Bentuk-Bentuk Perjanjian Wanprestasi Tinjauan Tentang Perjanjian Pada Umumnya

28 e. Perjanjian Konsensual dan Perjanjian Riil Perjanjian Konsensual adalah perjanjian yang timbul karena ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak . Perjanjian riil adalah perjanjian di samping ada persetujuan kehendak juga sekaligus harus ada penyerahan nyata dari barangnya , misalnya jual beli barang bergerak, perjanjian penitipan, pinjam pakai. Satrio, 1993 : 68

5. Bentuk-Bentuk Perjanjian

Bentuk perjanjian dapat dibedakan tiga bentuk perjanjian tertulis, sebagaimana dikemukakan berikut ini : 1 Perjanjian dibawah tangan yang ditandatangani oleh para pihak yang bersangkutan saja. Perjanjian semacam itu hanya mengikat para pihak dalam perjanjian, tetapi tidak mempunyai kekuatan mengikat pihak ketiga, maka para pihak atau salah satu pihak dari perjanjian tersebut berkewajiban untuk mengajukan bukti- bukti untuk membuktikan bahwa keberatan pihak ketiga dimaksud adalah tidak berdasar dan tidak dapat dibenarkan. 2 Perjanjian dengan saksi notaris untuk melegalisir tanda tangan para pihak. Fungsi kesaksian notaris atas suatu dokumen semata- mata hanya melegalisir kebenaran tanda tangan para pihak. Akan tetapi kesaksian tersebut tidaklah mempengaruhi kekuatan hukum dari isi perjanjian. Salah satu pihak mungkin saja 29 menyangkal isi perjanjian. Namun, pihak yang menyangkal tersebut adalah pihak yang harus membuktikan penyangkalannya. 3 Perjanjian yang dibuat di hadapan oleh notaris dalam bentuk akta notariel. Akta notariel adalah fakta yang dibuat di hadapan dan di muka pejabat yang berwenang untuk itu. Pejabat yang berwenang untuk itu adalah notaris, camat, PPAT dan lain-lain. Jenis dokumen ini merupakan alat bukti yang sempurna bagi para pihak yang bersangkutan maupun pihak ketiga. Salim, 2003: 166

6. Wanprestasi

Wanprestasi dinamakan ingkar janji. Ingkar janji terjadi jika debitur tidak melaksanakan kewajibannya tersebut bukan karena keadaan memaksa. Setiawan, 2000 : 17 Debitur dapat dikatakan wanprestasi apabila si berutang debitur tidak melakukan apa yang di janjikannya , maka di katakan ia melakukan wanprestasi. Ia ingkar janji atau alpa atau lalai atau juga ia melanggar perjanjian, bila ia berbuat atau melakukan sesuatu yang tidak boleh melakukannya. Subekti, 2004 : 146 Wanprestasi terjadi apabila apa yang di janjikan oleh pihak lawan, debitur tidak melaksanakan kewajiban prestasinya atau tidak melaksanakan sebagaimana mestinya. Satrio, 1993 : 35 30 Untuk menentukan apakah seseorang debitur itu bersalah melakukan wanprestasi, perlu di tentukan dalam keadaan bagaimana seorang debitur itu di katakan sengaja atau lalai tidak memenuhi prestasi. Seorang debitur dapat di katakan wanprestasi apabila : a. Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali artinya debitur tidak memenuhi kewajiban yang telah disanggupi untuk dipenuhi dalam suatu perjanjian. b. Debitur memenuhi prestasi tetapi tidak baik atau keliru. Dalam hal ini debitur melaksanakan atau memenuhi apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana mestinya. c. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak tepat pada waktunya atau debitur memenuhi prestasi tetapi terlambat. d. Debitur melaksanakan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. Subekti, 2004 : 147 Dalam hal debitur tidak lagi mampu memenuhi prestasinya, maka dikatakan debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali. Sedangkan jika prestasi, debitur masih dapat di harapkan pemenuhannya, maka di golongkan ke dalam terlambat memenuhi prestasi. Jika debitur memenuhi prestasi secara baik, ia di anggap terlambat memenuhi prestasi jika prestasinya masih dapat di perbaiki dan jika tidak, maka di anggap tidak memenuhi prestasi sama sekali. 31 Menurut ketentuan Pasal 1238 KUH Perdata, si berhutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ini menetapkan bahwa si berutang harus di anggap lalai dengan lewatnya waktu yang di tentukan. Dalam perikatan untuk tidak berbuat sesuatu, yang telah di tetapkan dalam perjanjian tidak perlu di persoalkan apakah di tentukan dalam jangka waktu tertentu atau tidak. Pokoknya sejak perikatan itu berlaku atau selama berlaku, debitur melakukan perbuatan itu, ia dinyatakan telah lalai wanprestasi Akibat hukum bagi debitur yang telah melakukan wanprestasi adalah: 1 Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau biasa dinamakan ganti rugi. 2 Pembatalan perjanjian atau dinamakan pemecahan perjanjian. 3 Peralihan risiko. 4 Membayar biaya perkara, kalau sampai di perkarakan di depan hakim. Setiawan, 2000:29

7. Overmacht