HANIS SUGANDI PERMANA
commit to user
PENGAN
NTAR KA
ARYA TU
UGAS AK
KHIR KUL
LIAH
KA
AMPAN
GENER
MEL
NYE PED
RASI MU
Diaju GuDIPLOM
FAK
UN
LALUI D
DULI BU
UDA KO
ukan Untuk una Menca Bidang D HANISMA III DE
KULTAS S
NIVERSI
S
iDESAIN
UDAYA
OTA SU
VISUA
k Menempu apai Gelar A Desain Kom Disusun O S SUGAND C 95070ESAIN KO
SASTRA
ITAS SEB
SURAKA
2010
N KOMU
A JAWA
URAKAR
UNIKAS
PADA
RTA
SI
AL
uh Ujian T Ahli Mady Tugas Akhirr munikasi Vi ya Dalam isual Oleh :
DI PERMANNA
030
OMUNIK
A DAN SE
KASI VIS
BELAS M
ENI RUPA
SUAL
A
MARET
ARTA
0
(2)
commit to user
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Pengantar Karya Tugas Akhir dengan Judul : KAMPANYE PEDULI BUDAYA JAWA PADA GENERASI MUDA KOTA SURAKARTA
MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Telah disetujui dan diterima untuk diajukan dihadapan pembimbing :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Bedjo Riyanto, M. Hum Esty Wulandari, S.Sos, M.Si
NIP. 19581111198903 1 001 NIP. 19791109200801 2 015
Koordinator Tugas Akhir
Arief Iman Santoso, S.Sn NIP. 19790327200501 1 002
(3)
commit to user
iii
PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh panitia penguji Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual
Universitas Sebelas Maret Surakarta Desember 2010
Panitia Penguji
Ketua Sidang Tugas Akhir
Andreas S. Widodo, S.Sn. (………) NIP. 19751201 200112 1 002
Sekertaris Sidang
Hermansyah Muttaqin, S.Sn (………)
NIP. 19711115 200604 1 001 Pembimbing I Tugas Akhir
Drs. Bedjo Riyanto, M. Hum (………)
NIP. 19581111 198903 1 001 Pembimbing II Tugas Akhir
Esty Wulandari, S.Sos, M.Si (………)
NIP. 19791109 200801 2 015
Mengetahui
Dekan Ketua Program Studi
Fakultas Sastra dan Seni Rupa D3 Desain Komunikasi Visual
Drs. Sudarno, M.A Andreas S Widodo, S.Sn.
(4)
commit to user
iv
MOTTO
(5)
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk Ayah dan Ibu tercinta
(6)
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini sebagai syarat menempuh ujian akhir untuk mendapatkan gelar Ahli dalam program studi Desain Komunikasi Visual. Universitas Sebelas Maret Surakarta
Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan yang diciptakan nenek moyang kita, kebudayaan itu ada yang sudah punah dan ada yang masih dilestarikan. Hilang atau punahnya kebudayaan itu dikarenakan masyarakat yang saat ini sudah terlalu sibuk dengan kehidupannya yang penuh dengan gaya hidup modern, sehingga kekayaan budaya yang tradisional dan penuh dengan norma-norma adat istiadat mulai ditinggalkan. Kota Surakarta sebagai salah satu pusat dari kebudayaan Jawa harus terus berusaha agar kebudayaan ini tidak punah.
Dalam penulisan tugas akhir ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu, diantaranya:
1. Drs. Sudarno, MA. Selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret.
2. Andreas S. Widodo, S.Sn selaku Ketua Program D3 Desain Komunikasi
Visual
3. Arief Iman Santoso, S.Sn selaku Koordinator Tugas Akhir
4. Drs. Bedjo Riyanto, M. Hum selaku Pembimbing I
(7)
commit to user
vii
6. Jazuli Abdin Munib, S.Sn selaku pembimbing akademik
Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semuanya, baik penulis dan orang yang membacanya, untuk tetap melestarikan dan menjaga budaya banggsa ini. Apabila ada kesalahan dalam penulisan, penulis mohon kriotik dan sarannya.
Surakarta, November 2010
(8)
commit to user viii 5 9 18
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Perancangan ... 4
BAB II IDENTIFIKASI DATA ... 5
A. Data Produk ... 5
1. Pengertian Kampanye dan budaya ... 2. Perkembangan Jawa pada generasi Muda Kota Surakarta ... 7
3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Surakarta ... B. Target Audience ... 18
1. Segmentasi Geografis ... 2. Segmentasi Demografis ... 18
(9)
commit to user
ix
2. edia Lini Atas ... 20
BAB I Konsep Kreatif ... 25
B. 27 28 31 35 36 37 39 C. Target Karya ... 19
1. Media Lini Bawah ... 19
M D. Komparasi ... 20
1. Kampanye Sadar Budaya di Jogjakarta... 20
2. Kampanye Budaya Sunda oleh Eu Sundanese Euphony... 22
II KONSEP PERANCANGAN ... 25
A. Konsep Karya ... 25
a. Positioning ... 25
b. Unique Selling Prepoposition ... 26
Konsep Perancangan ... 27
1. Strategi Visual Secara Umum ... 2. Strategi Visual Verbal ... 28
a. Headline ... b. Slogan ... 28
3. Strategi Visual Non Verbal ... 29
a. Layout ... 29
b. Ilustrasi ... 30
c. Tipografi ... d. Maskot ... 33
C. Media Placement ... 1. Media Lini Bawah ... 36
a. Kaos ... 36
b. Slayer ... c. Stiker ... 37
d. Pin ... e. Gantungan Kunci ... 38 f. Tas Kain ...
(10)
commit to user x 40 43 44 45 46
BAB IV VISUALI
48 B. 54 58 62 66 74 g. Korek Api ... 39 h. Mug ... i. Permainan Engklek ... 41 j. Katalog ... 42 k. Pembatas Buku ... 42 l. Poster ... m. Banner ... 44 n. Fingerboard ... o. Wallpaper Komputer ... 45 p. Wallpaper Handphone ... 2. Media Lini Atas ... 46
a. Website ... b. Iklan Banner (Website) ... 46
SASI KARYA ... 52 A. Maskot ...
Media Lini Bawah ... 50 a. Kaos ... 50 b. Slayer ... 52 c. Stiker ...
56 d. Pin ... e. Gantungan Kunci ... f. Tas Kain ... 60 g. Korek Api ... h. Mug ... 64 i. Permainan Engklek ... j. Katalog ... 68 k. Pembatas Buku ... 70 l. Poster ... 72 m. Banner ...
(11)
commit to user
xi
76
80 C.
82
BAB V K 85
A.
86
DAFTAR P T A
LAMPIRAN
n. Fingerboard ... o. Wallpaper Komputer ... 78 p. Wallpaper Handphone ... Media Lini Atas ... 82 a. Website ... b. Iklan Banner (Website) ... 84
ESIMPULAN & SARAN ... Kesimpulan ... 85 B. Saran-Saran ...
(12)
KAMPANYE PEDULI BUDAYA JAWA PADA GENERASI MUDA KOTA SURAKARTA MELALUI DESAIN
KOMUNIKASI VISUAL
Hanis Sugandi Permana1
Drs. Bedjo Riyanto, M. Hum.2 Esty Wulandari, S.Sos, M.Si.3 ABSTRAK
2010. Pengantar tugas akhir ini berjudul Kampanye peduli budaya Jawa pada generasi muda kota Surakarta melalui desain komunikasi visual. Adapun masalah yang dikaji adalah bagaimana mengajak para generasi muda kota Surakarta untuk mengenali dan mempelajari budaya Jawa lebih mendalam agar menumbuhkan rasa cinta dan mau melestarikan budaya Jawa. Strategi secara visual dari bentuk desain kampanye ini adalah bergaya pop art sehingga dapat mendekatkan dengan generasi muda serta memberikan kesan bahwa budaya Jawa itu tidak terkesan kuno dan dapat menyesuaikan diri di tengah perkembangan jaman. Target audience dari kampanye ini adalah para generasi muda jenjang usia 13-17 tahun dengan pendidikan SMP sampai SMU. Konsep kreatif yang dipakai adalah pemilihan karakter ilustrasi wayang tokoh punakawan yang di dalamnya termasuk proses visualisasinya bergaya pop art atau urban art yang dipilih mengingat kedekatan media ini dengan generasi muda.
Perancangan kampanye ini terdiri dari 18 jenis karya. Yaitu : Kaos, Slayer, Stiker, Pin, Gantungan Kunci, Tas Kain, Korek Api, Mug, Permainan engklek (versi digital print), Katalog, Pembatas Buku, Poster, Banner, Fingerboard, Wallpaper Komputer, Wallpaper handphone, Website, Iklan banner (website).
.
1
Nama mahasiswa dengan NIM C 9507030 2
Dosen Pemimbing I 3
(13)
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Budaya Jawa merupakan salah satu dari ragam budaya yang dimiliki bangsa. Saat ini budaya Jawa berdiri menghadapi tantangan di dunia modernisasi. Sebuah perjuangan yang jika tidak dilakoni dengan sepenuh hati oleh kita para penerusnya dapat berujung pada lunturnya atau bahkan hilangnya nilai-nilai luhur budaya Jawa. Sungguh harga yang teramat mahal.
