Kedudukan dan fungsi Pacalang Dalam Sistem Keamanan Regional

24 bahwa para dewa selalu mengawaasi dan akan memberi ganjaran sanksi kepada siapa yang berani mengusik keberadaan hutan tersebut Pujaastawa, 2002: 29-30. Selain itu dalam pengamanan sekala nyata dilakukan pula pembentukan pacalang pariwisata dikawasan hutan tersebut. d. Pacalang Subak Pilar-pilar budaya Bali menurut Clifford Geertz 2000:102 terdisi atas desa adat, sanggahpemerajan dan subak. Subak adalah organisasi pengairan tradisional Bali yang bercorak sosial religious yang mempunyai aturan-aturan tersendiri berupa wig-awig, mempunyai pengurus, dan kekayaan sendiri,memiliki otonomi dalam mengatur pembagian air disawah diantara petani secara adil. Bertolak dari hal tersebut, agar pembagian air dapat dilakukan denga tertib, maka diperlukan suatu perangkat subak,yakniPangliman Subak, yang bertugas mengatur dan mengawasi jalannya pembagian air secara adil. e. Pacalang Sawur Tungur Pacalang Sawung Tungur bertugsa khusus menjaga keamanan dan ketrtiban jalannya upa ara ta uh rah yaitu upa ara su i kor a darah aya , yang dilaksanakan pada saat upa ara keaga aa Hi du di Pura. Upa ara ta uh rah seri g disalah gu aka menjadi sabung ayam tajen yang berdasarkan KUHP dikualifikasikan sebagai tindakan criminal.Sebagai perbuatan melanggar hukum, maka sabung ayam tajen dilarang dan sebagai akibatnya tugas Pacalang Sawung Tungur makin berkurang.

