commit to user 3
catursari dan pancasari 30 kader yang belum mengetahui tentang status pertumbuhan balita yang meliputi N1, N2, T1, T2 dan T3. Maka dari latar
belakang tersebut serta belum adanya penelitian sejenis maka penulis ingin meneliti tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan kader
tentang KMS Di Posyandu Desa Kadilangu Sukoharjo.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Adakah pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan kader tentang KMS Di Posyandu Desa Kadilangu Sukoharjo?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan kader tentang KMS Di Posyandu Desa Kadilangu Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan kader tentang KMS sebelum diberikan
pendidikan kesehatan. b.
Mengetahui pengetahuan kader tentang KMS setelah diberikan pendidikan kesehatan.
c. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
kader tentang KMS.
commit to user 4
D. Manfaat
1. Manfaat Teori
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam ruang lingkup kesehatan anak tentang KMS.
2. Manfaat Praktis
Memberi jawaban atas permasalahan yang diteliti. Memberikan informasi dan referensi kepada pihak yang berkepentingan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan kader tentang KMS di Posyandu.
commit to user 5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan peraba. Sebagaian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Notoatmodjo, 2003.
a. Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang tercakup dalam domain atau area kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:
1 Tahu
know
Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Dapat dievaluasi
dengan menyebutkan
kembali, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya, sebagai ukuran bahwa orang tersebut tahu tentang apa dipelajari atau informasi apa
yang didapat.
commit to user 6
2 Memahami
comprehension
Seseorang dianggap memahami suatu objek bila ia bisa menjelaskan tentang objek tersebut, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya. 3
Aplikasi
application
Diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya,
seperti penggunaan metode, prinsip dan sebagainya. 4
Analisis
analysis
Yaitu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen dan masih ada kaitannya satu sama lain,
seperti membedakan, memisahkan, mengelompokkan. 5
Sintesis
synthesis
Yaitu kemampuan seseorang dalam menghubungkan bagian- bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6 Evaluasi
evaluation
Diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menilai materi atau objek dengan kriteria penelitian yang sudah ada atau yang
ditentukan sendiri Notoatmodjo, 2003. b.
Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo 2003, secara garis besar ada dua cara
dalam memperoleh pengetahuan, yaitu cara tradisional dan cara modern.
commit to user 7
1 Cara Tradisional
Cara ini digunakan untuk mendapatkan kebenaran pengetahuan sebelum ditemukan metode ilmiah. Periode ini
antara lain meliputi: a
Cara Coba Salah
Trial and Error
Dalam metode
ini subjek
menggunakan beberapa
kemungkinan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah Meskipun masih primitif, namun metode ini telah banyak
berperan besar dalam membantu penemuan teori-teori dalam berbagai
bidang ilmu
pengetahuan dan
membantu perkembangan cara berpikir manusia ke arah yang lebih baik.
b Cara Kekuasaan atau Otoritas
Pada prinsipnya, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh pemegang otoritas atau kekuasaan tanpa
terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun pengalaman pribadi. Hal ini
karena orang tersebut menganggap bahwa pendapat tersebut sudah benar.
c Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman digunakan dalam menentukan cara memecahkan masalah yang berbeda tapi sama.
commit to user 8
d Melalui Jalan Pikiran
Dalam mendapatkan pengetahuan, manusia menggunakan penalaran. Metode ini pada dasarnya merupakan cara
melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan- pernyataan yang dikemukakan kemudian dicari hubungannya
untuk kemudian ditarik sebuah kesimpulan. 2
Cara Modern Dikenal dengan penelitian ilmiah atau metodologi
penelitian. Proses ini diawali dengan pengkajian terhadap gejala- gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasil pengamatan
dikumpulkan dan
diklasifikasikan, dan
akhirnya diambil
kesimpulan. c.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki seseorang adalah Hastuti, 2010:
Menurut pendekatan kontruktivitis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai
konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan
tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang
yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman- pemahaman baru. Dalam kehidupan kita, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
commit to user 9
1 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proes belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi,
baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang di
dapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan
dimana di harapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun
perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti
mutlak berpengetahuan
rendah pula.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan
tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung
dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek
tertentu. Semakin banyak aspek positif terhadap obyek tersebut.
commit to user 10
2 Media massa atau Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
immediate impact
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia
bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai saran
komunikasi, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian
informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru lagi teerbentuknya pengetahuan
terhadap hal tersebut. 3
Sosial budaya. Kebiasaan dan tradisi yang di lakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang di lakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun
tidak melakukan. 4
Pekerjaan Pekerjaan seseorang akan menentukan status ekonomi
seseorang sehingga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas
commit to user 11
yang di perlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga pekerjaan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
5 Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun social.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu .
6 Pengalaman
Pengalaman seseorang tentang berbagai hal biasanya di peroleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya
misalnya dengan sering mengikuti organisasi di masyarakat 7
Paritas Paritas adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh
ibu atau jumlah anak yang dikandung yang berpengaruh pada kesehatan ibu dan anak. Paritas adalah jumlah ibu hamil yang akan
melahirkan anak. Semakin sering ibu melahirkan maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh sehingga dapat mempengaruhi
pengetahuan ibu. 8
Akses layanan kesehatan Mudah atau sulit dalam mengakses layanan kesehatan akan
berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang akan kesehatan.
commit to user 12
9 Umur
Umur mempunyai pengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Sehingga pengetahuan kader semakin baik Notoatmodjo, 2005.
d. Teori ingatan
Ingatan memori merupakan hal yang berkaitan erat dengan pengetahuan, dalam hal ini ingatan tersebut meliputi kemampuan
memasukkan, menyimpan dan mengingat kembali Walgito, 2003. 1
Fungsi memasukkan
learning
Dalam ingatan, hal yang dimasukkan dalam memori adalah yang pernah didapatkan atau dialami. Penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan pada tiap individu terdapat perbedaan dalam hal cepat lambatnya memasukkan apa yang dipelajari atau
dipersepsi juga dalam hal banyak sedikitnya materi yang dapat dimasukkannya.
2 Fungsi menyimpan
retention
Proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak
traces
dalam diri seseorang yang biasa disebut dengan
memori traces
. Tidak semua
memori traces
akan tersimpan dengan baik, karena mungkin juga akan berubah atau bahkan hilang.
commit to user 13
Hal yang mempengaruhi penyimpanan adalah lama interval, berkaitan dengan lamanya waktu pemasukan dengan
ditimbulkan kembali. Makin lama intervalnya, retensi akan turun. 3
Fungsi menimbulkan kembali Dalam menimbulkan kembali ingatan, dapat dengan jalan
mengingat kembali
to recall
atau dengan mengenal kembali
to recognize
. Pada mengingat kembali, orang bisa menimbulkan memori tanpa bantuan objek, sedangkan pada mengenal kembali
dibutuhkan bantuan objek. Suatu eksperimen berkaitan dengan hal ini, menunjukkan bahwa mengenal kembali menunjukkan hasil
yang lebih baik dibandingkan dengan mengingat kembali. Dalam menimbulkan kembali ingatan, kadang tidak
lengkap atau tidak tepat. Hal ini bisa disebabkan karena cara memasukkan yang kurang tepat, persepsi yang salah, atau karena
gangguan baik fisik maupun emosi
2. Pendidikan Kesehatan
a. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat
lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri. Sehingga pendidikan kesehatan
commit to user 14
merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik
pengetahuan, sikap maupun ketrampilan agar tercapai hidup sehat secara optimal Suliha, 2002.
b. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan secara umum yaitu untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
Selain hal tersebut, tujuan pendidikan kesehatan ialah : 1
Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat. 2
Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3 Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada. 4
Agar penderita masyarakat memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan dirinya.
5 Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah
terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitas cacat
yang disebabkan oleh penyakit. 6
Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi perubahan–perubahan sistem, cara memanfaatkannya dengan
efisien dan efektif.
commit to user 15
7 Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan
bagaimana caranya tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan kesehatan yang formal.
Notoatmodjo, 2003, Suliha, 2002 c.
Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan Ruang lingkup pendidikan kesehatan yaitu :
1 Dimensi Sasaran
a Pendididkan kesehatan individual dengan sasaran individu.
b Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.
c Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat.
2 Dimensi Tempat Pelaksanaannya.
a Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan
sasaran murid yang pelaksanaannya diintegrasikan dengan Upaya Kesehatan Sekolah UKS.
b Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di
Pusat Kesehatan Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum maupun khusus dengan sasaran pasien dan keluarga
pasien. c
Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan.