Kita patut bersyukur bahwa sejak dahulu budaya Jawa tumbuh sebagai budaya yang memiliki kepekaan dan keluwesan yang tinggi terhadap perubahan-perubahan di sekitarnya, mampu melebur pada setiap perbedaaan dengan tetap memperlihatkan karakter khasnya. Nilai-nilai serta pemikiran-pemikiran yang terkandung di dalamnya pun tak pernah lekang oleh waktu, menjadikannya
sebagai budaya yang kokoh menghadapi kemajuan zaman. Semua tak lantas
membuat kita terbebas dari kewajiban kita dalam menjaga kelanggengan budaya Jawa, karena pada akhirnya budaya apapun tak akan mampu berjuang sendiri melawan zaman tanpa dukungan para penerusnya yang tanpa berkesudahan, untuk melestarikan dan mempraktekkan nilai-nilai di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan teknologipun di tengah masa globalisasi yang mengarah ke budaya barat sekarang ini, membuat banyak masyarakat yang lahir dan hidup di Jawa, tapi mereka sama sekali tidak tau bahkan tidak mau tau pada budaya daerah
(14)
commit to user
mereka sendiri. Khususnya para generasi muda yang menganggap budaya Jawa itu kuno, ketinggalan zaman dan budaya baratlah yang jadi kiblat trend berbudaya anak muda generasi sekarang ini, sampai muncul istilah Wong Jowo ilang Jawane yang artinya orang Jawa yang hilang budaya Jawanya.
Banyak fakta yang menunjukkan dan membuktikan bahwa eksistensi kebudayaan Jawa semakin terkikis oleh waktu, orang Jawa tidak bisa berbahasa Jawa, tidak tahu nilai dan norma kebudayaan Jawa, dan banyak aspek lainnya. Diantara semua itu yang paling nyata ditemui adalah penggunaan bahasa Jawa yang sudah sangat jarang dalam proses sosialisasi sehari-hari. Padahal Surakarta merupakan salah satu pusat kebudayaan Jawa. Beberapa pihak mungkin mengatakan bahwa pemerintah yang bersalah. Dan argumen tersebut ada benarnya juga, karena bahasa pengantar utama dalam proses pembelajaran adalah bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan,
tentunya membawa implikasi seperti yang telah diungkapkan sebelumnya. Dalam
hal ini tidak dapat mempersalahkan satu pihak saja, karena banyak pihak terlibat didalamnya. Orang tua yang kurang mensosialisasikan nilai dan norma kebudayaan Jawa, orientasi komunikasi yang berbasis bahasa Indonesia, dan faktor pendorong lainnya juga menjadi penyebabnya.
Dewasa ini telah banyak pula usaha-usaha yang di lakukan untuk mengangkat kembali budaya Jawa yang terkikis oleh globalisasi, diantaranya melalui event-event tradisi adat atau budaya Jawa yang sering di adakan oleh Pemerintah Kota Surakarta dan melibatkan langsung para generasi muda, seperti : karnaval batik, Solo International Etnik Musik (SIEM), dan karnaval budaya, tapi
(15)
commit to user
dalam kenyataan kehidupan sehari-harinya para anak muda sebagian besar hanya ingat pada hari itu saja, ketika pelaksanaan event itu sudah usai, Mereka kembali
kepada kehidupan mereka yang sangat terpengaruh budaya luar. Contohnya pada
kehidupan sehari-hari mereka lebih menyukai gaya hidup yang tidak sederhana, makan-makanan cepat saji yang kurang menyehatkan, dan merasa nyaman serta lebih bangga mengkonsumsi produk-produk buatan luar negeri.
Berangkat dari masalah tersebut, melalui media desain komunikasi visual, diharapkan dapat memberi kontribusi pada kampanye peduli kebudayaan Jawa yang pada generasi muda, sehingga generasi muda pun sadar akan kayanya seni dan budaya Jawa sehingga mau menjaga serta melestarikannya.
B.
Rumusan Masalah
Permasalahan dari desain komunikasi visual dalam kasus masalah kampanye kebudayaan Jawa pada generasi muda Kota Surakarta ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana perancangan kampanye yang tepat dan efektif untuk menyadarkan
dan mempengaruhi generasi muda hingga mau menjaga dan melestarikan seni dan budaya Jawa?
2. Media apa saja yang dapat dipergunakan dalam perancangan kampanye
(16)
commit to user
C.
Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan kampanye peduli pada budaya Jawa pada generasi muda Kota Surakarta adalah sebagai berikut :
1. Memahami dan menemukan konsep perancangan kampanye yang tepat dan
efektif untuk kampanye peduli budaya Jawa pada generasi muda Kota Surakarta melalui Desain Komunikasi Visual.
2. Mengetahui dan memilih media kampanye yang dapat dipergunakan dalam
perancangan promosi kampanye budaya Jawa pada generasi muda Kota Surakarta melalui Desain Komunikasi Visual.
(17)
commit to user
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
A.
Data Produk
1. Pengertian Kampanye dan Budaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian Kampanye adalah salah satu kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk memperkenalkan suatu barang atau jasa dengan tujuan menjual produk atau jasa tersebut. Sedangkan Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan dengan budi dan akal. Kebudayaan didefinisikan sebagai sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Menurut E.B Taylor, tokoh antropologi modern, budaya adalah keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat, dan setiap kemampun dan kebiasaan lainnya yang sebagai anggota masyarakat. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya diartikan sebagai sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Sebenarnya definisi masing-masing tokoh terhadap budaya atau kebudayaan berbeda-beda. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan pandangan tiap-tiap ahli. Namun dari sekian definisi yang muncul, sebenarnya ada beberapa titik yang menjadi variabel dominan dan disebut
(18)
commit to user
hampir di setiap definisi budaya, antara lain unsur kebiasaan, nilai anutan, karya cipta manusia, dan jati diri komunitas tertentu.
2. Perkembangan Budaya Jawa pada Generasi Muda Kota Surakarta
Di Kota Surakarta sendiri kebudayaan Jawa cukup memprihatinkan, dalam perkembangannya selalu kalah oleh kebudayaan modern yaitu kebudayaan barat yang lebih dianggap keren dan nyaman untuk dikonsumsi oleh masyarakat terutama para remaja kota Surakarta.
Apabila mencermati perkembangan remaja akhir-akhir ini di Kota Surakarta, memang patut untuk mengelus dada. Remaja Surakarta telah hilang Solo-nya. Segala bentuk modernisasi mereka telan mentah-mentah tanpa filterisasi. Hal ini terlihat jelas dari gaya hidup mereka yang semakin jauh meninggalkan budaya luhur masyarakat Jawa. Semakin lama, semakin kecil saja persentase remaja yang masih memperhatikan tata krama Jawa yang tercermin dari tutur kata dan perilaku mereka.
Ini baru sebatas kasat mata. Jika digali lebih dalam, akan semakin miris dengan “kebutaan” remaja Solo akan khazanah budaya daerahnya sendiri. Coba saja cari beberapa remaja asli Solo, kemudian minta untuk membaca
aksara Jawa, atau coba untuk berbicara dengan bahasa krama inggil, juga
mungkin menyanyikan salah satu langgam Jawa, bisa dipastikan yang melakukannya dengan baik dan benar dapat dihitung.
Ironis memang, di tengah gencar-gencarnya Pemerintah kota Surakarta mendengungkan jargon Solo The Spirit of Java, para remaja Kota Surakarta
(19)
commit to user
justru berbangga dengan Western Culture yang mereka tunjukkan di
kehidupan sehari-hari. Mereka lebih bangga berbicara dengan bahasa bahasa gaul daripada berbahasa Jawa. Bahkan banyak remaja yang gagap berbicara
bahasa Jawa halus (krama inggil) untuk berkomunikasi dengan orang yang
lebih tua. Remaja Solo juga lebih gemar menonton di bioskop menyaksikan ketoprak atau pagelaran seni tradisional lainnya. Mereka malu menunjukkan kalau mereka orang Jawa.
Kenyataan-kenyataan pahit yang menimpa remaja Kota Surakarta ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut, harus ada langkah-langkah nyata yang diambil, baik oleh pemerintah, lembaga pendidikan dan masyarakat untuk memecahkan masalah ini, sebab masuknya budaya asing dalam suatu daerah harus diimbangi dengan pelestarian budaya lokal oleh semua komponen masyarakat, termasuk di dalamnya generasi muda.
Akar dari permasalahan ini sebenarnya adalah remaja Kota Surakarta mayoritas merasa malu apabila mereka mengenakan atribut dan berperilaku dengan budaya Jawa. Mereka takut dianggap tidak gaul serta ketinggalan zaman. Maka, solusi yang tepat adalah bagaimana mengemas budaya Solo dalam konteks kekinian atau modern serta selaras dengan dunia remaja. Budaya harus fleksibel, namun tetap tak kehilangan esensi serta substansi pokok budaya itu sendiri. Dalam mengemas batik contohnya, remaja semestinya mulai dikenalkan dengan batik-batik yang bercorak sesuai dengan selera mereka. Jika mereka terbiasa mengenakan batik semacam ini dalam acara-acara resmi, niscaya budaya berbusana batik dapat tertanam dalam diri
(20)
commit to user
mereka. Serta dapat menghapus kesan bahwa batik selalu identik dengan kalangan tua.
