 Q 1
Ekspor Indonesia ke Jepang
Ekspor
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik tampak bahwa ekspor Indonesia ke Jepang mengalami peningkatan. Tetapi pada masa krisis, kegiatan ekspor juga berpengaruh, dimana
pada kuartal ke-empat ekspor menurun dari 37271925683 pada kuartal ketiga menjadi 29352120751. Ekspor masih menurun hingga pada kuartal pertama tahun
2009, kemudian mulai meningkat kembali.
4.5 Analisis Data dan Pembahasan 4.5.1 Model ARCHGARCH Fluktuasi Nilai Tukar