Batasan Istilah Jenis Penelitian.

9. Mengetahui sejauh mana menikmati pekerjaan itu sendiri merupakan motivasi relawan Search and Rescue SAR Daerah Istimewa Yogyakarta.

F. Batasan Istilah

1. Motivasi adalah sebuah hal yang menimbulkan dorongan. 2. Relawan adalah orang yang secara sukarela menolong orang lain dengan mencurahkan tenaga, waktu, dan pikiran tanpa mengharapkan imbalan tertentu. 3. Search and Rescue SAR Daerah Istimewa Yogyakarta berarti kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan dan bencana yang berada dibawah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah khasanah tentang motivasi-motivasi, khususnya pada bimbingan karier. 2. Manfaat Praktis a. Pihak SAR DIY. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan refleksi sebagai pertimbangan dan masukan bagi SAR DIY, agar bisa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menambhakan pendampingan guna semakin meningkatkan motivasi relawan SAR DIY. b. Relawan-Relawan SAR DIY. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan refleksi dan meningkatkan semangat relawan-relawan dalam bekerja secara sukarela di SAR DIY. c. Guru Bimbingan dan Konseling. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebagai bahan ajar bahwa seseorang bekerja di latar belakangi oleh macam- macam dorongan. 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini menguraikan motivasi pada relawan Search and Rescue SAR Daerah Istimewa Yogyakarta. Teori-teori ini dijelaskan sebagai berikut. A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Menurut Hasibuan 2007: 92 mot ivasi berasal dari kata latin “Movere” yang berarti “Dorongan atau Daya Penggerak”. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Menurut Sutrisno 2010: 146 motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi seringkali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Menurut As ’ad 1978: 31 motivasi motivation dalam arti yang sebenaranya adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Dengan perkataan lain, sebagai hal atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Sedangkan motivasi yang melatarbelakangi orang yang bekerja disebut motivasi kerja. Kesimpulan menurut peneliti, motivasi adalah suatu hal yang menimbulkan dorongan yang membuat seseorang melakukan aktivitas tertentu.

2. Jenis-Jenis Motivasi.

Menurut Heidjrahman R. dalam Anoraga, 1995: 44. Motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. a. Motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah. Menurut Hasibuan 2007:99 dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja. b. Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan, tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan yang membuat ketakutan. Menurut Hasibuan 2007: 99 dengan motivasi negatif semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka takut di hukum; tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.

3. Aspek- Aspek Motivasi Kerja.

Menurut Gomez, 1997 dalam Muniroh, 2013 aspek-aspek yang terdapat dalam motivasi kerja terdiri dari: a. Aspek Individual, antara lain: 1 Kebutuhan-kebutuhan needs Seorang individu bekerja didorong oleh adanya pemenuhan kebutuhan- kebutuhan. 2 Tujuan-tujuan goals. Seorang individu bekerja didorong oleh tujuan-tujuan tertentu di dalam hidupnya. 3 Kemampuan abilities. Seorang individu bekerja didorong oleh adanya kesesuaian kemampuan- kemampuan yang dimilikinya untuk diaplikasikan dalam pekerjaanya. b. Aspek Organisasional, antara lain: 1 Pembayaran pay. Seorang individu bekerja didorong oleh adanya keseuaian gaji, tambahan bonus, dan pemberian upah. 2 Keamanan pekerjaan job security. Motivasi kerja seorang individu didorong oleh adanya jaminan kesehatan dan jaminan keselamatan. 3 Rekan kerja co-workers. Seorang individu bekerja didorong oleh adanya hubungan antar pribadi yang baik. 4 Pengawasan supervisor. Motivasi kerja seorang individu dalam bekerja didorong oleh pengawasan dari atasan yang sesuai dengan harapan. 5 Pujian praise. Seorang individu bekerja didorong oleh adanya penghargaan yang tinggi dan pujian atau rewards sesuai yang diharapkan. 6 Pekerjaan itu sendiri job itself. Seorang individu bekerja didorong oleh perasaan senang terhadap pekerjaanya.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi.

