Latar Belakang Efektivitas Model Instalasi Pengolahan Air Limbah Hybrid Constructed Wetland Dalam Mengolah Air Limbah Kegiatan Laundry.

kulit semacam bitnik-bintik gatal berarir di telapak tangan maupun kaki. Karena detergen pHnya sangat basa 9,5-12 bersifat korosit yang akan menyebabkan iritasi pada kulit Nidia. R, 2003 . Dampak dari pencemaran air limbah laundry harus diminimalkan dengan melakukan pengendalian terhadap pencemaran air. Menurut peraturan Gubernur no 16 tahun 2016 yang mengatur tentang baku mutu lingkungan hidup yang di terapkan di Bali, dimana peraturan tersebut mengikat baku mutu air limbah domestik termasuk air limbah laundry yang diizinkan untuk dibuang ke badan air. Indikator baku mutu yang digunakan mencakup indikator kimia anorganik seperti tingkat keasaman pH, Chemical Oxygen Demand COD, Biochemical Oxygen Demand BOD, Total Fosfat serta parameter lainnya. Untuk mengurangi dampak dari limbah laundry tersebut maka harus mengadakan upaya pengendalian pencemaran air. Menurut Nayono 2010, saat ini terdapat beberapa jenis instalasi pengolahan air limbah yang menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pengolahan air limbah di negara berkembang seperti Indonesia, khususnya pada jasa laundry di Bali. Namun, pada masa ini menurut Kurniawan 2013 dalam Padmanabha 2015, pengadaan pengelolaan air limbah laundry khususnya pada perusahaan menengah kebawah keberatan melakukan pengolahaan air limbah karena dianggap mengeluarkan biaya yang mahal dalam perawatannya dan menggunakan media pengolahan limbah yang sulit diterapkan. Untuk itu ada beberapa jenis-jenis instalasi pengolahan air limbah yang dapat diterapkan dengan keuntungan biaya pembuatan dan pemeliharaan yang murah dan mudah meliputi; Water Stabilization Pond, Macrophyte Pond, Constructed Wetland. Constructed Wetland merupakan salah satu jenis instalasi pengolahan air limbah yang dapat diterapkan di Indonesia khususnya di Bali dengan keuntungan biaya yang lebih murah, perawatan yang mudah, keberlangsungan instalasi yang mampu mencapai 15 tahun, serta penentuan lokasi instalasi yang lebih fleksibel WasteWater Garden. 2012, dalam Padmanabha, 2015. Berdasarkan studi Zurita dkk. 2006, efektivitas pengolahan air limbah dengan metode ini mampu menurunkan kandungan Biochemical Oxygen Demand BOD lebih dari 70, Chemical Oxygen Demand COD lebih dari 75 , dan kandungan fosfor lebih dari 66. Sebelumnya di Bali, sudah dilakukan penelitian tentang efektivitas Constructed Wetland khususnya Vertical Flow Sub-Surface Flow oleh Padmanaba, 2015 dan telah dilakukan pengujian lab, efektivitas pengolahan air limbah dengan metode ini mampu menurunkan kandungan TDS sebesar 14,94, TSS sebesar 53,13, BOD sebesar 76,31, COD sebesar 67,41, dan Total Fosfat sebesar 57,53. Selain Vertical Flow Sub-Surface Flow Constructed Wetland terdapat juga model Hybrid Constructed Wetland yang belum pernah di terapkan di Bali. Hybrid Constructed Wetland adalah salah satu sistem yang dapat digunakan untuk meminimalkan dampak limbah laundry dengan mmemanfaatkan tanaman dan batu vulkanik sebagai media penyerapan zat-zat berbahaya dalam air limbah laundry. Hybrid Constructed Wetland merupakan kombinasi antara system Vertical Flow Sub-Surface Flow Constructed Wetland dan Horizontal Flow Sub-Surface Flow Constructed Wetland. Permasalahan pengolahan air limbah laundry di Bali terlaksana kurang optimal karena adanya kendala pada dana dan pemilihan jenis instalasi pengolahan air limbah yang murah dan mudah diterapkan. Penggunaan Constructed Wetland khususnya jenis Vertical Flow Sub-Surface Flow yang telah di lakukan sebelumnya telah berhasil menurunnkan parameter berbahaya dalam air limbah laundry dengan menggunakan biaya yang murah dan perawatan yang mudah. Untuk menambah alternative pemilihan jenis instalasi pengolahan air limbah dapat menggunakan model Hybrid Constructed Wetland.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan pengolahan air limbah laundry di Bali terlaksana kurang optimal karena adanya kendala pada dana dan pemilihan jenis instalasi pengolahan air limbah yang murah dan mudah diterapkan. Penggunaan Constructed Wetland khususnya jenis Vertical Flow Sub-Surface Flow yang telah di lakukan sebelumnya telah berhasil menurunnkan parameter berbahaya dalam air limbah laundry dengan menggunakan biaya yang murah dan perawatan yang mudah. Untuk menambah alternative pemilihan jenis instalasi pengolahan air limbah dapat menggunakan model Hybrid Constructed Wetland, maka peneliti ingin melihat bagaimana efektivitas instalansi pengolahan air limbah model Hybrid Constructed Wetland dalam mengolah air limbah laundry.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pengurangan tingkat cemaran air limbbah laundry yang diolah dengan menggunakan model instalasi Hybrid Constructed Wetland berdasarkan parameter BOD, COD, pH dan Total Fosfat? 2. Berapakah persentase efektivitas model instalasi Hybrid Constructed Wetland dalam mengolah air limbah laundry berdasarkan pengujian kualitas air limbah sebelum pengolahan dan setelah pengolahan dengan menggunakan parameter BOD, COD, dan Total Fosfat?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui tingkat efektivitas instalasi Hybrid Constructed Wetland dalam mengolah air limbah laundry berdasarkan pengurangan nilai parameter air limbah.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengurangan tingkat cemaran air limbah laundry yang diolah dengan instalasi Hybrid Constructed Wetland berdasarkan parameter BOD, COD, pH, dan Total Fosfat. 2. Mengetahui persentase efektivitas instalasi Hybrid Constructed Wetland dalam mengolah air limbah laundry berdasarkan perbedaan pengujian kualitas air limbah laundry sebelum pengolahan dan sesudah pengolahan menggunakan parameter BOD, COD, dan Total Fosfat.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Dapat digunakan sebagai tambahan untuk bahan pembelajaran mengenai jenis-jenis model instalasi pengolahan air limbah khususnya model Hybrid constructed wetland yang dapat diterapkan serta berapa persentase efektivitasnya. 2. Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian terkait pengolahan air limbah.