3 Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan
a Promosi kesehatan
Health Promotion.
b Perlindungan khusus
Specific Protection.
commit to user 16
c Diagnosa dini dan pengobatan segera
Early Diagnosis and Prompt Treatment.
d Pembatasan cacat
Disability Limitation.
e Rehabilitasi
Rehabilitation.
Mubarak, 2006. d.
Metode Pembelajaran dalam pendidikan Kesehatan 1
Metode ceramah Ceramah ialah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara
lisan atau penjelasan langsung pada sekelompok peserta didik. 2
Metode diskusi kelompok Diskusi kelompok ialah percakapan yang direncanakan atau
dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin, untuk memecahkan suatu permasalahan
serta membuat suatu keputusan. 3
Metode panel Panel adalah pembicara yang sudah direncanakan di depan
pengunjung tentang sebuah topik dan diperlukan tiga panelis atau lebih serta diperlukan seorang pemimpin. Dalam diskusi panel
audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan sebagai peninjau para panelis yang sedang berdiskusi.
commit to user 17
4 Metode forum panel
Forum panel adalah panel yang didalamnya pengunjung berpartisipasi dalam diskusi, misalnya audiens disuruh untuk
merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi. 5
Metode permainan peran Bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari
simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang
mungkin muncul pada masa mendatang. 6
Metode simposium Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu
persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang
masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan.
7 Metode demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
Sanjaya, 2008
commit to user 18
e. Media atau Alat Bantu Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan
Alat bantu pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pengajaran dan biasanya dengan
menggunakan alat peraga pengajaran. Alat peraga pada dasarnya dapat membantu sasaran pendidik untuk menerima pelajaran dengan
menggunakan panca inderanya. Semakin banyak indera yang digunakan dalam menerima pelajaran semakin baik penerimaan pelajaran
Suliha, 2002. Macam-macam media atau alat bantu tersebut adalah sebagai
berikut: 1
Media auditif,
yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman
suara. 2
Media visual,
yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara, seperti
film slide
, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti
media grafis. 3
Media
audio visual
, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat,
misalnya rekaman video, berbagai ukuran film,
slide
suara. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik.
commit to user 19
4 Media atau alat bantu berdasarkan pembuatannya
a Alat bantu elektronik yang rumit, contohnya: film, film
slide
, transparansi. Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus
seperti
film projector, slide projector, operhead projector
OHP. b
Alat bantu sederhana, contohnya: leaflet, model buku bergambar, benda-benda nyata sayuran, buah-buahan, papan
tulis, film chart, poster, boneka, phanthom, spanduk. Ciri-ciri alat bantu sederhana adalah mudah dibuat, mudah memperoleh
bahan-bahan, ditulis atau digambar dengan sederhana, memenuhi kebutuhan pengajar, mudah dimengerti serta tidak
menimbulkan salah persepsi. Sanjaya, 2008, Suliha, 2002
5 Sasaran Pendidikan Kesehatan
a Sasaran Primer
Yang menjadi sasaran utama pendidikan kesehatan adalah masyarakat pada umumnya.
b Sasaran Sekunder
Yaitu tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan lainnya karena dengan memberikan pendidikan kesehatan
padanya diharapkan selanjutnya kelompok yang bersangkutan akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat
sekitar.
commit to user 20
c Sasaran Tersier
Yaitu para pembuat keputusankebijakan baik tingkat pusat maupun daerah, karena kebijakan yang dibuatnya akan
berpengaruh pada sasaran sekunder dan sasaran primer Notoatmodjo, 2003.
6 Evaluasi Hasil Pendidikan Kesehatan
Evaluasi dalam kesatuan sistemik pembelajaran mutlak dibutuhkan karena berfungsi sebagai tolok ukur terhadap
keberhasilan, ketercapaian suatu pembelajaran. Menurut Fatah 2006 dalam Prasetyo 2009, evaluasi juga merupakan suatu
pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Lubis
2009, dalam
penyampaian materi
pendidikan ada hal yang penting dilakukan, yaitu pretes, dilakukan oleh pendidik dengan mengajukan pertanyaan kepada sasaran
pendidikan tentang topik yang akan disampaikan. Tujuan dari pelaksanaan pretes adalah menyiapkan siswa
dalam belajar, karena dengan pretes pikiran siswa akan terfokus pada persoalan yang harus dipelajarinya; untuk mengetahui tingkat
kemajuan siswa sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan; untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki
oleh siswa mengenai bahan ajar yang menjadi topik dalam proses pembelajaran Mulyasa, 2006 dalam Lubis 2009.
commit to user 21
Sedangkan jenis-jenis evaluasi menurut Prasetyo 2009, yaitu: a
Evaluasi formatif 1
fungsi : untuk memperbaiki proses belajar mengajar atau memperbaiki program satuan pelajaran yang telah
digunakan. 2
tujuan : untuk mengetahui sejauh mana penguasaan murid tentang bahan yang telah diajarkan.