Menurut Sutrisno 2010: 116 motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan di pengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern yang berasal dari karyawan. a. Faktor Intern Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain: 1 Keinginan untuk dapat hidup. Keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap manusia yang hidup di muka bumi ini. Untuk mempertahankan hidup ini orang mau mengerjakan apa saja, apakah pekerjaan itu baik atau jelek, apakah halal atau haram, dan sebagainya. Misalnya, untuk mempertahankan hidup manusia perlu makan dan untuk memperoleh makan ini, manusia mau mengerjakan apa saja asal hasilnya dapat memenuhi kebutuhan untuk makan. Keinginan untuk dapat hidup meliputi kebutuhan untuk memperoleh kompensasi yang memadai, pekerjaan yang tetap walaupun penghasilan tidak begitu memadai dan kondisi kerja yang aman dan nyaman. 2 Keinginan untuk dapat memiliki. Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang untuk mau melakukan pekerjaan. Hal ini banyak yang kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari, bahwa keinginan yang keras untuk dapat memiliki itu dapat mendorong orang untuk mau bekerja. Contohnya, keinginan untuk dapat memiliki sepeda motor dapat mendorong seseorang untuk mau melakukan pekerjaan. 3 Keinginan untuk memperoleh penghargaan. Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui, dihormati oleh orang lain. Untuk memperoleh status sosial yang lebih tinggi, orang mau mengeluarkan uangnya, untuk memperoleh uang itu pun ia harus bekerja keras. Jadi, harga diri, nama baik, kehormatan yang dimiliki itu harus diperankan sendiri, mungkin dengan bekerja keras memperbaiki nasib, mencari rezeki, sebab status untuk diakui sebagai orang yang terhormat tidak mungkin diperoleh bila yang bersangkutan termasuk pemalas, tidak mau bekerja dan sebagainya. 4 Keinginan untuk memperoleh pengakuan. Keinginan untuk memperoleh pengakuan itu dapat meliputi hal- hal, antara lain adanya penghargaan terhadap prestasi; adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak; pimpinan yang adil dan bijaksana; dan perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat. 5 Keinginan untuk berkuasa Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk bekerja. b. Faktor ekstern Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Faktor-faktor ektern itu adalah: 1 Kondisi lingkungan kerja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan kerja ini, meliputi tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara orang- orang yang ada ditempat tersebut. Lingkungan kerja yang baik dan bersih, mendapat cahaya yang cukup, bebas dari kebisingan dan gangguan, jelas akan memotivasi tersendiri bagi para karyawan dalam melakukan pekerjaan dengan baik. Namun lingkungan kerja yang buruk, kotor, gelap, pengap, lembab, dan sebagainya akan menyebabkan badan cepat lelah dan menurunkan kreativitas. 2 Kompensasi yang memadai. Kompensasi merupakan sumber penghasilan utama bagi para karyawan untuk menghidupi diri beserta keluarganya. Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para karyawan bekerja dengan baik. Adapun kompensasi yang kurang memadai akan membuat mereka kurang tertarik untuk bekerja keras, dan memungkinkan mereka bekerja tidak tenang, dari sini jelaslah bahwa besar kecilnya kompensasi sangat mempengaruhi motivasi kerja para karyawan. 3 Supervisi yang baik. Fungsi supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberikan pengarahan, membimbing kerja para karyawan, agar dapat melaksanakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kerja dengan baik tanpa membuat kesalahan. Dengan demikian, posisi supervisi sangat dekat dengan para karyawan, dan selalu mengahadapi para karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Bila supervisi yang dekat para karyawan ini menguasai liku-liku pekerjaan dan penuh dnegan sifat-sifat kepemimpinan, maka suasana kerja akan bergairah dan semangat. Akan tetapi, mempunyai supervisor yang angkuh mau benar sendiri tidak mau mendengarkan keluhan para karyawan, akan menciptakan situasi kerja yang tidak mengenakan, dan dapat menurunkan semangat kerja. 4 Adanya jaminan pekerjaan. Adanya jaminan pekerjaan di masa depan seperti promosi jabatan, pangkat, maupun jaminan pemberian kesempatan untuk mengembangkan potensi diri akan membuat seseorang untuk meningkatkan motivasi kerjanya menjadi semakin baik. 5 Status dan tanggung jawab. Seseorang yang menduduki jabatan tertentu, akan merasa dirinya dipercaya, diberi tanggung jawab, dan wewenang yang besar untuk melakukan kegiatan-kegiatan, jadi, status dan kedudukan merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan sense of achievement dalam tugas sehari-hari. 6 Peraturan yang fleksibel. Bagi perusahaan yang besar, biasanya sudah ditetapkan sistem dan prosedur kerja ini dapat kita sebut dengan peraturan yang berlaku dan bersifat mengatur dan melindungi para karyawan. Peraturan yang bersifat melindungi dapat memberikan motivasi para karyawan untuk bekerja lebih baik.

