Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dinamika kehidupan modern seperti saat ini, terdapat sebuah fenomena yang menarik. Kebanyakan orang bekerja keras untuk berjuang mempertahankan hidup hingga rasanya kepentingan duniawi materil adalah segalanya dan seolah-olah melupakan kebutuhan spiritual mereka. Masyarakat sepertinya menganggap urusan rohani dapat sedikit diabaikan untuk sementara waktu demi sukses karir. Dalam dunia intelligensi pun saat ini berkembang 3 macam kecerdasan yang berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang, yaitu kecerdasan intelegensi Inteligence Quotient yang secara harafiah berasal dari dua kata ‘Inteligence’ yang berati kekuatan mental untuk memahami dan berpikir sedangkan ‘Quotient’ berati bagi hasil, pada intinya test Inteligence Quotient digunakan untuk menguji apa yang tidak bisa dilakukan bukan apa yang bisa dilakukan. Kecerdasan emosional Emotional Quotient, kata emosi berasal dari bahasa latin yaitu ‘emovere’ yang berati bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan betindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Sedangkan kecerdasan spiritual diyakini merupakan tingkatan tertinggi dari kecerdasan, yang digunakan untuk menghasilkan arti dan nilai. Para ahli neurology menemukan bahwa ada bagian otak manusia yang mampu menyerap kejadian commit to user 2 spiritual, menyadari kehadiran Tuhan, dan memaknai kehidupan yang dikenal dengan istilah God Spot. Dalam berbagai multiple intelligence test yang dilakukan berkali-kali, diantara ketiga jenis kecerdasan tersebut ternyata Spiritual Quotient yang paling dominan menentukan sukses tidaknya seseorang dalam berkarir Muhammad Rofiq, 2012: 13-21 Spiritual Quotient bisa menjadi faktor penentu kesuksesan seseorang. Hal ini karena Spiritual Quotient berkaitan hubungan langsung antara hamba dengan Sang Pencipta, seperti kadar keimanan dan ketaqwaan, serta kemampuan memahami ajaran agama untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengharap ridho Allah semata. Tidak bisa dipungkiri, sekecil apapun hal dalam kehidupan ini telah ada Maha Pengaturnya, termasuk berkaitan dengan rezeki, pangkat, dan jabatan. “Manusia itu hanya memperoleh apa yang diusahakannya” QS. An Najm: 39. Agaknya ayat ini bisa menyentuh hati bahwa usaha dalam konteks ini bukan hanya bekerja keras siang dan malam melainkan juga bertawakal kepada Allah. Kewajiban manusia adalah berusaha, Allah-lah Maha Penentu segala sesuatu. Diharapkan antara kehidupan duniawi dan akhirat seimbang sehingga kebaikan kedua dunia tersebut dapat diraih. Ada berbagai cara yang dilakukan oleh seseorang dalam mengamalkan perbuatannya yang berkaitan dengan Spiritual Quotient. Salah satu diantaranya ialah melakukan kegiatan ziarah yang dilakukan terhadap leluhur, orang tua, commit to user 3 maupun anggota keluarga yang dicintai. Hal ini dilakukan sebagai salah satu wujud pendekatan dan pengamalan nilai-nilai ibadah yang dilakukan oleh seseorang kepada Tuhannya. Di Indonesia, ziarah dalam artian umum merupakan kunjungan ke makam, Masjid, relik-relik tokoh agama, Raja serta keluarganya, dan terutama ke makam para Wali penyebar agama Islam sebagai wujud kecintaan. Tradisi ziarah ke makam para Wali sudah cukup populer, terutama Walisanga yang menyebarkan agama Islam di Jawa. Para Wali itu di antaranya Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Gresik, Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, Sunan Muria dan Sunan Kudus. Dengan pesatnya perkembangan tradisi ziarah yang