Metode Fardhi Metode Jama’i

Mereka adal ah ‘Abdullah bin Mas’ud, salim bin Mi’qal, Mu’az bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abu Zaid bin As-sakan dan Abu Darda’.” 32 Pada masa sahabat, Al jazary mengatakan: “yang dipegang dalam penukilan Al- Qur’an ialah hafalan, bukan tulisan.” Pada masa Khalifah Abu bakar, ada sekitar 70 orang yang hafal Al- Qur’an syahid dalam perang Yamamah. Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran dikalangan sahabat-sahabat atas kemurnian ayat Al- Qur’an, sehingga melahirkan ide untuk mengumpulkan menulis ayat-ayat Al-Q ur’an dalam sebuah mushaf. Dari penjelasan fakta sejarah yang diuraikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa T ahfizul Qur’an adalah metode tertua dalam sejarah pembelajaran Al- Qur’an. Jika dikaitkan pada saat sekarang ini, metode pembelajaran Al-Qur’an betujuan untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Metode pembelajaran adalah alat atau cara untuk mewujudkan cara apa yang direncanakan dalam strategi. Untuk melaksanakan suatu strategi diperlukan berbagai metode pembelajaran tertentu. Oleh karena itu setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang digunakan itu pasti tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 33 Berikut ini macam-macam metode menghafal Al-Q ur’an yaitu:

a. Metode Fardhi

1. Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang. 2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati. 3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempatnya. 4. Setelah itu pejamkan kedua mata. 5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi posisi mata tetap santai dan terpejam. 32 Rosihan anwar, Ulum-Al- Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2007, h. 37. 33 Saipul Bahri Jamarah, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta, 2002, h.178. 6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras posisi mata tetap terpejam dan santai. 7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal. 8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah garis bawahstabilo. 9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat. 10. Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal. Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi. 2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang. 3. Ulangi kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat. Begitulah seterusnya. 4. Tiap-tiap dua tambahan ayat baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan hafalan. 5. Mengulang dari ayat belakang kedepan. Dan dari depan kebelakang. 6. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras mata dalam keadaan tertutup. 7. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat, halaman, juz sebelumnya.

b. Metode Jama’i

Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu duatiga orang partnernya membaca hafalan bersama-sama secara jahri keras dengan: a. Bersama-sama baca keras. b. Bergantian membaca ayat-ayat dengan jahri. Ketika teman membaca jahri dia harus membaca khafi pelan begitulah seterusnya dengan bergantian. Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta, dan minimal 2 peserta. Settingnya sebagai berikut: 1 Persiapan: a. Peserta mengambil tempat duduk mengitari Ustaz Ustadzah. b. Ustad Ustadzah menetapkan partner bagi masing-masing peserta. c. Masing-masing pasangan menghafalkan bersama partnernya d. Setiap pasangan maju bergiliran menghadap Ustaz Ustazah untuk setor halaman baru dan muraja’ah hafalan lama. 2 Setoran ke Ustaz Ustazah: A. Muraja’ah: 5 halaman dibaca dengan sistem ga ntian. Muraja’ah dimulai dari halaman baru kearah halaman lama. B. Setor hafalan baru: 1. Membaca seluruh ayat-ayat yang baru dihafal secara bersama- sama. 2. Bergiliran membaca ayat dengan dua putaran.Putaran pertama dimulai dari yang duduk sebelah kanan dan putaran kedua dimulai dari sebelah kiri. 3. Membaca bersama-sma lagi, hafalan baru yang telah dibaca secara bergantian tadi. 3 Muraja’ah: Tes juz 1, dengan system acakan 2-3 x soal . Dibaca bergiliran oleh masing-masing pasangan. Ketika peserta sendirian tidak punya patnernya, atau patnernya berhalangan hadir, maka Ustaz wajib menggabungkannya dengan kelompok lain yang kebetulan juz 1, halaman dan urutannya sama, jika hafalannya tidak sama dengan kelompok lain maka Ustaz hendaknya menunjuk salah seorang peserta yang berkemampuan untuk suka rela menemani. 4 Muraja’ah ditempat: a. Kembali ketempat semula. b. Mengulang bersama-sama seluruh bacaan yang disetorkan baik muraja’ah maupun hafalan baru, dengan system yang sama dengan setoran. c. Menambah hafalan baru bersama-sama untuk disetorkan pada pertemuan berikutnya. d. Jangan tinggalkan majlis sebelum mendapat izin Ustaz Ustazah.

c. Metode Muraja’ah Pengulangan dan Penjagaan Fardhi atau Jama’i