65
3.4 Telaah Isi dan Pesan Naskah
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ ۲
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ ڬ
Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga Karya Al-Husni
3.4.1 Isi Naskah
Halaman 1
Penulis syair memulai dengan Bismillah yang diberi iluminasi, kemudian penulis mengungkapkan pujian kepada Allah disertai salawat kepada Rasulullah.
Penulis naskah ini menyampaikan kepada pembaca bahwa naskah ini sangat baik sekali untuk dibaca, karena naskah ini banyak mengandung nasihat-nasihat,
pelajaran dan pandangan agama. Banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik dari naskah ini, khususnya kepada ibu bapak yang anaknya telah meninggal sewaktu
kecil. Ibu bapak yang anaknya telah meninggal dunia hendaklah membaca al-
ḥamdulillāhi, innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn, karena sesungguhnya segala yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Lepaslah
kepergian seorang anak dengan sabar dan penuh keikhlasan, menyadari sesungguhnya bahwa anak adalah kepunyaan Allah dan Allahlah yang berkuasa
atas segalanya.
Halaman 2
Naskah pada halaman kedua ini adalah lanjutan dari pembukaan syair atau pengantar dari pengarang yang ditujukan pada pembaca buku Syair Kanak-Kanak
dalam Syurga ini. Naskah ini juga berisi tentang pandangan agama, bagaimana azab dan siksaan di Padang Mahsyar dan azab Allah di neraka kelak, juga nikmat
Allah di dalam syurga yang dapat menyenangkan kehidupan manusia di akhirat. Pengarang menyebutkan pada akhir naskah ini sengaja ditambah beberapa hadist
Universitas Sumatera Utara
66
tentang ruh anak yang sudah meninggal dan beberapa ayat al-Qur’an mengenai kesabaran dan hakikat sifat sabar itu.
Halaman 3
Pada halaman ini diungkapkan syair nasihat, bahwa kematian seorang anak itu bukanlah bentuk dari penyiksaan Allah kepada hamba-Nya, melainkan
tanda kasih sayang Allah yang bersifat Rahman.. Ruh anak-anak yang telah meninggal dunia itu akan terus ke syurga dan selalu berdo’a. Mereka selalu
meminta kepada Allah agar kelak orang tua mereka bisa dimasukkan ke dalam syurga.
Manusia yang bisa menerima takdir Allah dengan ikhlas dan sabar maka di akhirat nanti Allah akan beri balasan syurga-Nya. Allah akan berikan pahala yang
berlipat ganda dan kemuliaan kepada orang-orang yang bersifat sabar, dan Allah akan selalu bersama orang-orang yang sabar dan ikhlas dalam menghadapi segala
cobaan dan ujian. Bersifat sabar itu adalah tuntunan iman, yang wajib dimiliki oleh setiap insan. Segala yang hidup di dunia ini pasti akan mati.
Halaman 4
Penulis syair menjelaskan bahwa, Allah itu berkuasa dalam segala hal. Janganlah pernah manusia berbuat durhaka, karena Allah tidak menyukai orang-
rang yang durhaka. Manusia harus selalu ingat bahwa ajal pasti akan datang. Semua orang pasti akan kembali kepada-Nya. Jangan pernah tergoda dengan
kenikmatan dunia, karena itu hanyalah sementara dan jangan lupa beramal untuk dirinya.
Orang-orang yang memiliki sifat sabar akan mendapatkan rahmat yang tiada henti-hentinya. Sifat sabar merupakan pahala yang tinggi nilainya. Allah
telah menjanjikan surga kepada orang-orang yang selalu bersifat sabar. Musuh dari setiap hamba adalah iblis dan syetan. Mintalah selalu perlindungan hanya
kepada Allah. Nabi bersabda, jika seseorang sedang mendapatkan musibah, maka segeralah berwudhu dan sucikan diri. Shalatlah dan minta perlindungan kepada
Universitas Sumatera Utara
67
Allah. Baca Al-Quran dengan khusuk diiringi dengan do’a selamat agar hati terasa tenteram.
