BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Televisi
Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara
luas. Wibowo, 2007 : 17 Karekter lain yang juga merupakan keunggulan televisi adalah televisi juga
mampu memberikan penekanan secara efektif terhadap pesan atau maksud yang dituju dengan meng-close-up objeknya, atau memberi pemusatan pandangan.
Televisi memberi banyak kemungkinan illustrasi visual, kaya akan tata gerak, tata warna, dan berbagai bunyi suara. Wibowo, 2007 : 18
Tidak mengherankan jika televisi memiliki daya tarik yang luar biasa apabila sajian program dapat menyesuaikan dengan karakter televisi dan manusia
yang sudah terpengaruh oleh televisi. Wibowo, 2007 : 19 Seperti halnya dengan media massa lainnya, televisi pada pokoknya
mempunyai 3 fungsi yakni sebagai penerangan, pendidikan dan hiburan. Dalam rangka melaksanakan ke tiga fungsinya tersebut, televisi harus
mengadung aspek persuasi, dalam arti kata bahwa setiap acara yang diproduksi bukan hanya
informatif
atau
edukatif
atau
rekreatif
, tetapi juga
persuasif
. Meskipun komunikasi dengan menggunakan media televisi bersifat satu
arah yang tidak menimbulkan arus balik secara langsung, tetapi produser sebagai komunikator dituntut membuat televisi siaran sebagai sarana massa persuasion
persuasi massa. Ini berarti televisi siaran mampu mengajak atau membujuk
khalayak pemirsa melakukan tindakan atau kegiatan tertentu , yang secara masal berbentuk prilaku nyata.
Maka komunikator pada stasiun televisi siaran bersifat kolektif, yang terdiri dari sejumlah kerabat kerja yang antara satu dan yang lainnya berada dalam fungsi
yang berbada namun mempunyai tujuan satu yakni memproduksi acara yang dapat dinikmati oleh pemirsa. Effendy, 1993 : 80
B. Produksi Siaran Televisi
Sebuah acara yang akan disajikan berpangkal tolak dari sebuah gagasan, baik yang timbul dari produser sendiri atau dari orang dalam lainya, maupun dari
orang luar, yakni masyarakat yang
memvisualisasikan
dan
mengaudialisasikan
sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan harmonis dalam bentuk acara yang memuaskan pemirsa, maka gagasan tersebut harus diikat secara seksama. Langkah-
langkah untuk mengembangkan gagasan orisinal tadi ke rangkaian unsur-unsur audio-visual tersebut didalamnya yang dinamakan
tatacara produksi
atau
production
atau yang sering disebut pula dengan
produksi
. Effendy, 1993 : 79 Dalam produksi informasi, menurut tempatnya atau studio, program acara
dibagi dalam dua kategori besar, yaitu: a.
Live Event
, misalnya program music,
reality show
, berita
News
dan lain sebagainya
b.
Recording Event
, program acara yang direkam terlebih dahulu baik program acara non drama seperti music, olah raga, dan berita
News
maupun program acara drama.Suprapto, 2006 : 8
Dalam sebuah produksi siaran televisi, penyelenggara siaran harus mampu memproduksi sebuah siaran yang berkualitas, baik dan benar. Yang dimaksud
siaran berkualitas, baik dan benar itu adalah : Suprapto, 2006 : 12 ·
Siaran berkualitas adalah siaran yang kualitas suara dan atau
gambarvisualnya prima. ·
Siaran yang baik adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau
visualnya bersifat
informatif, edukatif,
persuasif, akumulatif,
komunikatif dan stimulatif. ·
Siaran yang benar
adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau visualnya diproduksi sesuai dengan sifat fisik televisi.
Dengan adanya siaran yang berkualitas baik dan benar maka diharapkan mampu menghasilkan sebuah produksi siaran yang dapat dinikmati dan ditonton
oleh khalayak.
Produksi siaran dibagi kedalam 2 kategori karya produksi, yaitu karya produksi artistik dan karya produksi jurnalistik. Yang mempunyai perbedaan :
Suprapto, 2006 : 12
KARYA ARTISTIK KARYA JURNALISTIK
Ø Sumber: Idegagasan
Ø Mengutamakan keindahan
Ø Isi pesan bisa fiksi dan non fiksi
Ø Penyajian tidak terikat waktu
Ø Sasaran kepuasan khalayak
Ø Memenuhi rasa kagum
Ø Sumber: Permasalahan hangat
Ø Mengutamakan kecepatanaktual
Ø Isi pesan harus faktual
Ø Penyajian terikat waktu
Ø Sasaran kepercayaankepuasan
Ø Memenuhi rasa ingin tahu
Ø Improvisasi tidak terbatas
Ø Isi pesan terikat kode moral
Ø Penggunaan bahasa bebas
Ø Refleksi daya khayal kuat
Ø Isi pesan tentang realitas sosial
Ø Improvisasi terbatas
Ø Isi pesan terikat kode etik
Ø Penggunaan bahasa jurnalistik
Ø Refleksi penyajian kuat
Ø Isi pesan menyerap realitasfaktual
C. Produser