45
memilih pola kain dengan memberi tanda bendel dan membuat laporan pertanggung jawaban serta catatan atau dokumen pribadi.
1.2.2 Bagian Penjahitan Sewing
Bagian penjahitan merupakan bagian yang menggabungkan pola pakaian menggunakan mesin jahit menjahit seperti menjahit lengan, membuat lubang
kancing, membuat kerah, mengobras dan lain-lain. Secara rinci bagian sewing mempunyai tugas sebagai berikut: memeriksa pola baju yang sudah dibendel,
menjahit pola baju, mengobras, membuat lubang kancing, memasang kancing, membawa ke bagian finishing dan membuat laporan pertanggungjawaban serta
catatan.
4.2.3 Bagian Finishing
Bagian finishing merupakan akhir dari proses produksi, dimana pakaian yang sudah jadi disetrika, dipres kemudian diberi label merk, ukuran dan harga. Secara
rinci bagian finishing mempunyai tugas sebagai berikut: memeriksa baju apakah ada yang cacat seperti benang loncat, warna luntur, atau tidak sesuai ukuran,
menggosok dan melipat baju, mengepres bagian baju seperti pres krah, pres lengan, dan lain-lain, memeriksa ulang baju berdasarkan pesanan, memberi label
harga, membuat label harga, memasukkan barang kedalam box dan membuat laporan dan mengatur jadwal pesanan yang akan dikirim.
1.3 Analisis Univariat
4.3.1 Distribusi Sampel berdasarkan Usia
Bagian penjahitan terdiri dari empat jenis pekerjaan yang meliputi jahit, obras, lubang kancing dan pasang kancing manual. Jumlah populasi yaitu 57
orang dan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 orang. Berdasarkan pemilihan sampel yang dilakukan dengan teknik purposive sampling maka
46
didapatkan responden sesuai dengan kriteria berjenis kelamin perempuan, usia 20- 34 tahun dan sehat atau tidak sedang sakit atau menjalani perawatan medis,
dengan perincian sampel pada line 1 sebanyak 23 orang dan line 2 sebanyak 13 orang.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data distribusi sampel berdasarkan usia dengan usia responden yang paling muda adalah 20 tahun dan yang paling tua
adalah 34 tahun. Hasil data berdasarkan usia tersebut menjelaskan bahwa paling banyak sampel penelitian berusia antara 30-34 tahun, yaitu sebanyak 16 orang
atau 44,44 dan yang paling sedikit adalah responden dengan usia antara 25-29 tahun, yaitu sebanyak 6 orang atau 16,67 Tabel 6.
Tabel 6
Distribusi Sampel berdasarkan Usia No
Interval Usia tahun Frekuensi
1 20-24 14 38,89
2 25-29 6 16,67
3 30-34 16 44,44
Jumlah 36 100
Distribusi sampel berdasarkan usia dijelaskan dengan grafik batang Gambar 3.
Gambar 3 Distribusi Sampel berdasarkan Usia
47
4.3.2 Distribusi Ukuran Antropometri Responden dan Dimensi Dataran Kerja
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data ukuran antropometri 36 responden dan dimensi dataran kerja. Ukuran antropometri responden meliputi 4
kriteria yaitu tinggi siku duduk, tinggi lutut duduk, panjang tungkai bawah dan panjang pantat lekuk lutut. Tinggi siku duduk minimal pada tenaga kerja yaitu 18
cm dan maksimal 31 cm, tinggi lutut duduk minimal yaitu 40 cm dan maksimal 52 cm, panjang tungkai bawah minimal yaitu 34 cm dan maksimal 45 cm, panjang
pantat lekuk lutut minimal yaitu 40 cm dan maksimal 53 cm Tabel 7.
Tabel 7 Distribusi Antropometri Sampel Tenaga Kerja
Bagian Penjahitan Konveksi Aneka No Antropometri
Min cm Max cm
Mean cm
1 Tinggi siku
duduk 18
31 24,5
2 Tinggi lutut
duduk 40
52 46
3 Panjang tungkai bawah
34 45
39,5 4
Panjang pantat lekuk lutut 40
53 46,5
Distribusi antropometri sampel dijelaskan dengan grafik batang Gambar 4.
Gambar 4 Distribusi Antropometri Sampel Tenaga Kerja Bagian Penjahitan
48
Meja kerja yang dipergunakan di bagian penjahitan line 1 dan 2 konveksi Aneka mempunyai ukuran yang standar karena merupakan satu rangkaian dengan
mesin yang didatangkan dari negara produsen. Tipe mesin yang dipergunakan ada tiga macam yaitu Brother, Juki dan Pegasus dengan ukuran tinggi dataran kerja
72,5 cm, panjang meja 100 cm, lebar meja 48,5 cm dan tinggi kolong meja 65 cm Tabel 8.
Tabel 8 Distribusi Ukuran Meja Kerja Bagian Penjahitan Konveksi Aneka
No Dimensi Meja Kerja
Ukuran cm
1 Tinggi dataran kerja
72,5 2
Panjang meja 100
3 Lebar meja
48,5 4
Tinggi kolong meja 65
Kursi yang digunakan operator jahit di line 1 dan 2 ada dua macam, yaitu kursi kayu sebanyak 11 kursi dan kursi plastik sebanyak 25 kursi. Kedua macam
kursi tersebut tanpa sandaran pinggang dan tangan. Ukuran kursi kayu meliputi tinggi alas duduk 44 cm, panjang alas duduk dan lebar tempat duduk 30 cm Tabel
9.
Tabel 9 Distribusi Ukuran Kursi Kayu Bagian Penjahitan Konveksi Aneka
No Dimensi Kursi Kerja
Ukuran cm
1 Tinggi alas duduk
44 2
Panjang alas duduk 30
3 Lebar tempat duduk
30 Ukuran kursi plastik meliputi tinggi alas duduk 48 cm, panjang alas duduk
dan lebar tempat duduk 27 cm Tabel 10.
