39
a. Functionality
Functionality mengarahkan pada penilaian kebenaran correctness dan
kecukupan adequacy fungsional dari sebuah aplikasi. Functionality
menggunakan skenario khusus untuk memeriksa setiap persyaratan fungsional dalam aplikasi yang sebelumnya sudah ditentukan. Kemungkinan kegagalan atau
ketidakcocokan dapat terungkap sehingga aplikasi dapat segera diperbaiki Casteleyn, 2009:263.
Menurut Nguyen 2001, pengujian fungsional merupakan kategori pengujian yang luas dan melingkupi beberapa metode pengujian. Metode pengujian yang
termasuk dalam pengujian fungsional antara lain adalah :
1 Task-Oriented Functional Tests TOFTs
Metode Task-Oriented Functional Tests TOFTs memeriksa apakah aplikasi
dapat menjalankan setiap task dengan benar. Task-Oriented Functional Tests
TOFTs terdiri dari test case positif yang dirancang untuk melakukan verifikasi
fiturfungsi aplikasi dengan cara memeriksa setiap task yang ditunjukkan dari
setiap fiturfungsi terhadap persyaratankebutuhan aplikasi. Task-Oriented
Functional Tests TOFTs disusun berdasarkan daftar fiturfungsi aplikasi yang akan diuji fungsionalitasnya.
2 Forced-Error Tests FETs
Metode Forced-Error Tests FETs menjalankan fiturfungsi aplikasi pada
kondisi yang salah secara sengaja. Forced-Error Tests FETs memiliki tujuan
untuk menemukan kondisi-kondisi salah yang tidak terdeteksi atau tidak tertangani.
Forced-Error Tests FETs terdiri dari test case negatif yang dirancang untuk memaksa aplikasi ke dalam kondisi yang salah. Daftar pesan kesalahan
40 yang mungkin terjadi menjadi dasar acuan dalam menyusun
test case dalam Forced-Error Tests FETs.
b. Performance
Performance diukur dalam hal jumlah permintaan yang dapat dilayani per
satuan waktu dan waktu yang digunakan untuk melayani sebuah permintaan. Menurut Palomäki 2009:13, faktor yang mempengaruhi kinerja aplikasi Web
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu kinerja aplikasi Web dari sisi klien
client-side dan kinerja aplikasi Web dari sisi server server-side. Kinerja aplikasi Web dari sisi klien disebut juga
frontend performance, sedangkan kinerja aplikasi Web dari sisi server disebut
backend performance.
1 Frontend Performance
Kunci dari kinerja aplikasi Web yang baik dari sisi klien adalah meminimalkan lalu lintas jaringan ketika aplikasi Web sedang digunakan. Hal ini dikarenakan
jaringan komputer yang sesungguhnya hanya menyediakan bandwidth yang
terbatas dan memiliki jarak fisik antara klien dengan server sehingga jumlah data yang ditransfer perlu diminimalkan. Berikut ini adalah hal-hal yang
mempengaruhi kinerja aplikasi Web dari sisi klien Souders, 2007 : a
Jumlah HTTP Request b
Penggunaan Content Delivery Network c
Expires Header d
Gzip Components e
Penempatan Stylesheets f
Penempatan Scripts
41 g
CSS Expressions h
External JavaScript and CSS i
DNS Lookups j
Minify JavaScript k
Redirects l
Duplicate Scripts m
Etags n
Cacheable Ajax
2 Backend Performance
Kualitas kode aplikasi Web pada sisi server, kompleksitas arsitektur aplikasi Web, dan pemilihan
libraries serta modul memiliki pengaruh yang signifikan pada kinerja aplikasi Web. Oleh karena itu, pemilihan algoritma pemrograman, model
arsitektur, idiom yang digunakan dalam pengkodean, optimasi query basis data,
penggunaan kerangka kerja yang efektif, dan penggunaan modul yang efisien merupakan hal yang vital untuk kinerja aplikasi Web yang baik. Aplikasi Web
yang berkinerja tinggi pada sisi server memiliki kemampuan untuk melakukan proses sesuai permintaan dari pengguna dalam jumlah besar secara bersamaan
dengan response time yang sedikit Palomäki, 2009:17.
c. Usability