cxv
mengelilingi mereka dan mengharamkan kepada mereka hal yang ku halalkan serta menyuruh mereka mempersekutukan-Ku padahal tidak
ada suatu dalil pun baginya tentang itu”.
121
Dalam kaitannya dengan prinsip ekonomi “Hukum Dasar Bermuamalah khususnya ekonomi Islam adalah boleh, ini, kalau dikaji
lebih mendalam bahwa Kebijakan Tax Amnesty Pengampunan Pajak merupakan tidak ada nash yang shahih, tsabit dan tegas dalam melarang
serta mengharamkannya. Kebijakan Tax Amnesty ini juga merupakan lahir dari kebijakan pajak yang di wajibkan oleh pemerintah ulil amri
kepada rakyatnya baik dia agama islam maupun non muslim. Sehingga berpijak dari prinsip ekonomi pada dasarnya, Kebijakan ini di bolehkan
dengan alasan tersebut
b. Memperingan dan Mempermudah bukan Memperberat dan Mempersulit
Ini adalah kaidah yang agung lagi bermanfaat. Apabila demikian, maka biasa kita katakan bahwa ihwal jual beli, hibah, sewa menyewa,
dan kebiasaan-kebiasaan lainnya yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan seperti makan, minum, dan berpakaian, syariat telah datang
membawa etika-etika yang baik berkenaan dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut. Syariatpun mengharamkan kebiasaan yang mengandung
kerusakan, mewajibkan kebiasaan yang bersifat harus, memakruhkan kebiasaan yang tidak patut, dan menganjurkan kebiasaan yang
mengandung mashlahah nyata, baik dalam kualitasnya, kuantitasnya, maupun karakteristiknya. Meskipun demikian, ada diantara yang
dianjurkan atau dimakruhkan. Selama syariat tidak tegas-tegas membatasi, semua kebiasaan tersebut tetap tanpa ketentuan muthlaq,
sesuai dengan aslinya.
122
121
HR. Muslim, Al- Jannah wa Shifatu Na‟imih, 2865; Ahmad, Al-Musnad,
17484; An- Nasa‟I, Żadha‟il Al-Qur‟an, h. 8016 .
122
Yusuf Al-Qardhawi, 7 Kaidah Utama Fikih Muamalat …, h 17-18
cxvi
Ini juga merupakan kaidah yang dipetik dari banyak nash alqur‟an dan sunah Rasulullah Saw, baik yang berupa ucapan, perbuatan,
maupun persetujuan beliau. Kaidah ini dipetik pula dari penelaahan terhadap berbagai hukum di banyak bidang fikih Islam. Didalam syariat
memastikan agar para mukallaf pemikul kewajiban agama diperingan dan dipermudah. Maka, disyariatkanlah aneka dispensasi Ar-
Rukhshah dan peringanan dalam banyak situasi dan kondisi misalnya sakit, perjalanan jauh, rasa takut hujan deras, kelemahan, kondisi
dipaksa, kekeliruan, lupa dan sebagainya. Adapun nash-nash Al- Qur‟an, cukuplah bagi kita firman Allah Swt setelah Allah memberikan
pemaafan dalam qishash hukum balas setimpal, dalam Surah Al- Baqarah: 178 yaitu : Artinya” yang demikian itu adalah suatu
keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat .” ẒAl-Baqarah:178 dan
dalam Surah Al- Hajj :78 yaitu: artinya “ Dia telah memilih kamu dan
Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan
”. ẒAl-Hajj:78 Sementara sunnah yang berupa ucapan terdapat dalam banyak
hadist, seperti sabda nabi Muhammad Saw yaitu “Permudahlah dan jagan persulit, belilah kabar gembira dan jangan takut-takuti
”. Dan sabda Beliau kepada Abu Mu
sa dan Mu‟adz tatkala beliau mengutus mereka berdua ke negeri Yaman yaitu “ permudahlah dan jangan
persulit, berilah kabar gembira dan jangan takut- takuti”. Selain itu,
sabda beliau,“kalian hanya diutus untuk mempermudah dan tidak diutus untuk mempersulit.
” Dan sabda beliau, “sesungguhnya Allah suka apabila segala rukhshah-Nya dikerjakan, sebagaimana Dia suka apabila
segala perintahnya- Nya dikerjakan”. Beliau bersabda pula, ketika
ditanya, “wahai Rasulullah, agama manakah yang paling disukai Allah?” beliau menjawab, “agama yang paling disukai Allah adalah
yang lurus dan toleran al-Hanfiyyah As- samlahẓ”.
123
123
Ibid, h. 180-182
cxvii
Dalam Kebijakan Tax Amnesty mengandung prinsip ekonomi yang menyatakan bahwa: Memperingan dan Mempermudah bukan
Memperberat dan Mempersulit. Pada intinya kebijakan Tax Amnesty di tetapkan oleh pemerintah agar memperingan atau mempermudah wajib
pajak untuk menyelesaikan urusan perpajakan yang bermasalah agar terhindar dari sanksi. Karena pada dasarnya sanksi dalam perpajakan
cenderung mempersulit dan memperberat wajib pajak untuk menyelesaikan permasalahan pajak yang dialami wajib pajak tersebut.
Dengan mempermudah dan memperingan urusan pajak, maka wajib pajak akan mengikuti dengan sukarela ketetapan pemerintah dalam hal
Tax Amnesty . Sehingga diharapkan kebijakan Tax Amnesty akan
berhasil dan menjadi sumber pendapatan Negara, yang akan meningkatkan pembangunan.
c. Prinsip Menggapai kemaslahatan Mashlahah dan menghindari kerusakan Mafsadah