Halaman 5
Penyair menerangkan bahwa Allah akan memberikan ketenangan bagi orang-orang yang selalu berserah diri kepada Nya. Pikiran yang kacau akan Allah
tenangkan, yaitu dengan mengamalkan shalat malam tahajud di malam sunyi menjelang fajar berulang-ulang kali. Perasaan yang sedih Allah hapuskan, hati
yang sempit akan Allah lapangkan. Orang-orang yang selalu mengerjakan perintah Allah akan mendapatkan pahala yang besar. Wajahnya selalu berseri
gembira, tidak mudah digoda oleh iblis dan syetan. Itulah tanda-tanda orang yang bertaqwa.
Kematian anak-anak itu adalah suci, malaikat akan mencabut nyawanya dengan sangat berhati-hati, sehingga anak-anak itu tidak merasakan sakit
sedikitpun. Setelah ruh anak-anak itu dibawa pergi, malaikat akan menunggu perintah dari sang Ilahi untuk membawanya ke dalam syurga.
Halaman 6
Pada halaman ini penyair mengungkapkansyurga adalah tempat terindah yang Allah siapkan untuk hamba-Nya yang bertaqwa. Di sana terdapat buah-
buahan yang lezat, beraneka ragan buah yang disebutkan seperti anggur, durian, rambutan, mangga, jeruk, manggis, menandakan segala buah-buahan di dunia
akan ada di syurga kelak. Makanan dan minuman yang cukup, sungai dengan air yang jernih serta keindahan pasirnya bak mutiara yang bertaburan, burung-burung
yang beterbangan dan taman bunga yang indah. Semua kenikmatan syurga tidak ada tandingannya. Orang yang menerima dengan ikhlas dan sabar semua takdir
Allah, maka syurgalah balasan yang Allah janjikan.
Halaman 7
Penyair mengisahkan tentang ruh anak-anak yang terus ke syurga, mereka akan hidup bahagia di sana. Apapun yang mereka minta ada di sana, mereka
Universitas Sumatera Utara
68
bermain bersama-sama. Namun demikian, anak-anak selalu rindu kepada orang tuanya. Mereka selalu bertanya-tanya, dimanakah orang tua mereka sekarang?
sudah terlalu lama mereka berpisah. Anak-anak selalu berdoa kepada Allah agar hari kiamat cepat datang,
karena pada saat itulah mereka bisa bertemu dengan ayah dan ibunya. Anak-anak itu ragu apakah ayah bunda mereka akan masuk syurga? Maka dari itu mereka
juga berdoa agar orang tua mereka dimasukkan Allah ke dalam syurga, mereka akan merasa sedih jika orang tuanya masuk ke dalam neraka. Di balik semua itu
Allah telah memerintahkan jibril agar menemui malaikat Ridwan penjaga syurga supaya melakukan sesuatu untuk anak-anak itu.
Halaman 8
Pada halaman ini dikisahkan bahwa hari kiamat sudah tiba. Allah memberi perintah kepada Jibril untuk menyampaikan pada Ridwan penjaga syurga untuk
mengeluarkan anak-anak dari dalam syurga. Jibril berkata : “anak-anak sekalian, keluarlah kalian dari dalam syurga”. Anak-anak sangat gembira mendengar berita
itu. Mereka segera mengisi air ke dalam kendi untuk diberikan kepada orang tua mereka nanti. Anak-anak segera bersiap-siap, mereka memakai segala perhiasan,
cincin permata yang cantik dan memakai wangi-wangian. Anak-anak itu kelihatan berseri-seri, membayangkan akan bertemu dengan ayah dan ibu mereka.
Halaman 9
Penulis syair mengisahkan bagaimana anak-anak keluar dari dalam syurga, hendak mencari ayah dan ibunya. Tibalah anak-anak di padang mahsyar. Anak-
anak masih bertanya-tanya, dimanakah gerangan ayah dan ibunya. Rasa rindu yang telah lama mereka pendam, mereka sudah tak sabar ingin bertemu kembali.
