6
2.2.4. Pencampuran Ransum
Setelah dilakukan pencampuran ransum, terlebih dahulu dilakukan penimbangan
bahan-bahan penyusun ransum kecuali ransum A.
Penimbangan dimulai dari penimbangan bahan yang jumlahnya paling banyak dan diakhiri dengan penimbangan bahan jumlahnya paling sedikit. Bahan-
bahan yang telah ditimbang ini, disusun secara vertikal menurut jumlah bahan yang digunakan dalam fomulasi ransum ini, yaitu bahan yang jumlahnya
paling banyak ditempatkan pada lapisan terbawah kemudian disusul dengan bahan yang jumlahnya lebih sedikit, dan seterusnya. Tumpukan bahan-bahan
tersebut kemudian dibagi menjadi empat bagian, masing-masing bagian dicampur secara merata sampai homogen. Keempat bagian tersebut kemudian
dicampur menjadi satu kembali sehingga diperoleh campuran yang homogeny secara keseluruhan. Ransum yang telah tercampur ini kemudian dimasukan ke
kantong plastik dan diberi kode sesuai dengan perlakuan. Pencampuran ransum ini dilakukan setiap minggu di atas lembaran
plastik yang dihamparkan pada lantaidasar yang datar.
2.2.5. Pemberian Ransum dan Air Minum
Pemberian ransum dan air minum dilakukan secara ad-libitum. Pakan diberikan secara merata pada tiap petak kandang, sebanyak
2 3
bagian dari volume tempat pakan untuk mengantisipasi pakan tidak banyak yang tercecer.
Air minum yang diberikan bersal dari PDAM setempat. Sebelum digunakan air yang berasal dari PDAM terlebih dahulu diendapkan selama
satu malam untuk mendapatkan kandungan kaporit yang terdapat dalam air Abidin, 2002. Pemberian air minum adalah ad-libitum. Penambahan air
minum juga dilakukan setiap waktu ketika persediaan air minum berkurang. Pembersihan tempat pakan dan air minum dilakukan setiap pagi hari
sebelum pemberian ransum dan air minum. Pada saat itu juga dilakukan penimbangan sisa pakan dan pengukuran sisa air minum. Komposisi bahan-
bahan penyusun ransum disajikan pada Tabel. 2 dan kandungan zat-zat makanannya disajikan pada Tabel. 3 berikut ini.
7
Tabel 2. Komposisi Ransum tiap Perlakuan
KOMPOSISI RANSUM PERLAKUAN
A B
C D
1 Ransum Komersial
2 Pollard
3 “Duck mix”
100 85
15 0,3
70 30
0,3 55
45 0,3
Total 100
100 100
100
Keterangan : A : Ransum komersial 100 sbagai control
B : Ransum komersial 85 + pollard 15 + additive “Duck mix” 0,3
C : Ransum komersial 70 + pollard 30 + additive “Duck mix” 0,3 D : Ransum komersial 55 + pollard 45 + additive “Duck mix” 0,3
: Ransum komersial yang diproduksi oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. : Additive
Tabel 3. Kandungan Nutrisi
Kandungan Nutrien
2
Perlakuan
1
Standard Kebutuhan
3
A B
C D
1 BK
2 PK
3 Lemak kasar
4 SK
5 BO
6 Ca
7 P
8 M.E kalkg
88 21
4 4,5
93,5 0,9-11
0,7-0,9 3100
88,32 20,8
4,1 5,14
93,84 -
- 3064
88,63 19,57
4,2 5,76
94,17 -
- 3028
88,95 18,85
4,31 6,4
94,35 -
- 2992
- 16,0
- -
-
0,6 0,35
2900
Keterangan : 1
A : Ransum komersial 100 sbagai control B : Ransum komersial 85 + pollard 15 +
additive “Duck mix” 0,3 C : Ransum komersial 70 + pollard 30 + additive “Duck mix” 0,3
D : Ransum komersial 55 + pollard 45 + additive “Duck mix” 0,3 2
Berdasarkan Brosur ransum komersial Produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Berdasarkan Hartadi et al. 1993.
3 Standard NCR 1984.
8
2.2.6. Variabel yang Diamati