Latar Belakang ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK ITIK BALI YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG POLLARD BERBEDA DENGAN ADDITIVE DUCK MIX.

1 I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beternak itik merupakan salah satu kebiasaan yang berkembang di masyarakat pedesaan. Hal ini bisa dipahami karena adanya lahan persawahan yang relatif memadai dibandingkan daerah perkotaan. Umumnya, peternakan di pedesaan dilakukan secara tradisional yakni itik digembalakan di sawah-sawah pascapannen padi atau di selokan-selokan. Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan msyarakat akan telur dan daging itik, cara tradisional mulai ditinggalkan. Para peternak kemudian beralih pada cara modern yakni pemeliharaan intensif dan semi intensif. Agromedia, 2003. Pemeliharaan intensif pada umumnyamemerlukan perlakuan pengawasan yang sangat ketat dan diimbangi dengan pemberian pakan yang bermutu gizi tinggi, akan tetapi pemberian pakan bermutu tinggi memerlukan biaya tinggi yang mengakibatkan meningkatnya biaya produksi suatu usaha peternakan itik. Pemberian pollard dan “Duck mix” pada ransum komersial diharapkan dapat menekan biaya produksi pemeliharaan itik, dengan jalan meminimalkan pemberian ransum komersialyang diberikan pada terak itik. Menurut Tillman et al. 1989 pollard merupakan bahan makanan ternak yang berasal dari limbah pertanian yaitu hasil ikutan pengilingan gandum yang mengandung protein kasar 18,7 dan serat kasar 7,7 , ditambahkan oleh Hatardi et al. 1993 bahwa pollard mengandung energi meta bolisme sebesar 2103 kkalkg, protein kasar 16,1 , lemak kasar 4,5 , serat kasar 6,6 , kalsium 0,10 dan fosfor 0,91 . Hal inilah yang membuat penggunan pollard menjadi alternatif dalam meminimalkan biaya pakan, selain mengandung nutrien yang baik untuk tubuh, pollard juga lebih mudah didapatkan dan harga relatif murah. Walau pollard memiliki kelebihan seperti diatas, pollard juga mengandung asam fitat yang dapat menurunkan absorbsi mineral, maka dengan penambahan mineral pada pakan atau ransum dapat menanggulangi peniurunan absorbs mineral. Anggorodi, 1995. 2 Menimbang bahwa kebutuhan akan pangan hewani banyak terpenuhi dari ternak unggas khususnya ternak itik, maka diperlukan usaha yang ditujukan pada perbaikan mutu pangan unggas, yang dapat menekan biaya produksi pemeliharaan ternak itik. Brdasarkan uraian di atas bahwa belum da data tentang pemanfaatan ransum komersial dicampur dengan pollard an “Duck mix” untuk ransum itik Bali jantan umur 3-10 minggu terhadap analisis finansial usaha ternak itik Bali yang diberi ransum mengandung pollar berbeda dengan additive “Duck mix”.

1.2. Hipotesis