beralih  tanggung  jawab.  Hal  ini  sejalan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh Rachmawati  Mastuti 2013 tentang kepuasan pernikahan dan penyesuaian pernikahan
dengan  subjek  sebanyak  52  orang  istri  menyebutkan  bahwa  konsep  peran  merupakan salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi  kebahagiaan  perkawinan,  pasangan  suami  istri
harus  dapat  memahami  peran  dan  tanggung  jawab  masing-masing  agar  tercapainya kepuasan dalam pernikahan.
c. Kegiatan Mengisi Waktu Luang
Kegiatan  yang  dilakukan  untuk  mengisi  waktu  senggang  yang  merefleksikan aktivitas yang dilakukan secara personal atau bersama. Area ini juga melihat apakah suatu
kegiatan  dilakukan  sebagai  pilihan  individu  atau  pilihan  bersama  serta  harapan-harapan dalam  mengisi  waktu  luang  bersama  pasangan.    Knowles  2002  dalam  penelitiannya
menyatakan  bahwa  terdapat  hubungan  positif  antara  waktu  senggang  bersama  pasangan dengan  kepuasan  pernikahan.  Semakin  banyak  waktu  senggang  yang  dimiliki  oleh
pasangan semakin tinggi kepuasan pernikahan yang dimiliki oleh pasangan suami istri.
d. Keyakinan Spiritual
Keyakinan  spiritual  dapat  memberikan  landasan  bagi  nilai  dan  perilaku  individu dan  pasangan.  Keyakinan  spiritual  yang  kuat  dapat  memperdalam  rasa  cinta  dan
membantu  pasangan  untuk  mencapai  impian  mereka.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh Marini    Julianda  2012  tentang  gambaran  kepuasan  pernikahan  pada  pasangan  yang
menjalani  pernikahan  jarak  jauh  kepada  tiga  responden  mengatakan  bahwa  keyakinan spiritual menjadi berkembang karena keyakinan kepada Tuhan membantu pasangan lebih
iklas dan bersabar dalam menjalani pernikahan.
e. Resolusi konflik
Konflik  merupakan  bagian  alami  dan  tidak  terelakkan  dari  hubungan  manusia. Hubungan  pernikahan  tidak  selalu  harmonis  karena  adanya  perbedaan  yang  dimiliki.
Resolusi  konflik  berfokus  pada  perilaku,  perasaan,  keyakinan,    keterbukaan  pasangan untuk  mengenal  dan  memecahkan  masalah  serta  strategi  yang  digunakan  untuk
mendapatkan solusi. Penelitian yang dilakukan oleh Utami  Mariyanti 2015 kepada 67 responden  menyebutkan  bahwa  kepuasan  dalam  hubungan  pernikahan  dapat  ditentukan
oleh  sikap  masing-masing  pasangan  atau  proses  dalam  mengelola  konflik  yang  terjadi dalam rumah tangga.
f. Pengelolaan Keuangan
Sikap  dan  cara  pasangan  mengatur  keuangan,  bentuk-bentuk  pengeluaran  dan pembuatan  keputusan  tentang  keuangan.  Adanya  perbedaan  cara  pasangan  untuk
mengeluarkan dan menyimpan uang dalam pernikahan. Harapan dan kebutuhan pasangan dalam  pernikahan  seringkali  melebihi  kemampuan  keuangan  pasangan  Hal  ini  sejalan
dengan  pendapat  Hurlock  1980  yang  menyebutkan  bahwa  sebagian  besar  wanita berharap  dengan  menikah  membuat  status  ekonominya  menjadi  terangkat,  namun  dapat
terjadi ketidakpuasan pernikahan apabila harapan tidak sesuai dengan realita.
g. Relasi Seksual
Relasi seksual bertindak sebagai alat ukur emosional dalam hubungan. Hubungan seksual  yang  baik,  datang  dari  hubungan  emosional  yang  baik  dengan  pasangan.
Pasangan  dengan  hubungan  emosional  yang  baik  memiliki  hubungan  fisik  yang  baik. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Heiman,dkk  2011  kepada  1009  pasangan  mengatakan
bahwa  seksualitas  merupakan  hal  yang  penting  dalam  hubungan  pernikahan.  Olson Defrain  2003 menyebutkan bahwa hubungan seksual  yang memuaskan  pada pasangan
akan menghasilkan kebahagiaan pada pasangan, namun ketika tidak adanya ketertarikan hubungan seksual akan menurunkan kebahagiaan pada pasangan.
h. Keluarga dan Teman