3 aspek yang dinilai : pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
penguasaan terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan. 4
Waktu : setiap akhir pelaksanaan satuan program belajar mengajar.
b Evaluasi sumatif
1 Fungsi : untuk menentukan angkanilai murid setelah
mengikuti program pengajaran dalam satu catur wulan, semester, akhir tahun.
2 Tujuan : untuk mengetahui taraf hasil relajar yang dicapai
oleh murid. 3
Aspek yang dinilai : pengetahuan, ketrampilan, sikap dan penguasaan murid tentang materi pelajaran yang sudah
diberikan. 4
Waktu : akhir cawu, semester, akhir tahun atau akhir jangka waktu tertentu.
commit to user 22
c Evaluasi
placement
1 fungsi : untuk mengetahui keadaan anak termasuk
keadaan seluruh pribadinya. 2
tujuan : untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang sebenarnya, berdasar kemampuan serta keadaan
lainnya. 3
Aspek yang dinilai : pengetahuan, ketrampilan, sikap dan lain-lain.
4 Waktu : sebelum anak mengikuti PBM yang permulaan.
d Evaluasi diagnostik
1 fungsi : untuk mengetahui masalah-masalah apa yang
diderita atau mengganggu anak didik. 2
Tujuan : untuk mengatasi atau membantu pemecahan kesulitan atau hambatan yang dialami anak didik
mengenai pencapaian program pengajaran. 3
Aspek : hasil relajar, latar belakang kehidupan anak, keadaan keluarga, lingkungan dan lain-lain.
4 Waktu : setiap saat.
Dalam pelaksanannya, evaluasi dapat dilaksanakan dengan tes tertulis, lisan dan perbuatan dalam bentuk angket,
wawancara, observasi, atau kuesioner.
commit to user 23
3. Kader Kesehatan
Kader kesehatan merupakan perwujudan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu yang disebut juga sebagai promotor
kesehatan desa yang dipilih oleh masyarakat setempat secara sukarela dalam pengembangan kesehatan masyarakat. Zulkifli, 2003.
Prasyarat menjadi seorang kader kesehatan yaitu sanggup bekerja secara sukarela, mendapat kepercayaan dari masyarakat serta mempunyai
kredibilitas yang baik, memiliki jiwa pengabdian masyarakat, mempunyai perilaku yang dapat menjadi panutan masyarakat , mampu membaca dan
menulis, dan sanggup membina masyarakat sekitarnya. Zulkifli, 2003 Menurut Depkes RI 2009 fungsi kader dalam menjalankan
perannya sebagai pengembang program desa siaga yaitu : a.
Membantu tenaga kesehatan dalam pengelolaan program desa siaga melalui kegiatan UKBM Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Membantu memantau kegiatan dan evaluasi desa siaga
c. Membantu mengembangkan dan mengelola UKBM serta hal yang
terkait d.
Membantu mengidentifikasi dan melaporkan kejadian di masyarakat yang dapat berdampak pada masyarakat
e. Membantu dalam memberikan pemecahan masalah kesehatan yang
sederhana kepada masyarakat.
commit to user 24
4. KMS Kartu Menuju Sehat
a. Pengertian KMS
Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak
lebih rendah dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila
kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi Permenkes RI, 2010.
Kartu Menuju Sehat KMS adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat
badan menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat
dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat Permenkes RI, 2010.
Pada saat ini pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama Posyandu yang jumlahnya mencapai lebih dari 260 ribu yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2007 menunjukkan bahwa sebanyak 74.5 sekitar 15
juta balita pernah ditimbang minimal 1 kali selama 6 bulan terakhir, 60.9 diantaraanya ditimbang lebih dari 4 kali. Sebanyak 65
sekitar 12 juta balita memiliki KMS. Bentuk dan pengembangan KMS ditentukan oleh rujukan atau
standar antropometri yang dipakai, tujuan pengembangan KMS serta
commit to user 25
sasaran pengguna. KMS di Indonesia telah mengalami 3 kali perubahan. KMS yang pertama dikembangkan pada tahun 1974
dengan menggunakan rujukan Harvard. Pada tahun 1990 KMS revisi dengan menggunakan rujukan WHONCHS. Pada tahun 2008, KMS
balita direvisi berdasarkan Standar Antropometri WHO 2005. b.
