commit to user
D. Komparasi
1. Kampanye Sadar Budaya Jawa Di Yogyakarta
Dalam upaya untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap budaya yang ada di Kota Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan “Kampanye Sadar Budaya”, yang dibalut dalam bentuk Talkshow
dan sosialisasi langsung kepada masyarakat umum. Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih mendekatkan masyarakat dengan persoalan dan potensi budaya
yang ada di Kota Yogyakarta. Tema yang diangkat adalah Kampanye Sadar Budaya Sebuah Upaya
Penyadaran akan Potensi Budaya yang Ada di Sekitar Kita serta Memperkuat Jatidiri Masyarakat. Tema ini diangkat untuk menumbuhkan kembali
kebanggaan masyarakat Kota Yogyakarta terhadap budayanya, baik budaya fisik maupun non fisik.
Kampanye yang telah dilakukan melalui aksi damai di Titik Nol Kilometer dengan membagikan booklet dan stiker tentang Sadar Budaya
kepada masyarakat. Aksi ini akan dilakukan oleh Paguyuban Dimas dan Diajeng Jogja, peserta Kampanye Sadar Budaya serta masyarakat umum.
Tujuan dari penyelenggaraan Kampanye Sadar Budaya ini adalah : Membangun kesadaran bersama antara masyarakat dan pengambil kebijakan
dalam menghadapi persoalan budaya yang ada di Kota Yogyakarta, proses internalisasi terhadap kepentingan budaya pada masyarakat, dan sosialisasi
commit to user
Segm
Segm
Agam Ke
sadar budaya di ruang publik sebagai upaya provokasi kepada masyarakat. Kampanye ini memiliki target audience sebagai berikut :
1. entasi Geografis
Segmentasi geografis dari kampanye sadar budaya Jawa ini adalah semua kalangan masyarakat di wilayah Kota Yogyakarta.
2. entasi Demografis
a. Usia
: 13-50 tahun b.
Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
c. Pendidikan
: SD sampai dengan SMA d.
a :
Semua agama
e. las Sosial
: Semua kalangan 3.
Segmentasi Psikografis Segmentasi psikografis kampanye budaya Jawa ini meliputi semua orang
yang kurang atau tidak peduli dengan budaya Jawa.
2. Kampanye Budaya Sunda oleh Eu Sundanese Euphony
Keunikan lokal, kebudayaan lokal, dan kearifan lokal merupakan sesuatu yang hanya dimiliki oleh sebuah daerah tertentu dan berbeda dari
daerah lainnya. Budaya Sunda, sebagai tuan rumah di Jawa Barat, memiliki nilai-nilai kearifan yang sangat luhur. Pada satu sisi, nilai-nilai luhur ini justru
mulai ditinggalkan oleh orang Sunda sendiri yang semakin terbawa oleh kebudayaan global yang bersifat trend. Jati kasilih ku junta.
commit to user
Sebagai sebuah langkah nyata dalam mempertahankan nilai-nilai luhur budaya lokal, Eu Sundanese Euphony hadir menawarkan sebuah konsep yang
mengedepankan keselarasan dalam upaya pelestarian budaya dan kehidupan keseharian yang kian modern. Konsep ini tertuang dalam desain kontemporer
dalam berbagai media merchandise dengan mengusung muatan budaya lokal sebagai inti jiwanya. Upaya ini membawa harapan kemapanan dan
kemandirian bangsa yang tetap bangga akan jadi diri dan jiwa bangsanya. Produk Eu Sundanese Euphony cocok digunakan sebagai suvenir yang
kaya akan informasi dan wacana budaya. selain itu, produk Eu Sundanese Euphony juga dapat berfungsi sebagai identitas komunitas. misalnya ketika
sekolah Anda berdarmawisata ke wilayah tertentu, produk kami akan menjadi identitas rombongan dengan nilai tambah yang melekat pada desain dan
content-nya. Produk dari Eu Sundanese Euphony merupakan produk yang
memperhatikan nilai estetis dan kaya akan wacana budaya, khususnya budaya SundaJawa Barat. Aspek yang diutamakan adalah seni, keunikan budaya, dan
pendidikan budaya.
commit to user
Gambar 1 : produk dari Eu Sundanese Euphony
Sumber : website Eu_Sundanese_Euphony.net
Eu Sundanese Euphony Bandung, Indonesia, merupakan komunitas yang peduli akan Sunda sebagai identitas kekayaan budaya, dan nilai-nilai
filosofis luhur. kepedulian ini diwujudkan dalam bentuk kampanye budaya melalui media merchandise yang memuat rancangan bertema kesenian,
artefak, bahasa, alam, dan unsur kebudayaan Sunda secara umum. Kampanye Eu Sundanese Euphony bertujuan untuk menggugah hati
nurani orang Sunda tentang jati dirinya. Bagi masyarakat lainnya, kampanye ini bertujuan untuk menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih besar, dan
akhirnya membuat mereka mencintai dan ikut memiliki budaya lokal. oleh karena itu, produk dari eu sundanese euphony merupakan produk tidak hanya
memperhatikan faktor estetis, tetapi juga kaya akan wacana budaya,
commit to user
khususnya budaya Sunda. Kampanye Eu Sundanese Euphony ini memiliki target audience sebagai berikut :
1.
Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis dari kampanye budaya Sunda ini adalah semua kalangan masyarakat di wilayah Jawa Barat dan para pecinta kebudayaan
Sunda di daerah lainnya. 2.
Segmentasi Demografis a.
Usia : 13-17 tahun
b. Jenis Kelamin
: Laki-laki dan perempuan c.
Pendidikan : SMP sampai dengan SMA
d. Agama
: Semua agama e.
Kelas Sosial : Semua kalangan
3. Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikografis kampanye budaya Sunda ini meliputi semua remaja yang kurang peduli atau tidak peduli dengan budaya Sunda dan
berada di Jawa Barat, serta pecinta kebudayaan Sunda yang berada daerah lainnya diluar wilayah Jawa Barat.
commit to user
BAB III KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Karya
1. Konsep Kreatif
Pentingnya kampanye kebudayaan Jawa bagi generasi muda Kota Surakarta melalui desain komunikasi visual adalah agar remaja Solo sadar dan
mau memahami budayanya, karena mereka yang akan mewarisi budaya Jawa dan melestarikannya. Jadi konsep kreatif yang digunakan untuk kampanye ini
adalah dengan melakukan pendekatan menggunakan media-media kampanye yang sesuai dengan selera remaja masa kini tapi tidak menghilangkan inti dan
kekhasan dari budaya Jawa itu sendiri. Sehingga budaya Jawa itu dapat mengena dengan tepat di hati para remaja, bahwa budaya Jawa itu mempunyai
fleksibilitas juga teradap perkembagan zaman, tidak selalu memiliki pencitraan yang kuno.
a. Positioning
Positioning merupakan strategi penempatan diri dalam mewujudkan apa yang sudah menjadi tujuannya, melalui beberapa cara, yakni menonjolkan
karakteristik produk, mutu, manfaat penggunaan, positioning menurut pemakaian, positioning menurut kelas produk, positioning dengan
menggunakan simbol-simbol budaya, serta positioning terhadap persaingan. Maka kampanye budaya Jawa ini agar memiliki tempat
dibenak para generasi muda Kota Surakarta adalah dengan menempatkan
25