Implikasi dari sifat putusan condemnatoir adalah putusan tersebut memiliki kekuatan eksekutorial. Namun, pada putusan BPSK tidak terdapat irah-
irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Inilah yang membuat putusan
BPSK tidak dapat dieksekusi.
B. Konsep Upaya Hukum “Keberatan”
1. Upaya Hukum Berdasarkan Sistem Peradilan di Indonesia
Pada hukum acara terdapat terdapat upaya-upaya hukum yang dapat dibagi menjadi upaya hukum biasa dan upaya hukum luar biasa atau upaya hukum
istimewa. Upaya hukum biasa dapat berupa: a.
Perlawanan verzet adalah upaya hukum terhadap putusan yang dijatuhkan di luar hadirnya tergugat Pasal 125 ayat 3 dan Pasal
129 HIR, Pasal 149 ayat 3 dan Pasal 153 RBg.
15
b. Banding revisi adalah salah satu bentuk upaya hukum untuk
mendapatkan perbaikan revisi terhadap putusan hakim di pengadilan tingkat pertama yang disediakan bagi pihak yang
dikalahkan Pasal 6 Undang-Undang No. 20 Tahun 1974, Pasal 199 RBg, dan Pasal 21 ayat 1 Undang-Undang No. 4 Tahun
2004.
16
c. Kasasi cassatie adalah salah satu tindakan Mahkamah Agung
sebagai pengawas tertinggi atas putusan pengadilan-pengadilan lain Wirjono Prodjodikoro, 1970. Sedangkan menurut Supomo, kasasi
adalah tindakan Mahkamah Agung untuk menegakan dan
15
Muhammad Nasir, Op.Cit., h. 209.
16
Lilik Mulyadi II, Op. Cit., h. 313.
memperbaiki hukum, jika hukum ditentang oleh putusan-putusan hakim pada tingkatan tertinggi
17
Pasal 43 dan Pasal 44 ayat 1 Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 dan Pasal 45 ayat 1 Undang-
Undang No. 4 Tahun 2004. sedangkan upaya hukum luar biasa yang dapat berupa peninjauan kembali.
Peninjauan kembali herziening adalah salah satu bentuk upaya hukum luar biasa yang dapat ditempuh terhadap putusan yang telah dijatuhkan pada tingkat terakhir
atau putusan verstek serta putusan yang tidak terbuka lagi kemungkinan untu mengajukan perlawanan, karena telah memperoleh kekuatan hukum tetap
18
Pasal 23 Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 serta dalam Pasal 34 dan Pasal 67-76
Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 Upaya hukum biasa pada asasnya terbuka untuk setiap putusan selama
tenggang waktu yang ditentukan oleh undang-undang. Wewenang untuk menggunakannya hapus dengan menerima putusan. Upaya hukum biasa bersifat
menghentikan pelaksanaan putusan untuk sementara.
19
Pada perkara perselisihan hubungan industrial ataupun perkara niaga tidak dikenal dengan upaya hukum banding sehingga dalam PHI dan pengadilan niaga
hanya dapat dilakukan upaya hukum biasa berupa verzet dan kasasi serta upaya hukum luar biasa yang dapat berupa peninjauan kembali.
17
Muhammad Nasir, Op.Cit., h. 219.
18
Ibid., h. 226
19
Taufik Makarao, Op.Cit., h. 160.
2. Konsep Upaya Keberatan