B. Relawan.

1. Pengertian Relawan.

Menurut Syahriati 2013, Relawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang berupaya melakukan sesuatu untuk membantu orang lain atau sekelompok orang tanpa ada paksaan atau tekanan maupun berharap atas kepentingan tertentu, yang bekerja pada daerah atau tempat, memiliki karakteristik khusus, yakni bertindak secara bebas guna memberi kemanfaatan kepada orang lain tanpa pamrih berdasarkan atas nilai-nilai kemanusiaan. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNBP 2011 dalam Syahriati, 2013, relawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kemampuan dan kepedulian dalam penanggulangan bencana yang bekerja secara ikhlas untuk kegiatan penanggulangan bencana. Kesimpulan, relawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang mencurahkan waktu, tenaga, fikiranya secara ikhlas tanpa imbalan apapun untuk menolong keselamatan orang lain dan meringankan beban yang dideritanya. 2. Prinsip-Prinsip Dasar Relawan Menurut Indiyastuti dan Cecep, 2006 dalam Syahriati, 2013 prinsip dasar relawan terdiri atas empat hal, yaitu: a. Pilihan, yaitu kerelawanan harus merupakan pilihan bebas masing- masing individu tanpa paksaan dari siapapun. Dorongan, dalam bentuk apapun, untuk terlibat dalam kerelawanan harus tidak berakibat paksaan. Kebebasan untuk menjadi relawan sama halnya dengan kebebasan untuk tidak terlibat. b. Keragaman, yaitu kerelawanan harus terbuka bagi siapapun, tanpa membedakan latar belakang, umur, ras, orientasi seksual, kepercayaan atau agama, dan sebagainya. Keterlibatan menjadi relawan dapat membangun keterikatan, membantu sekelompok orang yang beragam sehingga ia merasa berguna dengan keterlibatanya itu. Penghalang atau batasan-batasan sosial dapat diatasi oleh keterampilan, pengalaman, percaya diri dan kontak yang didapat ketika membantu yang lain. c. Timbal Balik, yaitu relawan menawarkan untuk berkontribusi tanpa harus dibayar, tetapi sebagai gantinya mendapat manfaat dengan cara lain. Menyediakan waktu dan keterampilan secara sukarela harus diakui sebaga upaya untuk mendukung hubungan timbal balik dimana relawan menerima sesuatu yang bermanfaat buat dirinya. Manfaat yang diharapkan oleh relawan termasuk perasaan pencapaian yang berguna, keterampilan yang berguna, pengalaman dan bertambahnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kontak atau relasi, pergaulan dan kesenangan, dan keterlibatannya dalam kehidupan berorganisasi, dan yang terakhir dari prinsip ini, d. Pengakuan, yaitu pengakuan secara eksplisit terhadap nilai sumbangan relawan terhadap organisasi, komunitas, maupun tujuan sosial yang lebih luas, merupakan dasar untuk membangun hubungan yang adil antara relawan dengan organisasi.