49
Tabel 10 Distribusi Ukuran Kursi Plastik Bagian Penjahitan Konveksi Aneka
No Dimensi Kursi Kerja
Ukuran cm
1 Tinggi alas duduk
48 2
Panjang alas duduk 27
3 Lebar tempat duduk
27 Kesesuaian antara meja dan kursi di bagian penjahitan konveksi Aneka
dengan antropometri responden Tabel 11.
Tabel 11 Distribusi Kesesuaian Antropometri Responden dengan Dataran Kerja
Kriteria Kesesuaian
Total Sesuai
Tidak Sesuai
n n n Tinggi siku duduk dengan
tinggi meja atau dataran kerja 11 30,6 25 69,4 36 100
Tinggi lutut duduk dengan tinggi kolong meja
36 100 0 0 36 100 Panjang pantat lekuk lutut
dengan panjang alas duduk 11 30,6 25 69,4 36 100
Panjang tungkai bawah dengan tinggi alas duduk
11 30,6 25 69,4 36 100 Kesesuaian antara tinggi lutut duduk dengan tinggi kolong meja 100 sesuai,
tinggi siku duduk dengan tinggi meja 30,6 sesuai, panjang pantat lekuk lutut dengan panjang alas duduk 30,6 sesuai dan panjang tungkai bawah dengan
tinggi alas duduk 30,6 sesuai. Distribusi kesesuaian antara antropometri responden dengan dataran kerja
dijelaskan dengan grafik batang Gambar 5.
Gambar 5 Distribusi Kesesuaian Antropometri Responden dengan Dataran Kerja
50
4.3.3 Distribusi Sikap Kerja Duduk
Sikap tubuh pekerja dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh desain sarana dan stasiun kerjanya. Dari hasil penilaian kesesuaian kursi dan meja kerja dengan
antropometri responden bagian penjahitan line 1 dan 2 diketahui bahwa 69,4 responden tidak sesuai dengan kursi dan meja kerjanya dan 30,6 responden
sesuai dengan kursi dan meja kerjanya. Sehingga sikap kerja duduk responden dalam bekerja paling banyak adalah bekerja dengan sikap kerja duduk kurang baik
yaitu sebanyak 25 orang atau 69,4 dan bekerja dengan sikap kerja duduk baik lebih sedikit yaitu 11 orang atau 30,6 Tabel 12.
Tabel 12 Distribusi Sikap Kerja Duduk Bagian Penjahitan Konveksi Aneka
Sikap Kerja Duduk Total
Kurang Baik Baik
n n
n
25 69,4 11
30,6 36 100
Distribusi sikap kerja duduk dijelaskan dengan grafik batang Gambar 6.
Gambar 6 Distribusi Sikap Kerja Duduk
51
4.3.4 Distribusi Gejala Cumulative Trauma Disorders
Gejala CTDs berdasarkan kuesioner Nordic Body Map dibagi dalam 4 tingkat keluhan yaitu tidak sakit, agak sakit, sakit dan sangat sakit. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh data 5 keluhan terbanyak yaitu pada bahu kanan, bahu kiri, punggung, pinggang dan leher bagian bawah. Tingkat keluhan paling banyak
yaitu agak sakit sebanyak 18 orang atau 50 pada bahu kanan dan pinggang, tingkat keluhan paling sedikit yaitu tidak sakit sebanyak 1 orang atau 2,8 pada
bahu kanan, bahu kiri, punggung, pinggang dan leher bagian bawah Tabel 13.
Tabel 13 Distribusi Lima Jenis Keluhan CTDs Terbanyak dan Tingkat Keluhan pada
Tenaga Kerja Bagian Penjahitan Konveksi Aneka Jenis Keluhan
Tingkat Keluhan Total
Tidak Sakit
Agak Sakit
Sakit Sangat
Sakit n n n n n
Bahu kanan
1 2,8 18 50 10 27,8 7 19,4 36 100 Bahu
kiri 1 2,8 17 47,2 10 27,8 8 22,2 36 100
Punggung 1 2,8 16 44,4 10 27,8 9 25,0 36 100
Pinggang 1 2,8 18 50,0 10 27,8 7
19,4 36 100 Leher Bagian Bawah
1 2,8 16 44,4 10 27,8 9 25,0 36 100 Distribusi lima jenis keluhan CTDs dan tingkat keluhan dijelaskan dengan
grafik batang Gambar 7.
Gambar 7 Distribusi Lima Jenis Keluhan CTDs dan Tingkat Keluhan
52
4.3.5 Distribusi Kondisi Lingkungan Kerja
Pengukuran faktor fisik di tempat kerja dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh lingkungan kerja terhadap timbulnya gejala-gejala CTDs pada
tenaga kerja yang meliputi mikroklimat atau Indeks Suhu Basah dan Bola ISBB. Pengukuran ISBB dilakukan di 5 titik yang representatif sesuai dengan luas
ruangan pada line 1 dan 2. Hasil dari pengukuran mikroklimat diketahui bahwa nilai ISBB pada line 1 sebesar 26,4
o
C dan pada line 2 sebesar 27,7
o
C masih di bawah NAB untuk jenis beban kerja seperti pada pekerjaan menjahit ringan dan
secara terus menerus sebesar 30,0
o
C Tabel 14.
Tabel 14 Distribusi Hasil Pengukuran ISBB pada Line 1 dan 2
No Lokasi ISBB
o
C Hasil NAB
1 Line 1
26,4 30,0 2 Line
2 27,7 30,0
1.4 Analisis Bivariat