E. Kedudukan dan fungsi Pacalang Dalam Sistem Keamanan Regional

1. Kedudukan Berdasarkan kutipan dari beberapa ketentuan Peraturan Dasar dan Peraturan perundang – undangan tersebut diatas dapat dirumuskan bahwa antara pacalang Kepolisian Negara berada dalam kedudukan yang koordinatif. Artinya Kepolisian Negara diwajibkan oleh Undang- Undang untuk mengkoordinir pelaksanaan tugas Pacalang agar di lapangan tidak terjadi benturan tumpang tindih dengan petugas pe ga a s akarsa lai ya Ha sip, “atpa de ga tugas kepolisia Negara itu sendiri. Kewajiban untuk mengkoordinir itu deilengkapi pula dengan kewajiban untuk mengawasi dan membina secara teknis tugas pacalang pasal 14 huruf f.kewajiban mengawasi adalah kewajiban untuk melakukan pemantauan pleh kepolisian kepada pacalang dalam hal pacaang melakukan tugasnya, apakah secara teknis demi peningkatan kemampuan praktik dibidang pelaksanaan tugas keamanan dan 25 ketertiban Pacalang. lihat pasal 15 ayat 2 huruf g UU No. 22002. Dengan demikian terlihat jelas bahwa dibidang pelaksanaan fungsi, kedudukan kepolisian Negara adalah lebih penting dari Pacalang. Kedudukan yang demikian ini yang lebih jauh dapat diklarifikasikan sebagai berikut : 1 Kepolisian Negara adalah alat Negara yang bertugas dalam wilayah Negara Republik Indonesia, sedangkan Pacalang adalah alat masyarakat hukum adat yang bertugas hany adiwilayah Desa Adat Pakraman. 2 Keberadaan desa Adat Pakraman dimana Pacalang merupakan salah satu apaaratnya dalam suatu Negara kesatuan bukanlah sebagai Negara dalam Negara. Oleh karena itu segala aturan adat termasuk awig-awig adat yang mengatur Pacalang tidak boleh bertentangan dengan Undang- Undang Negara terutama dengan UU Kepolisian Negara RI. 3 Dalam UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI dinyatakan bahwa Kepolisian adalah pengemban fungsi kepolisian yang meliputi fungsi pemeliharaan keamanan dan ketertiban, penegakan hukum, [erlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Sementara Pacalang dalam bahasa UU disebut bentuk-bentuk pengamanan swakarsa oleh UU dinyatakan hanya sebagai pembatu kepolisian Negara RI dalam mengemban fungsi kepolisian. lihat pasal 2 dsan pasal 3 UU No. 2 Tahun 2003. Konsekwensinya adalah bila umpamanya terjadi gangguan keamanan kestabilan disuatu wilayah Indonesia misalnya disuatu Desa Adat Pakraman tertentu yang bertanggung jawab adalah Kepolisian Negara dan bukan Pacalang karena Pacalang sebagai pembantu kepolisian. Meski hanya sebagai pembatu, dalam upaya menunjang keberhasilan tugas kepolisian, peran pacalang tidak bisa dianggap remeh. 2. Fungsi Pacalang Diatas telah disinggung bahwa fungsi pacalang menurut UU adalah membantu kepolisian Negara dalam mengemban fungsi kepolisian. Dalam posisinya sebagai pembantu kepolisian, belum jelas sampai dimana luas ruang lingkup fungsi pengaman swakarsa pembantu lainnya Hansip, Polisi Pamong Praja, satpam dan Lain-lainnya.Batas kewenangan dalam pelaksanaan fungsi perlu mendapat perhatian untuk menghindari praktek tumpang tindih dilapangan. Untuk memecahkan masalah kewenangan dapat dipakai asas-asas kejelasan kewenangan yang meliputi 3 asas yaitu : 26 1 Asas kewilayahan ratione loci atau teritoir gebeid 2 Asas substansial ratione materii atau zaken gebeid 3 Asas waktu ratione temperi atau tidj gebeid Asas kewilayahan mengajarkan, suatu kewenangan itu memiliki wilayah keberlakuan yang jelas, begitu juga kalau ada kewenangan yang berlaku transwilayah lintas wilayah agar ditentukan secara jelas pula dalam aturan yang mendasari timbulnya kewenangan itu. Asas substansial mengajarkan agar isi materisubstansi kewenangan didiskripsika secara jelas sihingga tidak menimbulkan keragu-raguan bagi kewenangan lainnya 12 . Sementara asas waktu, mengajarkan bahwa pejabat pemilik kewenangan memiliki kewenangan selama jangka waktu masa jabat.Bila masa jabatan berakhir maka berakhir pulalah kewenangan yang melekat pada pejabat pemilik kewenangan itu. 13 a Pacalang dan Pembantu Kepolisian Lainnya Dalm upaya menentukan batas kewenangan Pacalang dengan pembantu kepolisian lainnya asas kewilayahan dan asas substansial dapat dijadikan sebagai acuan utama.Sementara asas wajtu sebagai asas pelengkap karena dilapangan pelaksanaan asas waktu tidak begitu banyak menimbulkan masalah. Dengan menggunkan asas kewilayahan dan asas substansial analisis batas kewenangan antara pacalang disatu pihak dengan Polisi Pamong Praja dan Satpam dipihak lain dapat dilakukan secara lebih mudah. Secara konseptual dasar asas kewilayahan Polisi Pamong Paraja berwenang melakukan penyelidikan atas tindakan-tindakan yang melanggar ketentuan perda sedangkan satpam berwenang melakukan penertiban dan keamanan lingkungan lokasi perusahaan kantor. Sementara Pacalang atas dasar asas kewilayahan hanya memiliki kewenangan di wilayah Desa Adat Pakraman saja, dan dari segi asas substansial Pacalang hanya mempunyai kewenangan pada bidang pengamanan penyelenggaraan urusan adat agama. 12 Pasek Diantha, 2011, Pecalang Dalam Perspektif Sistem Ke a a a ‘egio al, dala uku Pe ala g Perangkat Keamanan Desa Adat di Bali, Bali Shanti, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada masyarakat, Universitas UIdayana, Denpasar, h.66-67. 13 Ibid, h. 63 27

A. Pentingnya Polri Membangun Kemitraan Dengan Pecalang