C. Search and Rescue SAR Daerah Istimewa Yogyakarta.

1. Pengertian SAR DIY.

Berdasarkan data SAR DIY 2016 SAR Search and Rescue adalah usaha pencarian dan pertolongan yang meliputi usaha mencari, menyelamatkan, memberikan pertolongan terhadap orang atau material yang dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam suatu musibah. Baik musibah pelayaran, penerbangan, serta musibah atau kecelakaan rekreatif atau bencana alam.

2. Tujuan SAR DIY

Berdasarkan data SAR DIY 2016, tujuan SAR DIY antara lain: a. Menyelamatkan jiwa manusia dan harta benda serta barang yang ditimpa musibah kecelakaan bencana sebanyak mungkin dengan cara yang efisien dan efektif. b. Memberi rasa aman, rasa pasti, dan rasa tidak was-was pada orang yang terkena musibah. 3. Penyelenggaraan Operasi SAR DIY Berdasarkan data SAR DIY 2016 Operasi SAR diaktifkan segera setelah diketahui adanya musibah atau diketahui adanya suatu keadaan darurat. Operasi SAR dihentikan bila korban musibah telah berhasil diselamatkan atau bila telah diyakini keadaan darurat tidak terjadi atau bila hasil analisa evaluasi bahwa harapan untuk menyelamatkan korban sudah tidak ada lagi. 4. Wewenang SAR DIY. Menurut data SAR DIY 2006, SAR mempunyai wewenang sebatas pada usaha pencarian, pertolongan, serta evakuasi, sampai korban musibah diserahkan kepada pihak yang berwenang. 5. Tolak Ukur Keberhasilan Operasi SAR DIY Berdasarkan data SAR DIY 2016, tolak ukur keberhasilan operasi SAR DIY terletak pada: a. Kecepatan, kecepatan menemukan lokasi musibah dan cepat dalam memberikan bantuan SAR. Ukuran cepat dalam hal ini bersifat relatif tergantung volume dan besaran kejadian dari musibah atau bencana yang ditangani. b. Ketepatan, ketepatan melakukan perhitungan SAR planning dimana lokasi musibah terjadi, sehingga penggunaan dan pengerahan unsur SAR dapat disesuaikan dengan kebutuhan di area pencarian. c. Pengurangan Resiko, keberhasilan operasi adalah pencapaian dari seberapa besar resiko korban dapat dikurangi sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keberhasilan dilihat dari banyaknya korban yang dapat diselamatkan atau ditemukan serta dari penggunaan biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang didapatkan dalam penyelenggaraan operasi SAR cost and benefit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijabarkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsahan data dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Bogdan dan Tailor dalam Moleong, 2007 menjelaskan bahwa penelitian yang menggunakan metode kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif ini bersifat alamiah. Peneliti tidak berusaha memanipulasi keadaan maupun kondisi lingkungan penelitian melainkan melakukan penelitian terhadap suatu keadaan pada situasi dimana keadaan tersebut memang ada. Penelitian ini secara sengaja melihat dan membiarkan kondisi yang diteliti berada dalam keadaan yang sebenarnya. Metode penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus ini merupakan studi yang mendalam tentang individu dan berjangka waktu relative lama, terus-menerus serta menggunakan objek tunggal, artinya kasus dialami oleh satu orang. Dalam studi kasus ini peneliti mengumpulkan data mengenai diri subjek dari keadaan masa sebelumnya, masa sekarang dan lingkungan sekitarnya. Peneliti melakukan studi kasus dengan landasan teori sebagai acuan ketika peneliti akan menggali suatu hal yang berkaitan dengan subjek. Diharapkan dengan landasan teori yang telah disebutkan pada bab sebelumnya dapat mendasari setiap langkah yang dilakukan oleh peneliti, baik ketika melakukan wawancara, ketika menggali data dari sumber lain yang terikat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian.