9
2. pentingnya penyusunan RPP
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar guru kelas di SD dan
untuk guru matapelajaran yang diampunya untuk guru SMPMTs, SMAMA, dan SMKMAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal
semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran.
Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri danatau secara bersama-sama melalui musyawarah guru MATA pelajaran
MGMP di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan
disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan. Apa sajakah dampak yang bisa ditimbulkan bilamana guru tidak
menyusun RPP? Berikut ini sejumlah jawabannya: a. PBM berjalan secara berayun, arah pelaksanaannya tidak jelas sehingga
peristiwa yang terjadi di dalam kelas tidak terkontrol; b. Pemetaan materi tidak jelas, sehingga tidak ada patokan untuk
menunjukkan bahwa semua materi telah diajarkan dalam satuan satuan waktusekat semester;
c. Pilihan strategi pembelajaran tidak jelas, sehingga proses pembelajaran berlangsung apa adanya tanpa kendali;
d. Urutan penyajian cenderung hanya sesuai urutan dalam buku, belum tentu sesuai konteks peserta didik
e. Penggunaan media tidak terukur, bahkan boleh jadi tidak sesuai dengan kondisi kelas dan kompetensi yang akan diajarkan;
f. Penilaian dan evaluasi tidak dapat diukur dengan jelas, sehingga sehingga ketercapaian kompetensi sulit diukur.
10 g. Secara administrasi guru tidak menjalankan perintah pemerintah, karena
penyusunan rancangan pembelajaran diperintahkan oleh Negara melalui Peraturan Pemerintah dan diperintahkan oleh menteri melalui melalui
sejumlah permen. 3. konsekuensi dari adopsi, adaptasi, dan kreasi dalam penyusunan RPP
Tiga cara yang dapat dipakai untuk memperoleh RPP, yakni adopsi, adaptasi, dan kreasi. Ketiga cara ini memiliki tingkat kualitas yang berbeda.
Adopsi RPP memiliki kualitas yang paling rendah. Guru menggunakan RPP yang disusun oleh orang lain. Cara ini hendaknya dihindari sebab RPP yang
disusun oleh orang lain belum tentu sesuai dengan kondisi pada kelas tempat guru tersebut mengajar. Guru yang melakukan adopsi RPP diyakini
sebagai guru yang menyediakan RPP hanya sebagai formalitas belaka. RPP disediakan sebagai tuntutan kewajiban bukan sebagai kebutuhan
pembelajaran. Setingkat lebih tinggi dari adopsi adalah adaptasi RPP. Tidak ada larangan
untuk melakukan adaptasi. Adaptasi RPP merujuk kepada pengertian kegiatan mengubah RPP yang ada dengan menyesuaikan dengan konteks
kelas tempat RPP itu akan diterapkan. Adaptasi RPP dapat dibenarkan bagi mereka yang baru pada tahap awal melakukan penyusunan RPP. Adaptasi
biasanya dilakukan oleh guru karena alasan perubahan kurikulum, sehingga adaptasi dipandang sebagai proses penyesuaian diri dengan perubahan
yang dilakukan terhadap suatu kurikulum. Ketika sebuah kurikulum sudah berada pada tahapan implementasi, hendaknya adaptasi RPP mulai
ditinggalkan. Kreasi RPP merupakan level tertinggi dari penyediaan RPP. Seseorang bisa
melakukan kreasi RPP karena dia memailiki pemahaman yang dalam tentang standar isi dan SKL yang berlaku. Kurikulum yang berlaku dipahami
dengan baik. Kreasi RPP dapat dilakukan dengan tepat bilamana disertai dengan hasil analisis konteks.
11 Setiap sekolah memiliki karakter yang berbeda dan bahkan setiap kelas
memiliki karakter yang berbeda. Kenyataan inilah yang menyebabkan RPP terbaik adalah RPP hasil kreasi guru berdasarkan input dari karakteristik
peserta didik.
D. Aktivitas Pembelajaran