campuran air dan campuran metanol dengan perbandingan tertentu Gandjar dan Rohman, 2009.
2.3.3 Aplikasi Penotolan Sampel
Pemisahan pada kromatografi lapis tipis yang optimal akan diperoleh hanya jika menotolkan sampel dengan ukuran bercak sekecil dan sesempit
mungkin. Sebagaimana dalam prosedur kromatografi yang lain, jika sampel yang digunakan terlalu banyak makan akan menurunkan resolusi Rohman, 2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penotolan sampel secara otomatis lebih dipilih daripada penotolan secara manual terutama jika sampel yang akan
ditotolkan lebih dari 15 µl Gandjar dan Rohman, 2007. Campuran yang akan dikromatografi harus dilarutkan di dalam pelarut
yang agak nonpolar untuk ditotolkan pada lapisan. Pada umumnya, dipakai larutan 0,1-1. Hampir segala macam pelarut dapat dipakai, tetapi yang terbaik
yang bertitik didih antara 50
o
dan 100
o
C.Pelarut yang demikian mudah ditangani dan mudah menguap dari lapisan.Air hanya dipakai jika tidak ada pilihan Gritter,
1991. Bercak atau pita ditotolkan pada jarak 15 mm dari tepi bawah lapisan.
Jarak suatu bercak awal, yang berukuran 3 – 5 mm, ke bercak awal lainnya dan jarak antara bercak paling pinggir dengan tepi samping sekurang-kurangnya 10
mm. Lapisan tidak boleh rusak selama penotolan cuplikan itu. Biasanya ditotolkan 1 – 10 µl larutan cuplikan 0,1 – 1. Untuk menotolkan disarankan agar
menggunakan mikropipet berujung runcing, khusus berskala 1 µl dan bervolume 10 µl 1 ml = 1000 µl.Larutan yang keatsiriannya rendah atau jumlahnya besar,
ditotolkan sebagian-sebagian; dalam hal ini pelarut dibiarkan menguap dahulu sebelum penotolan berikutnya dilakukan Stahl, 1985.
2.3.4 Pengembangan
Pengembangan ialah proses pemisahan campuran cuplikan akibat pelarut pengembang merambat naik dalam lapisan. Jarak pengembangan normal, yaitu
jarak antara garis awal dan garis depan, ialah 100 mm. Di samping pengembangan sederhana, yaitu perambatan satu kali sepanjang 10 cm ke atas, pengembangan
ganda dapat juga digunakan untuk memperbaiki efek pemisahan yaitu dua kali merambat 10 cm ke atas berturut-turut pada pengembangan dua kali. Lapisan
KLT harus dalam keadaan kering diantara kedua pengembangan tersebut, ini dilakukan dengan membiarkan pelat di udara selam 5-10 menit Stahl, 1985.
Bila sampel telah ditotolkan maka tahap selanjutnya adalah mengembangkan sampel tersebut dalam suatu bejana kromatografi yang
sebelumnya telah dijenuhi dengan uap fase gerak. Tepi bagian bawah lempeng lapis tipis yang telah ditotoli sampel dicelupkan ke dalam fase gerak kurang lebih
0,5-1 cm. Tinggi fase gerak dalam bejana harus di bawah lempeng yang telah berisi totolan sampel Gandjar dan Rohman, 2007.
Bejana kromatografi harus tertutup rapat dan sedapat mungkin volume fase gerak sedapat mungkin akan tetapi harus mampu mengelusi lempeng sampai
ketinggian lempeng yang telah ditentukan. Untuk melakukan penjenuhan fase gerak, biasanya bejana dilapisi dengan kertas saring. Jika fase gerak telah
mencapai ujung atas kertas saring, maka dapat dikatakan bahwa fase gerak telah jenuh Gandjar dan Rohman, 2007.
Ada beberapa teknik untuk melakukan pengembangan dalam kromatografi lapis tipis, yaitu pengembangan menaik ascending. Selain dengan cara menaik,
dikenal pula pengembangan dengan cara menurun descending, melingkar dan mendatar. Meskipun demikian, cara pengembangan menaik merupakan cara yang
paling populer dibandingkan dengan cara menurun Gandjar dan Rohman, 2007.
2.3.5 Deteksi