Kebijakan beberapa sekolah menengah di Solo untuk mewajibkan siswa-siswinya berseragam batik di hari-hari tertentu juga merupakan terobosan efisien untuk mempopulerkan batik di kalangan remaja. Demikian juga dalam pertunjukan-pertunjukan seni tradisional seperti ketoprak, wayang dan pagelaran tari, sudah saatnya kesenian-kesenian seperti itu bisa lebih fleksibel,
agar memasuki dunia kerja. Lakon-lakon dalam ketoprak tidak melulu
mengangkat cerita pewayangan. Sekali-kali kisah zaman sekarang mulai
dipentaskan, agar ketoprak tidak lagi terkesan ndeso dan membuat remaja
enggan menontonnya. Konsep seperti ini juga dapat diaplikasikan pada kesenian lainnya.
Lepas dari itu semua yang tak kalah penting adalah bagaimana mengarahkan remaja berperilaku njawani. Mengenai hal ini Dr Santosa S.Kar MA M Mus, dosen ISI Solo, menegaskan bahwa budaya itu bukan saja sebatas pada bidang kesenian. Namun di segala aspek kehidupan juga mesti memakai budaya. Selama ini ada penilaian bahwa berbudaya itu untuk kalangan seniman atau kalangan tertentu saja. Sehingga menyebabkan keengganan mengenal budaya lebih dalam bagi remaja.
Dalam hal ini peran keluarga dan lembaga pendidikan sangatlah vital. Orangtua dalam mendidik anak selain memberikan pelajaran moral, juga harus memberikan contoh berperilaku yang njawani. Sebab teladan yang diberikan lebih mudah tertanam dan dihayati daripada sekedar nasehat. Sekolah pun
(21)
commit to user
dalam memberikan pelajaran Bahasa Jawa diharapkan tidak sebatas mengenalkan aksara Jawa serta gramatikal bahasanya. Namun lebih dari itu pelajaran tata krama yang berlandaskan nilai-nilai budaya Jawa yang adiluhung harus lebih ditekankan. Semoga kampanye ini juga bisa menjadi sebuah alternatif agar remaja Kota Surakarta lebih memahami budaya. Karena bagaimanapun juga mereka yang kelak akan mewarisi budaya Jawa dan melestarikannya.
3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta adalah suatu lembaga
pemerintah Kota Surakarta yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
urusan pemerintahan daerah bidang pariwisata, seni, sejarah, kebudayaan dan purbakala.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.
b. Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi dan pelaporan
c. Penyelenggaraan dan pembiaan usaha akomodasi wisata, rekreasi dan
hiburan umum.
d. Pembinaan dan pengembangan kesenian, bahasa dan budaya.
e. Pelestarian nilai-nilai sejarah dan kepurbakalaan. f. Pembinaan pelaku wisata.
g. Pengendalian dan pengembangan aset wisata , seni dan kebudayaan. h. Pemasaran wisata.
(22)
commit to user i. Penyelenggaraan sosialisasi.
Kepala
Bidang Sarana Wisata
Seksi Akomodasi Wisata
Seksi Rekreasi dan Hiburan Umum
Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala
Seksi Seni dan Budaya
Seksi Sejarah dan Purbakala
Seksi Pelestarian dan Pengembangan Aset
Wisata Seksi Promosi dan
Informasi Wisata
Seksi Kerja sama
Sekretariat Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Subbagian Keuangan Subbagian Umum dan Kepegawian s .
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tuga dan fungsinya.
k. Pembinaan jabatan fungsional.
l. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
Bagan 1 : Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Keterangan :
a. Kepala Dinas
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas pokok untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah bidang pariwisata, seni, sejarah, kebudayaan dan purbakala.
(23)
commit to user b. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum, dan kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Sekretariat membawahi :
1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan
Kepala Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu di bidang perencanaa, evaluasi dan pelaporan.
2) Subbagian Keuangan
Kepala Subbagian Keuangan mempunyai tugas pengelolaan administrasi keuangan.
3) Subbagian Umum dan Perencanaan
Kepala Subbagian Umum dan Perencanaan mempunyai tugas pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian.
c. Bidang Sarana Wisata
Kepala Bidang Sarana Wisata mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang akomodasi wisata dan rekreasi dan hiburan umum.
(24)
commit to user Bidang Sarana Wisata membawahi :
1) Seksi Akomodasi Wisata
Kepala Seksi Akomodasi Wisata mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kenijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang akomodasi wisata, meliputi usaha hotel, penginapan, restoran, travel biro, jasa boga, gedung pertemuan, money changer dan sejenisnya.
2) Seksi Rekreasi dan Hiburan Umum
Kepala Seksi Rekreasi dan Hiburan Umum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang kepurbakalaan, meliputi usaha impresariat, hiburan malam, ketangkasan, wisata air atau alam, asuransi wisata dan sejenisnya.
d. Bidang Seni, Budaya dan Purbakala
Kepala Bidang Seni, Budaya dan Purbakala mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang seni, budaya, sejarah dan purbakala.
Bidang Seni, Budaya dan Purbakala membawahi :
1) Seksi Seni dan Budaya
Kepala Seksi Seni dan Budaya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang seni dan budaya, meliputi : pelaksanaan kebijakan dan penetapan kebijakan mengenai pemberian izin
(25)
commit to user
pengiriman dan penerimaan delegasi asing di bidang kesenian, penerbitan rekomendasi penngiriman misi kesenian dalam rangka kerjasama luar negeri, penetapan kriteria dan prosedur penyelenggaraan festival, pameran dan lomba, pemberian penghargaan kepada seniman yang telah berjasa kepada bangsa dan negara, penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan di bidang kesenian, penerapan dan pelaksanaan prosedur pembentukan dan pengelolaan pusat kegiatan kesenian.
2) Seksi Sejarah dan Purbakala
Kepala Seksi Sejarah dan Purbakala mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang sejarah dan purbakala, meliputi : pelaksanaan pedoman dan penetapan kebijakan di bidang penulisan sejarah lokal dan sejarah kebudayaan daerah, pemahaman, inventarisasi dan dokumentasi sumber sejarah dan publikasi sejarah, pemberian penghargaan tokoh yang berjasa terhadap pengembangan sejarah. e. Bidang Pelestarian, Promosi dan Kerjasama
Kepala Bidang Pelestarian, Promosi dan Kerjasama mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pelestarian dan pengembangan aset, promosi dan informasi dan kerjasama.
(26)
commit to user
Bidang Pelestarian, Promosi dan Kerjasama membawahi :
1) Seksi Pelestarian dan Pengembangan Aset
Kepala Seksi Pelestarian dan Pengembangan Aset mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksaan dibidang pengembangan produk pariwisata, meliputi pelaksanaan kebijakan dan penetapan pedoman pengembangan destinasi pariwisata, pelaksanaan kerjasama internasional dan fasilitasi kerjasama pengembangan destinasi periwisata.
2) Seksi Promosi dan Informasi
Kepala Seksi Promosi dan Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan penetapan dan pedoman partisipasi dan
penyelenggaraan pameran/event budaya dan periwisata,
peserta/penyelenggara pameran/event, roadshow, penerapan
branding pariwisata dan penetapan tagline pariwisataan dan
pengumpulan dan penyusunan database untuk pengadaan sarana
pemasaran, pengadaan dan pemeliharaan sarana pemasaran, pembuatan brosur/leaflet/booklet, majalah, banner, touch screen dan sarana pemasaran lainnya serta pemeliharaannya, pengelolaan sistem informasi pemasaran, penyediaan dan pendistribusian informasi produk kebudayaan dan pariwisata kepada pusat pelayanan informasi dan publik.
(27)
commit to user
3) Seksi Kerjasama
Seksi Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan sumber daya manusia, meliputi pelaksanaan kebijakan dan penetapan pedoman pengembangan destinasi pariwisata, pelaksanaan kerjasama dan fasilitasi kerjasama pengembangan destinasi pariwisata, dan penyelenggaraan widyawisata. Bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan produk pariwisata, meliputi pelaksanaan kebijakan dan penetapan pedoman pengembangan destinasi pariwisata, pelaksanaan kerjasama internasional dan fasilitasi kerjasama pengembangan destinasi pariwisata.
Kegiatan kebudayaan Jawa yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Surakarta, diantaranya :
1) Wilujengan Boyongan Kedhaton
Wilujengan Boyongan Kedhaton dilaksanakan setiap tanggal 3 januari untuk memperingati hari jadi kota Surakarta. Acaranya adalah pembacaan macapat yang berisi tentang sejarah Keraton Surakarta yang pindah dari Kartasura ke kota Surakarta dan Kenduri bersama.
(28)
commit to user
2) Lomba Pidato Bahasa Jawa
Lomba Pidato Bahasa Jawa diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta setiap tanggal 15 sampai 16 februari.
3) Solo Karnaval
Karnaval yang diadakan pada tanggal 17 februari oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta untuk memperingati hari jadi Kota Surakarta.
4) Solo Menari
Pertunjukan Solo Menari diadakan pada tanggal 29 april oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta di sepanjang jalan Slamet Riyadi selama sehari penuh atau 24 jam nonstop.
5) Solo Kuliner Festival
Solo Kuliner Festival adalah acara pagelaran masakan tradisional Jawa, diadakan pada tanggal 22-23 mei di Langen Boga (Galabo).
6) Seni Kampung Solo
Seni Kampung Solo diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pada 14-16 juni di Istana Mangkunegaran Surakarta.menampilkan pertunjukan Seni artis local kota Surakarta.