Fungsi KMS Fungsi utama KMS ada 3, yaitu;
1 Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak. Pada KMS
dicantumkan grafik pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakanuntuk menentukan apakah seorang anak tumbuh normal,
atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak
tumbuh normal, kecil risiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai
dengan grafik
pertumbuhan, anak
kemungkinan berisiko
mengalami gangguan pertumbuhan. 2
Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat riwayat pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat badan anak,
pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan dan imunisasi.
3 Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan
dasar perawatan anak seperti pemberian makanan anak, perawatan anak bila menderita diare.
commit to user 26
c. Kegunaan KMS
1 Bagi orang tua balita
Orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar setiap bulan membawa balita ke Posyandu untuk
ditimbang. Apabila ada indikasi gangguan pertumbuan berat badan tidak naik atau kelebihan gizi, orang tua balita dapat melakukan
tindakan perbaikan, seperti memberikan makan lebih banyak atau membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk berobat.
Orang tua balita juga dapat mengetahui apakah anaknya telah mendapat imunisasi tepat waktu dan lengkap dan mendapatkan
kapsul vitamin A secara rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan. 2
Bagi kader KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak dan
pemberian kapsul vitamin A serta menilai hasil penimbangan. Bila berat badan tidak naik 1 kali kader dapat memberikan penyuluhan
tentang asuhan dan pemberian makanan anak. Bila tidak naik 2 kali atau berat badan berada di bawah garis merah kader perlu merujuk
ke petugas kesehatan terdekat, agar anak mendapatkan pemerikasaan lebih lanjut.
KMS juga digunakan kader untuk memberikan pujian kepada ibu bila berat badan anaknya naik serta mengingatkan ibu untuk
menimbangkan anaknya di posyandu pada bulan berikutnya.
commit to user 27
3 Bagi petugas kesehatan
Petugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis pelayanan kesehatan yang telah diterima anak, seperti imunisasi
dan kapsul vitamin A. Bila anak belum menerima pelayanan maka petugas harus memberikan imunisasi dan kapsul vitamin A sesuai
dengan jadwalnya. Petugas kesehatan juga dapat menggerakkan tokoh
masyarakat dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan. KMS juga dapat digunakan sebagai alat edukasi kepada para orang tua balita
tentang pertumbuhan anak, manfaat imunisasi dan pemberian kapsul vitamin A, cara pemberian makan, pentingnya ASI eksklusif
dan pengasuhan anak. Petugas dapat menekankan perlunya anak balita ditimbang setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya.
d. Penjelasan umum Kartu Menuju Sehat Kms Balita
KMS-Balita dibedakan antara KMS anak laki-laki dengan KMS anak perempuan. KMS untuk anak laki-laki berwarna dasar biru dan
terdapat tulisan Untuk Laki- Laki. KMS anak perempuan berwarna dasar merah muda dan terdapat tulisan untuk Perempuan. KMS terdiri
dari 1 lembar 2 halaman dengan 5 bagian didalamnya sebagai berikut:
commit to user 28
e. Langkah-Langkah Pengisian Kartu Menuju Sehat KMS
Langkah-langkah pengisian KMS adalah sebagai berikut; 1
Memilih KMS sesuai jenis kelamin. KMS Anak Laki-Laki untuk anak laki-laki dan KMS Anak
Perempuan untuk anak perempuan.
2 Mengisi identitas anak dan orang tua pada halaman muka KMS.
Tuliskan data identitas anak pada halaman 2 bagian 5: Identitas anak. Contoh, catatan data identitas Aida Fitri adalah sebagai
berikut :
3 Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak
a Tulis bulan lahir anak pada kolom umur 0 bulan.
b Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara
berurutan.
commit to user 29
Contoh: Aida lahir pada bulan Februari 2008
c Apabila anak tidak diketahui tanggal kelahirannya, tanyakan
perkiraan umur anak tersebut. d
Tulis bulan saat penimbangan pada kolom sesuai umurnya. e
Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan.
