2.1.6 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa
Kebutuhan terhadap media massa dipenuhi melalui surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Baik dalam isi maupun melalui daya terpaannya secara
konteks sosial tempat di mana terpaan berlangsung. Secara langsung Katz dan Gurevitch berkeyakinan terhadap tipologi
kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang diklasifikasikan dalam lima kelompok, yaitu :
1. Kebutuhan Kognitif cognitive Needs
Yaitu kebutuhan – kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usah untuk memperkuat informasi, pengetahuan, serta pengertian tentang lingkungan kita.
Kebutuhan ini didasarkan pada keinginan untuk mengerti dan menguasai lingkungan. Kebutuhan kognitif juga dapat dipenuhi oleh adanya dorongan-
dorongan seperti keingintahuan curiosity dan penjelajahan exsploratory pada diri kita.
2. Kebutuhan Afektif Afective Needs
Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat pengalaman-pengalaman yang bersifat keindahan, kesenenagn
dan emosional. Mencari kesenengan dan hiburan merupakan motivasi yang pada umumnya dapat dipenuhi oleh media.
3. Kebutuhan Integratif Personal Personal Integrative Needs
Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha untuk memperkuat kepercayaan, kesetiaan dan ststus pribadi. Kebutuhan seperti ini
dapat diperoleh dari adanya keinginan setiap individu untuk meningkatkan harga diri.
4. Kebutuhan Integartif Sosial Sosial Integartif Needs
Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman-teman dan dengan lingkungan
sekelilingnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut didasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk berafiliasi.
5. Kebutuhan Akan Pelarian Escapist Needs
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri dari kenyataan, melepaskan ketegangan dan kebutuhan akan hiburan.
2.1.7 Remaja
Di dalam kamus Bahasa Indonesia, remaja didefinisikan sebagai suatu fase kehidupan mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin. Zakiyah Darajat
1974 mengkategorikan bahwa remaja sebagai anak yang ada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa peralihan ini
biasanya terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis. Baik ditinjau dalam bentuk badan, sikap, cara berfikir, dan bertindak, mereka bukan
lagi anak-anak. Mereka juga belum dikatakan manusia dewasa yang memiliki kematangan pikiran. Zakiyah Darajat membatasi usia remaja mulai pada usia 13
tahun sampai 24 tahun Hikmat , 2007 : 38 Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata latun yaitu adolescere
yang berarti “ tumbuh atau tmbuh menjadi dewasa” Hurlock,1980 : 206. Di
dalam jenjang kehidupan, masa remaja adolsen merupakan suatu massa di mana gelombang kehidupan sudah mencapai puncaknya. Pada periode ini merupakan
periode transisi atau peralihan dari kehidupan media masa kanak-kanak childhood kemasa dewasa adulthood Sulaeman : 1. Remaja adalah transisi
atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial Dariyo,2004 :13
Masa remaja menurut Stanlyhall, seorang bapak pelopor psikologi perkembangan remaja dalam Santrock, 1999, dianggap sebagai masa topan
badai dan stress strom and stress, karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri Dariyo,2004 : 13.
Masa adolescence merupakan suatu masa, di mana individu berjuang untuk tumbuh dan menjadi “sesuatu”, menggali serta memahami makna dari
segala sesuatu yang ada. Mereka juga bekerja keras untuk merealisasikan dirinya, menemukan dirinya, siapakah mereka itu sebenarnya dan akan menjadi apakah
mereka kelak dikemudian hari Sulaeman , 1995: 2. Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, diawali dengan matangnaya
organ-organ fisik seksual sehingga mampu bereproduksi. Selain itu remaja merupakan perkembangan sikap tergantung dependence terhadap orang tua ke
arah kemandirian independence, minat-minat seksual, perenungan diri dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral Yuasuf,2001 : 184.
Pada fase ini pula menurut Adi W. Gunawan dalam Kriswanto , 2006 : xxvi, seseorang akan mengadopsi nilai-nilai hidup, misalnya nilai spiritual, nilai
seksualitas, nilai keluarga, nilai pekerjaan, nilai relasi, dari lingkungan, interaksi sosial, kawan, mentor, buku, majalah, internet dan dari berbagai sumber lainnya.
