Horizontal Flow Sub-surface Flow Constructed Wetland Vertical Flow Sub-surface Flow Constructed Wetland

halus atau pasir pada constructed wetland yang tidak memungkinkan tumbuhnya tanaman air yang mengapung dan yang tidak muncul ke permukaan air Gauss. 2008; Vymazal dan Kropfelova. 2008, dalam padmanabha 2015. Gambar 2.1. Horizontal Flow Sub-surface Flow Constructed Wetland Pada penelitian Hidayah dan Aditya dalam Padmanbha, 2015 menunjukkan bahwa pengolahan air limbah domestik dengan Horizontal Flow Sub-surface Flow Constructed Wetland menggunakan tanaman Lembang atau Narrowleaf Cattail Thypa angustifilia dalam 15 hari mampu mengurangi COD sebesar 91,8, BOD 91,6, dan TSS 83,3.

2.4.2 Vertical Flow Sub-surface Flow Constructed Wetland

Vertical Flow Sub-surface Flow Constructed Wetland merupakan jenis constructed wetland yang mengolah air limbah dengan aliran vertical. Vertical Bahan Penyaring Kerikil Halus Zona pengumpulan Kerikil Kasar Permukaan Air Tanaman Air Aliran Masuk Air Limbah Influent Zona distribusi Kerikil Kasar Saluran Keluaran Flow Sub-surface Flow Constructed Wetland terdiri dari tanaman air dan bahan filter dengan jenis yang sama yang digunakan pada Horizontal Flow Sub-surface Flow Constructed Wetland, air, kemudian bahan filter yang terdiri dari berbagai macam bahan mulai dari pasir, kerikil, maupun bebatuan. Pada instalasi ini, Tanaman air berfungsi sebagai pendukung proses penyerapan vertical air limbah menuju lapisan penyaring. Pada susunan lapisan penyaring, terjadi proses pengolahan serta adanya penambahan hidrolik yang berselang-seling sehingga lapisan filter terisi dengan air yang meningkatkan proses nitrifikasi air limbah Gauss. 2008, dalam Padmanabha 2015. Alur pengolahan limbah dengan Vertical Sub-surface Flow Constructed Wetland diawali dengan masuknya air limbah melalui aliran influent mengalir secara vertical kemudian masuk ke dalam lapisan filter dengan bantuan tanaman air. Selanjutnya air mengalami proses pengolahan dari lapisan filter pertama hingga lapisan filter terakhir. Setelah proses tersebut, air hasil pengolahan mengalir secara perlahan keluar melalui saluran keluaran effluent Padmanabha, 2015. Gambar 2.2. Vertikal Flow Sub-surface Flow Constructed Wetland Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Padmanabha, 2015 dalam pengolahan air limbah secara Vertical Sub-surface Flow Constructed Wetland persentase efektivitas pengurangan nilai TDS sebesar 14,94, TSS sebesar 53,13, BOD sebesar 76,31, COD sebesar 67,41, dan Total Fosfat sebesar 57,53.

2.4.3 Hybrid Constructed Wetland

Hybrid Constructed Wetland merupakan salah satu system yang dapat digunakan untuk meminimalkan dampak limbah laundry. Hybrid Constructed Wetland merupakan kombinasi antara system Vertical Flow Sub-Surface Flow Constructed Wetland dan Horizontal Flow Sub-Surface Flow Constructed Wetland. Tanaman Air Aliran masuk Air limbah Influent Pipa Aerasi Lapisan penyaringfiltrasi Saluran Keluaran Effluent Tempat Media Hybrid Constructed Wetland substrat batu vulkanik yang akan digunakan dalam penelitian ini, karena batu vulkanik merupakan jenis substrat yang paling baik