7) Kreaso ( Kreatif Anak Sekolah Solo)
Kreaso dilaksanakan setiap tanggal 18 sampai 20 juni, diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta di Istana Mangkunegaran. Acara ini menampilkan kreatifitas seni dari para pelajar kota Surakarta.
(29)
commit to user
8) Solo Batik Fashion
Solo Batik Fashion diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta setiap tanggal 20 sampai 24 juni di Pasar Seni Ngarsopuro. Acara ini menampilkan pameran busana batik Solo yang dirancang oleh para desainer lokal.
9) Solo Batik Karnaval
Solo Batik Karnaval diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta setiap tanggal 23 juni di sepanjang jalan Slamet Riyadi kota Surakarta.
10) Kemah Budaya dan Festival Dolanan
Kemah Budaya dan Festival Dolanan diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta setiap tanggal 3 sampai 5 juli di Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta.
11) SIPA (Solo Internasional Performing Art)
SIPA (Solo Internasional Performing Art) diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta setiap tanggal 16 sampai 18 juli. Acara ini menampilkan pertunjukan seni tari dan musik tradisional yang berskala internasional.
12) Solo Keroncong Festival
Solo Keroncong Festival diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta setiap tanggal 23 sampai 24 juli di Pasar Seni Ngarsopuro. Acara ini menampilkan pertunjukan musik keroncong dari musisi keroncong lokal kota Surakarta.
(30)
commit to user 13) Solo International Ethnic Music (SIEM)
Solo International Ethnic Music (SIEM) diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta setiap tanggal 6 sampai 8 Agustus. Acara ini menampilkan pertunjukan musik tradisional berskala internasional.
B.
Target Audience
1. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis dari kampanye budaya Jawa ini adalah semua remaja di wilayah Kota Surakarta.
2. Segmentasi Demografis
a. Usia : 13-17 tahun
b. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
c. Pendidikan : SMP sampai dengan SMA
d. Agama : Semua Agama
e. Kelas Sosial : Semua Kalangan
3. Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikografis kampanye budaya Jawa ini meliputi para generasi muda Kota Surakarta yang kurang atau tidak peduli pada budaya Jawa dan lebih bangga dengan budaya luar yaitu budaya barat yang mereka tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.
(31)
commit to user
C. Target Karya
1. Media lini bawah (below the line) a. Kaos
b. Slayer c. Stiker d. Pin
e. Gantungan Kunci
f. Tas Kain g. Korek Api
h. Mug
i. Permainan engklek (versi digital print) j. Katalog
k. Pembatas Buku
l. Poster m.Banner n. Fingerboard
o. Wallpaper Komputer p. Wallpaper handphone
2. Media lini atas (above the line) a. Website
(32)
commit to user
D.
Komparasi
1. Kampanye Sadar Budaya Jawa Di Yogyakarta
Dalam upaya untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap budaya yang ada di Kota Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan “Kampanye Sadar Budaya”, yang dibalut dalam bentuk Talkshow dan sosialisasi langsung kepada masyarakat umum. Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih mendekatkan masyarakat dengan persoalan dan potensi budaya yang ada di Kota Yogyakarta.
Tema yang diangkat adalah Kampanye Sadar Budaya Sebuah Upaya
Penyadaran akan Potensi Budaya yang Ada di Sekitar Kita serta Memperkuat Jatidiri Masyarakat. Tema ini diangkat untuk menumbuhkan kembali kebanggaan masyarakat Kota Yogyakarta terhadap budayanya, baik budaya fisik maupun non fisik.
Kampanye yang telah dilakukan melalui aksi damai di Titik Nol
Kilometer dengan membagikan booklet dan stiker tentang Sadar Budaya
kepada masyarakat. Aksi ini akan dilakukan oleh Paguyuban Dimas dan Diajeng Jogja, peserta Kampanye Sadar Budaya serta masyarakat umum.
Tujuan dari penyelenggaraan Kampanye Sadar Budaya ini adalah : Membangun kesadaran bersama antara masyarakat dan pengambil kebijakan dalam menghadapi persoalan budaya yang ada di Kota Yogyakarta, proses internalisasi terhadap kepentingan budaya pada masyarakat, dan sosialisasi
(33)
commit to user Segm
Segm
Agam Ke
sadar budaya di ruang publik sebagai upaya provokasi kepada masyarakat. Kampanye ini memiliki target audience sebagai berikut :
1. entasi Geografis
Segmentasi geografis dari kampanye sadar budaya Jawa ini adalah semua kalangan masyarakat di wilayah Kota Yogyakarta.
2. entasi Demografis
a. Usia : 13-50 tahun
b. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
c. Pendidikan : SD sampai dengan SMA
d. a : Semua agama
e. las Sosial : Semua kalangan
3. Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikografis kampanye budaya Jawa ini meliputi semua orang yang kurang atau tidak peduli dengan budaya Jawa.
2. Kampanye Budaya Sunda oleh Eu Sundanese Euphony
Keunikan lokal, kebudayaan lokal, dan kearifan lokal merupakan sesuatu yang hanya dimiliki oleh sebuah daerah tertentu dan berbeda dari daerah lainnya. Budaya Sunda, sebagai tuan rumah di Jawa Barat, memiliki nilai-nilai kearifan yang sangat luhur. Pada satu sisi, nilai-nilai luhur ini justru mulai ditinggalkan oleh orang Sunda sendiri yang semakin terbawa oleh kebudayaan global yang bersifat trend. Jati kasilih ku junta.
(34)
commit to user
Sebagai sebuah langkah nyata dalam mempertahankan nilai-nilai luhur
budaya lokal, Eu Sundanese Euphony hadir menawarkan sebuah konsep yang
mengedepankan keselarasan dalam upaya pelestarian budaya dan kehidupan keseharian yang kian modern. Konsep ini tertuang dalam desain kontemporer
dalam berbagai media merchandise dengan mengusung muatan budaya lokal
sebagai inti jiwanya. Upaya ini membawa harapan kemapanan dan kemandirian bangsa yang tetap bangga akan jadi diri dan jiwa bangsanya.
Produk Eu Sundanese Euphony cocok digunakan sebagai suvenir yang
kaya akan informasi dan wacana budaya. selain itu, produk Eu Sundanese
Euphony juga dapat berfungsi sebagai identitas komunitas. misalnya ketika sekolah Anda berdarmawisata ke wilayah tertentu, produk kami akan menjadi identitas rombongan dengan nilai tambah yang melekat pada desain dan content-nya.
Produk dari Eu Sundanese Euphony merupakan produk yang
memperhatikan nilai estetis dan kaya akan wacana budaya, khususnya budaya Sunda/Jawa Barat. Aspek yang diutamakan adalah seni, keunikan budaya, dan pendidikan budaya.
(35)
commit to user
Gambar 1 : produk dari Eu Sundanese Euphony
(Sumber : website Eu_Sundanese_Euphony.net)
Eu Sundanese Euphony Bandung, Indonesia, merupakan komunitas yang peduli akan Sunda sebagai identitas kekayaan budaya, dan nilai-nilai filosofis luhur. kepedulian ini diwujudkan dalam bentuk kampanye budaya melalui media merchandise yang memuat rancangan bertema kesenian, artefak, bahasa, alam, dan unsur kebudayaan Sunda secara umum.
Kampanye Eu Sundanese Euphony bertujuan untuk menggugah hati
nurani orang Sunda tentang jati dirinya. Bagi masyarakat lainnya, kampanye ini bertujuan untuk menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih besar, dan akhirnya membuat mereka mencintai dan ikut memiliki budaya lokal. oleh karena itu, produk dari eu sundanese euphony merupakan produk tidak hanya memperhatikan faktor estetis, tetapi juga kaya akan wacana budaya,
(36)
commit to user
khususnya budaya Sunda. Kampanye Eu Sundanese Euphony ini memiliki
target audience sebagai berikut :
1. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis dari kampanye budaya Sunda ini adalah semua kalangan masyarakat di wilayah Jawa Barat dan para pecinta kebudayaan Sunda di daerah lainnya.
2. Segmentasi Demografis
a. Usia : 13-17 tahun
b. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
c. Pendidikan : SMP sampai dengan SMA
d. Agama : Semua agama
e. Kelas Sosial : Semua kalangan
3. Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikografis kampanye budaya Sunda ini meliputi semua remaja yang kurang peduli atau tidak peduli dengan budaya Sunda dan berada di Jawa Barat, serta pecinta kebudayaan Sunda yang berada daerah lainnya diluar wilayah Jawa Barat.
(37)
commit to user
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
A.
Konsep Karya
1. Konsep Kreatif
Pentingnya kampanye kebudayaan Jawa bagi generasi muda Kota Surakarta melalui desain komunikasi visual adalah agar remaja Solo sadar dan mau memahami budayanya, karena mereka yang akan mewarisi budaya Jawa dan melestarikannya. Jadi konsep kreatif yang digunakan untuk kampanye ini adalah dengan melakukan pendekatan menggunakan media-media kampanye yang sesuai dengan selera remaja masa kini tapi tidak menghilangkan inti dan kekhasan dari budaya Jawa itu sendiri. Sehingga budaya Jawa itu dapat mengena dengan tepat di hati para remaja, bahwa budaya Jawa itu mempunyai fleksibilitas juga teradap perkembagan zaman, tidak selalu memiliki pencitraan yang kuno.
a. Positioning
Positioning merupakan strategi penempatan diri dalam mewujudkan apa yang sudah menjadi tujuannya, melalui beberapa cara, yakni menonjolkan
karakteristik produk, mutu, manfaat penggunaan, positioning menurut
pemakaian, positioning menurut kelas produk, positioning dengan
menggunakan simbol-simbol budaya, serta positioning terhadap
persaingan. Maka kampanye budaya Jawa ini agar memiliki tempat dibenak para generasi muda Kota Surakarta adalah dengan menempatkan
(38)
commit to user
kampanye budaya Jawa ini dalam konteks yang modern serta selaras dengan dunia remaja namun tetap tak kehilangan esensi serta substansi pokok budaya itu sendiri. (Kasali, 1995:34).
b. Unique Selling Proposition
Unique Selling Proposition adalah kelebihan atau keunggulan dari suatu produk, dimana keunggulan suatu produk dapat menjadi satu pengikat dan menjadi ciri khas dari produk yang ditawarkan. USP tidak selalu sesuatu yang berbeda atau yang tidak dimiliki oleh produk lain, tetapi juga sesuatu yang sebenarnya dimiliki oleh semua produk sejenis namun tidak diolah dan ditonjolkan dengan baik. USP yang baik bisa juga menjadi positioning bagi suatu produk, karena USP biasanya cenderung unik dan paling tidak, lain dari yang lain, sehingga lebih kuat melekat di benak audiencenya. Budaya Jawa sendiri selalu terkesan ketinggalan zaman dan identik dengan kaum orang tua saja, maka dalam kampanye ini mengangkat pencitraan bahwa budaya Jawa itu tidak kuno, dapat mengikuti perkembangan zaman, dan patut untuk di banggakan oleh orang Jawa, khususnya generasi muda, karena remaja yang akan mewarisi dan melestarikan kebudayaan Jawa itu dengan menggunakan media-media kampanye yang modern dan sesuai dengan selera generasi muda sekarang ini.
(39)
commit to user
B.
Konsep Perancangan
1. Strategi Visual secara umum
Dalam penentuan strategi kreatif yang tepat, perlu adanya data dan pemahaman terlebih dahulu mengenai target audience, kondisi remaja dalam perkembangan zaman sekarang ini, keunggulan produk dan positioning untuk kampanye ini.
Dari permasalahan tersebut sehingga dapat ditentukan strategi kreatif yang sesuai untuk kampanye budaya Jawa pada generasi muda Kota Surakarta, yaitu:
a. Visualisasi media Desain Komunikasi Visual secara efektif dan efisien
sehingga terbentuk citra budaya Jawa itu tidak kuno dan dapat menyesuaikan dalam perkembangan zaman.
b. Penyampaian naskah kampanye (copywriting) bersifat luwes, tradisional, dan persuasif untuk menarik perhatian para generasi muda Kota Surakarta. c. Penyajian visual yang sederhana namun tetap menarik.
d. Keselarasan antara setiap pemanfaatan konstribusi desain, baik media
(40)
commit to user 2. Strategi Visual Verbal
a. Headline
Headline sering disebut judul. Hal ini merupakan bagian terpenting dari suatu media kampanye untuk menarik perhatian audiencenya, karena headline adalah hal yang pertama kali dibaca dan diharapkan dapat menarik minat khalayak untuk membaca bodycopy lebih lanjut. Headline harus singkat, informatif, to the point dan dapat dibaca
dengan jelas. Dalam kampanye ini headline yang digunakan adalah
saatnya kamu bangga jadi penerus budaya Jawa. Headline ini akan
digunakan dalam setiap materi kampanye, ini disesuaikan dengan media dan target audience yang dituju yaitu generasi muda Kota Solo.
b. Slogan
Slogan adalah inti sari dari pesan yang ingin disampaikan. Slogan dapat membantu mengenalkan dan menanamkan citra produk pada benak masyarakat. Salah satu unsur dalam keberhasilan suatu slogan adalah kalimat atau kata-kata yang digunakan harus padat, jelas, dan komunikatif sehingga dapat terus diingat konsumen.
Slogan yang dipilih untuk kampanye ini adalah Wong Jowo sayang Jawane, kalimat ini dipilih untuk menyadarkan para generasi muda kota Surakarta untuk mengenal dan mencintai budaya Jawa.
(41)
commit to user
3. Strategi Visual Non Verbal
Strategi Visual non verbal adalah strategi dimana simbol-simbol yang berupa visual, jingle, endoser, setting dan idiom-idiom lain sebagi elemen visual iklan dapat dimaknai yang akhirnya dapat membangun sebuah persepsi dari audience. Strategi ini cenderung lebih di tekankan pada tingkat pemahaman konsumen.
a. Layout
Layout adalah penataan antara naskah dan gambar sehingga terbentuk suatu keharmonisan dalam suatu tata ruang iklan. Pembaca akan senang membaca sesuatu yang jelas dan tersaji rapi sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat dimengerti (Tschibold, 1935:267). Lay out yang dipakai dalam kampanye kebudayaan Jawa pada generasi muda Kota Surakarta harus mudah untuk dimengerti dan mengena di hati para remaja, sehingga bisa member pengertian pada mereka bahwa budaya Jawa itu mempunyai fleksibilitas juga teradap perkembagan zaman, tidak selalu memiliki pencitraan yang kuno meskipun tanpa meninggalkan esensi serta substansi pokok budaya itu sendiri. Jenis layout yang digunakan dalam desain kampanye kebudayaan Jawa pada generasi muda Kota Surakarta adalah :
1) Group
Layout ini menggunakan sejumlah elemen berupa gambar ilustrasi yang diletakkan berkelompok dalam statu titik konsentrasi pandang di
(42)
commit to user
halaman iklan. Tujuannnya adalah untuk memberikan satu pusat perhatian.
2) Band
Elemen iklan dipasang membentang seperti sabuk, tetapi letaknya membujur vertikal. Tipikal tersebut memberikan blocking materi setinggi halaman iklan.
b. Ilustrasi
Ilustrasi berfungsi membantu pembaca untuk menggambarkan apa yang tertulis dalam suatu artikel maupun cerita (Kusrianto, 2007:139).
(43)
commit to user
Ilustrasi adalah gambar yang difungsikan sebagi penarik pandang, menjelaskan sesuatu pernyataan dan merangsang khalayak untuk membaca keseluruhan isi pesan. Ilustrasi dapat berupa grafik, gambar, foto, piktograf, simbol dan vektor art. Ilustrasi harus relevan dengan produk yang di tawarkan dan mampu terbaca walau dalam sekilas pandang. Dalam materi kampanye kebudayaan Jawa pada generasi muda Kota Surakarta, ilustrasi yang dipakai adalah vektor art dan foto-foto
yang diolah secara digital imaging, diharapkan bisa menjadi alat
komunikasi yang efektif. Dengan foto, audience akan bisa menangkap
langsung isi dan tujuan iklan, karena kekuatannya terletak pada kemampuan untuk menggambarkan kenyataan, meskipun tidak seperti aslinya ( C.J. Stratman, 1995:23 ).
c. Tipografi
Tipografi dapat diartikan sebagai seni mengatur bentuk, jenis dan ukuran huruf diatas bidang cetak. Hal terpenting adalah kemampuannya untuk perhatian dan mudah dibaca. (Macelle Lapow Toor, 1994:83). Huruf sendiri banyak jenisnya, masing-masing jenis disebut typeface. (Kasali, 1995:9). Setiap jenis typeface memiliki karakter personalitas masing-masing, sehingga pemilihan typeface harus sesuai dengan bentuk desain, bentuk pasar, produk yang ditawarkan dan sasaran yang dituju. Jenis huruf yang dipakai dalam kampanye kebudayaan Jawa pada generasi muda Kota Surakarta adalah jenis huruf yang sesuai dengan
(44)
commit to user
trend generasi muda sekarang dan jenis huruf yang memiliki kesan klasik tapi elegan, Diantaranya adalah :
1) Badaboom BB
Jenis huruf ini termasuk sanserif yang tidak memiliki sirip diujungnya. Alasan pemilihan huruf ini karena dirasa sesuai dengan trend remaja sekarang ini.
A b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x w z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
2) Arial
Huruf ini termasuk jenis sanserif yang tidak memiliki sirip lembut di ujungnya. Alasan pemilihan huruf ini karena bekesan simpel dan tegas.
a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x w z
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
3) Hanacaraka
Huruf ini termasuk jenis dekoratif. Alasan pemilihan huruf ini karena memberikan unsur budaya Jawa yang kuat didalam desain kampanye kebudayaan Jawa pada generasi muda kota Surakarta.
a n c r k d t s w l p d j y v m g b 1 2
(45)
commit to user
d. Maskot
Maskot adalah bagian dari ilustrasi yang dapat menggambarkan karakteristik sebuah instansi atau perkumpulan. Selain itu maskot juga harus unik, sehingga mudah dikenal dan diingat masyarakat.
