larut  air,  misalnya  pada  air  buangan  rumah  tangga  dan  industri  pencucian.  Jika konsentrasi terlalu tinggi kejernihan air akan menurun dan menghambat fotosintesis
dan  memungkinkan  terjadi  gabungan  senyawa  beracun  dan  logam  berat  akan meningkatkan suhu air Effendi, 2003. Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali No
16 Tahun 2016 tentang baku mutu air limbah,  standar baku mutu TDS untuk air limbah yaitu 2000 mgL.
3. Total Suspended Solids TSS
Total  padatan  tersuspensi  adalah  bahan-bahan  tersuspensi  diameter  1  µm yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 µm. TSS terdiri
dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik terutama yang disebabkan oleh kikisan  tanah  atau  erosi  yang  terbawa  ke  dalam  badan  air.  Masuknya  padatan
tersuspensi  ke  dalam  perairan  dapat  menimbulkan  kekeruhan  air.  Hal  ini menyebabkan  menurunnya  laju  fotosintesis  fitoplankton,  sehingga  produktivitas
primer  perairan  menurun,  yang  akan  menyebabkan  terganggunya  keseluruhan rantai makanan. Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali No 16 Tahun 2016 tentang
baku mutu air limbah,  standar baku mutu TSS untuk air limbah yaitu 200 mgL.
2.3.2 Parameter Kimia
Karakteristik  kimia limbah  cair  dipengaruhi  oleh  kandungan  bahan  kimia cair. Bahan kimia yang umumnya terkandung dalam limbah cair antara lain bahan
organic,  protein,  karbohidrat,  lemak  dan  minyak,  fenol,  bahan  anorganik,  pH, klorida,  sulfur,  zat  beracun,  logam  berat  Ni,  Zn,  Cd,  Pb,  Cu,  Fe,  Hg,  metana,
nitrogen, fosfor dan gas O
2
Siregar, 2005. Beberapa parameter kimia yang dapat di  ukur  yaitu  Biochemical  Oxygen  Demand  BOD,  Chemical  oxygen  Demand
COD dan nilai pH Environmental Protection Agency. 1997.
1. Biochemical Oxygen Demand BOD
BOD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organic menjadi karbondioksida dan air Daviss and Conwell,
1991 dalam Effendi, 2003. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran  akibat  air  limbah  dan  untuk  merancang  system  pengolahan  biologis
bagi air tercemar. Angka BOD menunjukkan jumlah oksigen yang di perlukan oleh mikroorganisme  pada  waktu  melakukan  penguraian.  Dalam  penguraian  bahan
organic,  apabila  tersedia  oksigen  terlarut dalam jumah  yang  cukup,  maka  proses penguraian  akan  berlangsung  dalam  suasana aerobic  sampai  semua  baha  organic
terkonsumsi. Sebaliknya apabila tidak tersedia oksigen terlarut dalam jumlah yang cukup atau tingkat pencemaran relative tinggi, maka proses penguraian akan terjadi
dalam suasana yang anaerobic yang menimbulkan bau busuk dan warna abu-abu tua  bahkan  hitam  pada  air  Sukardi,  1999.  Pengukuran  BOD  dilakukan  dengan
inkubasi  sampel  air  dan  mengoksidasi  air  selama  5  hari  dengan  suhu  20
o
C kemudian  setelah  5  hari  diamati  dibandingkan  kandungan  oksigen  dalam  air
sebelum  dan  sesudah  inkubasi  Fardiaz.  1992  dalam  Padmanbha  2015. Berdasarkan  Peraturan  Gubernur  Bali  No  16  Tahun  2016  tentang  baku  mutu  air
limbah, standar baku mutu BOD untuk air limbah yaitu 50 mgL .
2. Chemical Oxygen Demand COD
COD atau kebutuan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar limbah organic yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Limbah
organik akan dioksidasi oleh kalioum bichromat K
2
C
r2
O
7
sebagai sumber oksigen menjadi gas CO
2
dan H
2
O serta sejumlah ion Chrom. Nilai COD merupakan ukuran bagi  tingkat  pencemaran  oleh  bahan  organik  Nurhassanah,  2009.  Menurut