Ketika anak-anak itu berjalan di Padang Mahsyar, mereka menemukan jalan bersimpang dua, yang kanan jalan menuju syurga, sedangkan yang kiri jalan
menuju ke neraka. Disanalah mereka menunggu kedatangan orang tua mereka. Rasa cemas selalu menghampiri anak-anak itu, rasa takut selalu membayangi
pikiran mereka. Sudah lama anak-anak menunggu, namun ayah dan ibunya tak
Universitas Sumatera Utara
69
juga datang, digambarkan dengan kata: ”Lah putih mata kami memandang, urat leher terasa lah tagang, dimanalah ayah dan bunda sekarang”.
Halaman 10
Penulis syair menceritakan bahwa anak-anak mulai menangis tersedu- sedu, karena tidak juga bertemu dengan ayah dan ibu mereka, tak hentinya mereka
memohon kepada Allah agar secepatnya bertemu ayah dan bundanya. Anak-anak teringat akan besarnya jasa ayah dan ibunya sewaktu ia masih hidup di dunia. Ibu
selalu merawat mereka, memberi kasih sayang dan menjaga mereka dari bahaya sepanjang hari. Ayah yang selalu mencari nafkah untuk memberi mereka makan
dan minum. Ayah dan ibu selalu berdoa setiap shalatnya, agar anaknya selalu diberi kesehatan dan umur panjang, agar anaknya menjadi orang yang berguna
dan bisa merawat mereka ketika mereka sudah tua kelak. Ungkapan ini tertuang dengan untaian kata: “selalu mendoa’ sesudah sembahyang, setiap pagi setiap
petang, diharapkan agar membalas guna, menjaga memelihara pabila lah nua, setelah besar membalas jasa, kepada kedua ibu dan bapa”.
Halaman 11
Pada halaman ini penulis syair mengungkapkan begitu besar harapan ayah dan ibu kepada anaknya. Namun Allah berkehendak lain. Allah telah mengambil
nyawa anaknya ketika sang anak masih kecil. Tidak bisa diungkapkan kesedihan yang dirasakan ayah dan ibu mereka saat itu.
Sudah lama anak-anak menunggu di jalan bersimpang dua itu, tapi ayah dan bunda tidak juga datang. Anak-anak bertanya kepada Allah, berapa lama lagi
mereka akan menunggu. Tidak lama kemudian lewatlah kaum satu rombongan berjalan di hadapan mereka. Anak-anak merasa senang dan gembira, mereka
mengira bahwa itu adalah ayah dan ibunya. Mereka bertanya kepada kaum satu rombongan itu, “apakah ada diantara kalian ayah dan ibu kami?”. Anak-anak telah
menyiapkan air di dalam kendi yang akan diberikan untuk pelepas dahaga ayah dan ibu mereka. Kemudian kaum itu menjawab, “ wahai kanak-kanak yang
Universitas Sumatera Utara
70
jombang, yang kalian tunggu telah datang, kamilah ayah dan ibu kalian, janganlah kalian ragu”.
Halaman 12
Pada halaman ini penulis syair menceritakan bahwa kaum itu terus meyakinkan kepada anak-anak bahwa merekalah ayah dan ibunya, mereka tidak
lupa akan cirri-ciri dan wajah anak mereka. Kaum itu kemudian meminta air yang sudah disiapkan anak-anak itu di dalam kendi, untuk pelepas dahaganya, karena
matahari sangat panas saat itu, matahari yang berada satu jengkal di atas kepala, membuat kepala terasa akan pecah. Kaum itu tetap membujuk agar anak-anak
memberikan air di dalam kendi itu. Kemudian anak-anak berkata kepada kaum itu, “jika memang betul kalian
ayah dan ibu kami, berilah kami keterangan yang pasti, kapan kami lahir dan kapan kami meninggal dunia? Siapa yang memandikan kami dan siapa pula yang
mengantarkan kami ke liang lahat?” Anak-anak ingin mendengar jawaban dari kaum itu, jika mereka bisa menjawab berarti benar merekalah orang tua yang
ditunggu anak-anak itu dan air pelepas dahaga akan diberi pada mereka.