Dalam kampanye kebudayaan Jawa pada generasi muda kota Surakarta, digunakan maskot yang unik dan dapat menarik perhatian remaja, tapi juga mempertahankan inti dan kekhasan dari budaya Jawa. Dalam hal ini digunakan ilustrasi karakter Semar yang berpenampilan
seperti trend remaja sekarang ini, yang merasa nyaman dan menyukai
budaya barat, namun dengan mengolahnya terlebih dulu dan mengkombinasikan dengan unsur filosofi budaya Jawa. Semar diambil sebagai dasar maskot dari kampanye ini karena karakternya dalam wayang Jawa yang bijaksana, dihormati, mengayomi, namun jenaka walaupun sebenarnya dia adalah dewa. Sehingga karakter semar ini dapat memberikan kesan bahwa kebudayaan Jawa tidak selalu kaku atau luwes dan dapat menyesuaikan diri dalam perkembangan jaman sekarang ini. Gambar 2 : Maskot kampanye peduli budaya Jawa pada generasi muda kota Surakarta
(46)
commit to user Warna maskot :
1) Merah
Merah merupakan simbol dari semangat, kekuatan, keberanian, energi, kehangatan dan cinta.
2) Coklat muda
Coklat muda atau krem merupakan simbol dari tanah atau Bumi, reliability, Kenyamanan, dan daya tahan.
3) Hitam
Hitam merupakan simbol dari keanggunan, kekuatan, kokoh, dan kemakmuran
4) Putih
Putih merupakan simbol dari suci, bersih, damai, kebaikan, kemurnian, keanggunan, damai, kerendahan hati.
e. Warna
Warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu memberikan respon secara psikologis. (Holzcshag : 1995,47). Jadi warna dapat menjadi alat
komunikasi dengan membawa karakter dari image yang dibawanya.
Dalam pembuatan materi kampanye ini lebih banyak menggunakan gambar yang berhubungan dengan kebudayaan Jawa jadi warna yang akan digunakan adalah warna yang mendukung, yaitu warna-warna klasik tradional Jawa. Warna yang digunakan dalam kampanye ini adalah :
(47)
commit to user
Gold Iced Blue
C:20 M:99 C:2 M:4
Y:96 K:0 Y:16 K:0
Hitam Putih
C.
Media
Placement
Media adalah segala sesuatu yang kita gunakan sebagai alat menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dalam hal ini yang akan disampaikan adalah kampanye kebudayaan Jawa pada generasi muda kota Surakarta kepada target audience. Media yang digunakan adalah media lini atas (above the line) dan media lini bawah (below the line).
Menurut Frank Jefkins (1997:86) media lini atas adalah media iklan luar ruang yang mengharuskan membayar komisi ke pihak tertentu. Contohnya adalah iklan Koran, iklan majalah, billboard dan lain sebagainya. Sedangkan media lini bawah biasanya media yang berada disekitar atau didalam perusahaan yang bersangkutan, jadi tidak harus membayar (pajak) ke pihak lain. Contohnya adalah brosur, kalender dan lain sebagainya. Berikut ini adalah media kampanye yang direncanakan :
(48)
commit to user 1. Media Lini Bawah (Below The Line)
a. Kaos
Alasan pemilihan media :
Kaos difungsikan sebagai souvenir sehingga bisa menjadi
kenang-kenangan dan sekaligus menjadi media kampanye secara tidak langsung bagi kampanye budaya Jawa ketika kaos tersebut digunakan. Media Placement :
Kaos dijual sebagai marchandise pada proses kampanye berlangsung
atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM(Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta. b. Slayer
Alasan pemilihan media :
Slayer, sama seperti halnya kaos yang dijual sebagai marchandise
sebagai souvenir sehingga bisa menjadi kenang-kenangan dan
sekaligus menjadi media kampanye secara tidak langsung bagi
kampanye budaya Jawa ketika slayer tersebut digunakan. Slayer
biasanya digunakan oleh para remaja ketika mengendarai sepeda motor.
Media Placement :
Slayer sama juga seperti kaos dipromosikan pada proses kampanye berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti:
(49)
commit to user
SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International
Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat
diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata
budaya di Kota Surakarta. c. Stiker
Alasan pemilihan media :
Stiker difungsikan sebagai souvenir sehingga bisa menjadi kenang-kenangan dan sekaligus menjadi media kampanye secara tidak langsung bagi kampanye budaya Jawa ketika stiker tersebut ditempel di kendaraan atau tempat-tempat strategis bagi para remaja, Seperti: kafe, food court dan lain sebagainya.
Media Placement :
Stiker dibagikan sebagai marchandise pada proses kampanye
berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti:
SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International
Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat
diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata
budaya di Kota Surakarta.
d. Pin
Alasan pemilihan media :
Pin adalah benda yang kecil, sering digunakan sebagai hiasan di tas, baju atau jaket. Bisa menjadi media kampanye secara tidak langsung
(50)
commit to user
bagi kampanye kebudayaan Jawa pada generasi muda Kota Surakarta ketika pin tersebut digunakan.
Media Placement :
Pin dijual sebagai marchandise pada proses kampanye berlangsung
atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
e. Gantungan Kunci
Alasan pemilihan media :
Gantungan kunci digunakan sebagai hiasan di tas, kunci kamar, kunci kendaraan bermotor dan lain sebagainya. Bisa menjadi media kampanye secara tidak langsung ketika gantungan kunci tersebut digunakan.
Media Placement :
Gantungan kunci dijual sebagai marchandise pada proses kampanye
berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti:
SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International
Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat
diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata
(51)
commit to user
f. Tas Kain
Alasan pemilihan media :
Tas kain digunakan sebagai wadah atau tempat souvenir. Tas kain bisa menjadi media kampanye secara tidak langsung bagi kampanye kebudayaan Jawa pada generasi muda Kota Surakarta ketika tas kain tersebut digunakan.
Media Placement :
Tas kain digunakan sebagai wadah atau tempat souvenir, dijual sebagai marchandise pada proses kampanye berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
g. Korek Api
Alasan pemilihan media :
Korek api sering digunakan untuk menyulut rokok atau keperluan lain seperti menyalakan lilin pada saat lisrik padam. Korek api difungsikan
sebagai souvenir sehingga bisa menjadi kenang-kenangan dan
sekaligus menjadi media kampanye secara tidak langsung bagi kampanye budaya Jawa ketika korek api tersebut digunakan.
Media Placement :
Korek Api sama juga seperti pin dan gantungan kunci yang dijual
(52)
commit to user
ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
h. Mug
Alasan pemilihan media :
Mug sama seperti halnya korek api yang difungsikan sebagai souvenir sehingga bisa menjadi kenang-kenangan dan sekaligus menjadi media kampanye secara tidak langsung bagi kampanye budaya Jawa ketika slayer tersebut digunakan. Mug sangat tepat digunakan sebagai media kampanye budaya Jawa di karenakan kegemaran remaja adalah nongkrong bareng sambil minum-minum kopi, teh dan lain sebagainya.
Media Placement :
Mug sama juga seperti korek yang dijual sebagai marchandise pada
proses kampanye berlangsung atau ketika ada event-event (budaya)
tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
(53)
commit to user i. Permainan Engklek (versi digital print)
Alasan pemilihan media :
Permainan engklek adalah permainan tradisional Jawa yang umum dimainkan semua anak di Jawa khususnya Kota Surakarta, dalam kampanye ini permainan engklek digunakan sebagai media kampanye dengan dibuat lebih inovatif mendekati trend anak-anak dan remaja sekarang ini melalui pengolahan visualnya. Permainan engklek biasa dibuat langsung diatas tanah dengan memberi garis menggunakan pecahan bata merah atau kapur, tapi dalam kampanye ini permainan engklek dibuat dan dicetak secara digital printing sehingga dapat disisipkan gambar atau pesan-pesan untuk melestarikan dan menjaga budaya Jawa. Selain digunakan bermain, permainan engklek ini juga bisa digunakan sebagai hiasan dilantai, ditempel di dinding kamar ataupun tempat strategis untuk berkumpul para remaja seperti: kafe, foodcourt dan lain sebagainya. Permainan engklek difungsikan sebagai souvenir sehingga bisa menjadi kenang-kenangan, sekaligus menjadi media kampanye secara tidak langsung bagi kampanye budaya Jawa ketika permainan engklek tersebut digunakan.
Media Placement :
Selain digunakan bermain, permainan engklek ini juga bisa digunakan sebagai hiasan di lantai, ditempel di dinding kamar ataupun tempat strategis untuk ngumpul para remaja seperti: kafe, foodcourt dan lain sebagainya. Permaianan engklek dipromosikan pada proses kampanye
(54)
commit to user
berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti:
SIEM (Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International
Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat
diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata
budaya di Kota Surakarta.
j. Katalog
Alasan pemilihan media :
Katalog adalah sejenis brosur yang menerangkan, kadang-kadang ditambah ilustrasi tentang berbagai produk yang ditwarkan perusahaan beseta harganya (Jefkins, 1997 : 137). Katalog dapat memuat informasi dan ajakan untuk melestarikan dan menjaga budaya Jawa secara lengkap dan detail. Karena ukurannya yang tidak terlalu besar jadi mudah untuk di bawa.
Media Placement :
Katalog dibagikan pada proses kampanye berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu , seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
k. Pembatas Buku
Alasan pemilihan media :
Pembatas buku merupakan sebuah benda kecil bentuknya seperti penggaris, namun berguna bagi pembaca buku untuk memberi tanda
(55)
commit to user
halaman buku yang dibaca, dan ketika membaca buku akan selalu teringat untuk melestarikan dan menjaga budaya Jawa.
