Kerelaan untuk terus dibentuk. Seseorang yang hidup dalam pertobatan harus terus
44
Buku Guru Kelas V SD
Kisah anak bungsu yang diceritakan Injil Lukas 15:11-32 menunjukkan sebuah contoh komitmen dan keseriusan seseorang untuk bertobat. Anak bungsu itu berbalik segera dari
kehidupan lamanya, menjalani kehidupan baru bersama dengan ayah dan saudaranya laki- laki. Dalam perumpamaan ini Tuhan mengajar bahwa hidup dalam dosa dan mementingkan
diri sendiri, merupakan pemisahan dari kasih dan persekutuan Allah. Hidup yang benar dan sejati hanya dapat ditemukan dalam hubungan yang benar dengan Allah.
Orang berdosa harus menyadari keadaannya, dengan rendah hati kembali kepada Bapa, mengaku dosanya dan bersedia untuk melakukan apa saja yang diminta oleh Bapa Lukas
15:17-19. Tapi kita harus sadari, bahwa pekerjaan menyadarkan orang yang hilang ini merupakan karya Roh Kudus Yoh. 16:7-11.
Guru perlu menggali contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari peserta didik yang menggambarkan ciri-ciri atau tindakan pertobatan, misalnya: siswa yang memiliki sifat
sombong dan angkuh, menyesali kesalahannya dan berubah menjadi rendah hati; dahulu suka berbohong, menyadari kesalahannya dan berubah menjadi siswa yang jujur; dahulu memiliki
sifat serakah yang ingin menguasai, menyadari kesalahannya dan menjadi siswa yang tidak serakah tapi hidup penuh syukur menerima apa adanya; dahulu suka marah-marah, sadar
dan bertobat menjadi siswa yang sabar dan penuh ramah tamah; dahulu suka iri, sekarang bertobat menjadi siswa yang penuh kasih dan penyayang; dahulu sering mengeluarkan kata
makiankasartidak sopan, berubah menjadi bertutur kata dengan santunhalussopan; dsb. Guru dapat juga menyiapkan contoh atau pengalaman pribadi atau pengalaman seseorang
ketika ia bertobat.
Gambaran Yesus mengenai tanggapan seorang ayah terhadap kembalinya anak ‘yang hilang’ mengajarkan beberapa hal penting. Setidaknya ada tiga hal penting yang hendak
diajarkan menurut Lukas 15:20, yaitu: 1. Allah mempunyai belas kasihan bagi yang hilang oleh karena keadaan mereka yang
menyedihkan. 2. Kasih Allah bagi mereka begitu besar sehingga Ia menunggu mereka kembali
kepadaNya. 3. Ketika orang berdosa dengan tulus hati kembali kepada Allah, Allah pun sudah
siap untuk menerima mereka dengan pengampunan, belas kasihan, kasih karunia dan mengaruniakan hak penuh sebagai anak yang sah bnd. Yoh. 1:12. Dampak
pertobatan orang yang berdosa adalah sukacita yang besar. Tak terhinggalah sukacita Allah atas kembalinya orang berdosa Luk. 15:6-7,10, 22-24.
Guru perlu memberikan penjelasan bagi peserta didik mengapa manusia perlu bertobat. Berikut ini adalah penjelasan yang dapat diberikan oleh guru, untuk menjawab mengapa
manusia harus bertobat: • Bahwa setiap manusia adalah orang berdosa. Sejak lahir manusia telah memiliki dosa
asal, yang diwariskan oleh manusia pertama yaitu Adam dan Hawa. Oleh karena itu, setiap saat kita harus selalu bertobat dan mengaku dosa kita. Pertobatan adalah
alasan utama Kristus datang ke dalam dunia. Kristus datang untuk mentobatkan manusia. Lukas 19:10 mengatakan, “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang”. Dia menunggu setiap manusia untuk berbalik datang kepada-Nya.
45
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
• Anugerah keselamatan dari Allah disediakan bagi setiap manusia. Manusia yang menyambut anugerah itu, harus mewujudkannya dalam hidup taat dalam pertobatan.
Berikan juga contoh mengapa peserta didik perlu bertobat setiap saat. Misalnya: kalau pada waktu pagi sebelum berangkat ke sekolah, sudah membantah dan menyakiti hati orang
tuanya, maka ia harus segera menyadari kesalahannya, meminta maaf kepada orang tuanya dan dengan segera bersikap lebih baik, tidak harus menunggu sampai besok atau lusa atau lain
waktu. Atau, contoh yang lain, ketika di sekolah ada ulangan dan siswa menyontek, maka ia harus segera menyadari kesalahannya dan tidak bersikap demikian lagi jika ada ulangan di
waktu mendatang.
Guru dapat mengingatkan peserta didik bahwa Tuhan selalu menghendaki kita untuk datang kepada-Nya, dan Ia sangat mengasihi kita sehingga Dia selalu memberi jalan kepada
kita untuk bertobat. Ingatkan peserta didik bahwa pertobatan adalah sebuah kehendak atau keputusan, bukan perasaan. Pertobatan adalah suatu tindakan sukarela untuk berserah
kepada kehendak Tuhan, dan berjalan kembali di jalan yang benar. Ingatkan bahwa Roh Kudus akan menolong peserta didik yang sungguh mau bertobat. Selain itu ingatkan pula
bahwa Roh Kudus berperan sebagai Penolong supaya kita sendiri bertindak secara aktif dalam kehidupan beriman kita.
Allah telah berjanji kepada manusia bahwa Dia akan memberikan pengampunan kepada setiap orang yang mengakui dosa-dosanya di hadapan Allah. Dia melakukannya bukan karena
perbuatan baik yang kita lakukan, tetapi karena Dia sangatlah mengasihi kita. Mazmur 32:1 mengatakan: “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi”.
Katakan kepada peserta didik, sebesar apapun dosa yang dibuat, ketika kita mau mengakuinya dan mau bertobat, maka pengampunan Allah tersedia bagi mereka. Oleh karena itu, peserta
didik jangan menunda menyambut anugerah pengampunan Allah yang melimpah dengan datang bertobat.