Contoh: Penimbangan dilaksanakan pada akhir bulan Agustus 2008. Bila Ibupengasuh mengatakan anak baru saja berulang
tahun yang pertama bulan lalu, berarti umur anak saat ini 13 bulan. Tulis Agustus dibawah umur 13 bulan.
commit to user 30
4 Meletakkan
titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak
a Letakkan plot titik berat badan hasil penimbangan.
1 Tulis berat badan di bawah kolom bulan saat penimbangan
2 Letakkan titik berat badan pada titik temu garis tegak
umur dan garis datar berat badan. Contoh: Aida dalam penimbangan bulan Juni 2008 umurnya
4 bulan dan berat badannya 6 kg.
3 Tulis berat badan di bawah kolom bulan saat penimbangan
4 Letakkan titik berat badan pada titik temu garis tegak
umur dan garis datar berat badan.
b Hubungkan
titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu Jika bulan sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan
bulan lalu dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus. Contoh: Aida lahir pada bulan Februari 2008 dengan berat
badan lahir 3,0 kg. Data berat badannya adalah sebagai berikut:
commit to user 31
1 Bulan Maret, berat badan Aida 3,3 kg.
2 Bulan April, berat badan Aida 4,7 kg.
3 Bulan Mei, Aida tidak datang ke Posyandu.
4 Bulan Juni, berat badan Aida 6,0 kg.
5 Bulan Juli, berat badan Aida 6,6 kg.
6 Bulan Agustus, berat badan Aida 6,6 kg.
7 Bulan September, berat badan Aida 6,3 kg.
Jika anak bulan lalu tidak ditimbang, maka garis pertumbuhan tidak dapat dihubungkan
.
commit to user 32
5 Mencatat
setiap kejadian yang dialami anak
Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak. Contoh : 1
Pada penimbangan di bulan Maret anak tidak mau makan 2
Saat ke Posyandu di bulan Agustus, anak sedang mengalami diare
3 Penimbangan selanjutnya di bulan September anak sedang
demam
6 Menentukan
status pertumbuhan anak
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung
kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimum KBM. Kesimpulan dari penentuan status
pertumbuhan adalah seperti tertera sebagai berikut:
commit to user 33
Contoh diatas menggambarkan status pertumbuhan berdasarkan
grafik pertumbuhan anak dalam KMS: 1
TIDAK NAIK T; grafik berat badan memotong garis pertumbuhan dibawahnya; kenaikan berat badan KBM 800
g 2
NAIK N, grafik berat badan memotong garis pertumbuhan diatasnya; kenaikan berat badan KBM 900 g
3 NAIK
N, grafik
berat badan
mengikuti garis
pertumbuhannya; kenaikan berat badan KBM 500 g 4
TIDAK NAIK T, grafik berat badan mendatar; kenaikan berat badan KBM 400 g
commit to user 34
5 TIDAK NAIK T, grafik berat badan menurun; grafik berat
badan KBM 300 g
7 Mengisi
catatan pemberian imunisasi bayi
Tanggal imunisasi diisi oleh petugas kesehatan setiap kali setelah imunisasi diberikan
8 Mengisi
catatan pemberian kapsul vitamin A Tanggal diisi oleh kader sesuai dengan tanggal dan bulan
pemberian kapsul vitamin A oleh kader.
commit to user 35
9 Isi kolom Pemberian ASI Eksklusif
Beri tanda √ bila pada bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja,
tanpa makanan dan minuman lain. Bila diberi makanan lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi dengan tanda -.
f. Status Pertumbuhan
Berikut merupakan status pertumbuhan balita menurut Permenkes RI, 2010 antara lain :
1 N = Pertumbuhan baik
a N1 : BB naik, grafik BB pindah masuk ke pita diatasnya
disebut juga Tumbuh Kejar b
N2 : BB naik, grafik BB tetap pada pita yang sama disebut juga Tumbuh Normal
commit to user 36
2 T = Pertumbuhan tidak baik
a T1 : BB naik, grafik BB pindah, masuk ke pita di bawahnya
disebut juga Tumbuh Tidak Memadai b
T2 : BB tetap disebut juga Tidak Tumbuh c
T3 : BB berkurang disebut juga Tumbuh Negatif g.
Tindak lanjut hasil penimbangan
Tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita adalah sebagai berikut:
1 Berat badan naik N:
a Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke
Posyandu. b
Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana
c Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan
berikan nasihat tentang pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.
d Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.