Media Placement :
Pembatas buku berfungsi sebagai merchandise, akan dibagikan pada
saat proses kampanye berlangsung atau ketika ada event-event
(budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
l. Poster
Alasan pemilihan media :
Poster merupakan alat mengiklankan sesuatu, sebagai alat propaganda, protes, serta maksud-maksud lain untuk menyampaikan berbagai pesan. Jadi alasan pemilihan poster sebagai salah satu media kampanye
karena dapat dibaca oleh beberapa audience secara bersamaan
sehingga pesan yang disampaikan lebih cepat dan efisien. Media placement :
Poster di pasang pada saat kampanye berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di tempat-tempat strategis bagi para remaja dan di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
(56)
commit to user
m. Banner
Alasan pemilihan media :
Banner merupakan media yang fleksibel karena bisa ditempatkan di semua tempat, mudah dipindahkan dan mudah dibongkar pasang.
Media Placement :
Banner dipasang pada saat kampanye berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di tempat-tempat strategis bagi para remaja dan di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
n. Fingerboard
Alasan pemilihan media :
Fingerboard adalah sebuah mainan modern yang sekarang ini sedang trend dikalangan remaja, bentuknya seperti skateboard tapi dalam
ukuran mini. Di papan fingerboard bagian bawah biasa terdapat
gambar-gambar bergaya urban art atau ilustrasi pop art, di bagian itu akan digunakan sebagai materi visual untuk media kampanye budaya Jawa pada remaja.
Media Placement :
Selain digunakan bermain, fingerboard biasa digunakan sebagai hiasan ruangan ataupun tempat strategis untuk ngumpul para remaja.
(57)
commit to user
Fingerboard dipromosikan pada proses kampanye berlangsung atau
ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo
International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta. o. Wallpaper komputer
Alasan pemilihan media :
Sebagian besar dari remaja sekarang pasti sudah mempunyai komputer, atau laptop. Kalau tidak, pasti sudah sering memainkan
komputer di rental komputer, warung internet, atau game online
center. Dengan alasan kedekatan dan kebutuhan para remaja akan
komputer dalam kehidupan sehari-hari, dirasa wallpaper komputer
adalah media yang efektif untuk kampanye budaya Jawa ini. Media placement :
Wallpaper komputer dapat langsung di download atau diunduh dari website kampanye ini atau website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.
p. Wallpaper handphone Alasan pemilihan media :
Dalam kehidupan remaja sekarang, hampir dipastikan semuanya telah
memiliki handphone. Bahkan handphone tersebut juga dipastikan
sudah memiliki kemampuan yang canggih salah satunya adalah layar
(58)
commit to user
disenangi sebagai identitas karakteristik mereka. Dengan dasar tersebut wallpaper handphone digunakan sebagai media kampanye budaya Jawa pada generasi muda yang sangat efektif, karena sangat dekat dan hampir setiap saat bisa mengingatkan untuk menjaga dan melestarikan budaya Jawa
Media placement :
Seperti halnya wallpaper komputer, wallpaper handphone juga dapat langsung di download atau di unduh dari website kampanye ini atau website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.
2. Media Lini Atas (Above The Line) a. Website
Alasan pemilihan media :
Website adalah media komunikasi yang bersifat global karena semua orang dari seluruh penjuru dunia bisa mengakses data-data mengenai kampanye kebudayaan Jawa di Kota Surakarta. Karena sebagian besar remaja senang melakukan browsing internet, terutama pada jaringan-jaringan sosial, seperti facebook, twitter dan lain sebagainya.
Media placement :
Website akan di upload di jaringan internet dengan nama domain www.ilovejowo.com
b. Iklan banner (Website) Alasan pemilihan media :
(59)
commit to user
Iklan banner (website) adalah iklan yang berbentuk memanjang
dengan posisi horizontal seperti spanduk tapi diletakkannya pada halaman utama dari sebuah situs web suatu perusahaan atau jaringan sosial yang biasanya sudah besar dan memiliki nama. Sebagian besar remaja senang dan hamper setiap hari melakukan browsing internet, terutama pada jaringan-jaringan sosial, seperti facebook, twitter dan
lain sebagainya. Iklan banner ini bertujuan untuk mempromosikan
website kampanye budaya Jawa pada geberasi muda Kota Surakarta. Media placement :
Iklan banner (Website) akan di upload dan di kirim lewat e-mail ke
operator website yang dituju. Dalam kampanye ini menggunakan
website www.kafegaul.com dengan ukuran gambar 524 px X 155 px dan ekstensinya jpg, gif dan png.
(60)
commit to user
BAB IV
VISUALISASI KARYA
A.
Maskot
Sketsa : Manual Drawing
Visualisasi : CorelDraw X4
(61)
commit to user Warna Utama Maskot :
1. Merah
Merah merupakan simbol dari semangat, kekuatan, keberanian, energi, kehangatan dan cinta.
2. Coklat muda atau krem
C:2 M:4 Y:16 K:0
Coklat muda atau krem merupakan simbol dari tanah atau Bumi, reliability, Kenyamanan, dan daya tahan.
3. Hitam
Hitam merupakan simbol dari keanggunan, kekuatan, kokoh, dan kemakmuran
4. Putih
Putih merupakan simbol dari suci, bersih, damai, kebaikan, kemurnian, keanggunan, damai, kerendahan hati.
(62)
commit to user
B.
Media Lini Bawah (
below the line
)
1. Kaos
Media Bahan : Kain Katun
Ukuran : All size
Ilustrasi desain : Maskot Semar dan balon kata “Saatnya kamu
iiabangga jadi penerus budaya Jawa”
Tipografi : Badaboom, dan aksara Jawa
Format Desain : Portrait
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
(63)
commit to user
Media Placement :
Kaos dijual sebagai marchandise pada proses kampanye berlangsung
atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM(Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
(64)
commit to user 2. Slayer
Media Bahan : Kain Katun
Ukuran : All size
Ilustrasi desain : Maskot Semar wajah tampak depan dan slogan
iii“Wong Jowo sayang Jawane”
Tipografi : Badaboom, dan aksara Jawa
Format Desain : Diagonal
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
(65)
commit to user
Media Placement :
Slayer sama juga seperti kaos dipromosikan pada proses kampanye berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti:
SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International
Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat
diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata
(66)
commit to user 3. Stiker
Media Bahan : Kertas Stiker Graftac
Ukuran : 8 cm X 5 cm
Ilustrasi desain : Maskot Semar wajah tampak depan dan tagline
iii“Saatnya kamu bangga jadi penerus budaya Jawa”
Tipografi : Badaboom
Format Desain : Portrait
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
(67)
commit to user
Media Placement :
Stiker dibagikan sebagai marchandise pada proses kampanye
berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti:
SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International
Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat
diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata
(68)
commit to user
4. Pin
Media Bahan : Artpaper, laminasi doft, dan bahan pin
Ukuran : diameter 5,8 cm
Ilustrasi desain : Maskot Semar, taglinei“Saatnya kamu bangga jadi
iiipenerus budaya Jawa” dan slogan “Wong Jowo
iiisayang Jawane”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Portrait
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
(69)
commit to user
Media Placement :
Pin dijual sebagai marchandise pada proses kampanye berlangsung
atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
(70)
commit to user
5. Gantungan Kunci
Media Bahan : Aclyric
Ukuran : diameter 5,8 cm
Ilustrasi desain : Maskot Semar, taglinei“Saatnya kamu bangga jadi
iiipenerus budaya Jawa” dan slogan “Wong Jowo
iiisayang Jawane”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Portrait
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
(71)
commit to user
Media Placement :
Gantungan kunci dijual sebagai marchandise pada proses kampanye
berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti:
SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International
Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat
diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata
(72)
commit to user
6. Tas Kain
Media Bahan : Kain Polycester
Ukuran : 30 cm x 25 cm
Ilustrasi desain : Maskot Semar, taglinei“Saatnya kamu bangga jadi
iiipenerus budaya Jawa”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Portrait
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
(73)
commit to user
Media Placement :
Tas kain digunakan sebagai wadah atau tempat souvenir, dijual sebagai marchandise pada proses kampanye berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
(74)
commit to user
7. Korek Api
Media Bahan : Stiker Graftac dan korek yang sudah jadi
Ukuran : 8 cm x 2,2 cm
Ilustrasi desain : Maskot Semar, taglinei“Saatnya kamu bangga jadi
iiipenerus budaya Jawa” dan slogan “Wong Jowo
iiisayang Jawane”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Portrait
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
(75)
commit to user
Media Placement :
Korek Api sama juga seperti pin dan gantungan kunci yang dijual
sebagai marchandise pada proses kampanye berlangsung atau ketika
ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
(76)
commit to user
8. Mug
Media Bahan : Keramik
Ukuran : diameter 9 cm, tinggi 9 cm
Ilustrasi desain : Maskot Semar, taglinei“Saatnya kamu bangga jadi
iiipenerus budaya Jawa” dan slogan “Wong Jowo
iiisayang Jawane”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Portrait
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
(77)
commit to user
Media Placement :