Halaman 13
Pada halaman ini penyair menceritakan pula, kaum itu terdiam seketika mendengar pertanyaan dari anak-anak, mereka bingung karena tidak tahu
jawabannya. Karena tidak bisa menjawab pertanyaan dari anak-anak itu, maka kaum yang merupakan iblis dan syaitan itupun tidak mendapatkan air yang sudah
dibawa oleh anak-anak di dalam kandi. Kaum itu lalu kembali melanjutkan perjalanan dengan rasa sedih dan kecewa. Anak-anak itu sedikitpun tidak merasa
kasihan kepada iblis dan syaitan yang kehausan, biarlah mereka menerima azab Tuhan. Anak-anak itu kembali menunggu ayah dan ibunya di simpang jalan dua.
Mereka bermohon pada Allah untuk mempertemukan mereka kepada ayah dan ibu mereka.
Universitas Sumatera Utara
71
Halaman 14
Kemudian anak-anak kembali melihat satu rombongan lagi, mereka ini berjalan lambat karena kepayahan ditimpa terik matahari. Anak-anak terlihat
sangat senang dan gembira. Mereka menatap rombongan itu dengan sangat hati- hati dan teliti, agar mereka tidak dibohongi untuk yang kedua kalinya. Setelah
mereka melihat dengan cermat ternyata benar rombongan itu adalah ayah dan ibu mereka. Mereka langsung memeluk erat keduanya. Mereka segera memberi air
minum di dalam kendi yang sudah mereka siapkan untuk pelepas dahaga ayah dan ibu. Ayah dan ibu langsung meminum air dalam kendi tersebut. Air itu sangat
sejuk dan manis rasanya. Ayah dan ibu memandang anaknya sambil bercucuran air mata. Anak dicium dan dipeluk seerat-eratnya. Mereka saling melepaskan
rindu, karena sudah lama tidak bertemu. Mereka teringat masa di dunia ketika dibedung dipangku ibunya.
Halaman 15
Pengarang menceritakan lagi, setelah saling melepaskan rindu, sang ibu mulai bercerita tentang kehidupannya setelah anak meninggal dunia. Setiap hari
ibu selalu terbayang wajah anaknya, teringat saat anak masih di pelukan, seakan- akan anaknya hidup kembali, begitulah yang ayah dan ibu rasakan setiap harinya.
Kemudian ayah dan ibu menanyakan kepada anak-anak darimana mereka mendapatkan semua pakaian dan perhiasan yang mereka pakai. Sebelum anak-
anak menjawab pertanyaan ayah dan ibu, mereka terlebih dahulu menyampaikan isi hati mereka, menjelaskan bagaimana perasaan mereka semenjak berpisah
dengan ayah dan ibu. Ayah, ibu dan anak-anaknya saling menceritakan suka duka perpisahan mereka.
Halaman 16
Setiap hari selalu terbayang kenangan bersama ayah dan ibu, tidak satupun yang mereka lupakan. Anak-anak selalu berdoa kepada Allah di setiap shalatnya,
mereka selalu meminta agar bisa dipertemukan kembali dengan kedua orang
Universitas Sumatera Utara
72
tuanya. Anak-anak menjawab pertanyaan ayah dan ibu tadi, pakaian dan perhiasan itu adalah pemberian dari anak bidadari.
Walaupun anak-anak mendapat pakaian dan perhiasan yang mewah, hal itu lantas tidak membuat anak-anak merasa bahagia. Anak-anak menceritakan
bagaimana sakitnya mereka ketika ayah dan ibu menangisi kepergian mereka dahulu. Ketika jasad mereka sedang dimandikan, dan diantarkan sampai ke liang
lahat, saat itu pula ibu meratapi kepergian mereka. Terdengar ratap tangis ibu, menangis tersedu-sedu. Melihat keadaan yang demikian anak-anak merasa sakit
sekali, seakan-akan hati dan jantung mereka terbakar oleh bara api yang sangat panas.
Halaman 17
Begitu juga keadaan di syurga, meskipun di sana mereka hidup berkecukupan namun hati mereka tetap tidak tenang. Teringat tentang ayah dan
ibu. Kehidupan mereka adalah sama, sama-sama menanggung rindu, sama-sama bersedih dan sama-sama berduka. Mereka saling bercerita satu sama lain
menceritakan masa silam tentang apa yang mereka rasakan semenjak ditakdirkan Allah untuk berpisah.
