cxiii
Peningkatan modal dan likuiditas ini akan meningkatkan kapasitas industri jasa keuangan negara, baik perbankan, Industri Keuangan Non Bank maupun
perusahaan efek dalam menghadapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi Asean MEA.
D. Kebijakan Tax Amnesty Sesuai Dengan Perspektif Ekonomi Islam
1. Analisis Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam Dalam Kebijakan Tax Amnesty
a. Hukum Dasar Bermuamalah Adalah Mubah Boleh
Hukum dasar muamalat termasuk dalam ekonomi Islam adalah Mubah al Ashl fi Al-
mu‟amalat al-Ibahah, kecuali jika ada nash yang shahih, tsabit dan tegas dalalahnya tepat gunanya sebagai dalil yang
melarang serta mengharamkannya.
118
Muamalat adalah urusan sesama manusia. Apabila ada sekelompok manusia disuatu tempat, haruslah
mereka saling berjual beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, utang- piutang baik konsisten maupun tidak, baik komitmen maupun tidak, baik
secara sederhana maupun secara berlebihan. Disinilah sang pembuat syariat untuk memperbaiki, membina dan meluruskan. Menetapkan
kaidah-kaidah, menerangkan maksud-maksud, menjelaskan syarat-syarat, menampakkan metode, melestarikan yang benar dan sesuai dengan
maksud-maksudnya dan menghapuskan yang bertentangan dengannya. Sebagimana kita lihat, ketika Islam datang kepada masyarakat Arab yang
menjalani kehidupan jahiliyah, kala itu kehidupan tersebut mengandung beberapa macam muamalat, jual beli, pernikahan, akad, lantas Islam
menghapuskan sebagian lainnya dan melestarikan sebagian yang lain sesuai dengan filsafat dan metodenya dalam mengelola kehidupan.
Islam mengharamkan riba serta segala hal yang mengandung kezhaliman dan penipuan. Islam pun mengharamkan kecurangan seraya
menetapkan aturan muamalat yang terang dan mudah di pahami. Inilah perbedaan yang penting lagi mendasar antara ibadah dan muamalat. Dalil
118
Yusuf Al-Qardhawi, 7 Kaidah Utama Fikih Muamalat, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2010, h. 10.
cxiv
yang mengharamkan haruslah berupa nash Al- Qur‟an atau sunah yang
tidak mengandung kesamaran syubhat. Dalam surah Yunus ayat 59 Allah berfirman sebagai berikut :
Artinya “Katakanlah: “terangkanlah kepada ku tentang rezeki yang
diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan sebagiannya halal”. Katakanlah:” apakah Allah telah memberikan izin
kepadamu tentang ini atau kamu mengada-ngadakan saja terhadap Allah?”Q.S Yunus:59
119
Dan dalam Firman Allah dalam Surat An-Nahl ayat 116 yaitu :
Artinya :” Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut- sebut ole
h lidah secara dusta ”ini halal dan ini haram”, untuk mengada- ngadakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang
mengada- ngadakan kebohongan terhadap Allah tidaklah ia beruntung.”
Q.S An-Nahl: 116
120
Karena itulah, Allah mengecam kaum musyrikin yang membuat aturan dalam agama padahal tidak diizinkan Allah dan mengharamkan
hal yang tidak Allah haramkan. Dalam Shahih Muslim yang diriwayatkan dari Iyadh bin Himar r.a,
dari Nabi S.a .w, beliau bersabda “Allah Swt berfirman ”Aku
menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif, lantas setan-setan
119
Q.S Yunus:59
120
Q.S An-Nahl: 116
cxv
mengelilingi mereka dan mengharamkan kepada mereka hal yang ku halalkan serta menyuruh mereka mempersekutukan-Ku padahal tidak
ada suatu dalil pun baginya tentang itu”.
121
Dalam kaitannya dengan prinsip ekonomi “Hukum Dasar Bermuamalah khususnya ekonomi Islam adalah boleh, ini, kalau dikaji
lebih mendalam bahwa Kebijakan Tax Amnesty Pengampunan Pajak merupakan tidak ada nash yang shahih, tsabit dan tegas dalam melarang
serta mengharamkannya. Kebijakan Tax Amnesty ini juga merupakan lahir dari kebijakan pajak yang di wajibkan oleh pemerintah ulil amri
kepada rakyatnya baik dia agama islam maupun non muslim. Sehingga berpijak dari prinsip ekonomi pada dasarnya, Kebijakan ini di bolehkan
dengan alasan tersebut
b. Memperingan dan Mempermudah bukan Memperberat dan Mempersulit