Beberapa tokoh psikologi remaja memberikan definisi tentang remaja antara lain :
a. G Stanley Hall mengartikan remaja sebagai masa yang berada dalam dua
situasi, antara kegoncangan, penderitaan asmara dan pemberontakan dengan otoritas orang dewasa. Selain itu pengalaman sosial selama remaja dapat
mengarahkannya untuk menginternalisasi sifat-sifat yang diwariskan oleh generasi sebelumnya.
b. Roger Barker memberikan penekanan orientasi remaja kepada masalah sosio-
psikologis. Hal ini dikarenakan bahwa remaja merupakan periode pertumbuhan fisik yang sangat cepat dan peningkatan dalm koordinasi, maka
remaja merupakan masa transisi antara masa anak dan masa dewasa. Oleh karena itu pertumbuhan fisik berkaitan erat dengan perolehan sifat-sifat yang
diterima anak, maka pertumbuhan fisik seseorang menentukan pengalaman sosialnya.
c. terhadap lawan jenisnya, yang biasanya terjadi pada saat kontak dengan
kelompok. Dalam interaksi dengan kelompok remaja mulai tertarik dengan kelompoknya. Perasaan tertatarik atau sifat positif terhadap teman dan
kelompoknya merupakan dasar bagi perkembangan pribadi yang akrab diantara anggota kelompok tersebut Yusuf, 2001 : 185
Masa remaja adalah masa dimana seseorang membentuk atau memulai membangun siapa dirinya atau jati dirinya. Dari beberapa kepustakaan, didapatkan
beberapa istilah mengenal remaja diantaranya adalah Gunasa dan Gunasa, 2007 : 5-7 :
1. puberteis atau pubertas pada masa antara 12-16 tahun. Pada masa pubertas
terjadi perubahan-perubahan psikis, seperti halnya pelepasan diri dari ikatan emosional dengan orang tua dan pembentukan rencana hidup dan sistem nilai
sendiri. 2.
adolescentia adalah massa sesudah pubertas, yakni masa antara 17 sampai 22 tahun. Pada masa ini lebih diutamakan perubahan dalam hubungan dengan
lingkungan hidup yang lebih luas, yakni masyarakat diamna ia hidup. 3.
Pubescence adalah masa tercapainya kematangan seksual ditinjau terutama dari aspek biologisnya.
Sarlito Wirawan Sarwono memiliki acuan usia remaja antara 11-24 tahun dengan pertimbangan sebagai berikut Hikmat, 2007 : 39
1. Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda seksual
sekunder mulai nampak kriteria fisik. 2.
Di banyak masyarakat Indonesia, usia 13 tahun sudah dianggap akil baligh, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi
memperlakukan mereka sebagai anak-anak kriteria sosial 3.
Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa.
4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimum untuk memberikan
kesempatan mereka mengembangkan dirinya setelah sebelumnya masih tergantung pada orang tua.
Menurut mass 1968 dalam Sarwono, 2004 : 23, masa remaja umur 12- 15 tahun adalah masa bangkitnya akal ratio, nalar reason, dan kesadaran diri
self consciousness. Dalam masa ini terdapat energi dan kekuatan fisik yang luar biasaserta tumbuh keinginan tahu dan keinginan coba-coba. Pada umur 16-20
tahun, dinamakan masa kesempurnaan remaja adolescence proper dan meruapkan puncak perkembangan emosi. Dalam tahap ini terjadi perubahan dari
kecenderungan mementingkan diri sendiri kepada kecenderungan memperhatikan kepentingan orang lain dan kecenderungan memperhatikan harga diri. Gejala lain
yang juga timbul dalam tahap ini adalah bangkitnya dorongan seks. Menurut Sadarjoen 2005 : 74-75 karakteristik spesifik lain yang
menandai remaja antara lain : 1.
Kehidupan emosi ditandai gejolak yang intensitasnya tinggi, labil, disertai tingkat kepekaan emosional yang tinggi pula.
2. Sulit diajak mendiskusikan keinginan yang muncul sesaat, sehingga mereka
cenderung memaksakan kehendak serta terkesan ingin menang sendiri. 3.
Perasaan diperlakukan keluarga dengan rancu, suatu saat diharapkan bersifat dewasa sementara pada saat lain diperlakukan seperti anak kecil, membuat
tingkah kepekaan emosional semakin tinggi, cepat marah, cepat sedih dan cepat untuk merasa diperlakukan tidak adil.
4. Posisi yang rancu dalam lingkunagn keluarga, mendorong remaja ke dalam
proses pencarian identitas diri.
2.1.8 Pengertian Motif