Halaman 18
Pada halaman ini penulis syair memberikan sub judul yaitu Berhisab Dosa Pahala, dengan dihiasi iluminasi kanan dan kiri. Pengarang bercerita tentang
perhitungan dosa dan pahala bagi semua insan. Segala sesuatu sudah ditakdirkan Allah, orang-orang yang sedang bahagia bersama anak-anaknya bisa saja Allah
pisahkan, karena semua yang ada di dunia ini adalah milik-Nya, semua di bawah kuasa-Nya. Tetapi hal yang demikian itu bukanlah bentuk siksaan dari Allah,
melainkan ujian yang Allah datangkan kepada orang-orang yang beriman. Mereka yang sabar menghadapi ujian dari Allah akan mendapatkan pahala yang besar.
Kemudian turunlah perintah dari Allah kepada Jibril, agar mengumpulkan semua umat manusia di Padang Mahsyar, tidak ada yang dikecualikan, baik orang
Universitas Sumatera Utara
73
miskin, kaya, hina maupun terhormat. Semua akan dikumpulkan untuk ditimbang dosa dan pahalanya. Jibril pun menjalankan perintah Allah, semua manusia ia
kumpulkan dan tidak satupun ia kecualikan. Bermacam-macam kejadian yang terjadi di Padang Mahsyar itu. Ada yang
sedih ada yang gembira, orang-orang yang beriman akan senang hatinya. Orang- orang yang berdosa pasti akan ketakutan. Di sana umat manusia jalan berdesak-
desakan, ada yang terhimpit ada yang terinjak, ada pula yang mukanya pucat dan cekung, perutnya busung dan membusuk. Itulah orang-orang yang tidak
beruntung.
Halaman 19
Pada halaman 19 ini penulis syair menguraikan tentang manusia yang berbuat jahat dan maksiat ketika hidup didunia akan mendapat ganjarannya di
akhirat kelak. Tak ada guna sebuah penyesalan ketika sudah sampai di Padang Mahsyar. Tidak seorangpun merasa kasihan melihat orang-orang yang banyak
berbuat dosa, mereka mendapat balasan dari Allah, mereka terhimpit dan tertindih. Matahari hanya sejengkal di atas kepala, panasnya matahari sangat
terasa di ubun-ubun kepala, sangatlah panasnya. Keringat yang bau mengalir ke seluruh badan, tidak ada satupun tempat untuk bersembunyi. Begitulah azab di
Padang Mahsyar bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah sewaktu hidup di dunia. Semua itu hanya azab di padang mahsyar, belum lagi ‘azab di dalam
neraka. Jauh lebih menyakitkan dan akan terus berulang sepanjang masa. Manusia yang durhaka di atas dunia sudah pasti akan masuk neraka dan yang ta’at kepada
Allah sudah pasti tempatnya di Syurga. Padang mahsyar adalah tempat dihitungnya dosa dan pahala. Tidak ada satupun yang luput dari pandangan Allah.
Sekecil atau sebesar apapun dosa dan pahala akan tetap diperhitungkan karena semuanya ada catatannya, maka mereka akan tetap mendapatkan balasan.
Halaman 20
Pada halaman ini penulis syair memberikan sebuah nasihat bahwa hidup di dunia hanyalah sementara, hanya sekejap mata, kebahagiaan di akhirat untuk
Universitas Sumatera Utara
74
selama-lamanya, tiada batasnya.Maka selama hidup di dunia hendaklah sabar menghadapi ujian dari Allah, ikhlas menerima semua ketetapan Allah dan banyak
melalukan ibadah, sekecil apapun kebaikan yang dibuat akan tetap diberi pahala, dan sekecil apapun kejahatan yang dilakukan tetap diberi ganjaran.
Penyair membandingkan kehidupan akhirat beratus kali lamanya dari kehidupan dunia. Jika sewaktu di dunia lalai dalam menjalankan ibadah, di saat
mereka terlalu asyik dengan kehidupan di dunia, ajal pun datang tiba-tiba. Maka banyak mereka yang takut apakah mereka tertulis sebagai ahli neraka.
