Air Limbah Laundry Efektivitas Model Instalasi Pengolahan Air Limbah Hybrid Constructed Wetland Dalam Mengolah Air Limbah Kegiatan Laundry.

builders merupakan komponen terbesar dari deterjen berkisar 70- 80 dan bahan- bahan lainnya pemutih, pewangi, bahan penimbul busa, optical brigtener sekitar 2 – 8 Nidia, 20 . Surfaktan adalah molekul senyawa organik yang terdiri atas dua bagian yang mempunyai sifat berbeda, yaitu bersifat hidrofobik dan bagian yang bersifat hidrofilik. Fungsi penggunaan surfaktan dalam deterjen untuk menurunkan tegangan permukaan sehingga dapat meningkatkan daya pembasahan air sehingga kotoran yang ber1emak dapat dibasahi, mengendorkan dan mengangkat kotoran dan mensuspensikan kotoran yang telah terlepas. Ditinjau dari rumus strukturnya, surfaktan dibedakan menjadi 2, yaitu rantai lurus yang dikenal dengan Linear alkil benzeneasulfonat LAS dan rantai bercabang yang dikenal dengan alkifbenzenasulfonat ABS. Surfaktan sintetik yang biasa digunakan dalam deterjen dibagi menjadi 3 macam yaitu Surfaktan anionik, Surfaktan sintetis nonionik dan Surfaktan sintetis kationik. Builder digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikat mineral- mineral yang terlarut, selain itu builder juga berfungsi sebagai buffer yang dapat membantu dalam mempertahankan pH larutan. Builder yang sering digunakan adalah senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natrium karbonat, natrium silikat atau zeolit. Builder merupakan bahan pendukung efektivitas surfaktan yang berbasis sodium. Jenis builder dalam deterjen umumnya dalam bentuk sodium tripolifosfat Tjandraatmadja dan Diaper. 2006. Selain itu, menurut Padmanabha 2015, softener dan pemutih merupakan jenis produk yang digunakan dalam kegiatan laundry tujuannya untuk melengkapi dan memaksimalkan pembersihan dan perawatan pada serat pakaian. Softener dan pemutih mengandung bahan-bahan berupa senyawa berbasis sodium. Keunggulan dari sodium menurut Patterson 2000 adalah kemampuannya yang mudah melarutkan partikel-partikel dalam air, namun sodium sulit dipisahkan dari air kecuali menggunakan metode pembalikan osmosis. Kandungan sodium tersebut akan mempengaruhi kadar garam dalam air salinitas dan akan berdampak pada penurunan kualitas air apabila langsung dibuang ke perairan. Adapun karakteristik air limbah laundry sebelum dilakukan pengolahan yang berada di industri laundry Kapal, Kabupaten Badung telah diteliti oleh Padmanabha 2015 yaitu disajikan dalam tabel berikut. Tabel 2.1. Karakteristik Air Limbah Laundry Sebelum diolah Parameter Nilai Satuan pH 8,6 - COD 346,84 mgL BOD 182,78 mgL TSS 48,65 mgL Total Fosfat 7,30 mgL Sumber : data primer hasil uji laboratorium limbah laundry sebelum pengolahan

2.3 Parameter Air Limbah

Menurut Sperling 2007, parameter yang sesuai dengan baku mutu yang di tentukan dinyatakan aman untuk dibuang ke perairan dibagi menjadi tiga kategori yaitu : parameter fisik, kimia dan biologi.

2.3.1 Parameter Fisika

Karakteristik limbah cair yang sangat mudah dilihat dengan mata telanjang yaitu karakteristik fisik limbah cair. Salah satu hal yang mempengaruhi karakteristik fisik ini adalah aktivitas penguraian bahan-bahan organik pada air buangan oleh mikroorganisme. Penguraian ini akan menyebabkan kekeruhan, perubahan warna, dan menimbulkan bau Siregar, 2005. Karakteristik fisik yang terpenting yang mempengaruhi kualitas air ditentukan oleh bahan padat keseluruhan yang terapung maupun terlarut, kekeruhan, warna, bau dan rasa, dan temperatur suhu air Suripin, 2002. Parameter fisika yang dapat diukur adalah suhu, Total Suspended Solids TSS dan Total Dissolved Solids TDS.

1. Suhu

Menurut Sperling 2007, parameter suhu dalam penentuan kualitas air limbah digunakan untuk menentukan adanya perubahan intensitas panas pada air limbah akibat adanya reaksi biologi atau kimia yang menghasilkan panas pada badan air. Limbah yang mempunyai temperatur panas yang akan mengganggu pertumbuhan biota tertentu. Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali No 16 Tahun 2016 tentang baku mutu air limbah, standar baku mutu temperatur untuk air limbah yaitu 38°C.

2. Total Dissolved Solids TDS

Total padatan terlarut Total Dissolved Solids TDS merupakan bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 µm. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral dan garam-garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul sabun, deterjen dan surfaktan yang