dilakukan masyarakat Indonesia pada umumnya membuat tradisi ziarah menjadi sebagai salah satu bentuk wisata minat khusus yang kemudian berkembang menjadi budaya wisata ziarah yang akan terus berkembang. Jero Wacik Menteri Kebudayaan Pariwisata, 2004- 2011 menyatakan, pengembangan wisata ziarah nantinya membawa serta nilai- nilai edukasi yang luhur dalam bentuk keteladanan, penghargaan terhadap para tokoh yang diziarahi karena jasa-jasanya terhadap kehidupan keagamaan dan kemanusiaan, serta kesalehannya kepada Allah. “Karena itu, wisata ziarah akan dibangkitkan lagi, terutama untuk menarik wisatawan domestik. Tahap awal adalah pengembangan wisata ziarah makam Wali Songo. Obyek wisata ziarah juga akan dikembangkan di seluruh Tanah Air,” Depbudpar telah commit to user 4 mencanangkan Tahun Kebangkitan Wisata Ziarah bekerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU. PBNU akan berperan serta dalam membuat panduan agar aktivitas peziarah tidak melanggar etika dan akhlak Islam. Menurut arkeolog Prof Dr Hasan Muarif Ambary, pengembangan wisata ziarah seharusnya dititikberatkan pada aktivitas yang diselenggarakan badan atau biro perjalanan wisata, dan masyarakat pengguna jasa kepariwisataan sehingga wisata ziarah menjadi kebutuhan pokok bersifat spiritual, relaksasi, dan rekreatif. Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi mengatakan, program itu hendaknya menjadi gerakan wisata sehat lahir dan batin. “Dengan berwisata ziarah, kita bisa meneladani cara para Wali dalam membawakan Islam secara damai dan moderat agar tidak ada konflik antar-agama. Ini yang harus ditemukan kembali untuk membangun bangsa ini ”. abril.susiloadhy.net, diakses tanggal 26 Maret 2012 pukul 17.00. Selain itu pelaksanaan untuk menunaikan ibadah Haji dan Umroh pun juga di perintahkan secara jelas. Mengerjakan Haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah Q.S Ali Imran: 96. Dan sempurnakanlah ibadah Haji dan Umroh karena Allah Q.S Al-Baqarah: 196 Berdasar fenomena kehidupan inilah, Khusnudhon Spiritual Tour hadir mencoba membantu memberikan alternatif solusi bagi yang ingin menumbuhkembangkan kehidupan spiritual pribadi demi kebaikan dunia akhirat. Belajar agama tidak selalu harus dengan serius dan suasana yang hening commit to user 5 misalnya, yang penting sekuat apa niat dan kesadaran untuk lebih mengenal Sang Khalik. Khusnudhon mengemas tujuan ini ke dalam program religi tour pesantren tour, pengajian tour, masjid dan industry Islam tour dan ziarah wali ziarah walisanga serta program Haji dan Umroh dengan konsep kegiatan yang membuat mengembangkan pengetahuan agama tidak terdengar sulit dan berat dilakukan. Selain itu, ziarah Walisanga dapat dilakukan secara insidental yang ditepatkan dengan perayaan haul wali yang dikunjungi. Serta membantu dalam menunaikan salah satu rukun islam yaitu perjalanan ibadah Haji sesuai dengan musim Haji dan Umroh sesuai dengan permintaan. Berdasar latar belakang diatas, maka diambilah Biro Perjalanan Khusnudhon Spiritual Tour sebagai judul dan Tugas Akhir. Hal ini dikarenakan masih banyaknya peluang akan wisata religi yang belum teroganisir dengan baik dan belum ada satu pun BPW di Solo yang khusus menangani Perjalanan Wisata Religi dengan berbagai alternatif pilihan progam spiritual yang dibutuhkan oleh masyarakat dewasa ini. Oleh karena itu penulis menyusun laporan Tugas Akhir dengan judul : “Strategi Khusnudhon Spiritual Tour Sebagai Biro Perjalanan Wisata Spiritual Islam di Surakarta ” commit to user 6

B. Perumusan Masalah