Setelah selesai perhitungan dosa pahala, kemudian seluruh umat manusia akan menyeberangi jembatan
ṣirāta al-mustaqīm. Jembatan yang sangat halus bak rambut dibelah tujuh dan sangat panjang yang di bawahnya terdapat api yang
berkobar. Jika saja terlambat menyeberang makan kaki manusia terjilat api yang menyala itu.
Halaman 21
Manusia yang sedikit amalannya akan merasa cemas, takut dan gelisah, sedangkan manusia yang banyak amalannya akan merasa senang, karena mereka
dapat melalui jembatan penyeberangan dengan cepat dan selamat. Orang-orang yang berdosa akan jatuh ke dalam neraka yang apinya sangat besar dan panas.
Bermacam-macam kejadian di jembatan penyeberangan itu, di jembatan ini tak ada pegangan dan tak ada lindungan. Ada yang jatuh ke dalam api saat
baru melangkahkan kaki di atas jembatan, ada yang jatuh saat berada di ujung jembatan dan ada pula yang jatuh ke dalam api saat berada di tengah-tengah
jembatan ṣirāta al-mustaqīm. Perintah Allah hendaknya dijalankan, taat beribadah
dan selalu berbuat kebaikan, menjauhi perbuatan mungkar, berkasih sayang kepada insan, berbudi baik, curahkan cinta kepada Allah Yang Agung dan
mengorbankan harta serta tenaga karena Allah, agar nanti dapat menyeberangi jembatan
ṣirāta al-mustaqīm dengan selamat.
Universitas Sumatera Utara
75
Halaman 22
Hidup di dunia hanyalah sementara, jangan dengarkan bisikan syaitan, jangan ikuti hawa nafsu duniawi, ingatlah selalu kepada Tuhan agar hidup bisa
selamat. Setiap kejahatan pasti ada ganjaran dan setiap kebaikan pasti ada balasan. Jika manusia sudah lupa kepada Tuhan makan akan banyak godaan iblis yang
datang, dan di akhirat akan mendapat ganjaran azab neraka. Tuhan juga akan melupakan umatnya jika umatnya melupakanNya sewaktu hidup di dunia dulu.
Halaman 23
Pada halaman ini penyair menjelaskan bahwaAllah tidak akan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang tidak menjalankan perintah-
Nya dan mendustakan rasul-Nya. Setelah melihat dan merasakan panasnya api neraka mereka pun meminta untuk dikembalikan ke atas dunia. Mereka insyaf dan
ingin bertaubat, mereka baru meyakini bahwa hari pembalasan itu memang ada. Mereka berjanji akan rajin beramal dan beribadah kepada Allah. Namun Allah
berkata lain, taubat dan doa mereka tidak akan diterima lagi, mereka harus merasakan ‘azab neraka. Dulu di dunia mereka tidak percaya akan hari
pembalasan ini, sekarang mereka merasakan sendiri bagaimana rasanya hari pembalasan itu. Rasakan bagaimana panasnya api neraka, menahan haus dan
lapar, dan siksaan lainnya. Bacalah nasihat ini berulang kali, agar melekat di dalam hati bagaimana pedihnya siksaan di neraka nanti. Ingatlah bahwa semua
yang hidup pasti akan mati, tidak ada tempat untuk bisa bersembunyi.
Halaman 24
Pada halaman 24 ini terdapat tiga sub judul, yaitu: 1.
Macam azab neraka 2.
Do’a kanak-kanak dikabulkan Tuhan 3.
Kanak-kanak bersama ibu bapa masuk syurga Dikisahkan kembali bahwa ketika anak-anak sedang asyik duduk bersama
ayah dan ibunya, saling bercerita melepaskan rindu, tertawa gembira bersama-
Universitas Sumatera Utara
76
sama, datanglah perintah dari Allah kepada Jibril untuk membawa ayah dan ibu dari anak-anak tadi ke Padang Mahsyar, tempat semua umat manusia
dikumpulkan. Anak-anak merasa sedih sekali, mereka mengira bahwa ayah dan ibu akan selalu bersama mereka, namun perintah Allah tidak bisa dibantah, ayah
dan ibu harus tetap dikumpulkan bersama umat yang lainnya, agar ditimbang dosa dan pahalanya. Jika ayah dan ibu berdosa maka nerakalah tempatnya.
