commit to user
5
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi atau pengamatan langsung, wawancara mendalam, perekaman, pemotretan, dengan
informan yang telah ditetapkan dan diperoleh melalui wawancara mendalam. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara mendalam,
pengamatan langsung di lapangan observasi, dan studi literatur. Adapun validitas data dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi data sumber yaitu pengumpulan
data menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama. Dengan mencari data yang sama untuk mencari kebenaran dari masalah dan
mengecek kebenaran suatu informasi pada waktu dan alat yang berbeda. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisa model interaktif menurut Miles
dan Huberman yaitu, reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.
C. Pembahasan
Pola Jarinngan WALHI Yogyakarta
Bentuk oraganisasi dari WALHI Yogyakarta adalah sebuah forum advokasi lingkungan, yang pada masa berdirinya adalah terdiri dari lemabaga-lembaga yang
memiliki fokus di penanganan lingkungan, mulai dari pecinta alam dari universitas- universitas di Yogyakarta, lalu ada LBH Yogyakarta, dan banyak lagi. Keseluruhan
anggota yang dimiliki WALHI Yogyakarta saat ini adalah berjumlah 29 anggota. Prinsip WALHI Yogyakarta dalam melakukan advokasi adalah dengan menggunakan
jumlah anggotanya yang memiliki kedekatan isu dan wilayah, setiap anggota WALHI Yogyakarta adalah sebuah lembaga atau LSM yang memiliki program utama sendiri,
namun masih memiliki tanggung jawab besar di WALHI Yogyakarta untuk melakukan advokasi berdasarkan laporan masyarakat atau isu strategis yang dimiliki
oleh WALHI sendiri. Dengan memfokuskan kepada anggota yang memiliki kedekatan isu maupun lokasi WALHI Yogyakarta memiliki cakupan wilayah
advokasi yang luas dan juga ragam isu lingkungan yang banyak, dengan begini masyarakat tidak perlu jauh datang ke kantor WALHI Yogyakarta untuk memberikan
commit to user
commit to user
7
WALHI, Sha-Link adalah salah satu bentuk jaringan yang memiliki fungsi dan peran sebagai organ support yang tujuanya adalah sebagai penggalang dana, dukungan juga
edukasi. Disamping Sha-Link itu WALHI memiliki jaringan di dua bentuk yang
berbeda yaitu anggota yang berjumlah 29, dengan kemampuan dan isu masing- masing dan memiliki profesionalitas dibidangnya. Bentuk jaringan selanjutnya adalah
Warga Berdaya. Warga Berdaya adalah sebuah forum diskusi yang terdiri dari masyarakat-masyarakat diseluruh Yogyakarta, dimana kegiatan utamanya adalaah
untuk melakukan diskusi dan pengenalan kasus dan isu yang tengah terjadi, ataupun potensi permasalahan yang akan terjadi berdasarkan fakta dilapangan yang diketahui
oleh masyarkaat. Dengan bentuknya yang berupa forum diskusi maka Warga Berdaya ini memberikan efek jaringan berupa penyebaran isu dan juga edukasi yang dilakukan
secara tidak langsung dan dilakukan mandiri oleh masyaraka sendiri, dengan fungsinya sebaga penyebar isu secara otomatis maka dukungan dan pengakuan dari
pihak luar seperti masyarakat lain ataupun media akan semakin meningkat.
Pola Jaringan Eksternal WALHI Yogyakarta
Pola jaringan dalam konteks eksternal WALHI Yogyakarta berhubungan dengan gerakan sosial yang dilakukan WALHI Yogyakarta melalui advokasi dan
pendampingan masyarakat, yang pada pelaksanaanya WALHI Yogyakarta memiliki dua metode pengadvokasian dan pendampingan. Pertama berdasarkan kasus atau
laporan masyarakat by case kedua berdasarkan kepada empat isu strategis.
commit to user
commit to user
commit to user
10
Yogyakarta sebagai data simpanan jika suatu saat hasil riset dan analisa itu dapat digunakan. Tujuan dari pola ini adalah penyadaran kepada masyarakat ataupun
Pemerintah Daerah agar lebih cepat tanggap dan sadar kondisi lingkungan di Yogyakarta. Setelah ditemukanya hasil dari riset, dan analisa yang dilakukan oleh
WALHI Yogyakarta, jika ditemukan sebuah potensi masalah atau isu maka WALHI Yogyakarta
bersama anggotanya
akan merumuskan
cara bagaimana
untuk menanggulangi dan mencegah kerusakan itu terjadi. Saat rumusan telah dilakukan
maka WALHI memilih anggota yang memiliki kedekatan isu dan wilayah dengan daerah yang dituju, dan juga Diretktur WALHI Yogyakarta akan memberi instruksi
kepada Sha-Link untuk terjun bersama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat juga melakukan aksi penyebaran isu tersebut.
Hambatan Dalam Gerakan
Hambatan yang ditemui dalam gerakan mereka juga yang mempengaruhi pola jaringan dari sisi internal WALHI Yogyakarta adalah berupa komunikasi yang
kurang luwes antar staff serta kurangnya staff eksekutif dalam kepengurusan WALHI Yogyakarta saat ini. Hambatan selanjutnya adalah hambatan dari luar WALHI
Yogyakarta berupa keterbukaan informasi dari pemerintah Kabupaten maupun Propinsi.
Ketidakterbukaan ini membuat riset-riset yang dilakukan WALHI
Yogyakarta mengalami pelambatan, sehingga berakibat pada jaringan yang lambat untuk merespon jika terkait dengan Pemerintah Daerah.
D. Kesimpulan