2 Berat badan tidak naik 1 kali
a Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke
Posyandu b
Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana
commit to user 37
c Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan batuk, diare,
panas, rewel, dll dan kebiasaan makan anak d
Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu.
e Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan
anak sesuai golongan umurnya. f
Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya. 3
Berat badan tidak naik 2 kali atau berada di Bawah Garis Merah BGM
a Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke
Posyandu dan anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya. b
Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana
c Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan batuk, diare,
panas, rewel, dll dan kebiasaan makan anak. d
Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu.
e Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan
anak sesuai golongan umurnya f
Rujuk anak ke PuskesmasPustuPoskesdes. h.
Indikator isi dari KMS 7 indikator isi dari KMS menurut Depkes RI, 2000 sebagai berikut :
1 Tentang pertumbuhan dan perkembangan anak balita
commit to user 38
2 Imunisasi
3 Penanggulangan diare
4 Pemberian kapsul vitamin A dan kondisi kesehatan anak
5 Pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI
6 Pemberian makanan anak atau balita dan rujukan ke Puskesmas
atau Rumah sakit 7
Berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya
5. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Kader
Tentang KMS
Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya atau kegiatan menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya,
pendidikan kesehatan berupaya agar seseorang menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari
atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan, kemana harus mencari pengobatan bila sakit, dan sebagainya. Kesehatan bukan hanya untuk
diketahui atau disadari dan disikapi, melainkan harus dikerjakan atau dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti tujuan akhir dari
pendidikan kesehatan adalah agar individu dapat meningkatkan pengetahuannya sehingga dapat mempraktikkan hidup sehat bagi dirinya
sendiri dan bagi masyarakat, atau dapat berperilaku hidup sehat
health life style
.
commit to user 39
Pendidikan kesehatan tentang KMS merupakan kombinasi dari pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi, memungkinkan dan
mendorong adopsi secara sukarela perilaku-perilaku yang kondusif bagi kesehatan balita kepada kader yang secara langsung menangani balita di
posyandu. Tujuan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian kader posyandu itu sendiri yang diperlukan bagi promosi
kesehatan. Sehingga dengan promosi kesehatan yang seimbang dengan pengetahuan yang telah didapat kader melalui pendidikan kesehatan
tentang KMS dapat menggunakan KMS tersebut sebagai sarana untuk promosi kesehatan ibu balita yang datang ke posyandu sehingga ibu balita
tersebut juga mengerti dan bersama kader dapat meningkatkan status gizi balita.
Tujuan pendidikan kesehatan tentang KMS yang disampaikan kepada kader adalah untuk memberikan informasi tentang KMS yang terus
mengalami perubahan. Hal ini dilakukan agar pengetahuan KMS meningkat, karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya perilaku. Adanya pendidikan kesehatan tentang KMS yang disampaikan di posyandu sangat diharapkan oleh kader Devy dkk,
2001. Dengan pengetahuan tentang KMS yang baik diharapkan kader tidak mengalami kesulitan yang berkaitan dengan KMS sehingga dapat
menggunakan KMS dengan tepat. Sesuai dengan perubahan tentang KMS dengan revisi terbaru, diharapkan dengan pendidikan kesehatan tentang
KMS kader dapat lebih memahami KMS tersebut.
commit to user 40
B. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Skema Kerangka Konsep Keterangan:
: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
Aditama, 2010
C. Hipotesis
Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan kader tentang KMS.
Pretest pengisian kuesioner KMS
Pendidikan Kesehatan tentang Pengisian KMS
Faktor yang mempengaruhi:
1. Pengetahuan
2. pendidikan
3. Pendapatan
keluarga 4.
Sosial budaya perubahan pengetahuan
kognisi
Postest pengisian kuesioner KMS
commit to user 41
BAB III METODOLOGI
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan
Quasi Eksperiment
dengan rancangan
One Group Pretest-Postest
. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu quasi experiment
designs yang dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti
cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu Arikunto, 2006. Belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh
karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan
variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen Sugiyono, 2008.
One group pretest-posttest design yaitu salah satu bentuk dari penelitian pre-eksperimental dimana suatu kelompok diberi pretes, kemudian diberi
perlakuan dan setelah itu dilakukan posttes padanya. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan Sugiyono, 2008. Desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian O
1
X O
2
44
commit to user 42
Keterangan: O1 :
Pretest
O2 :
Postest
X : Perlakuan Taufiqurrohman, 2008
B. Tempat dan Waktu Penelitian