Halaman 25
Anak-anak merasa cemas memikirkan bagaimana nasib kedua orang tua mereka. Bagi orang-orang yang ta’at dan rajin beribadah maka dengan selamat
mereka menyeberangi jembatan ṣirāta al-mustaqīm, dan bagi orang-orang yang
banyak dosanya akan jatuh ke dalam api neraka. Azab di dalam neraka sungguh sangat menyakitkan. Badan disiksa tiada
henti, kerongkongan kering rasa terbakar, badan letih perutpun lapar. Kulit yang hangus berganti lagi, begitulah siksaan setiap hari. Penghuni neraka akan
menjerit-jerit kesakitan, memaki-maki karena menahan sakit. Demikianlah keadaan di dalam neraka. Hidup di dunia bila tidak sembahyang, di akhirat badan
akan dibakar api. Bila hidup di dunia memakan riba, di neraka perutnya akan buncit dan membusuk. Laki-laki dan perempuan yang berbuat zina, di dunia wajib
didera dan di akhirat akan mendapat siksaan yang sangat dahsyat, mereka kekal selamanya di dalam neraka.
Halaman 26
Penyair memberikan nasihat tentang macam azab neraka. Orang-orang yang memakan harta anak yatim akan mendapat dosa besar. Orang yang suka
bergunjing dan finah akan dipotong lidahnya, anak yang durhaka kepada kedua orang tua tidak akan pernah masuk syurga, orang yang bakhil dan kikir
punggungnya akan disetrika. Orang yang suka berbohong, adu domba, tamak dan rakus akan Allah benamkan ke dalam api neraka. Bagi orang-orang yang syirik
selama hidupnya akan Allah kekalkan di dalam neraka.
Universitas Sumatera Utara
77
Orang-orang yang berada di dalam neraka merasa sedih melihat orang- orang yang bergembira di dalam syurga. Mereka meminta air untuk pelepas
dahaga kepada orang-orang di dalam syurga, namun Allah mengharamkan hal itu. Tidak ada satupun yang bisa menolong mereka.
Anak-anak kembali teringat kepada kedua orang tuanya. Anak-anak merasa sedih karena ayah dan ibu masuk ke dalam api neraka. Ayah dan ibu selalu
disiksa siang dan malam. Kemudian anak-anak berdoa kepada Allah, mereka selalu meminta agar kedua orang tuanya dikeluarkan dari dalam neraka dan
mereka dapat berkumpul kembali.
Halaman 27
Penulis syair mengisahkan, anak-anak selalu meminta kepada Allah agar ayah dan ibu segera dikeluarkan dari dalam neraka. Anak-anak mengatakan
bahwa ayah dan ibunya sangatlah sayang kepada mereka. Sembilan bulan ibu mengandung, tidak pernah mengeluh. Segala kasih sayang selalu tercurah kepada
mereka. Anak-anak menangis terisak-isak, air mata mengalir tiada henti melihat ayah dan ibunya masuk neraka. Ketika di dunia ayah dan ibu bersusah payah
mengurus mereka, memberi makan dan minum, menjaga mereka dari bahaya, mencucikan pakaian mereka dan merawat mereka siang dan malam.
Anak-anak selalu berdo’a siang dan malam, meminta kepada Allah agar dosa ayah dan ibunya diampuni. Agar ayah dan ibunya segera dikeluarkan dari
dalam neraka, dan dimasukkan ke dalam syurga. Jika do’a anak-anak tidak dikabulkan, maka mereka meminta untuk dibukakan pintu neraka, biarlah mereka
masuk ke dalam neraka asalkan mereka bisa bersama ayah dan ibu mereka.
Halaman 28
Penulis syair melanjutkan kisahnya, anak-anak rela menanggung siksa api neraka asalkan mereka bisa bersama ayah dan ibu. Anak-anak berdo’a dengan iba
hati, air mata terus mengalir setiap do’a-do’a itu dipanjatkan. Allah itu bersifat Rahman, Allah ituMaha Pengasih lagi Maha Penyayang. Do’a anak-anak itu Allah
Universitas Sumatera Utara
78
kabulkan, sungguh Allah Maha mulia lagi Maha tinggi. Begitu besar kasih sayang Allah kepada anak-anak itu. Kepada Jibril Allah perintahkan untuk menemui
malaikat Malik, penjaga pintu neraka. Anak-anak merasa sangat gembira mendengar berita itu. Jibril pun segera menjalankan perintah Allah untuk
menemui Malik bersama dengan anak-anak. Pintu neraka diketuk dan Malik bertanya apa tujuan Jibril dan anak-anak
itu datang ke neraka. Jibril menjelaskan maksud dan tujuannya datang kesana. Ia datang karena perintah Allah, ayah dan ibu anak-anak ini agar dikeluarkan segera,
karena Allah telah mengampuni dosa-dosanya. Malik pun segera memerintahkan ayah dan ibu dari anak-anak itu untuk segera keluar dari dalam neraka, karena
dosa-dosanya telah diampuni dan anak-anaknya sudah menunggu di depan pintu neraka. Anak-anak sangat senang bisa bertemu kembali dengan ayah dan ibunya,
walaupun wajah ayah dan ibu sudah hitam gosong karena dibakar api.
Halaman 29
Wajah ayah dan ibu hitam terbakar api, walaupun demikian anak-anak masih bisa mengenali wajah ayah dan ibu mereka masing-masing. Ayah dan ibu
bisa keluar dari dalam neraka karena do’a anaknya. Wahai sahabat serta saudara sekalian, jika anak meninggal sewaktu kecil maka ikhlaskanlah kepergiannya,
terimalah dengan lapang dada, di akhirat nanti pasti ada balasannya. Tenangkan hati dan serahkan diri kepada Allah, harta Allah akan kembali kepada Allah.
Semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah. Jangan pernah menempuh jalan yang salah, ingatlah selalu nasihat ini.
Kembali pada cerita anak-anak tadi, setelah bertemu ayah dan ibu akan dibawa ke dalam syurga bersama-sama. Akan tetapi ayah dan ibu merasa malu
kepada seluruh penghuni syurga, karena badan mereka hitam dan bau, mereka merasa tidak enak hati. Karena melihat hal itu, anak-anak membawa ayah dan
ibunya ke sungai yang berada di antara syurga dan neraka, airnya jernih dan sejuk.
Universitas Sumatera Utara
79
Halaman 30
Penulis syair melanjutkan kisahnya tentang keadaan di dalam syurga. Ayah dan ibu langsung mandi membersihkan seluruh badan, dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Kemudian diberi minyak pemberian anak bidadari. Baunya harum sangat wangi. Mereka telah sampai di dalam syurga. Ayah dan ibu sangat
takjub melihat keindahan syurga, karena tidak ada tandingannya di atas dunia. Semuanya ada disana, semua orang bersuka ria sepanjang hari. Wahai sahabat
serta saudara, kuatkanlah iman di dalam dada, jangan sampai tertipu oleh godaan syaitan. Hidup di dunia tidak akan lama, di akhirat abadi selamanya. Coba
bayangkan jika badan hangus dimakan api, tidak ada satupun tempat untuk bersembunyi.
Halaman 31
Coba bayangkan nikmat syurga yang tidak ada bandingannya. Zikirlah selalu kepada Allah, maka hidup akan selamat. Sampai disini syair kanak-kanak
ini, ibu dan bapak jangan sedih jika kehilangan anak, karena Allah yang lebih ber hak atas semua insan. Serahkan diri kepada Allah dan yakinkan hati, di akhirat
pasti akan Allah pertemukan kembali. Tamatlah kisah anak-anak ini, kepada pembaca pengarang mohon maaf jika ada kesalahan. Kritik dan saran pengarang
terima untuk perbaikan cetakan selanjutnya. Akhir kata al- ḥamdulillāhi rabbi al-
‘ālamīna. Pada halaman ini juga ditambahkan keterangan tentang cerita kanak-kanak
di dalam syurga disertai Hadist-hadist Nabi terkait kisah ini.
Universitas Sumatera Utara
80
3.4.2 Pesan Naskah