Mug sama juga seperti korek yang dijual sebagai marchandise pada
proses kampanye berlangsung atau ketika ada event-event (budaya)
tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
(78)
commit to user 9. Permainan Engklek (digital print)
Media Bahan : Frontlite 200 gr
Ukuran : 200 cm x 50 cm
Ilustrasi desain : Maskot Semar, maskot wajah semar tampak depan
i taglinei“Saatnya kamu bangga jadi penerus budaya
iiJawa” dan slogan “Wong Jowo sayang Jawane”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Portrait
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
Realisasi : digital print dengan proses MMT (Metro Media
(79)
commit to user
Media Placement :
Selain digunakan bermain, permainan engklek ini juga bisa digunakan sebagai hiasan di lantai, ditempel di dinding kamar ataupun tempat strategis untuk ngumpul para remaja seperti: kafe, foodcourt dan lain sebagainya. Permaianan engklek dipromosikan pada proses kampanye berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti:
SIEM (Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International
Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat
diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata
(80)
commit to user 10.Katalog
Media Bahan : Artpaper 150 gram
Ukuran : 20,7 cm x 12,7 cm
Ilustrasi desain : Maskot Semar, ilustrasi punakawan, ajakan-ajakan
iiiuntuk mempelajari kebudayaan jawa beserta
iiiessaynya, taglinei“Saatnya kamu bangga jadi
iiipenerus budaya iiJawa” dan slogan “Wong Jowo
iiisayang Jawane”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Portrait
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
(81)
commit to user Media Placement :
Katalog dibagikan pada proses kampanye berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu , seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
(82)
commit to user
11.Pembatas Buku
Media Bahan : Artpaper 210 gram
Ukuran : 15 cm X 4,7 cm
Ilustrasi desain : Maskot Semar, maskot wajah semar tampak depan
i taglinei“Saatnya kamu bangga jadi penerus budaya
iiJawa” dan slogan “Wong Jowo sayang Jawane”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Portrait
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
(83)
commit to user Media Placement :
Pembatas buku berfungsi sebagai merchandise, akan dibagikan pada
saat proses kampanye berlangsung atau ketika ada event-event
(budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
(84)
commit to user 12.Poster
Media Bahan : Artpaper 210 gram
Ukuran : 30 cm X 42 cm
Ilustrasi desain : Maskot Semar, maskot taglinei“Saatnya kamu
iiiibangga jadi penerus budaya Jawa” dan slogan
iiii“Wong Jowo sayang Jawane”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Portrait
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
(85)
commit to user
Media placement :
Poster di pasang pada saat kampanye berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di tempat-tempat strategis bagi para remaja dan di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
(86)
commit to user 13.Banner
Media Bahan : Frontlite 200 gr
Ukuran : 160 cm x 60 cm
Ilustrasi desain : Maskot Semar, maskot wajah semar tampak depan
i taglinei“Saatnya kamu bangga jadi penerus budaya
iiJawa” dan slogan “Wong Jowo sayang Jawane”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Portrait
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
Realisasi : digital print dengan proses MMT (Metro Media
(87)
commit to user
Media Placement :
Banner dipasang pada saat kampanye berlangsung atau ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di tempat-tempat strategis bagi para remaja dan di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
(88)
commit to user 14.Fingerboard
Media Bahan : Stiker Graftac dan papan fingerboard
Ukuran : 9,7 cm X 2,4 cm
Ilustrasi desain : Maskot Semar, maskot wajah semar tampak depan
i taglinei“Saatnya kamu bangga jadi penerus budaya
iiJawa” dan slogan “Wong Jowo sayang Jawane”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Portrait
Proses Visualisasi : CorelDraw X4
(89)
commit to user
Media Placement :
Selain digunakan bermain, fingerboard biasa digunakan sebagai hiasan ruangan ataupun tempat strategis untuk ngumpul para remaja. Fingerboard dipromosikan pada proses kampanye berlangsung atau
ketika ada event-event (budaya) tertentu, seperti: SIEM( Solo
International Etnic Music), SIPA(Solo International Performing Art), Karnaval Budaya dan lain sebagainya. Juga dapat diletakkan di bagian penjualan souvenir di tempat-tempat wisata budaya di Kota Surakarta.
(90)
commit to user 15.Wallpaper komputer
Media Bahan : digital ilustration
Ukuran : 9600 px X 720 px dan 1280 px X 720 px
Ilustrasi desain : Maskot Semar, maskot wajah semar tampak depan
islogan “Wong Jowo sayang Jawane”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Landscape
(91)
commit to user
Media placement :
Wallpaper komputer dapat langsung di download atau diunduh dari website kampanye ini atau website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.
(92)
commit to user 16.Wallpaper handphone
Media Bahan : digital ilustration
Ukuran : 176 px X 280 px dan 320 px X 240 px
Ilustrasi desain : Maskot Semar, maskot wajah semar tampak depan
islogan “Wong Jowo sayang Jawane”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Landscape dan Portrait
(93)
commit to user
Media placement :
Seperti halnya wallpaper komputer, wallpaper handphone juga dapat langsung di download atau di unduh dari website kampanye ini atau website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.
(94)
commit to user
A.
Media Lini Atas (
Above The Line
)
1. Website
Media Bahan : digital ilustration
Ukuran : 9600 px X 720 px dan 1280 px X 720 px
Ilustrasi desain : Maskot Semar, maskot wajah semar tampak depan
islogan “Wong Jowo sayang Jawane”
Tipografi : CMS content
Format Desain : Landscape
Proses Visualisasi :iCMS(Content Management System), Photoshop
(95)
commit to user
Media placement :
Website akan di upload di jaringan internet dengan nama domain www.ilovejowo.com
(1)
commit to user Media placement :
Seperti halnya wallpaper komputer, wallpaper handphone juga dapat langsung di download atau di unduh dari website kampanye ini atau website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.
(2)
commit to user
A.
Media Lini Atas (Above The Line)
1. Website
Media Bahan : digital ilustration
Ukuran : 9600 px X 720 px dan 1280 px X 720 px
Ilustrasi desain : Maskot Semar, maskot wajah semar tampak depan
islogan “Wong Jowo sayang Jawane”
Tipografi : CMS content
Format Desain : Landscape
Proses Visualisasi :iCMS(Content Management System), Photoshop
(3)
commit to user Media placement :
Website akan di upload di jaringan internet dengan nama domain www.ilovejowo.com
(4)
commit to user 2. Iklan banner (Website)
Media Bahan : digital ilustration
Ukuran : 740 px X 160 px
Ilustrasi desain : Maskot Semar, taglinei“Saatnya kamu bangga jadi iiipenerus budaya Jawa” dan slogan “Wong Jowo iiisayang Jawane”
Tipografi : Badaboom dan Aksara Jawa
Format Desain : Landscape
Proses Visualisasi :CorelDraw X4 dan Adobe Photoshop CS3
Media placement :
Iklan banner (Website) akan di upload dan di kirim lewat e-mail ke
operator website yang dituju. Dalam kampanye ini menggunakan
website www.kafegaul.com dengan ukuran gambar 524 px X 155 px dan ekstensinya jpg, gif dan png.
(5)
commit to user
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perancangan kampanye peduli budaya Jawa pada generasi muda kota Surakarta ini, dihadapkan pada tema yang mengangkat kebudayaan Jawa ditengah kehidupan remaja dalam perkembangan zaman yang modern sekarang ini, sehingga dalam perancangan promo kampanye yang dibuat harus menarik dan jelas. Dengan harapan perancangan kampanye yang dibuat mampu mewujudkan tujuan awal yaitu menumbuhkan rasa kecintaan terhadap budaya Jawa pada generasi muda kota Surakarta.
Pendapat para generasi muda yang menganggap budaya Jawa itu kuno, ketinggalan zaman dan budaya baratlah yang jadi kiblat trend berbudaya anak muda generasi sekarang ini, akan tau bahwa budaya Jawa itu memiliki kepekaan dan keluwesan yang tinggi terhadap perubahan-perubahan di sekitarnya, mampu melebur pada setiap perbedaaan dengan tetap memperlihatkan karakter khasnya. Nilai-nilai serta pemikiran-pemikiran yang terkandung di dalamnya pun tak pernah lekang oleh waktu, menjadikannya sebagai budaya yang kokoh menghadapi kemajuan zaman.
Karakter Semar menjadi maskot dalam kampanye ini karena Semar dalam cerita pewayangan memiliki sifat yang dituakan, bijaksana, mengayomi, mampu memberi nasehat dan pencerahan dengan gaya yang kreatif. Maka diharapkan kampanye ini juga dapat memberi pengaruh yang positif sehingga para generasi
(6)
commit to user
muda mau mengenal dan mencintai budaya Jawa, serta menjaga dan melestarikannya.
Visual dari perancangan kampanye ini menggunakan gaya desain urban art untuk mendekatkan dengan remaja melalui pesan-pesan yang disampaikan, tapi tetap mempertahankan unsur-unsur filosofi budaya Jawa.
B.
Saran
1. Untuk generasi muda kota Surakarta
Semoga dengan hasil karya yang telah penulis buat dalam tugas akhir ini dapat menyadarkan dan memberi pengaruh positif para generasi muda kota Surakarta agar bersama-sama mulai mengenal lebih dekat, mempelajari dan mencintai budaya Jawa.
2. Untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
Hasil karya dari perancangan kampanye peduli budaya Jawa pada generasi muda kota Surakarta ini dalam proses realisasinya, membutuhkan dana yang cukup untuk aplikasinya salah satunya adalah melakukan kerja sama dengan pihak terkait atau perusahaan tertentu sebagai sponsorship.