42
C. Kerangka Pemikiran
Penyelesaian
Negoisasi musyawarah Oleh Konsumen :
Pembayaran Telat
DASAR HUKUM
S
URAT
K
EPUTUSAN
W
ALIKOTAMADYA
K
EPALA
D
AERAH
T
INGKAT
II S
EMARANG NOMOR
690759T
H
.1997
Perjanjian Penyambungan Air Minum
Proses Pelaksanaan
1.Formulir permohonan sambung baru.
2.Foto copy KTP pemohon
3.Foto copy PBB tahun terakhir.
4.Gambar denah lokasi
Wanprestasi Konsumen
PDAM Kota Semarang
1. LOKET PELAYANAN : MEMBELI DAN MENGISI FORMULIR.
2. FORMULIR DISERAHKAN KE BAGIAN TEKNIS.
3. BERKAS DI AGENDAKAN DAN DIKIRIM KE SEKSI PERENCANAAN UNTUK PENELITIAN.
4. H
ASIL PENELITIAN SECARA TEKNIS AKAN DIINFORMASIKAN KE CALON PELANGGAN
,
DAN APABILA SECARA TEKNIS MEMUNGKINKAN
PELANGGAN DIPERSILAHKAN MENGISI DATA ADMINISTRASI DI
S
EKSI
L
ANGGANAN
C
ABANG
.
5.
MEMBAYAR BIAYA
S
AMBUNG
B
ARU
KE S
EKSI
I
NKASO
C
ABANG
. 6.
P
EMASANGAN SAMBUNGAN DILAKSANAKAN OLEH
I
NSTALATUR
.
Oleh PDAM : 1. Pipa Bocor
2. Air Mati, air kecil, air keruh 3. Meter Air mati
43
Tujuan pembuatan perjanjian-perjanjian antara PDAM Kota Semarang dengan pelanggan adalah untuk mempertegaskan dan
memperjelas hak dan kewajiban pelanggan dan PDAM, sehingga dapat mendorong terciptanya hubungan yang harmonis, dinamis dan berkeadilan
yaitu syarat-syarat penyambungan air minum, hak dan kewajiban kedua belah pihak. Perjanjian-perjanjian penyambungan air minum antara PDAM
Kota Semarang dengan konsumen menerbitkan suatu perikatan. Perikatan adalah suatu hubungan hukum yang menimbulkan kepada pihak yang satu
untuk menuntut suatu prestasi dan yang lain berkewajiban untuk memenuhinya. Dalam pelaksanaan perjanjian kerja bersama yang sekurang-
kurangnya harus mencakup Nama, tempat kedudukan serta alamat konsumen; Nama, tempat kedudukan serta alamat perusahaan; Hak dan
kewajiban PDAM; Hak dan kewajiban konsumen, Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian dan Tanda tangan para pihak pembuat
perjanjian kerja bersama yang termuat dalam SPL Surat Permohonan menjadi Langganan yang isinya lebih membebankan kewajiban saja pada
pelanggan, tanpa menguraikan hak-hak yang semestinya di terima pelanggan apabila pelayanan PDAM Kota Semarang merugikan pelanggan. Jadi
perjanjian tertulis yang dilakukan PDAM Kota Semarang dengan pelanggan hanya sebagai formalitas saja, dan pelaksanaanya sebagian besar merugikan
pelanggankonsumen. Peranan SK Walikota Semarang 690759Th.1997 tanggal 11 Desember 1997 Tentang Standar Pelayanan Minimal Perusahaan
Air Minum Kota Semarang yakni untuk melindungi kepentingan
44
konsumenpelanggan PDAM Kota Semarang yang hak-haknya tidak termuat dalam SPL Surat Permohonan menjadi Langganan ..
Pelaksanaan Perjanjian antara PDAM Kota Semarang dengan konsumen dimungkinkan tidak dilaksanakan oleh para pihak atau oleh salah
satu pihak sehingga terjadi wanprestasi. Dalam perikatan untuk tidak berbuat sesuatu, yang telah di tetapkan dalam perjanjian tidak perlu di persoalkan
apakah di tentukan dalam jangka waktu tertentu atau tidak. Pokoknya sejak perikatan itu berlaku atau selama berlaku, debitur melakukan perbuatan itu,
ia dinyatakan telah lalai wanprestasi. Wanprestasi adalah pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan tidak menurut
selayaknya, apabila di dalam melaksanakan prestasi perjanjian telah lalai sehingga terlambat dari jadwal waktu yang ditentukan atau dalam
melaksanakan prestasi tidak menurut selayaknya. Akibat hukum bagi debitur yang telah melakukan wanprestasi adalah Membayar kerugian
yang diderita oleh kreditur atau biasa dinamakan ganti rugi, pembatalan perjanjian atau dinamakan pemecahan perjanjian, peralihan risiko,
membayar biaya perkara, kalau sampai di perkarakan di depan hakim. Jika terjadi perselisihan antara PDAM Kota Semarang dengan
konsumen akibat dari salah satu pihak wanprestasi atau tidak memenuhi dari isi perjanjian kerja bersama yang telah disepakati bersama, Ketika
terjadi Permasalahan dengan PDAM Kota Semarang, Upaya yang dilakukan pelanggankonsumen untuk memperoleh hak-hak yang seharusya di dapat
adalah dengan jalan mengadukan masalahnya ke Lembaga Pembinaan dan
45
Perlindungan Konsumen LP2K Semarang. Selama ini cara penyelesainnya dapat dilakukan dengan cara damai yaitu mengadakan perundingan atau
musyawarah .
46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian