Definisi Diabetes Melitus Tipe II Dampak Diabetes Melitus

Individu dalam menghadapi situasi stres tidak menutup kemungkinan untuk menampilkan bentuk negative dari dyadic coping. Bodenmann 2005 menjelaskan bahwa negative dyadic coping terdiri dari hostile dyadic coping, ambivalent dyadic coping, superficial dyadic coping. Hostile dyadic coping merupakan dukungan yang disertai dengan penghinaan, mengejek, dan menampilkan ketidaktertarikan. Pasangan memberikan dukungan namun dengan cara yang negatif, ada unsur kekerasan didalamnya, baik secara verbal maupun non verbal. Ambivalent dyadic coping adalah coping yang terjadi ketika pasangan mendukung pasangannya dengan tidak baik atau dengan sikap bahwa kontribusi yang diberikan seharusnya tidak perlu. Superficial dyadic coping adalah coping yang meliputi dukungan tidak tulus yang diberikan kepada pasangan. Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa dyadic coping dapat dilihat berdasarkan lima aspek yaitu: a communication stress yang mencakup cara individu mengkomunikasikan stres dengan pasangan, b supportive dyadic coping yang mencakup segala bentuk dukungan yang disediakan oleh pasangan dalam situasi stres, c delegated dyadic coping mencakup usaha salah satu pasangan mengambil alih tanggung jawab pasangan untuk mengurangi stres, d common dyadic coping yang mencakup kedua pasangan berpartisipasi untuk menyelesaikan masalah dalam menghadapi situasi stres, dan e negative dyadic coping Yang merupakan dukungan yang disertai oleh penghinaan dan pengejekan.

C. Definisi Diabetes Melitus Tipe II

1. Definisi Diabetes Melitus Tipe II

Menurut Billous Donelly 2010 diabetes melitus DM merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah disertai dengan munculnya gejala utama yang khas, yakni urine yang berasa manis dalam jumlah besar. Istilah diabetes berasal dari bahasa Yunani “Siphon” yang berarti keadaan ketika tubuh menjadi suatu saluran untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan dan “mellitus” berasal dari bahasa Yunani yang berarti madu. Diabetes melitus dibagi menjadi dua katagori yaitu diabetes melitus tipe I dan tipe II. Diabetes melitus tipe II adalah ganguan sekresi insulin dan resistensi terhadap kerja insulin yang sering kali disebabkan oleh obesitas Billous Donelly, 2010. Tandra, 2013 menyebutkan diabetes melitus tipe II merupakan buruknya kualitas insulin sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik yang menyebabkan glukosa dalam darah meningkat. Diabetes melitus tipe II atau yang disebut juga dengan insulin requirement adalah mereka yang membutuhkan insulin sementara atau seterusnya penyebabnya dikarenakan banyaknya insulin yang ada dalam tubuh namun tidak dapat berfungsi Hadianah, 2012. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa diabetes melitus tipe II merupakan gangguan sekresi yang menghasilkan buruknya kualitas insulin yang seringkali disebabkan oleh obesitas.

2. Dampak Diabetes Melitus

Mengalami diabetes melitus memberikan dampak secara psikologis maupun fisik. Dampak psikologis seperti stress dapat menyebabkan kadar gula menjadi tidak terkontrol sehingga dapat memunculkan simtom-simtom diabetes melitus, baik simtom hiperglikemia maupun simtom hipoglikemia Pitt Phillips, 1991. Dampak fisik dari diabetes melitus adalah komplikasi seperti gangguan pada jantung, otak kaki, gangguan pada mata, gangguan pada ginjal, dan gangguan sexual pada laki-laki. Komplikasi tersebut timbul dikarenakan kontrol gula yang tidak teratur, gaya hidup yang salah, tidak disiplin birdiet, minum obat, atau berolahraga Tandra,2013. Melihat dampak yang diakibatkan diabetes melitus tersebut, maka seseorang yang didiagnosa diabetes akan mengalami perubahan dan penyesuaian dalam hidupnya. Penelitian yang dilakukan oleh Pratita 2012 kepada individu dengan diabetes melitus menyebutkan bahwa dukungan pasangan berhubungan positif dengan kepatuhan individu untuk mengontrol gula darahnya, sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi kecil. Menurut Ahlfield,dkk 1985 istri dengan suami diabetes bertanggung jawab untuk memonitoring suami dalam hal pengaturan pola makan. Merawat pasangan yang sakit adalah hal yang sangat membebani khususnya pada seorang istri karena dibandingkan dengan suami, istri yang merawat lebih dapat mengalami depresi, ketegangan kesehatan, dan beban. Pemberian perawatan pada suami dengan diabetes melitus dapat memberikan tekanan dalam diri seorang istri karena perawatan dilakukan setiap waktu dan berlangsung seumur hidup, yang mengakibatkan berkurangnya waktu senggang untuk beraktivitas bersama pasangan Miller,1990. Ketika keadaan suami semakin parah istri akan mengontrol lebih ketat pola hidup suami sehingga konflik akan muncul dalam pernikahan. Pasangan suami istri dengan suami diabetes menemukan bahwa adanya pengaruh diabetes pada aspek yang penting pada kehidupan pernikahan seperti perubahan status ekonomi dan kehidupan seksual Ahlfield dkk, 1985. Tamara, Bayhakki, Nauli 2014 mengatakan dukungan keluarga sangat membantu individu dengan diabetes melitus tipe II untuk dapat meningkatkan keyakinan akan kemampuannya melakukan tindakan perawatan diri. Individu dengan diabetes melitus tipe II yang berada dalam lingkungan keluarga dan diperhatikan oleh pasangannya akan menumbuhkan perasaan nyaman dan aman sehingga akan menumbuhkan motivasi untuk melaksanakan perawatan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dampak diabetes melitus yaitu dampak fisik yang meliputi komplikasi seperti gangguan jantung, otak kaki, gangguan pada mata, gangguan pada ginjal, dan gangguan seksual pada laki-laki. Melihat dampak yang dirasakan maka individu dengan diabetes akan mengalami penyesuaian dalam hidupnya. Selain itu dampak diabetes militus juga dirasakan oleh istri karena merawat pasangan yang sakit merupakan hal yang membebani, istri yang merawat lebih mengalami depresi, ketegangan kesehatan, dan beban.

D. Dinamika Antar Variabel